Feeds:
Posts
Comments

Archive for April, 2025

Dari Abdullah bin Abi Aufa, rasulullah bersabda:

Wahai sekalian manusia, janganlah kalian berharap untuk bertemu dengan musuh, dan mintalah keselamatan kepada Allah. Tetapi jika kalian bertemu dengan musuh, hendaknya kalian bersabar. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya surga itu di bawah kilatan pedang”. (Hadis sahih) – (Muttafaq ‘alaih).

Hadist ini sering digunakan untuk menyerang Islam dengan cara dipotong bagian awalnya hingga seolah Islam adalah ajaran pedang alias kekerasan. Inilah yang dijadikan pegangan bahwa Islam adalah ajaran penuh kebencian hingga menyebabkan Islamophobia akut di kalangan Barat. Islam bagi mereka adalah teroris.

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya surga itu di bawah kilatan pedang”.

Padahal bila kita baca dan perhatikan secara utuh, hadist tersebut justru mengajarkan kesabaran. Menariknya lagi, dengan adanya panggilan “wahai sekalian manusia” bukan “wahai sekalian orang beriman” di awal kalimat, menunjukkan bahwa hadis ini mengajarkan agar seluruh manusia, bukan khusus umat Islam atau orang beriman, untuk selalu berbaik sangka, tidak mencari permusuhan dan keributan. Berdoa selalu kepada Allah swt agar diberi keselamatan.

Akan tetapi bila ternyata ada orang datang mengganggu, memusuhi,  apalagi memerangi, hendaknya bersabar. Namun bersabar bukan berarti diam, pasrah akan tetapi wajib melawan sekuat tenaga, bahkan hingga mati. Mati demi membela diri dan keimanan, keluarga, darah dan harta, syurga adalah balasannya. Itulah mati syahid. Kata pedang digunakan karena perang pada waktu itu biasanya menggunakan pedang. Kilatan pedang menunjukan kedasyatan perang.   

Dari sini jelas terlihat bahwa perang dengan pedang/kekerasan adalah jalan terakhir ketika jalan damai tidak dapat dilakukan. Ini menunjukkan bahwa perang dalam Islam adalah defensive/bertahan bukan ofensif/menyerang. Perang cara ini adalah demi tegaknya keadilan di atas muka bumi. Sementara perang dengan lisan dan pena yaitu dengan perkataan dan tulisan adalah demi tegaknya kalimat Laa ilaha ila Allah, tiada tuhan selain Allah.  

Islam adalah agama yang damai, agama yang tidak menyukai peperangan kecuali terpaksa. Ayat 32 surat Al-Maidah  berikut secara jelas menerangkan membunuh 1 orang tanpa sebab maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya.

“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi”.

Ayat Al-Quran diatas menyebut dengan jelas, bani Israil, namun sebenarnya juga berlaku bagi umat nabi Muhammad saw yaitu umat Islam. Ironisnya, hari ini seluruh dunia bisa melihat dengan jelas bagaimana Zionis Israil melakukan kebiadaban yang benar-benar di luar nalar manusia. Lebih dari 50 ribu penduduk Gaza mereka bantai, tidak peduli laki perempuan, tua muda, anak kecil. Bahkan sekolah, rumah sakit dan penampunganpun mereka bombardir. Pun setelah adanya perjanjian genjatan senjata tanpa rasa malu mereka langgar.

Bandingkan dengan apa yang terjadi pada peristiwa penaklukkan Yerusalem di tahun 637 di zaman khalifah Umar bin Khattab ra atau pada salah satu perang Salib (pertempuran Hittin ) pada tahun 1187 di masa sultan Salahuddin Al-Ayyubi.

Pada akhir ayat di atas, dapat kita ketahui pula bahwa orang-orang Israil sejak dulu memang  suka berbuat kerusakan di muka bumi, termasuk membunuh para nabi. Rasulullahpun tak luput dari percobaan pembunuhan, bahkan hingga beberapa kali.

Pengusiran yang dilakukan Rasulullah terhadap bani Israil seperti bani Qainuqa’, bani Quraizhah dan bani Nadhir dari Madinah ( dulu Yastrib) karena berkali-kali mereka melanggar piagam Madinah, bukan hanya karena mereka Yahudi.

Piagam Madinah adalah piagam perdamaian yang dibuat Rasulullah agar penduduk Madinah hidup damai, saling menghargai dan menghormati apapun agama maupun suku mereka. Piagam ini juga menerangkan bagaimana berinteraksi antar pemeluk agama yang berbeda.

Para pakar politik dunia saat ini mengakui bahwa piagam Madinah adalah konstitusi pertama dunia yang menjadi sumber inspirasi untuk membangun masyarakat yang pluralistik, memiliki relevansi yang kuat dengan perkembangan masyarakat internasional dan menjadi pandangan hidup modern berbagai negara di dunia.

Siapa yang tidak sempurna imannya wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Seseorang yang tetangganya tidak merasa aman atas kejahatannya.” (HR al-Bukhari).

Perang yang terjadi selama masa kerasulan ( perang pertama baru terjadi pada tahun ke 2 hijriyah, atau 15 tahun setelah masa kerasulan) sebenarnya juga bukan perang panjang dengan korban massif. Perang-perang tersebut berlangsung hanya dalam hitungan hari dengan adanya jeda waktu. Bandingkan dengan sejumlah perang yang pernah terjadi di dunia yang bisa mencapai tahunan bahkan ratusan tahun sebagaimana tercantum pada link berikut :

https://databoks.katadata.co.id/demografi/statistik/0a0b2090f28488f/daftar-perang-terpanjang-dalam-sejarah-hingga-lebih-dari-700-tahun

Melansir dari World Atlas, perang dengan periode terlama yang dicatat sejarah adalah Reconquista, yakni berlangsung selama 781 tahun. Perang Reconquista atau Perang Salib Iberia merupakan perang antara Portugis dan Spanyol dengan Kekhalifahan Kordoba. Perang-perang lain adalah Perang Dunia I (4 tahun), Perang Dunia II (6 tahun), perang Seratus Tahun antara Inggris dan Perancis dll.

Perang di masa hidup Rasulullah yang jumlahnya 27 kali ( mulai tahun ke 2 H hingga tahun ke 10 H), bila ditotal jumlahnya tidak lebih dari 540 hari ( kurang dari 1.5 tahun). Korbannyapun tidak pernah menyasar warga sipil apalagi anak-anak. Demikian pula perintah perang dalam Al-Quran yang sering dituding oleh musuh-musuh Islam sebagai biang kekerasan, sebenarnya hanya 7% dari total ayat yang ada dalam Al-Quran. Itupun dengan berbagai persyaratan. Diantaranya  adalah sebagai berikut:

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa membunuh seorang kafir dzimmi, maka dia tidak akan mencium bau surga. Padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun”. (HR. An Nasa’i).

Selebihnya bermacam-macam, antara lain yang paling utama adalah tentang tauhid ( bahwa Tuhan adalah satu), berbagai perintah ( seperti shalat, zakat, infak sedekah, haji, berbuat baik pada orang-tua/manusia/mahluk dll, berbagai larangan ( seperti minum khamr/alcohol, makan babi, zina dll), sains dan kedasyatan alam semesta, kisah orang-orang terdahulu, nabi, rasul dll.     

Dari Abdullah ibnul Mishwar, ia berkata, “Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ’Seorang yang beriman tidak akan kekenyangan sedangkan tetangganya dalam keadaan lapar”.

Anehnya ada saja orang yang saat ini masih juga membela Israel yang jelas-jelas telah melakukan genosida terhadap rakyat Palestina, Gaza khususnya, bahkan menyebar Islamophobia yang jelas-jelas menjadi korban kebiadaban Israel.   

“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar?Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada”. ( Terjemah QS. Al-Hajj (22):46).

Wallahu’alam bish shawwab.

Jakarta, 9 April 2025.

Vien AM.

Read Full Post »