Feeds:
Posts
Comments

Archive for the ‘Catatan Perjalanan’ Category

Alhamdulillah atas izin Allah swt pada November 2023 lalu akhirnya kami diberiNya kesempatan untuk mengunjungi Uzbekistan yang sejak beberapa tahun merupakan impian kami berdua.  

Di tengah tragedy mengerikan genosida yang dilakukan teroris Zionis Israel terkutuk terhadap rakyat Palestina khususnya Gaza, sungguh perjalanan ini bagai oase di padang pasir. Betapa tidak, di saat hati ini begitu sedih,marah, kecewa menyaksikan saudara-saudari seiman dibantai hanis-habisan tanpa dapat berbuat sesuatu, kami disuguhi pemandangan kejayaan Islam meski hanya tinggal kenangan.

Yaitu zaman keemasan Islam pada abad 14 di Uzbekistan. Islam dengan budaya dan peradaban yang tinggi, yang menjadi pusat ilmu pengetahuan hingga orang-orang Barat yang ketika itu belum maju berdatangan untuk menimba ilmu. Islam yang begitu terpandang hingga tak seorangpun berani melecehkannya tidak seperti yang terjadi sekarang ini.

Ironisnya lagi, tak satupun negara Islam dan Arab yang tergerak secara nyata membantu Palestina melawan penjajah Israel dengan mengirimkan pasukan dan senjatanya. Padahal tidak sedikit hadist Rasulullah yang menjelaskan pentingnya ukhuwah Islamiyah, diantaranya adalah sebagai berikut:  

Dari An-Nu’man bin Bisyir dia berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi di antara mereka adalah ibarat satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR Muslim No 4685)

Ukhuwah Islamiyah yang merupakan kekuatan dan kemenangan Islam di masa lalu yang kini telah menghilang menguap ditelan oleh kecintaan akan kemewahan harta benda dunia yang berlebihan. Itulah Wahn.

Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat, pen) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”. Kemudian seseorang bertanya,”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?” Rasulullah berkata,”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’. Kemudian seseorang bertanya,”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata,”Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud dan Ahmad).

Di Uzbekistan inilah lahir sejumlah ulama dan tokoh-tokoh Islam kenamaaan seperti Imam Al-Bukhari dan Imam at-Tirmidzi yang merupakan ahli hadist, Ibnu Sina (bapak kedokteran modern), Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi (bapak Aljabar/ahli Matematika), Abd al-Manshur al-Maturidi ( ilmu Kalam), Imam Bahauddin An-Naqsyabandi (pendiri tariqah Naqsyabandiyah) dan masih banyak lainnya.

Ulug Bek yang berarti penguasa yang agung, adalah nama yang diberikan rakyat sebagai penghargaan untuk Mirzo Muhammad Taraghay bin Shahrukh. Ulug Bek adalah seorang sultan/raja Timurid, penguasa Transoxiana ( sekarang Uzbekistan) yang berkuasa pada abad 14. Ia adalah cucu Amir Timur ( Timur Leng) pendiri Uzbekistan. Ulug Bek juga dikenal sebagai seorang astronom dan ahli matematika.

Kepeduliaannya pada dunia ilmu pengetahuan terlihat jelas dari adanya madrasah terkenal yang diberi nama madrasah Ulug Bek. Madrasah artinya adalah tempat belajar atau sekolah. Kata ini berasal dari kata darosa yang artinya belajar. Di Indonesia madrasah dikhususkan sebagai sekolah yang kurikulumnya adalah pelajaran tentang keislaman. Madrasah Ibtidaiyah (MI) setara dengan Sekolah Dasar (SD), Madrasah Tsanawiyah (MTs) setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Aliyah (MA) setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). 

Namun pada tulisan kali ini saya ingin memulainya dengan tokoh kenamaan Uzbekistan, Ulug Bek, yang bagi telinga kita mungkin masih awam. Sebagaimana kita ketahui dulu belum ada spesialisasi ilmu pengetahuan seperti sekarang. Ketika itu seorang filosof (ahli filsafat) bisa memiliki keahlian di banyak bidang. Seorang filosof bisa menjadi ahli kedokteran, astronomi, sekaligus matematika. Meskipun biasanya para filosof itu memiliki kecenderungan di salah satu bidang pengetahuan. Kecenderungan ini bisa dilihat dari karya buku yang ditulisnya. Demikian pula Ulug Bek.

Madrasah Ulug Bek agak berbeda. Ia adalah sekolah untuk anak umur 10 hingga 20 tahun dengan Al-Quran sebagai mata pelajaran utama/wajib. Satu guru Al-Quran mengajar 5 murid. Sedangkan ilmu pengetahuan dan sains adalah pelajaran pilihan kedua. Satu guru mengajar 10 murid. Di gedung sekolah/ universitas megah bernuansa biru cantik inilah sang sultan secara rutin mengajar Matematika dan astronomi, hingga akhir hayatnya.

Madrasah tersebut kini memang hanya tinggal kenangan. Namun gedungnya hingga kini diabadikan menjadi bangunan bersejarah warisan budaya yang menjadi ikon Uzbekistan.

Madrasah yang berdiri di area yang dinamakan Registan Square ini dibangun pada abad 14 di pusat kota Samarkand, ibu kota Uzbekistan ketika itu. Area luas lengkap dengan taman yang mengelilinginya itu terdiri atas 3 bangunan utama. Madrasah Ulug Bek disisi kiri, madrasah Sher-Dor persis dihadapan madrasah Ulug Bek serta di tengah adalah masjid dan madrasah Till-Kari. Sher-Dor dan Till-Kari dibangun sekitar 200 tahun setelah madrasah Ulug Bek. Sang sultan tidak hanya membangun madrasah di kota Samarkand tapi juga di Bukhara dan beberapa kota lain di Uzbekistan. Ia juga ikut mengawasi pembangunan kota seperti pengairan dll.

Sebagai seorang astronom  Ulug Bek juga membangun sebuah observatorium untuk meneliti benda-benda langit seperti bulan, bintang dan planet. Ketika itu teleskop belum ditemukan. Observatorium tersebut diakui oleh para ahli sebagai salah satu observatorium terbaik pada masa itu. Berkat observatoriumnya inilah Ulug Bek berhasil menciptakan katalog yang mencatat letak 1018 bintang. Katalog tersebut dikenal dengan nama Katalog Ulug Bek.  

Sayang tak lama setelah wafatnya observatorium tersebut lenyap dan baru ditemukan lagi pada tahun 1908 oleh seorang arkeolog. Untuk mengenang jasa Ulug Bek kini di depan observatorium yang sudah direnovasi tersebut dibangun sebuah museum yang diberi nama Museum Ulug Bek. Di museum tersebut kita dapat melihat observatorium versi mininya, cara kerja juga berbagai peninggalan-peninggalan Ulug Bek termasuk biografinya.

Ulug Bek juga dikenal sebagai pecinta seni. Ia menguasai 5 bahasa asing yaitu  Arab, Persia, Turki, Mongol dan Cina.  Di bawah kepemimpinannya kerajaan Timurid mencapai puncak kejayaan ilmu dan budaya. Menjadikan Samarkand dan Bukhara pusat kota budaya dan ilmu pengetahuan terbaik di Asia Tengah bahkan mungkin dunia. Ulug Bek tahu persis bahwa Sang Khalik akan memberi tambahan keuntungan dunia ketika seseorang mengejar keuntungan akhirat sebagaimana ayat 20 surat Asy-Syuraa berikut:

Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat“.

Sayangnya tidak sedikit orang yang tidak senang dengan keberhasilan Ulug Bek. Lawan politiknya termasuk juga anak sulungnya menggulingkan pemerintahannya. Ulug Bek akhirnya terbunuh dalam kudeta berdarah tersebut.

Sejarah berulang, ntah untuk ke berapa kalinya, demi kekuasaan sesama Muslim tega untuk saling menjatuhkan bahkan membunuh.  Sungguh menyedihkan ….      

(Bersambung).

Read Full Post »

Thaif adalah sebuah kota di provinsi Makkah yang terletak sekitar 65 kilometer di sebelah tenggara kota Makkah. Kota ini berhawa sejuk karena berada di lembah pegunungan yaitu pegunungan Asir yang merupakan 1 dari lebih 7 pegunungan yang mengeliling kota Mekkah.   

Kota ini dijuluki dengan julukan ‘Qoryatul Muluk’ yang artinya desa para raja. Disebut demikian karena sejak dahulu kala para pembesar Makkah menjadikannya tempat berlibur. Kini kota tersebut tidak saja menjadi tempat liburan para pembesarnya tapi juga rakyat biasa.  Di beberapa daerah tertentu para amir dan konglomerat Arab Saudi membangun vila-vila mewah mereka, dengan penjagaan super ketat tentunya.

Di Thaif inilah Rasulullah 15 abad lalu berkunjung, berharap siapa tahu dalam keadaan santai para pemimpin Quraisy yang sedang berlibur mampu berpikir jernih untuk menerima Islam. Ketika itu Rasulullah nyaris putus asa karena selama 10 tahun berdakwah hanya berhasil menarik 40 pengikut. Dan meskipun ke 40 pemeluk Islam tersebut semua berasal dari suku Quraisy namun sebagian besar dari mereka menolak Islam bahkan sangat memusuhi Rasulullah.

Suku Quraisy dimana Rasulullah berasal, adalah satu dari banyak suku yang menempati Mekkah. Suku yang merupakan keturunan dari nabi Ismail as ini adalah suku yang paling terpandang di Mekkah. Merekalah yang dipercaya untuk menjaga Ka’bah yang sejak dahulu sudah menjadi pusat peribadatan penduduk jazirah Arab.

Mereka ini pulalah satu-satunya suku yang  memiliki hak sekaligus kewajiban menerima dan menjamu tamu-tamu yang berdatangan dari segala penjuru jazirah demi memuliakan Ka’bah. Ibadah haji yang merupakan ibadah ritual yang disyariatkan Islam memang sudah ada sejak nabi Ibrahim as diutus ribuan tahun sebelum datangnya Islam, sebagaimana ayat 127 dan 128 surat Al-Baqarah berikut : 

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdo`a): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”.

Ironisnya, justru  itulah tampaknya yang membuat mereka terutama para pembesarnya, sulit menerima dakwa Rasullah SAW. Mereka khawatir dengan datangnya Islam mereka akan kehilangan kebesaran dan kemuliaan yang selama ratusan tahun telah mereka miliki. Itulah sebabnya perlawanan mereka terhadap Rasulullah makin menjadi-jadi apalagi sejak wafatnya Abu Thalib, pemuka Quraisy sekaligus paman yang senantiasa melindungi Rasulullah.

Untuk itu Rasulullah bertekad mendatangi para pemuka Quraisy ke Thoif. Mungkin dalam keadaan santai bersama keluarga di tempat yang sejuk pula, mereka lebih bisa diajak berbicara, paling tidak mau memberikan pertolongan dan perlindungan dari orang-orang yang memusuhi beliau, demikian pikiran Rasulullah.

Maka pada suatu hari di tahun 620M, tak lama setelah wafatmya dua orang yang sangat beliau sayangi, yaitu Siti Khadijah dan Abu Thalib, pergilah Rasulullah ke Thaif. Secara diam-diam, ditemani   Zaid bin Haritsah, Rasulullah memasuki kota Thaif. Perlu perjuangan yang tidak sedikit untuk mencapai kota tersebut apalagi dengan berjalan kaki. Namun tekad Rasulullah sudah bulat. Selama sepuluh hari Rasulullah berdiam di kota berhawa sejuk tersebut.

Namun pemuka-pemuka Quraisy benar-benar keras kepala. Alih-alih menemui, mereka malah memerintahkan orang-orangnya untuk melempari Rasulullah SAW hingga beliau terpaksa berlindung ke suatu kebun. Di kebun anggur milik  Uthbah dan Saibah bin Rabi’ah ini, Zaid bin Haritsah mengobati kaki dan kepala Rasulullah yang terluka akibat lemparan orang-orang Quraisy tersebut.  

Betapa sedihnya Rasulullah melihat kekerasan hati pemuka-pemuka Quraisy. Dengan penuh kepedihan diadukannya kesedihannya tersebut kepada Sang Khalik melalui doa berikut :

Ya Allah! Sesungguhnya kepadaMu-lah aku mengadukan kelemahan diriku, sedikitnya upayaku serta hina dinanya diriku di hadapn manusia, Wahai Yang Maha Pengasih di antara para pengasih! Engkau adalah Rabb orang-orang yang tertindas, Engkaulah Rabbku, kepada siapa lagi Engkau menyerahkan diriku?

(Apakah) kepada orang lain yang selalu bermuka masam terhadapku? Atau kepada musuh yang telah menguasai urusanku? Jika Engkau tidak murka kepadaku, maka aku tidak peduli, akan tetapi ampunan yang Engkau anugerahkan adalah lebih luas bagiku.

Aku berlindung dengan perantaraan Nur Wajahmu yang menyinari segenap kegelapan dan yang karenanya urusan dunia dan akhirat menjadi baik agar Engkau tidak turunkan murkaMU kepadaku atau kebencianMu melanda diriku. Engkaulah yang berhak menegurku hingga Engkau menjadi ridha. Tiada daya serta upaya melainkan KarenaMu.”

Mendengar hal tersebut, rasa belah kasih Uthbah dan Syaibah bin Rabi’ah tergerak. Mereka segera memanggil budak mereka yang beragama Nasrani bernama Addas seraya berkata kepadanya, “Ambillah setangkai anggur ini dan antarkan kepada orang tersebut (Nabi),”

Tatkala Addas menaruhnya di hadapan Nabi, beliau mengulurkan tangannya untuk mengambilnya dengan membaca “Bismillah“, lalu memakannya.

Addas berkata, “Sesungguhnya ucapan ini tidak biasa diucapkan oleh penduduk negeri ini.

Lantas Nabi bertanya kepada Addas, “Kamu berasal dari negeri mana? Dan apa agamamu?

Addas menjawab, “Aku seorang Nasrani dari penduduk Ninawa (Nineveh).

Nabi berkata lagi, “Dari negeri seorang pria shalih bernama Yunus bin Matta?”

Addas berkata, “Apa yang kamu ketahui tentang Yunus bin Matta?

Nabi menjawab, “Dia adalah saudaraku, dia seorang Nabi, demikian pula dengan diriku.

Addas langsung merengkuh Nabi, kedua tangan dan kedua kaki Nabi pun diciuminya. Sementara, Uthbah dan Syaibah bin Rabi’ah saling berkata satu sama lainnya, “Budakmu itu telah dibuatnya menentangmu.

Maka, tatkala Addas datang, keduanya berkata kepadanya, “Bagaimana kamu ini! Apa yang telah kamu lakukan?”

Wahai tuanku! Tidak ada sesuatu pun di muka bumi ini yang lebih baik dari orang ini! Dia telah memberitahukan kepadaku suatu hal yang hanya diketahui oleh seorang Nabi,” jawab Addas tegas.

Tak heran bila saat ini dapat kita temui masjid bernama Addas yang dibangun untuk mengenang bekas budak yang kemudian memeluk Islam tesebut. Sementara itu demi menjawab doa Sang Kekasih Allah swt mengirim 2 malaikat gunung untuk menghibur beliau seraya berkata,

Wahai Rasulullah, maukah engkau jika aku jatuhkan dua gunung kepada mereka? (Jika engkau mau, maka akan aku lakukan).”

Namun Rasulullah menolak bahkan menjawab, “Aku justru berharap Allah akan mengeluarkan dari tulang rusuk mereka generasi yang menyembah Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun.

Doa yang tulus dipanjatkan Rasulullah tersebut dikabulkan Allah swt. Terbukti beberapa tahun kemudian penduduk Thaif memeluk Islam. Bahkan menjadi satu-satunya suku Arab yang tak satupun pemeluknya murtad setelah wafatnya Rasulullah beberapa tahun kemudian.     

Ahamdulillah Allah swt memberi kami kesempatan mengunjungi kota tersebut pada November lalu dengan menaiki bus yang disediakan travel umrah yang kami gunakan. Ntah mengapa Thaif yang menyimpan peristiwa bersejarah tersebut baru beberapa tahun belakangan ini menjadi salah satu tujuan para jamaah haji dan umroh. Cukup banyak tempat ziarah yang bisa dikunjungi di kota ini. Di antaranya adalah masjid dan makam sahabat Nabi Abdullah bin Abbas, Masjid Addas, Masjid Kuk, dan Pasar Ukaz.

Kami melaksanakan shalat jama’ Zuhur dan Ashar di masjid Abdullah bin Abbas. Abdullah bin Abbas RA  adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW yang berpengetahuan luas dan banyak hadis sahih yang diriwayatkan melalui dirinya. Ia jugalah yang menurunkan seluruh khalifah dari Bani Abbasiyah.Abdullah bin Abbas lahir tiga tahun sebelum Rasulullah hijrah. Saat Rasulullah wafat, ia baru berusia 13 tahun. Namun hubungannya dengan Rasulullah sangat dekat. Rasulullah sangat menyayanginya.

Ya Ghulam ( anak kecil) , maukah kau mendengar beberapa kalimat yang sangat berguna?” tanya Rasulullah. “Jagalah (ajaran-ajaran) Allah, niscaya kamu akan mendapatkan-Nya selalu menjagamu. Jagalah (larangan-larangan) Allah, maka kamu akan mendapati-Nya selalu dekat di hadapanmu.” 

Nasihat tersebut rupanya dipegang Abdullah bin Abbas hingga akhir hayatnya. Saking waro dan tawadhunya, di akhir-akhir hidupnya ia memilih tinggal di Thaif dari pada di Mekkah yang makin hari makin ramai. Abdullah bin Abbas wafat pada usia 71 tahun. Jasadnya kemudian dikebumikan di tempat dimana kini berdiri masjid Abdullah bin Abbas.  

Kini Thaif selain penduduknya yang taat menyembah hanya kepada Allah swt, alamnyapun subur dan menjadi salah satu daerah pertanian terpenting di Arab Saudi. Aneka buah-buahan seperti kurma, jeruk, anggur, plum, tin dll dengan mudah dapat kita temui di kota tersebut.

Demikian juga beragam macam sayur-mayur dan bunga-bungaan.  Bunga-bungaan seperti mawar, misk, dan yasmin dijadikan sebagai bahan baku untuk membuat minyak wangi. Hasil tanaman yang melimpah ruah tersebut sebagian diekspor ke berbagai negara. Rashed Husain Alqorashei Factory sebuah tempat penyulingan bunga mawar  di Thaif adalah salah satu tujuan wisata Thaif. Di tempat tersebut pengunjung dapat menyaksikan presentasi bagaimana cara  mengolah bunga mawar hingga menjadi parfum, sabun, lotion dll. 

Tak jauh dari tempat tersebut dapat ditemui toko yang menjual hasil sulingannya. Selanjutnya untuk mengisi perut yang telah mulai keroncongan sebuah rumah makan yang menyajikan nasi mandi yang merupakan makanan khas Timur Tengah lengkap dengan teh herbalnya siap menanti.  

Thaif juga rupanya dapat dinikmati melalui kereta gantung ( cable car/periferik). Dari atas kereta yang meluncur di atas bebatuan cadas ini kita dapat melihat jalan raya mulus yang meliuk bagaikan ular di tengah bentangan pemandangan pegunungan yang mengelilingi Thaif.

Hal lain yang tak kalah menarik dari Thaif adalah keberadaan pohon Zaqqum, pohon yang namanya tercantum dalam surat Al-Waqiah ayat 52-56. Dalam ayat tersebut diceritakan bahwa pohon langka yang durinya tajam dan besar tersebut adalah makanan penghuni neraka. Pohon yang rasanya pahit luar biasa ini kabarnya tidak tumbuh dimanapun kecuali di kota Thaif ini.  

Wallahu’alam bish shawwab.

Jakarta, 9 Januari 2023.

Vien AM.

Read Full Post »

sarangan1IMG_20191216_143949Dengan disambut hujan rintik-rintik, atas izin-Nya, sampai juga kami di tepian telaga Sarangan yang cantik itu. Pemandangan gunung Lawu dengan pohon pinusnya yang menjadi latar belakang danau sungguh menambah keindahan danau yang airnya jernih tersebut. Tak salah bila telaga ini juga dinamai Cermin Raksasa. Sejumlah perahu boat dengan aneka warnanya terlihat diparkir di tepi danau, siap mengantar pengunjung mengelilingi danau berudara sejuk tersebut. Disamping juga kuda, yang siap mengitarinya dari daratan.

Sayang hujan makin lama turun makin lebat. Dengan berat hati, akhirnya kamipun meninggalkan danau yang punya kenangan indah tersendiri bagi saya itu. Kenangan puluhan tahun lalu ketika orang-tua saya mengajak kami, anak-anak yang masih kecil, mengunjungi danau tersebut …

Dalam perjalanan kembali menuju Solo, di tengah hujan yang masih mengguyur, keindahan pemandangan pegunungan masih terus menampakkan diri. Hingga ketika terlihat sederetan warung di pinggir jalan, Bimo menyeletuk “Makan mie rebus enak nih kayaknya”, “ Tambah jagung bakar sama pisang goreng”, sahut Laras penuh selera, “ plus kopi panas”, imbuh bapaknya seraya melirik saya, seolah menunggu izin.

Walhasil menepilah kami di salah satu warung yang ditunggui seorang ibu tua. Kami segera keluar dan memesan makanan. Udara terasa dingin menggigit.

Ini masih lumayan bu, paling cuma 12 drajat. Kalau malam lebih dingin lagi”, ujar si ibu pemilik warung. Kami saling pandang penuh arti,” … Waah g nyangka rupanya orang desapun tahu satuan drajat yaa .. hebring, bisik saya kagum … 🙂

sarangan3Untung tak lama, munculah kopi, mie rebus, pisang goreng dan jagung bakar pesanan kami. Sambil menikmati dinginnya udara dan cantiknya pemandangan kamipun segera menyantapnya. Angin berhembus datang pergi membawa kabut tebal “menelan” perbukitan deretan bukit hijau kekuningan yang melatar-belakangi warung.

IMG_20191216_161712Tak lama kamipun meneruskan perjalanan. Rupanya tempat kami tadi berhenti persis di depan Cemara Kandang, pos bagi mereka yang hendak mendaki ke puncak Gunung Lawu. Pos ini terletak tidak terlalu dengan perbatasan Jateng – Jatim.

Esoknya, kami mengunjungi pasar Klewer untuk membeli sekedar oleh-oleh batik. Setelah itu, dengan berjalan kaki kami menyebrangi jalan dan tiba di masjid Agung yang letaknya bersebelahan dengan kraton ( kerajaan) Solo/Surakarta.

20191217_14075220191217_140307Masjid kuno yang dibangun oleh Sunan Pakubuwono III pada tahun 1763 dan selesai pada tahun 1768 ini awalnya memang milik kraton Surakarta. Selain digunakan untuk shalat Jumat sebagaimana layaknya masjid agung, masjid juga digunakan untuk berbagai kegiatan tradisi seperti Sekaten (festival memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW) dengan Garebeg sebagai acara puncaknya.

Pada puncak acara tersebut iring-iringan gunungan, yaitu susunan berbagai makanan yang biasanya terdiri dari hasil bumi, beras ketan, makanan, buah-buahan serta sayur-sayuran yang diusung sejumlah orang diarak dari istana menuju masjid Agung. Setelah didoakan, gunungan yang melambangkan kesejahteraan dan lambang keberkahan tersebut dibagikan kepada masyarakat yang sudah menunggu sejak pagi hari. Selanjutnya sebagian gunungan tersebut dibawa pulang dan ditanam di sawah/ladang mereka dengan harapan agar sawah\ladang mereka menjadi subur dan bebas dari segala macam bencana dan malapetaka.

Menurut beberapa sumber, tradisi Garebeg telah dilakukan sejak masa kerajaan Majapahit yang menganut ajaran Hindu, dan berlanjut hingga masa kerajaan Mataram. Wali Songo yang kemudian datang memperkenalkan ajaran Islam memperbolehkan tradisi tersebut berlanjut sebagai jembatan peralihan menuju ajaran Islam.

Kami memang tidak melihat acara tersebut tapi siang itu ketika kami menuju Pasar Klewer terjadi kemacetan parah. Usut punya usut akhirnya kami mendapat info bahwa sedang berlangsung acara haul Habib Ali bin Muhammad.

Awalnya kami tidak paham acara apakah gerangan. Setelah googling kami baru tahu bahwa Habib Ali bin Muhammad adalah seorang ulama besar asal Yaman keturunan rasululah Muhammad saw dari jalur Husein bin Ali bin Abu Thalib, putra dari Fatimah Az-Zahra putri rasulullah saw. Meski ulama Yaman tersebut seumur hidupnya tidak pernah menginjakkan kakinya di Indonesia namun namanya sangat dekat dengan masyarakat Indonesia, khususnya Solo. Itu disebabkan salah keturunan Habib Ali yang menetap di Solo, dan mempunyai banyak murid di kota ini.

https://www.solopos.com/gagasan-haul-dan-risalah-maulid-simtuddurar-883666

Habib Ali wafat pada tahun usia 74 tahun, bertepatan dengan 20 Rabiulakhir 1333 Hijriah atau tahun 1912 Masehi. Hari wafatnya itulah yang kemudian tiap tahunnya diperingarti masyarakat Solo. Itulah yang dinamakan Haul. Beberapa tahun terakhir, jemaah yang mengikuti Haul terus bertambah, tidak hanya dari Solo melainkan juga dari kota-kota lain di Indonesia bahkan dari negara tetangga seperti Singapur, Malaysia, Yaman dll.

Namun seperti juga Maulud ( peringatan hari kelahiran nabi Muhammad saw), Haul sejatinya adalah bagian dari tradisi masyarakat bukan ajaran Islam. Karena Islam hanya mengenal 2 hari besar yaitu hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha sebagaimana hadist berikut:

Anas radhiyallahu ‘anhu berkata,

Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya untuk bersenang-senang dan bermain-main di masa jahiliyah. Maka beliau berkata, “Aku datang kepada kalian dan kalian mempunyai dua hari raya di masa Jahiliyah yang kalian isi dengan bermain-main. Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari raya Idul Fithri dan Idul Adha (hari Nahr)” (HR. An Nasai no. 1556 dan Ahmad 3: 178, sanadnya shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim sebagaimana kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth).

Demikian juga upacara Cembengan yang juga dikenal dengan sebutan Tebu Manten. Ritual ini biasa dilakukan pabrik-pabrik gula di Indonesia sebagai ungkapan syukur atas hasil panen sekaligus permohonan akan kelancaran selama proses penggilingan.

Cembengan berasal dari kata Ching Bing (Cheng Beng) yaitu ritual khas Cina untuk mendoakan roh nenek moyang. Istilah ini dikenalkan oleh para pekerja asal daratan Cina yang ketika itu sengaja didatangkan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk bekerja di berbagai perkebunan milik penjajah Belanda tersebut, termasuk pabrik-pabrik gula. Mereka itulah itulah yang pertama kali membawa tradisi Ching Bing, sebagai ritual diawal musim giling tebu.

Selanjutnya Mangkunegara IV sebagai pemilik pabrik gula Colomadu di Solo, dengan mencampurkan adat Jawa di dalamnya, meneruskan ritual tersebut. Hal ini terekam di dalam museum De Tjolomadoe yang kami kunjungi keesokan harinya.

tjolomadoe1Musium megah ini rupanya bekas pabrik gula Colomadu yang pernah mengalami kejayaan di masa lalu. Pabrik ini didirikan tahun 1861. Selain krisis ekonomi tahun 1997–1998, pergantian lahan dari perkebunan tebu menjadi persawahan di sekitar lokasi adalah pemicu berhenti beroperasinya pabrik gula tersebut.

tjolomadoe2tjolomadoe3tjolomadoe4Di dalam museum ini pengunjung selain diajak melihat proses pembuatan gula juga diajak mengenang kesuksesan pabrik pertama milik pribumi tersebut. Melalui gula hasil pengolahan pohon tebu pabrik tersebut kekeratonan Solo membiayai hampir seluruh kebutuhan kraton termasuk pemberian beasiswa pendidikan anak-anak pekerja pabrik.

Tak heran bila kemudian sang sultan mengajarkan rakyatnya untuk mensyukuri keberkahan tersebut melalui acara Cembengan. Seperti juga dalam acara Sekaten, Cembengan juga diisi dengan acara arak-arakan sesaji seperti aneka jajan pasar, hasil bumi, nasi tumpeng, nasi merah lengkap dengan tujuh kepala kerbau.

Setiba di pabrik, sesaji kemudian diletakkan di bagian bawah mesin produksi. Khusus kepala kerbau diyakini sebagai penolak bala agar proses giling tebu terhindarkan dari kejadian yang tak diinginkan.

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Terjemah QS.Al-Baqarah: 186)

Ini masih dilanjutkan keesokan harinya dengan apa yang dinamakan acara Tebu Manten. Pada acara puncak tersebut, sepasang pohon tebu didandani layaknya manten/pengantin, lalu di arak dengan iringan sesaji dan kepala kerbau seperti hari sebelumnya, hingga masuk ruang giling, digiling, disusul belasan pasang tebu pengiringnya.

Filosofi dari tebu manten adalah layaknya seperti mantu. Kita ibaratkan, saat ini adalah perpaduan tebu dari pabrik dan dari petani. Harapannya adalah hasil melimpah,” ujar seorang penanggung jawab upacara.

Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, … “.( Terjemah QS. Al-Baqarah(2):45).

https://www.liputan6.com/regional/read/2936185/cembengan-ritual-kuno-arakan-kepala-kerbau-di-pabrik-gula.

Demikianlah kami menutup liburan kami di Solo dan sekitarnya, yang penuh makna dan variasi, dari kulinernya yang menggugah selera, budayanya yang kental hingga pemandangan alamnya yang mempesona. Alhamdulillah …

Trima-kasih yaa Allah, beri kami kemampuan untuk mengambil pelajaran atas segala yang kami lihat dan alami … aamiin yaa robbal ‘aalamiin …

Wallahu’alam bish shawwab.

Jakarta, 29 Januari 2020.

Vien AM.

Read Full Post »

Pada pertengahan Desember yang baru lalu, kami ( saya dan suami) menerima undangan mantu seorang kerabat di Salatiga, Jawa Tengah. Kesempatan ini kami manfaatkan untuk sekaligus berwisata ke Solo dan sekitarnya yang memang belum pernah sama sekali kami kunjungi. Kebetulan anak lelaki kami kedua yang baru menikah beberapa bulan lalu, bersama istrinya, bisa cuti dan ingin menemani kami, bahkan menggebu ingin meng-“intertain” kami selama 4 hari liburan tersebut.

“Mumpung belum ada tanggungan. Ayah ibu yang bikin itinerynya, terserah pinginnya kemana ayah ibu … Boleh ayah ibu yaa .. “, mohon keduanya, tulus … Masya Allah … Terharu hati ini … Semoga Allah swt mencatatnya sebagai amal kebaikan yang tak terhingga nilainya, aamiin yaa robbal ‘aalamiin …

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. … “. (Terjemah QS. Al-Isra’(17):23).

IMG_20191213_073600Maka jadilah kami ber-empat memulai wisata singkat kami.  Kami memulai perjalanan dari bandara Adi Soemarmo Solo dengan mobil sewaan. Di pintu keluar bandara sepasang kereta kencana keraton menyambut kami. Sementara orang yang mengantarkan mobil sewaan meng-infokan adanya museum menarik bernama De Tjolomadu yang baru dibuka tahun lalu.

Menurutnya sayang kalau dilewatkan, apalagi lokasinya tidak jauh dari bandara dan pasti dilewati. Tapi ternyata tidak semudah itu karena mbah Google menyarankan melewati jalan-jalan potong kecil hingga akhirnya malah nyasar ntah kemana. Akhirnya kami putuskan untuk kembali ke rencana semula yaitu, mengunjungi batik. Museum bila memungkinkan, di hari terakhir sebelum ke bandara.

Berkunjung ke Solo tanpa menyambangi batik rasanya memang kurang afdol. Ada beberapa pilihan menarik diantaranya pasar Klewer, Kampung Batik Kauman dan kampung Batik Laweyan yang merupakan tempat tinggal para pengrajin Batik Solo.

Kota berjulukan “Spirit of Java” ini memang menyimpan banyak kekayaan budaya, batik adalah salah satu contohnya. Batik telah ada sejak dulu dan masih eksis hingga kini. Motif kawung dan parang adalah dua di antara berbagai motif khas batik Solo yang mempunyai penggemar tersendiri.

IMG_20191213_084323Khusus di Kampung Batik Kauman dan kampung Batik Laweyan pengunjung selain dapat berbelanja batik dengan harga yang relative murah juga dapat melihat proses pembuatan batik. Untuk itu kami memutuskan mengunjungi salah satu darinya yaitu Kampung Batik Laweyan. Sayang ketika kami tiba di lokasi sekitar pukul 10 pagi sebagian besar toko belum buka.

“ Dari pada balik lagi mending lihat batik di tempat lain kali yaa .. Lusa tapi, balik dari Salatiga”, usul saya.

Besok dan lusa pagi sesuai rencana memang khusus disiapkan untuk menghadiri acara mantu kerabat sekaligus silaturahim keluarga besar di Salatiga.

IMG_20191213_150307IMG_20191213_150312Akhirnya kamipun berburu kuliner yang daftarnya sudah kami kantongi dari jauh-jauh hari. Solo kabarnya memang surga bagi pencinta kuliner. Mulai dari es dawet di dalam traditional Pasar Gede, serabi Notosuman, Soto Tengkleng hingga Timlo Solo, Selat Solo dan Nasi Liwet yang merupakan masakan khas kota tersebut.

Uniknya masakan yang direkomendasi umumnya bukan yang di restoran besar tapi di warung kaki lima, dengan harga yang relative murah namun rasanya tak kalah dengan yang di jual di restoran.

Namun dari sejumlah warung kaki lima dan resto yang kami kunjungi, bagi saya pribadi, rumah makan Adem Ayem yang terletak di jalan Slamet Riyadi, Laweyan adalah yang paling top. Karena selain label Halal MUI yang terpampang jelas dan besar, pilihan juga banyak dan enak, tempatnyapun bersih dan nyaman. Apalagi bila mengingat tidak sedikit restoran di kota ini yang menjual masakan babi yang jelas-jelas  haram bagi umat Islam.

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”.( Terjemah QS. Al-Baqarah(2):168).

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah.  … … “. ( Terjemah QS. Al-Baqarah(2):173).

Esoknya sesuai rencana kami ke Salatiga. Ada cerita cukup menarik begitu kami tiba di kota dingin ini. Beberapa meter sebelum mencapai hotel yang sengaja kami pilih berdekatan dengan lokasi acara pernikahan, ternyata jalan di tutup karena ada pawai menjelang Natal, hingga kami harus berputar-putar mencari jalan lain. Syukur Alhamdulillah akhirnya mobil berhasil menyelinap tepat di depan arak-arakan dan masuk ke lokasi acara.  Harap maklum Salatiga memang dikenal sebagai kota yang banyak pemeluk Nasraninya ( 21 %). Universitas Kristen Satya Wacana salah satu universitas Kristen swasta ternama di Indonesia, berada di kota ini.

“Itu bukti kota kami adalah kota yang toleran”, jelas kerabat kami menjawab penjelasan alasan keterlambatan kedatangan kami.

Tentu tidak menjadi masalah selama tidak ada paksaan untuk merayakan acara keagamaan yang bukan agamanya. Toleransi dalam agama adalah saling menghormati agama tanpa harus melibatkan diri ke dalamnya, apalagi yang sampai merusak akidah.

“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim no. 2669).

Singkat cerita usai acara keluarga dan silaturahim, sorenya kami  melanjutkan perjalanan. Tujuan kami adalah Tawangmangu tempat wisata pegunungan di kabupaten Karanganyar yang berjarak 21 km dari Solo, atau sekitar 80 km dari Salatiga. Objek wisata di lereng barat gunung Lawu ini sudah dikenal sejak masa kolonial Belanda.

Sayang kami memasuki kawasan wisata ketika matahari telah jauh terbenam. Padahal kami harus menghadapi jalanan pegunungan kecil sempit berliku tajam nan terjal. Sementara resort hotel yang telah kami booking jauh-jauh hari tidak memberikan respons ketika kami hubungi berkali-kali. Akhirnya meski dengan susah payah, kami berhasil tiba di “resort hotel” tersebut. Namun dengan berbagai alasan kami memutuskan untuk batal dan mencari hotel lain. Alhamdulillah kami mendapatkannya meski tidak begitu sesuai harapan.

Esok harinya kami segera menuju objek wisata yang banyak dimiliki daerah tersebut. Salah satunya adalah Grojogan Sewu yang merupakan bagian dari Hutan Wisata Grojogan Sewu. Penamaan Grojogan Sewu yang berarti air terjun seribu (dalam bahasa Jawa grogojan artinya air terjun sedangkan sewu adalah seribu) merujuk pada tingginya air terjun, yaitu seribu pecak, atau sekitar 81 meter. Pecak adalah satuan jarak yang biasa digunakan ketika itu. Satu pecak sama dengan satu telapak kaki orang dewasa.

Awalnya kami sempat ragu mengunjungi grogojan tsb karena infonya jalan menuju kesana tidak mudah, harus melewati ratusan anak tangga. Apalagi ketika di Salatiga kemarin hnp alias syaraf kejepit saya sempat kambuh. Tapi setiba di Karanganyar kami mendapat info untuk menuju ke lokasi ada 2 pintu masuk. Pintu utama, yang masuk dari arah bagian atas air terjun memang harus melalui anak tangga yang jumlahnya ratusan. Sementara pintu yang satu yaitu yang dari arah bagian bawah air terjun relative mudah karena landai.

20191216_101146IMG_20191216_102034Akhirnya kami putuskan masuk lewat pintu tersebut. Jalanan terlihat lengang, kelihatannya bukan jalan umum. Bus dan mobil besar tidak bisa lewat jalan tersebut. Dan memang keputusan yang sangat tepat. Selain landai jalur tersebut mengikuti jalur sungai, sesuatu yang sangat saya sukai. Yang lebih mengejutkan lagi, tidak seperti umumnya sungai di Indonesia yang kurang bersih dan banyak sampah, sungai maupun jalan setapak menuju air terjun ini benar-benar bersih, dan jernih. Batu-batu besar dan kecil menghiasi sungai tersebut … Masya Allah …

Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan”.( Terjemah QS. Al-Baqarah(2):74).

20191216_10364520191216_111722IMG_20191216_111020Puas menikmati keindahan pemandangan dan suara gemericik air kamipun melanjutkan perjalanan ke telaga Sarangan, yang jaraknya sekitar 40 km dari Grogojan Sewu.  Telaga cantik ini terletak di kabupaten Magetan Jawa Timur, di lereng Gunung Lawu, di sisi belakang Grogojan Sewu pada ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut, tidak jauh dari perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Meski ini adalah rute pegunungan tak disangka ternyata jalanannya beraspal lebar dan mulus. Sayang mobil yang kami sewa ternyata kurang oke. Perkiraan suami mungkin perjalanan mendaki malam kemarin yaitu ketika kami mencari hotel adalah penyebab tipisnya cakram rem. Maka untuk mencegah kemungkinan lebih buruk terpaksa kami berhenti beberapa kali agar rem tidak terlalu panas.

(Bersambung).

Read Full Post »

Yang juga melegakan adalah banyaknya restoran halal dan toko daging halal di kota tersebut. Masjid juga ada beberapa meskipun sederhana dan agak di luar kota. Sayang tidak ditemukan data akurat tentang jumlah Muslim di kota ini. Data terakhir (2001) hanya menyebut bahwa jumlah Muslim adalah 6.3 % dari jumlah penduduk. Menjadikannya sebagai agama minoritas terbanyak di Newcastle.

 

Meski masih kalah dibanding jumlah Muslim di London yang tercatat sebanyak 12.39 %, cukup melegakan dibanding mayoritas Kristen yang 56.4% dan 27.8% mengaku tidak beragama. Jumlah yang cukup signifikan untuk ukuran Barat yang sedang mengalami Islamphobia akut.

Bahkan wali kota London sendiri adalah seorang Muslim keturunan Pakistan. Kakeknya bermigrasi dari India ke Pakistan paska pembagian India pada tahun 1947. Sadiq Aman Khan, demikian nama sang wali kota, lahir di London tak lama setelah orang tuanya bermigrasi ke Inggris. Khan yang berprofesi sebagai pengacara ini menjabat sebagai wali kota sejak 2016 lalu.  Sayang ke-Islam-annya banyak dipertanyakan orang karena selain tidak mempunyai komitmen jelas terhadap kejahatan Yahudi, juga menyetujui pernikahan sesama jenis yang jelas-jelas dikutuk Islam sebagaimana kisah kaum nabi Luth berikut.

Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim”. ( Terjemah QS. Huud(11):82-83).

Sejarah masuknya Islam di Inggris memang agak rumit. Sejak Islam diturunkan ke muka bumi dengan diutusnya rasulullah Muhammad saw pada tahun 610 M, baru ratusan tahun kemudian tembus ke Inggris. Itupun hanya dengan masuknya 1 orang Ksatria Templar bernama Robert of St. Albans pada 1185. Begitu ber-syahadat Robert langsung bergabung dengan pasukan Raja Salahudin berbalik melawan tentara Salib. Ia wafat hanya 2 tahun setelah memeluk Islam. Semoga Allah swt meridhoinya, aamiin …

Selanjutnya Islam baru masuk ke Inggris secara bergelombang paska pecahnya Perang Dunia I tahun 1917 an. Dengan berbondong-bondong pengungsian dari berbagai negara Muslim yang terlibat perang memasuki Inggris. Banyak diantara mereka ini yang kemudian pindah kewarga-negaraan dan bergabung dengan tentara Inggris tanpa melepas ke-Islam-an mereka. Diantaranya Muslim Turki Siprus yang terkena dampak Turki Siprus Diaspora yang banyak menelan korban pembantaian.

3

London Central Mosque

7Sebelum tragedy Siprus paska dominasi Inggris, Muslim Turki Siprus datang ke Inggris sebagai pelajar dan turis. Selanjutnya setelah berhasil mengembangkan bisnis, pada tahun 1970an mereka mengajak keluarga besar mereka termasuk yang di Turki daratan, untuk membantu bisnis mereka yang berkembang pesat. Mereka inilah yang kemudian membangun masjid yang hingga kini banyak bertebaran di Inggris. Termasuk The London Central Mosque yang juga dikenal dengan nama the Islamic Cultural Centre (ICC) atau Regent’s Park Mosque karena letaknya yang memang di Regent’s Park, pusat kota London.

Disamping itu, sebagai akibat Inggris yang banyak menjajah negara-negara Muslim, maka berdatangan pula keluarga-keluarga negara jajahan seperti India, Pakistan, Bangladesh, Somalia dan beberapa negara Afrika lainnya. Belakangan Malaysia yang merupakan bagian dari negara persemakmuran (Commonwealth) banyak mendatangkan pelajar-pelajarnya ke Inggris untuk memperdalam ilmu mereka di berbagai perguruan tinggi  di negara tersebut.

Namun tidak sedikit pula orang asli Inggris seperti orang-orang Skotlandia, Irlandia dan Wales yang tertarik dengan ajaran Islam lalu memeluknya. Diantaranya adalah  Marmaduke William Pickthall yang mengganti namanya menjadi Muhammad Marmaduke Pickthall  sejak masuk Islam pada akhir 1917. Jurnalis sekaligus politikus tersebut adalah orang pertama yang menterjemahkan Al-Quran ke dalam Bahasa Inggris. Maha karya yang ditulis pada 1930 tersebut diakui secara resmi oleh Universitas Al-Azhar Mesir, dan masih digunakan hingga detik ini. Berikut kisah ke-Islam-an beberapa tokoh Inggris era Ratu Victoria :

https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/16/07/31/ob6f7n313-cerita-muslim-inggris-era-victoria

Tak heran bila kini Islam tercatat sebagai agama paling pesat berkembang di Inggris. Antara kurun waktu 2001 – 2009 jumlah Muslim melonjak 10 kali lebih cepat dibanding agama lain. Tampaknya tragedy keji September 2001 yang meluluh lantakan WTC dan sekitarnya justru memancing keingin-tahuan Barat  untuk lebih mengenal Islam yang sesungguhnya. Allahu Akbar …

“ Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya”. ( Terjemah QS. Ali Imran(3):54).

Syukur Alhamdulillah Allah swt memberi kami bertiga kesempatan untuk mengunjungi London (beberapa tahun yang lalu) dan kini beberapa kota yang tidak terlalu jauh dari Newcastle. Dengan mengendarai mobil sewaan kami mengunjungi Durham yang hanya berjarak beberapa km dari Newcastle, Windermere dan Keswick yang terletak di Lake District, Glassgow dan Edinburg, ibu kota Skotlandia, untuk terus kembali ke Newcastle.

20190920_145241Durham menjadi daya tarik sendiri, setidaknya bagi putri kami, karena disitulah dilakukan shooting film Harry Potter. Namun sungguh tak dinyana dalam perjalanan menuju gereja abad pertengahan tempat shooting diakukan kami menemukan adanya resto dengan tulisan HALAL terpampang.

Belakangan kami baru tahu bahwa Durham University ternyata memiliki fakultas Ekonomi dan Keuangan Islam yang telah berusia 25 tahun.  Maka kamipun tak heran mengetahui universitas tertua ke 3 ( lebih dari 600 tahun) di UK ini juga memiliki masjid yang dikelola Islamic Association kampus tersebut. Sementara di Lake District kami tidak sempat menemukan restoran berlabel Halal maupun masjid. Dari hasil googling Muslim di wilayah tersebut termasuk yang paling sedikit dibandingkan wilayah lain di Inggris.

Dari Lake District kami menuju ke utara yaitu Edinburg, ibu kota di Skotlandia, dengan melalui Glasgow. Kami tiba di Glasgow, kota terbesar keempat di Eropa, setelah London, Paris dan Berlin tersebut ketika matahari sudah terbenam. Kami hanya melewati kota tersebut untuk istirahat mencari makan malam. Sayangnya ternyata tidak mudah menemukan restoran Halal di kota tersebut.

Menurut Wikipedia, berdasarkan sensus 2011,  Muslim di Skotlandia memang sedikit sekali, yaitu hanya 1.4 % dari populasi. Muslim pertama yang tercatat masuk Skotlandia adalah seorang mahasiswa India jurusan kedokteran Edinburg University pada tahun 1858. Meski demikian dari pengamatan Google map, masjid di Glasgow lumayan banyak bahkan lebih bagus dibandingkan masjid yang ada di Newcastle. Masjid juga dapat ditemukan di universitas Glasgow. Seperti juga di Newcastle dan Durham, masjid tersebut dikelola oleh Islamic Association universitas bersangkutan.

edinburg mosque20190922_19024920190922_19124420190922_132905Sementara itu di Edinburg, ibu kota Skotlandia yang sebagian kotanya adalah kota tua abad pertengahan yang terdaftar sebagai situs warisan Unesco, selain resto kebab Halal, secara tidak sengaja kami menemukan sebuah masjid megah, Masjid Central Edinburg. Masjid yang terletak tidak jauh dari universitas Edinburg ini sebagian besar dana pembangunannya berasal dari raja Fahd dari Arab Saudi. Masjid ini resmi dibuka pada tahun 1998.

Masjid Dar Al-Arqam Edinburg UKDar Al-Arqam 1Belakangan melalui google map, terlihat adanya masjid bernama Dar Al-Arqam. Masjid ini terletak di sisi lain Edinburg University. Dari kejauhan orang pasti tidak akan mengira bahwa bangunan tersebut adalah bangunan rumah ibadah umat Islam. Sayang tidak ada keterangan resmi sejak kapan bangunan yang tampaknya bekas sebuah gereja itu berubah fungsi menjadi masjid.

Tidak didapat keterangan pasti berapa jumlah Muslim di Inggris sekarang ini. Namun berita pada Maret 2018 dari London mengatakan bahwa ratusan gereja di London telah ditutup. Sementara ratusan masjid bermunculan, sebagian dari bekas gereja yang sudah tidak lagi terpakai. Meski demikian jumlah masjid yang ada tersebut tetap tidak mampu menampung jamaah yang akan melakukan shalat Jumat. Allahu Akbar …

Masih menurut sumber yang sama, hampir setengah dari Muslim Inggris berusia di bawah 25 tahun. Sementara seperempat orang Kristen berusia di atas 65 tahun. Kota-kota besar yang tercatat memiliki banyak Muslim adalah Manchester (15,8%), Birmingham (21,8%) dan Bradford (24,7%).

“Dalam 20 tahun ke depan, akan ada lebih banyak Muslim yang aktif daripada orang-orang gereja,” kata Keith Porteous Wood, direktur Sekuler Nasional Masyarakat.

https://duniaekspress.com/2018/05/31/geliat-islam-di-london-500-gereja-tutup-buka-423-mesjid/

Tampak dengan makin banyaknya pelajar Muslim dari berbagai belahan negara yang menimba ilmu di negri ini telah makin membuka mata dan hati penduduk Inggris mudah menerima Islam sebagai satu-satunya ajaran yang diridhoi-Nya. Islam yang merupakan agama tauhid yang dibawa para nabi termasuk nabi Musa nabinya umat Yahudi maupun nabi Isa nabinya umat Nasrani, yang 14 abad kemudian disempurnakan oleh rasulullah Muhammad saw.

Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya`qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam“. ( Terjemah QS. Al-Baqarah(2):132).

Wallahu’alam bish shawwab.

Jakarta, 10 November 2019.

Vien AM.

Read Full Post »

Setelah penerbangan selama 15 jam ditambah transit 2 jam di Amsterdam, KLM yang kami tumpangipun akhirnya mendarat selamat di Newcastle, Inggris. Kota ini adalah kota di Inggris pertama yang pernah kami kunjungi selain London. Waktu menunjukkan sekitar pukul 9 pagi waktu setempat. Angin dingin langsung menyergap tubuh begitu kami keluar dari bandara kota tersebut. Temperatur sekitar 16 derajat. Sebenarnya temperature yang cukup ideal namun karena anginnya yang  kencang maka terasa lebih dingin dari yang sesungguhnya.

Newcastle terletak 396 km utara London, 148 km tenggara Edinburg ibukota Skotlandia. Newcastle selama ini dikenal orang karena club sepak bolanya yang mendunia, yaitu Newcastle United, disamping universitas Newcastle. Belakangan kami baru tahu ternyata di Australia, yaitu di New South Wales juga ada kota dengan nama Newcastle, yang juga memiliki universitas bernama Newcastle University. Untuk menghindari kesalahan ada baiknya yang di Inggris disebut secara lengkap , yaitu Newcastle Upon Tyne. Tyne adalah nama sungai yang mengalir di selatan kota tersebut.

IMG-20190918-WA0028Kedatangan kami ke Newcastle adalah untuk mendampingi putri bungsu kami melanjutkan study di Newcastle University. Salah satu alasan mengapa kami mengizinkan putri kami tersebut memilih Inggris, karena Inggris dikenal lebih terbuka terhadap dunia Islam dibanding negara Eropa lain.

Sejarah dan latar belakang kota Newcastle cukup menarik untuk ditelusuri. Kota ini berawal pada tahun 122 M dengan didirikannya tembok Hadrian dan jembatan yang menyebrangi sungai Tyne. Keduanya dibangun pada masa kaisar Hadrian dari Romawi yang ketika itu berhasil menaklukkan tanah Inggris dan memasukkan negara di ujung barat Eropa tersebut sebagai daerah jajahan Romawi.

Namun demikian kota Newcastle sendiri baru berdiri secara resmi sekitar abad 12. Pada saat itulah gereja, biara dll didirikan. Peninggalan pusat kota tua tersebut masih bisa kita lihat di beberapa tempat hingga sekarang. Meski sudah tidak ada yang asli, karena bangunan-bangunan religi tersebut ditutup untuk kemudian dihancurkan pada masa raja Henry VIII berkuasa. Raja Henry VIII adalah raja Inggris pertama yang berhasil memisahkan pengaruh kekuasaan Romawi pusat terhadap kerajaan Inggris.

20190916_191126 (2)

Newcastle Castle

20190928_184631 (2)

20190928_183556 (2)Saat ini bila kita ingin berjalan kaki menuju tepi sungai dimana berdiri “Gateshead Milennium Bridge” yang merupakan ikon kota, kita akan melewati apa yang dinamakanNewcastle castle”. Ini adalah bekas benteng peninggalan abad pertengahan.

Sementara jembatan gantung khusus pejalan kaki dan sepeda “Gateshead Milennium Bridge” berbentuk harpa ini baru dibangun belakangan, yaitu pada tahun 1998. Jembatan yang bisa diangkat “dawainya” ketika kapal besar akan lewat ini menghubungkan Newcastle yang merupakan kota pelabuhan dengan Gateshead yang berada di sebrangnya. Disamping jembatan tersebut ada 4 jembatan mobil yang menyebrangi Tyne, termasuk sebuah jembatan kuno yang tetap dipertahankan keberadaannya.

20190916_190952 (2)

Black Gate

Selain “Newcastle castle” ada lagi bangunan abad pertengahan lain yang berada di lokasi tersebut. Yaitu “Black Gate” yang merupakan gerbang utara benteng “Newcastle castle”. Di dalam bangunan tua tersebut hingga saat ini masih terlihat bekas ruangan-ruangan sempit tempat penyiksaan tahanan.

Di beberapa sudut kota potongan-potongan tembok tua bekas benteng juga masih dipertahankan. Di dalam benteng inilah dulunya kota tua Newcastle yang religius berada.

20190923_171144 (2)20190928_113431 (2)Di area yang kini sudah berubah menjadi Cina Town tersebut berdiri sebuah restoran mewah yang menyajikan masakan khas Inggris, dengan nama Blackfriars. Restoran ini memanfaatkan bangunan tua abad pertengahan bekas biara Blackfriars di masa lalu. Blackfriars adalah nama salah satu persatuan persaudaraan gereja ketika itu. Mereka adalah pendakwah Kristen pertama yang memasuki tanah Inggris. Di area Blackfriars itu pulalah dulu pernah berdiri penginapan yang sering digunakan raja Henry III ketika berusaha menalukkan Skotlandia.

20190917_115302 (2)

Grey Monument

Sementara Pilgrim Street yang bersambungan dengan Northumberland Street,  pedestrian dimana berjejer toko-toko, restoran, pub dll yang selalu ramai pengunjung, dulunya adalah jalur peziarah Kristen yang akan menuju gereja  yang ada di utara kota tersebut. Di sepanjang jalan tersebut dulunya berdiri banyak penginapan untuk para peziarah. Kedua jalan tersebut berujung di Grey Monument yang merupakan landmark kota.

Ironisnya, Newcastle seperti juga kebanyakan kota-kota di Barat, kini jauh dari kehidupan religi. Gereja sudah jarang dikunjungi. Kaum perempuan dengan pakaian minim tak peduli udara dingin mengigit terlihat dimana-mana. Di setiap akhir pekan, penduduk kota, bukan hanya muda mudi tapi juga yang sudah cukup berumurpun, tumpah ruah memenuhi jalanan pusat kota, resto, pub untuk  bermabuk-mabukan. Kabarnya banyak pelajar dari universitas sekitar seperti Durham University, misalnya, yang hanya butuh waktu 30 menit ber-kereta-api, tiap akhir pekan berbondong-bondong menghabiskan waktu malam mereka di kota ini.

20190928_110811(1)

Stasiun kereta Newcastle

Karena brisik, di suatu akhir pekan, suami pernah protes kepada pihak hotel tempat kami menginap (kebetulan hotel berlokasi tidak jauh dari stasun kereta api). Tampaknya kamar di depan kami malam itu dijadikan tempat pesta mabuk-mabukan. Bau alkohol terasa menyengat di gang depan kamar kami. Hingar bingar musik terdengar setiap kali pintu terbuka, menandakan adanya orang keluar masuk kamar tersebut. Namun petugas hotel hanya menjawab ringan, “ Maklum pak ini kan malam week-end”. Yaa Allah …

20190916_113959 (2)20190919_124824 (4)Hal ini sekaligus menjawab keheranan kami di awal kedatangan pada Ahad sekitar pukul 9 pagi yang terlihat lengang, nyaris tak ada kegiatan apapun. Lepas pukul 3 sore kota baru terlihat mulai ramai. Mengingatkan kami ketika mengunjungi kota pelajar Salamanca di Spanyol beberapa tahun lalu. Menurut petugas hotel, Ahad pagi hingga siang penduduk yang sebagian besar pelajar itu masih teler akibat begadang semalaman. Mungkin begitu pula Newcastle dimana di dalamnya terdapat 2 universitas besar yaitu Newcastle University dan Northumbria University.

Hhhmmm … ngeri juga kalau membayangkan menyekolahkan anak di kota seperti ini. Ini yang menjadi salah satu pertimbangan mengapa kami tidak ingin menyekolahkan anak di Barat ketika mereka baru lulus SMA. Khawatir keimanan mereka belum cukup kuat melihat budaya dan kebiasaan buruk masyarakat di sana. Meski bukan jaminan juga mahasiswa S2 pasti lolos dari godaaan tersebut.  Kabarnya, Culture Shock, itulah istilah kerennya, sering melanda mahasiswa/i Indonesia yang menimba ilmu di luar negri terutama di negri dengan budaya yang jauh berbeda dengan budaya dan ajaran agama kita.

“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar ( alkohol) dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfa`at bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfa`atnya”.  … .“( Terjemah QS. Al-Baqarah (2):219).

Ya Allah lindungi dan beri kekuatan serta kesabaran putri kami dalam menghadapi berbagai kesulitan di tempat barunya, aamiin yaa robbal ‘aalamiin …

20190918_13352620190918_13362920190918_134813 (2)Itu sebabnya surprised juga kami ketika mendapati Newcastle University memiliki masjid, meski tidak besar,  yang biasa digunakan shalat 5 waktu dan shalat Jumat staff dan mahasiswa kampus tersebut. Masya Allah …

Alhamdulillah, maka sebagai orang-tua siswa kamipun bisa merasakan nikmatnya shalat Zuhur berjamaah di dalam kampus yang telah berusia lebih dari 100 tahun tersebut. Kampus yang didirikan pada tahun 1834 dimana Sir Rowan Atkinson atau lebih dikenal sebagai Mr Bean pernah kuliah di dalamnya.

Masjid Newcastle University dikelola secara serius oleh Newcastle University Islamic Society (NUIS). Sekretariat komunitas ini menempati area salah sudut kampus utama di Queen Victoria Boulevard. Disitu pulalah masjid berada.

https://www.newcastleisoc.com/

IMG-20191031-WA0000_1573486240837IMG-20191031-WA0001_1573486240777 (2)NUIS tidak hanya menyediakan dan mengatur waktu shalat tapi juga berbagai kegiatan lain, seperti olah raga, seni, ketrampilan dll. Kegiatan tersebut dilakukan secara rutin dan teratur. Diantaranya pembuatan barang keramik seperti yang sempat diikuti putri kami beberapa waktu lalu.

Dalam wadah inilah bertemu dan berkenalan Muslim dari berbagai negara, yang dengan demikian akan melahirkan ikatan persaudaraan Muslim yang merupakan bagian dari ajaran Islam. Persaudaraan dan solidaritas yang makin hari makin diabaikan oleh sebagian besar Muslim hingga mudah di adu domba dan dilecehkan serta menyebabkan timbulnya Islamophobia akut. Ironisnya korbannya bukan saja non Muslim tapi bahkan sebagian yang mengaku Islam.

“Perumpamaan kaum mukminin satu dengan yang lainnya dalam hal saling mencintai, saling menyayangi dan saling berlemah-lembut di antara mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggota badan sakit, maka semua anggota badannya juga merasa demam dan tidak bisa tidur”. (HR. Bukhari dan Muslim).

“Seorang mukmin bagi mukmin lainnya laksana bangunan, satu sama lain saling menguatkan”. ( HR. Muttafaq ‘Alaihi).

Bersambung

Read Full Post »

Older Posts »