“Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa). atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfa’at kepadanya? “. (Terjemah QS.Abasa (80):1-4).
Ayat diatas turun di Mekkah sebelum hijrahnya Rasulullah saw. Ketika itu Rasulullah sedang menghadapi sekelompok pemuka Quraisy untuk menyampaikan ajaran Islam. Tiba-tiba datang seorang buta mendekati Rasulullah dan terus menanyakan sesuatu.
Tentu saja Rasulullah merasa terganggu karena Rasulullah sangat berharap para pemuka Quraisy itu mau mendengar paparan beliau mengenai Islam kemudian memeluk Islam dan memerintahkan kaumnya untuk mengikutinya. Tak heran ketika kemudian Rasulullah menanggapi orang tersebut dengan muka yang masam.
Maka dapat dibayangkan betapa terkejutnya Rasulullah ternyata Allah swt menegur beliau melalui ayat 1-4 di atas. Pada ayat 3 di atas Allah swt menerangkan bahwa pemuda buta tersebut datang menemui Rasulullah untuk mempelajari Islam demi untuk membersihkan diri dari segala dosa. Ini menunjukkan betapa pentingnya membersihkan diri.
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia shalat”. ( Terjemah QS.Al-‘Ala(87):14-15).
Pertanyaan lain, siapa sebenarnya pemuda buta yang dimaksud Allah swt pada surat Abasa diatas?? Namanya adalah Abdullah bin Ummi Maktum. Ia anak dari saudari Khadijah binti Walid, istri Rasulullah saw. Tidak banyak kisah tentang keponakan Rasul yang buta sejak lahir tersebut.
Namun sejak memeluk Islam ia dikenal sebagai pribadi yang taat. Buta tidak menjadi penghalang baginya untuk berperang menghadapi musuh-musuh Islam. Pada perang Qadariyah yang dipimpin panglima Saad bin Abi Waqqash, ia menjadi salah satu pemegang panji Islam.
Dengan membawa bendera hitam dan memakai baju perang Abdullah berperang dengan gagah berani. Namun setelah kepulangannya dari peperangan tersebut, di Madinah ia wafat.
Abdullah bin Ummi Maktum ternyata tidak hanya ditakuti musuh nyata tapi juga iblis. Diriwayatkan ketika Abdullah bin Ummi Maktum dalam perjalanan menuju masjid, ia tersandung batu hingga terluka dan mengeluarkan darah yang cukup banyak. Akan tetapi Abdullah tetap melangkahkan kaki ke masjid.
Menariknya, setelah kejadian tersebut setiap hari ada orang yang selalu membantunya berjalan menuju masjid. Beberapa kali Abdullah menanyakan nama orang tersebut dengan maksud agar dapat ia mendoakannya. Namun tidak pernah dijawab.
Hingga suatu hari orang tersebut menjawab, “Wahai Abdullah Ummi Maktum, ketahuilah sesungguhnya aku adalah iblis.”
Abdullah tersentak, “Kalau memang iblis, mengapa engkau menolong dan mengantarku ke masjid? Bukankah seharusnya engkau mencegahku ke sana?”
Iblispun menerangkan bahwa ialah yang suatu hari menjegalnya hingga jatuh dan terluka, dengan harapan Abdullah membatalkan niatnya shalat di masjid. Namun nyatanya tidak. Oleh sebab itu Allah mengampuni separuh dosa Abdullah. Maka sejak itu ia bersumpah akan menjaganya agar tidak terjatuh karena khawatir Allah swt akan mengampuni dosanya yang separuh lagi. “ Maka, sia-sialah kami setan menggodamu selama ini,” lanjut iblis tersebut.
Selain diberi tugas Rasulullah sebagai muadzin Abdullah bin Ummi Maktum juga pernah mendapat kehormatan menjadi imam shalat, yaitu ketika Rasulullah berperang bersama sahabat yang lainnya.
Kebersihan hati itulah kekuatan Abdullah bin Ummi Maktum. Buta matanya tidak menghalangi kemampuannya untuk melihat kebenaran. Yaitu melalui kebersihan hati yang telah dimilikinya sebelum Islam datang dan mengantarkannya melihat keindahan ajaran ini. Bagi Abdullah tidak ada yang lebih penting dan lebih indah daripada menemui Sang Khalik di surgaNya. Itu sebabnya tidak ada sedikitpun rasa takut mati dalam hatinya.
Inilah yang terjadi dengan para mujahidin dari zaman awal keislaman hingga detik ini, yaitu dengan apa yang diperlihatkan para mujahidin Palestina saat ini.
Sebagaimana kita ketahui Zionis Israel sejak 7 Oktober 2023 secara membabi buta memborbardir Gaza dengan alasan membalas serangan Hamas yang tiba-tiba di hari tersebut. Maka Gaza yang hanya seluas separuh Jakarta itupun hancur lebur rata dengan tanah. Bangunan rumah penduduk, kantor, sekolah, masjid, gereja bahkan rumah sakitpun tidak luput dari amukan Zionis. Memasuki pekan ke 4, tercatat lebih dari 9 ribu korban wafat sebagian besar anak-anak, perempuan dan orang-tua.
Namun Hamas yang merupakan faksi perjuangan terbesar Palestina bersama beberapa organisasi Palestina lain dengan gagah berani terus berjuang melawan kebiadaban Zionis Israel. Tanpa sedikitpun rasa takut mereka bergerilya demi memperjuangkan kemerdekaan negara yang telah dijajah selama 75 tahun.
Tidak hanya sekali ini Hamas yang berkedudukan di Gaza yang menyerupai penjara terbuka terbesar di dunia berjuang keras melawan penjajah yang berbuat sewenang-wenang terhadap penduduk asli Palestina. Untuk melawan Zionis Israel yang untuk kesekian kalinya berusaha mengenyahkan/genosida orang-orang Palestina yang dimuliakan Sang Pencipta untuk menjaga kompleks Masjidil Aqsho dan tanah Palestina hingga perang akhir zaman nanti.
Ironisnya ada sejumlah orang yang mengaku Islam malah membela penjajah Zionis Israel dan menyalahkan Hamas. Orang-orang ini punya mata dan telinga yang normal namun tidak mampu melihat kejahatan Zionis Israel yang sudah sangat keterlaluan selama puluhan tahun.
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai“. ( Terjemah QS. Al-Araf(7):179).
Kebersihan hati, inilah tampaknya yang tidak mereka miliki. Kebersihan hati tidak akan mampu menembus orang yang berlebihan dalam memandang dan mencintai dunia dengan segala harta dan kemewahannya. Hati orang yang demikian akan menjadi kotor dan menghalanginya merasakan kepedihan dan penderitaan orang lain. Hati dan pikirannya hanya terpusat bagaimana harta benda dapat menyenangkan dan memuaskan diri dan keluarganya. Ia tidak peduli apalagi mempunyai rasa empati terhadap orang yang dalam kesusahan.
Hati yang kotor atau hati yang penuh prasangka buruk yang disebabkan cinta dunia yang berlebihan ini bila terus dipelihara pada akhirnya akan melahirkan sikap takut mati. Orang yang demikian tidak akan mau melaksanakan perintah jihad demi melawan kebathilan. Celakanya lagi label munafikpun akan mengikutinya. Padahal Allah swt telah menyediakan orang munafik neraka yang paling dalam, yaitu dasar neraka, di akhirat nanti.
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka”. (Terjemah QS.An-Nisa(4:145).
Sebaliknya di sejumlah negara Barat atas nama kemanusiaan, orang berbondong-bondong menyatakan keberpihakannya kepada Palestina, bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Begitulah sikap orang yang masih memiliki hati yang bersih. Hati yang bersih seperti Abdullah bin Ummi Maktub yang bisa jadi dapat membuka mata mereka akan kebenaran dan keindahan Islam. Berikut pengakuan beberapa warga Amerika yang tertarik mempelajari Al-Quran karena penasaran dengan ketegaran penduduk Gaza.
Apalagi ketika mereka mendengar sendiri pengakuan beberapa orang yang sempat disandera Hamas. Yocheved Lifshitz, seorang perempuan Israel usia 85 tahun dalam sebuah wawancara media Israel mengatakan bahwa ia diperlakukan dengan baik selama dalam penyanderaan.
“Mereka memperlakukan kami dengan baik. Makanan kami sama dengan makanan mereka, mereka menyiapkan dokter bagi yang membutuhkan”, jawabnya atas pertanyaan mengapa ia bersalaman dengan yang menyanderanya di hari ia dibebaskan. Jawaban yang membuat kesal yang mewawancarainya. Dengan rasa kecewa Litchtz juga mengungkapkan bahwa para sandewa dikambing-hitamkan pemerintahannya.
Demikian pula cerita seorang sandera perempuan Israel usia 21 tahun. Ia mengatakan bahwa Hamas memperlakukannya dengan baik. Bahkan tangannya yang terluka kena tembakan telah di operasi oleh dokter di Gaza.
Yang juga membuat jengkel sebagian warga Israel adalah kenyataan Zionis Israel yang tanpa ampun terus membombardir Gaza tidak peduli nasib dan dampak buruk lebih 200 warganya yang disandera Hamas. Bahkan dikabarkan ada yang tewas disebabkan serangan mereka sendiri.
Akhir kata, semoga para yahudi pesek dapat mengambil hikmahnya untuk segera membersihkan hati dari segala kotoran, menyadari kesalahan, bertaubat dan kembali ke jalan lurus aamiin.
Wallahu ‘alam bi shawwab.
Jakarta, 4 November 2023.
Vien AM.