Pada akhir abad 14 Timur Lenk merebut wilayah Uzbekistan dari tangan kekaisaran Mongol. Disinilah ia kemudian membangun sebuah imperium raksasa yang kekuasaannya meliputi seluruh Asia Tengah, Iran, Afganistan, Pakistan, sebagian India, Mesopotamia dan Kaukasus. Itu sebabnya ia mendapat julukan Sang Penakluk. Timur menjadikan Samarkand sebagai ibukotanya hingga kota kuno dengan budaya dan sastra Islam Persia tersebut dapat kembali mencapai kejayaannya. Kerajaan ini bertahan selama 137 tahun ( 1370 -1507).
Timur lahir dari keluarga Muslim Mongol –Turki di sebuah kota kecil 80 km dari Samarkand. Ia adalah keturunan kaisar Mongol Jenghis Khan. Kakeknya adalah orang pertama Mongol yang memeluk Islam. Timur sendiri dikenal sebagai Muslim yang baik. Ia mempunyai beberapa ulama sebagai penasehat pribadinya. Ia juga dikenal sangat mengagumi tarekat Naqsabandiyah yang berkembang di wilayah Uzbekistan.
Sebagai pendiri kerajaan Timuriyah hingga kini ia tetap dianggap sebagai pahlawan terbesar Uzbekistan. Ini terbukti dengan berdirinya makam Sang Amir ( berkuasa selama 35 tahun, pada 1370 -1405) yang megah dan tetap terjaga dengan baik di Samarkand. Dan juga dengan adanya makam keluarga kerajaan Shaki Zinda yang berdiri megah di sebuah bukit juga di Samarkand, dengan kubah-kubah mozaik birunya yang cantik menawan.
Di dalam kompleks makam tersebut berdiri sekitar 12 bangunan dan setiap bangunan terdiri dari 1-3 makam. Tiap bangunan memiliki ciri dan detil yang berbeda dengan bangunan yang lain. Di dalam salah satu bangunan inilah Ibnu Abbas ra sepupu rasulullah Muhammad saw yang pernah pergi berdakwah ke Samarkand dimakamkan. Meski ada pendapat lain bahwa Ibnu Abbas wafat dan dimakamkan di Thaif Mekah.
Kecintaan terhadap Amir Timur juga tampak dari reaksi Orif guide kami yang asli Uzbek, yang tampak tidak suka nama Amir Timur disandingkan dengan kata Lenk. Maklum Lenk artinya adalah kaki pincang. Padahal sebagian besar literature menggunakan nama tersebut karena kakinya pincang. Ada yang mengatakan ia pincang sejak lahir namun ada juga pendapat bahwa sang Amir pincang sebagai akibat perang.
Timur memang pribadi yang kontroversial. Sebagai raja ia dikenal adil dan sangat mencintai rakyatnya. Kepeduliannya terhadap dakwah Islam tinggi. Tak heran sepak terjangnya selalu didukung para ulama. Dibawah kekuasaannya Timuryah mencapai kemajuan dalam berbagai bidang, dengan Samarkand dan Bukhara sebagai pusatnya.
Pada masa itulah Islam menyebar hingga ke Cina, India dan juga Rusia. Rusia bahkan pernah takluk selama tiga abad di mana adipati Moskwa membayar upeti kepada pemerintahan Bukhara setiap tahun. Sayang karena disiplinnya yang tinggi, keras kemauan dan jiwa ambisi penakluk yang sangat tinggi Timur sering lepas kontrol dan membuatnya jadi bengis. Pada penyerangan ke Baghdad tahun 1401 puluhan ribu orang dikabarkan tewas. Amir Timur wafat pada 1405 M saat sedang melakukan pertempuran melawan dinasti Ming.
Kerajayaan Timuriyah pada saat jatuhnya di tahun 1507 hanya meninggalkan wilayah Khurasan dan Transoksiana. Kaisar-kaisar Rusia sedikit demi sedikit merebut kembali wilayah yang pernah dikuasai Timuriyah. Benteng Islam pertama di Transoksania yaitu benteng Aq-Masjid jatuh ke tangan Rusia pada tahun 1852 M. Selanjutnya pada tahun 1924 ketika komunis berhasil menguasai Rusia, Uzbekistan menjadi satu dari 15 negara federasi Rusia. Pada tahun 1991 Uzbekistan melepaskan diri dan memproklamirkan diri sebagai Repubik Uzbekistan dengan Tashken sebagai ibu kotanya.
Peninggalan Rusia di kota-kota besar seperti Tashken, Samarkand dan Bukhara hari ini terlihat jelas dari jalan-jalannya yang lebar dan taman-taman kotanya. Pemerintah Sovyet pada tahun 1977 juga sempat membamgun transportasi bawah tanah di Tashkent. Transportasi bawah tanah yang pertama di Asia Tengah ini ini memiliki 29 stasiun yang didesain khusus sesuai dengan nama stasiun bersangkutan. Stasiun-stasiun tersebut dulunya sekaligus berfungsi sebagai tempat pengungsian seandainya terjadi serangan bom nuklir. Demi keamanan maka pemerintah Uzbekistan melarang pengunjung mengambil foto atau video.
Baru pada tahun 2018 keindahan stasiun tersebut bisa dinikmati dunia melalui foto dan video. Alhamdulillah di hari terakhir kunjungan kami berkesempatan menjajal kendaraan umum tersebut dan berdesak-desakan di antara penduduk Tashken yang pulang kerja meski hanya menikmati 2 stasiun.
Sedangkan kereta kecepatan tinggi yang diberi nama Afrosiyob baru dibangun pada tahun 2011 dibawah pemerintahan Uzbekistan. Dengan menumpang kereta cepat inilah kami pergi dari Tashken ke Bukhara, Bukhara ke Samarkand dan Samarkand kembali ke Tashken.
Di Tashken kami mengunjungi berbagai tempat bersejarah diantaranya adalah Ensemble Of Hazrat Imam dimana tersimpan Al-Quran tertua yaitu mushaf khalifah Ustman, Amir Timur Square dll. Namun demi menjaga kwalitas mushaf tertua tersebut tidak diizinkan untuk diambil foto maupun videonya. Kitab suci berusia 1400 tahun lebih itu tersimpan di sebuah kotak kaca.
Selain itu kami juga berkesempatan menikmati salah satu keindahan alam Uzbekistan yaitu gunung Chimgan. Dengan menaiki cable car kami tiba di puncak gunung dan menyaksikan kebesaran Allah yang telah menciptakan deretan pegunungan yang pada musim dingin menjadi wahana ski karena saljunya yang cukup tebal, juga sungainya yang berwarna biru dan berakhir di danau Charvak.
Uzbekistan memiliki empat musim termasuk musim dingin yang jatuh pada Desember hingga Februari. Salju biasanya memenuhi area pegunungan pada Januari. Itu sebabnya pada hari tersebut yaitu 21 November, salju belum turun. Namun dari kejauhan sudah terlihat di puncak-puncak gunungnya.
Dengan latar belakang agama yang sama, pada Mei 2021 pemerintah Uzbekistan telah menanda-tangani perjanjian pertukaran pelajar dan pemuda dengan pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia bahkan telah mengirimkan sejumlah ulama ke negri yang sekarang telah menjadi sekuler tersebut. Itulah dampak berada dibawah kekuasaan komunis yang sangat menyedihkan. Sebagai info, jilbab baru diperbolehkan digunakan di tempat umum baru beberapa tahun belakangan ini.
Semoga Uzbekistan, negri di jalur sutra yang dulu pernah mengalami kejayaannya itu, dapat segera mencapai kejayaannya kembali. Baik melalui jalur pariwisatanya yang beberapa tahun belakangan ini sedang digenjot maupun dari kekayaan alam seperti emas, minyak, kapas, buah-buahan dan kerajinan tangannya yang indah serta tentu saja pengamalan ajaran Islam yang benar sesuai Al-Quranul Karim dan Al-Sunnah/Al-Hadist.
Jakarta, 25 Desember 2023.
Wallahu’alam bish shawwab.
Vien AM.