Feeds:
Posts
Comments

Archive for July, 2025

– Kalender Hijriyah dan Asal Usulnya.

Kalender Hijriyah adalah kalender/penanggalan yang dimiliki umat Islam. Kalender ini menggunakan sistem lunar atau qamariyah, yaitu penanggalan yang berdasarkan pada peredaran bulan, bukan matahari seperti kalender Masehi.

Oleh sebab itu jumlah hari dalam satu tahun kalender Hijriyah tidak sama dengan jumlah hari dalam satu tahun kalender Masehi yang 365 hari. Jumlah hari dalam kalender Hijriyah antara 354-355 hari, 1 bulan 29 atau 30 hari. Penetapan bulan-bulan Hijriah dimulai ketika hilal (bulan sabit pertama) terlihat, sedangkan perubahan hari/ tanggal dimulai pada waktu Magrib ( terbenamnya matahari) bukan pada jam 12 malam seperti kalender Masehi.

Sebagaimana kalender Masehi, kalender Hijriyah juga terdiri dari 12 bulan. Bulan-bulan tersebut adalah Muharam, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Dzulqa’dah dan Dzulhijjah.

Tahun Hijriyah ditetapkan pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab ra,  yaitu pada tahun ke-16 setelah hijrah dengan dasar hijrahnya Rasulullah ( 622 M) sebagai awal penetapannya. Ketika itu khalifah Umar merasa kesulitan menetapkan suatu perkara tanda adanya angka tahun.

Sang khalifah lalu mengumpulkan beberapa sahabat senior, di antaranya Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Zubair bin Awwam  dan Thalhah bin Ubaidillah, untuk mengadakan rapat syura. Sejumlah usulanpun masuk, ada yang mengusulkan berdasarkan kelahiran Rasulullah, ada yang berdasarkan pengangkatan menjadi Rasul dan ada pula yang  berdasarkan waktu hijrahnya Rasulullah dari Makkah ke Yatsrib (Madinah).

– Kalender Hijriyah dan Al-Quran.

Kalender Hijriyah dengan jumlah bulannya yang 12, sangat sesuai dengan Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 36 berikut, “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa”.

Empat bulan haram yang dimaksud ayat diatas adalah  Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Keempat bulan ini memiliki keistimewaan dan kemuliaan tersendiri.

Sistim kalender Hijriyah sangat dibutuhkan umat Islam dalam menjalani kehidupannya. Banyak sekali perintah dalam Al-Quran yang berdasarkan sistim kalender ini. Puasa Ramadhan selama 1 bulan ditutup dengan shalat Iedul Fitri adalah salah satu contohnya. Tanpa mengenal kalender Hijriyah mustahil umat Islam bisa menjalankan kewajiban tersebut.

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, … …”.( Terjemah QS. Al-Baqarah (2):185).

Demikian pula perintah berhaji yang wajib dilakukan seorang Muslim sekali dalam hidupnya bila mampu. Kewajiban pergi haji dan shalat Iedul Adha tersebut hanya bisa dilakukan pada bulan Dzulhijjah. Kemudian puasa sunnah 10 dan 11 Muharam, belum lagi puasa sunnah Ayyamul Bidh yang dilaksanakan selama 3 hari di setiap pertengahan bulan Hijriah.

Sebuah pertanyaan besar mengapa Indonesia sebagai Negara mayoritas Muslim tidak menggunakan kalender Hijriyah melainkan kalender Masehi??? Jawabannya adalah akibat penjajahan Belanda selama 350 tahun. Jauh sebelum Islam datang, Belanda dan Negara-negara Barat telah menggunakan kalender Masehi, yaitu kalender yang menggunakan tahun kelahiran Yesus ( nabi Isa as) yang mereka tuhankan, sebagai patokan tahun 0. Dalam bahasa Inggris kalender Masehi adalah AD (Anno Domini) bahasa Latin yang artinya tahun Tuhan kita. Tahun sebelum lahirnya Yesus disebut BC ( Before Centuri). Sedangkan nama hari “Minggu”, berasal dari bahasa Portugis, yaitu Domingo yang berakar pada kata Latin “Dies Dominicus” yang berarti hari Tuhan.

Sementara masyarakat Arab pada masa pra Islam menggunakan metode tahun Hijrah dengan jumlah dan nama-nama bulan yang sama. Akan tetapi tanpa nomor tahunnya. Penamaan tahun diberikan sesuai dengan kejadian besar yang terjadi pada tahun bersangkutan. Contohnya adalah tahun Gajah ( 570 M) yaitu tahun lahirnya Rasulullah saw.

Namun sejak khalifah Umar bin Khattab menetapkan kalender Hijriyah, seluruh wilayah Islampun menggunakan kalender tersebut.  Di Indonesia para ulama yang membawa Islam inilah yang memperkenalkan kalender Hijriyah, meski sebelumnya telah dikenal kalender Jawa. Sultan Agung (1613-1645), Sultan Mataram Islam, kabarnya yang kemudian mengadopsi kalender Hijriyah ke kalender Jawa. Itu sebabnya terdapat kemiripan antara kedua kalender tersebut.

– Semangat Hijrah dan Muhasabbah.

Penetapan tahun Hijriyah atas dasar awal hijrahnya Rasulullah bukannya tanpa alasan.  Hijrah dari Mekah ke Madinah memiliki nilai dan hikmah yang sangat dalam. Hijrah yang artinya pindah, adalah sebuah perjuangan berat untuk berpindah dari tanah kelahiran ke tanah orang lain, dari tempat yang menolak kebenaran ke tempat yang menerima kebenaran, dari lingkungan jahiliyah menuju lingkungan Islami.

Semangat inilah yang diharapkan khalifah Umar dan para sahabat senior agar dapat memotivasi kaum Muslimin kapan dan  dimanapun berada untuk mengambil hikmahnya dan bermuhasabah. Agar dalam menjalankan perintah dan larangan Allah swt tidak semata karena kewajiban namun juga karena kecintaan dan penghormatan atas jasa besar dan pengorbanan maha berat Rasulullah saw.

Untuk itulah perlunya memahami siroh nabawyah ( sejarah kehidupan Rasulullah ) yang sangat erat kaitannya dengan Al-Quran serta asbun-nuzulnya ( sebab-sebab turunnya ayat). Bagaimana Rasulullah menyikapi ayat-ayat yang turun, bagaimana Rasulullah menghadapi perbedaan pandang umatnya dll. Intinya ibadah harus mengikuti apa yang dicontohkan Rasulullah saw yaitu As-Sunnah. Muhasabah atau introspeksi diri sangat dianjurkan dalam Islam sebagaimana ayat 18-19 Al-Hasyr berikut,

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.”

Muhasabah diperlukan agar kita bisa memperbaiki prilaku dan ibadah kita. Dimulai dari merenung atas apa yang telah kita perbuat selama ini, memohon ampunan/taubat kepada Allah swt sebagai Sang Pencipta dan  meminta maaf kepada orang yang telah kita sakiti.

Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” ( Terjemah QS.An-Nur (24):31).

Karena sebagai manusia biasa tidak mungkin kita bebas dari kesalahan dan dosa. Selanjutnya adalah menyusun program apa yang akan kita lakukan agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Umar bin Khattab meriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab“.

Hisablah dirimu sebelum amalmu dihisab dan persiapkanlah dirimu untuk menghadapi hari dimana semua mahluk dihadapkan kepada Allah, sungguh hisab terasa ringan dihari kiamat bagi orang-orang yang gemar mengoreksi dirinya di dunia”, nasehat sang khalifah.

Muhasabah seringkali dilaksanakan pada setiap tahun baru Hijriyah meski sebenarnya bisa dilakukan kapanpun. Momen tahun baru bisa menjadi pengingat penting untuk melakukan introspeksi diri atas segala perbuatan yang telah dilakukan selama setahun terakhir. Selain juga bisa menjadi momentum untuk menetapkan tujuan dan tekad baru dalam menjalani kehidupan yang lebih baik di tahun yang akan datang.

Akhir kata, semoga tahun baru 1 Muharam 1447 Hijriah yang jatuh pada Jumat 27 Juni 2025 lalu mampu menjadikan kita lebih baik dari hari-hari yang lalu, tidak asal ikut-ikutan dan meniru yang bukan milik kita. Dengan kata lain menjadi umat Islam yang kaffah ( menyeluruh, sempurna, tidak tebang pilih) dalam menjalankan ajarannya, aamiin yaa robbal ‘aalamiin.

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya (kaffah), dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu“. ( Terjemah QS. Al-Baqarah(2):208).

Wallahu’alam bish shawwab.

Jakarta, 18 Juli 2025/ 24 Muharam 1147H.

Vien AM.

Read Full Post »

Anehnya lagi, Israel tak hanya menyerang Gaza yang merupakan wilayah kekuasaan Hamas tapi juga wilayah Tepi Barat ( West Bank)  dimana berdiri didalamnya situs penting umat Islam yaitu Masjidil Aqsho yang dilindungi hukum internasional. Ratusan pemukim Israel berkali-kali menerobos masjid suci ke 3 umat Islam tersebut, dibawah perlindungan resmi polisi Israel pula. Zionis Israel juga menangkapi penduduk kota-kota Tepi Barat, memenjarakan tanpa alasan jelas, menembak, mengusir dan merebut rumah-rumah penduduk.

Ironisnya dunia hanya diam bahkan PBB pun tak mampu berbuat apapun meski ICC (International Criminal Court)  secara resmi telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu yang beberapa bulan sebelumnya telah ditetapkan sebagai penjahat  perang. Sekutu terdekat Israel, Amerika Serikat, untuk kesekian kalinya  malah memveto resolusi gencatan senjata segera tanpa syarat yang diajukan DK PBB. ( Berita terbaru, Presiden AS Donald Trump selain menjatuhkan sanksi kepada empat hakim ICC juga kepada Francesca Albanese, seorang Pelapor Khusus PBB asal Italia untuk Palestina atas kritik tajamnya terhadap dugaan kejahatan Israel atas rakyat Gaza).

Tak heran bila Israelpun makin congkak.  Dengan penuh kebanggaan mereka memamerkan peta baru Israel Raya yang meliputi Israel, Palestina, Yordania, Suriah, Mesir dan Arab Saudi! Peta tersebut terpasang di lengan baju para tentara Israel. Makin nyata bahwa Negara Zionis tersebut memiliki agenda tersendiri yang mungkin tidak semua Negara menyadarinya.

Namun bagi kaum Muslimin apalagi yang mengikuti hadist-hadist akhir zaman, tentu saja bukan hal mengagetkan. Tujuan utama Israel sudah pasti yaitu menguasai kompleks Masjidil Aqsho yang mereka yakini sebagai kuil Solomon yang pernah berdiri megah pada zaman raja Solomon alias nabi Sulaiman as berabad-abad silam. Orang-orang Yahudi meyakini bahwa di tempat inilah sang Messias alias Dajjal, orang yang paling mereka nantikan akan datang memimpin mereka menguasai dunia.

Sementara Islam juga mempunyai keyakinan di tempat inilah perang akhir zaman antara kebenaran/kebaikan yang dipimpin Imam Mahdi melawan kebathilan/kejahatan yang dipimpin Dajjal raja Yahudi yang super kejam akan terjadi. Dalam banyak hadist disebutkan bahwa tempat tersebut adalah Syam yang terdiri dari Lebanon, Palestina, Suriah dan Yordania.

Ironisnya, Negara-negara Timur Tengah yang penduduknya mayoritas Islam seperti Mesir, Yordania, Arab Saudi, Maroko dll tidak terlihat bersikap nyata dan tegas melawan kejahatan Zionis. Bukan rahasia lagi bahwa negara-negara tersebut memang menjalin kerja sama baik politik maupun perdagangan  dengan Israel dan Amerika Serikat. Dengan kata lain mereka itu terikat berbagai perjanjian yang menyebabkan mereka terbelenggu dan tidak berkutik. Na’udzubillah min dzalik …

Sebaliknya pembelaan dan perlawanan sengit justru datang dari Houthi (kelompok di Yaman), Lebanon dan Iran yang notabene Syiah, yaitu Islam dengan aqidah melenceng. Dengan tegas ketiga negara musuh bebuyutan Israel ini menuntut agar Negara Zionis itu segera menghentikan agresinya di Palestina, Gaza khususnya. Namun lagi-lagi Amerika Serikat dibawah Trump terus membela sekutunya itu.

Israelpun makin besar kepala. Dalam keadaan di hujat oleh banyak pihak, pada Jumat (13/6/2025) malah membombardir Iran dengan alasan Iran merancang program senjata nuklir. Iran yang terpaksa kehilangan sejumlah petinggi dan ilmuwannya segera membalasnya. Iron drome alat pertahanan canggih Israel yag selama ini dibangga-banggakan sebagai pertahanan terhebat di dunia tak kuasa menahan serangan dasyat dan bertubi-tubi Iran. Bahkan rumah dinas Netanyahupun tak terkecuali.

Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang”. ( Terjemah QS. Ar-Rum (30):4-5).

Ayat di atas mengingatkan kegembiraan kaum Muslimin terhadap kemenangan Romawi atas Persia pada masa hidup Rasulullah saw berabad-abad yang lalu. Meskipun keduanya adalah musuh Islam namun kita harus mensyukurinya sebagai pembuka pertolongan Allah swt. Hal  yang mirip dengan Iran yang membantu Gaza melawan kekejaman Israel saat ini.

Dan tak seperti penduduk Gaza yang mati-matian bertahan mempertahankan tanah tumpah darah mereka, penduduk Israel justru serentak berhamburan melarikan diri ke luar negri. Anehnya lagi Netanyahu tanpa berkaca diri menuding Iran sebagai pelaku kejahatan perang ( crime war) begitu sebuah rumah sakit di negaranya terkena sasaran rudal Iran. Padahal di Gaza pasukan Zionis telah meluluh lantakkan  seluruh rumah sakit yang ada di wilayah tersebut.

Ia juga memohon Negara-negara G7 untuk menolongnya melawan Iran. Ironisnya, dengan segera Jerman menerimanya dan berkomentar serangan sekutunya itu merupakan tangan kotor yang sangat diharapkan. Bersama Amerika Serikat, keduanya langsung mengirimkan bantuan senjata. Pada 21 Juni Trump mengumumkan bahwa pasukan militernya telah menjatuhkan bom ke 3 fasilitas nuklir Iran. Barat selama ini memang sangat memusuhi Iran karena Iran tidak pernah mau tunduk kepada Barat.  

Namun demikian perlu diingat, prilaku dan tindakan pemimpin/pemerintahan suatu Negara dan rakyatnya tidak selalu identik. Demo besar-besaran di Eropa melawan kejahatan Israel makin sering terjadi. Di banyak kota di AS beberapa hari terakhir demo terjadi melawan pemerintahan Trump. Demo yang juga diikuti sejumlah  kelompok Yahudi yang tinggal di Negara tersebut menyalahkan orang no 1 AS yang selalu membantu Israel tersebut atas serangan dasyat balasan Iran terhadap Negara mereka. 

Bukan rahasia lagi, AS dan Israel dengan AIPAC nya memang mempunysi hubungan sangat kental. AIPAC (Komite Urusan Publik Amerika-Israel) adalah sebuah kelompok lobi pro-Israel yang bertugas memperkuat hubungan AS-Israel dengan mempengaruhi kebijakan pemerintah AS. Belum lagi kelompok-kelompok rahasia seperti Free Mason dan Illuminaty yang tidak mampu menyembunyikan hubungan satanic kedua Negara tersebut.  

Mungkinkah tanda-tanda perang akhir zaman antara pasukan kebenaran dibawah Imam Mahdi melawan pasukan jahat dibawah raja Israel Dajjal si mata satu yang telah diprediksi dalam banyak hadist akan segera terjadi?? Pertanyaannya dimanakah posisi kita sebagai umat Islam akan berdiri?? Siapkah kita dan anak cucu kita berjihad membela kebenaran??

“Jika kalian melihatnya, maka berbaiatlah kepadanya walaupun sambil merangkak di atas salju, karena sesungguhnya dia adalah khalifah Allah Al Mahdi.” (HR: Ibnu Majah).

Atau cukup berpangku tangan menjadi penonton sambil mencibir hingga Allah swt memasukkannya sebagai golongan Munafikun yang tempatnya di kerak neraka. Astaghfirullahaldzim …  Sementara di balik benua sana dengan modal hati yang bersih yang dengan demikian Allah swt ridho memberinya hidayah memeluk Islam dan berjihad bersama kaum Muslimin, Allahu Akbar … 

Barangsiapa yang hafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi ia akan dilindungi dari fitnah Dajjal, dan barangsiapa yang hafal penutup surat Al-Kahfi maka ia akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat kelak“. (HR. Ahmad dan Muslim).

https://hidayatullah.com/artikel/tsaqafah/2020/04/05/181114/ini-yang-terjadi-sebelum-imam-mahdi-muncul.html

Wallahu’alam bish shawwab.

Jakarta, 5 Juli 2025.

Vien AM.

Read Full Post »