Feeds:
Posts
Comments

Archive for October, 2025

Pada 7 Oktober 2025, 2 tahun genap sudah pasukan Zionis Israel melakukan genosida terhadap penduduk Gaza yang luasnya hanya setengah Jakarta (363 km2) hingga menelan sekitar 63.700 korban meninggal kebanyakan anak-anak, ratusan ribu terluka dan puluhan bangunan luluh lantak.

Bahkan rumah sakit dan antrian panjang orang yang mengantri bahan pokok makananpun tak luput jadi sasaran kekejaman Zionis. Demikian pula orang yang bermaksud membantu evakuasi ledakan bom dan drone Zionis. Dengan sengaja mereka membiarkan anjing berdatangan mengendus mayat-mayat yang berserakan tersebut … Na’udzu billah min dzalik … Sungguh biadab …   

https://international.sindonews.com/read/1627047/43/mayat-mayat-bergeletakan-di-jalanan-gaza-tentara-israel-halangi-tim-evakuasi-1759241379

Kesadisan dan kebrutalan tentara Zionis yang sudah jauh diatas batas kewajaran tersebut membuat dunia muak hingga membuahkan protes dan demo di seluruh penjuru dunia. Belanda dan Italia tercatat memecahkan rekor terbesar demo pro Palestina. Di Italia semua kota besar melakukan demo besar-besaran.  Spanyol belakangan bahkan melakukan tindakan nyata menghentikan kerja sama dengan Israel.

Tidak sedikit kejuaraan seni dan olahraga ajang dunia yang menolak keterlibatan tim Israel.  Termasuk pemerintah Indonesia yang sebentar lagi akan menjadi tuan rumah olah raga senam. Tapi anehnya tidak sedikit pula orang Indonesia yang mencemoohnya. Menurut Prof Sudarnoto, seorang cendekiawan Muslim dari Muhammadiyah,  ada dua persen pembela atau pendukung Zionisme di Indonesia.  Bukan jumlah sedikit … Alangkah menyedihkannya …

Sementara Global Sumud Flotilla ( GSF), sebuah aksi kemanusiaan kolaborasi manca Negara demi mendobrak blokade Israel terhadap Jalur Gaza yang terancam bahaya kelaparan akut, kembali berani menunjukkan diri. Setidaknya 15.000 peserta yang terdiri dari aktivis, dokter, artis bahkan juga pejabat lebih dari 44 negara tercatat dalam misi kemanusiaan terbesar yang pernah ada di muka bumi ini. Dengan membawa obat-obatan, susu bayi, pampers dan kebutuhan pokok lainnya, pada Agustus hingga September 2025, sekitar 450 peserta dengan menumpang lebih dari 50 kapal berlayar menuju Gaza.

Ironisnya, pada 3 Oktober begitu mendekati tujuan, meski masih berada di wilayah lautan internasional, mereka disergap tentara Israel. Persis seperti yang dialami kapal Turki Mavi Marmara dan 5 kapal lainnya yang datang  dengan membawa misi serupa. Tragedi memilukan yang terjadi pada tahun 2010 tersebut memakan korban 10 penumpang tewas dan 50 lainnya terluka.

Kali ini tentara Israel memang tidak menembaki para aktivis, tapi mereka menangkap dan menjebloskannya ke penjara Israel. Namun karena tekanan internasional 2 hari kemudian sebagian aktivis tersebut dideportasi ke Negara masing-masing. Akan tetapi meski hanya dalam waktu sangat singkat para aktivis yang sedang menjalankan tugas mulia tersebut diperlakukan dengan sangat tidak manusiawi. Bahkan dengan ringannya pihak Israel mengatakan bahwa misi tersebut merupakan perpanjangan Hamas yang mereka cap sebagai teroris.

https://news.detik.com/internasional/d-8145974/dideportasi-aktivis-global-sumud-flotilla-kami-diperlakukan-bak-binatang

Tampak jelas Israel tidak peduli dengan tanggapan internasional atas perbuatannya yang semena-mena tersebut. Ini terjadi karena dukungan Amerika Serikat yang selalu merestui apapun yang dilakukan mitranya itu. Bukti nyata setiap PBB melakukan sidang pembahasan kebebasan Palestina, negri paman Sam tersebut selalu memvetonya.   

Pada pra sidang KTT PBB September 2025 lalu, tak lama setelah mengumumkan persetujuannya atas solusi 2 negara Palestina dan Israel, Perancis dibawah presiden Macron dengan menggandeng Arab Saudi berinisiatif mengumpulkan puluhan pemimpin dunia demi menggalang dukungan internasional terkait solusi dua Negara tersebut. Andorra, Belgia, Luksemburg, Malta dan Monako langsung bergabung  dalam deklarasi bersama ini. Sidang tersebut berlangsung di sela-sela Sidang Umum PBB di pusat PBB, yaitu New York.

Alhasil pada Sidang Umum PBB pada Senin, 22 September 2025, 153 dari 193 anggota PBB secara resmi memberikan pengakuan berdirinya Palestina sebagai Negara. Termasuk negara-negara mitra Israel seperti Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal. Sementara Irlandia, Spanyol dan Norwegia sejak Mei 2024 sudah lebih dahulu menyatakan akan menyetujui Palestina sebagai Negara, hal yang membuat PM Israel uring-uringan.

Namun lagi-lagi Amerika Serikat memveto hasil sidang tersebut. Tak ayal presiden Kolombia yang di sidang paling bergengsi di dunia itu berpidato secara berapi-api dan terang-terangan menyerang negeri adi daya tersebut langsung mengecam tindakan konyol tersebut. Begitu juga presiden Cina.

Tapi anehnya, Amerika Serikat ini pula yang dipercaya memberikan draft rencana penghentian perang Israel-Palestina (Hamas). Diantara butir-butir terdapat butir pelucutan senjata Hamas yang diberi label teroris. Sayangnya hanya Erdogan, presiden Turki yang secara nyata berani memberikan label pejuang kemerdekaan bagi Hamas, bukan teroris.  

Lain lagi dengan presiden Indonesia Prabowo, yang sepintas terlihat garang dengan gaya bicaranya yang penuh retorika menggebrak meja. Namun ternyata setelah diperhatikan meski mendukung berdirinya Negara Palestina ( yang hidup berdampingan dengan Israel) tapi juga menekankan untuk melindungi Israel !! Sebuah pertanyaan besar, melindungi dari apa?? Tidak cukupkah sebegitu banyak tindakan melanggar hukum internasional yang didiamkan saja?? Belum lagi kata sambutan Prabowo “Shalom” dalam bahasa Ibrani yang berarti “damai”. Dan ini tak lepas dari pengamatan media Israel sebagai pesan rekonsiliasi dengan Israel.

https://www.cnbcindonesia.com/news/20250924124006-4-669768/media-israel-sorot-pidato-prabowo-di-pbb-soroti-shalom-palestina

Sementara presiden Palestina, dalam sidang PBB tersebut secara online mengatakan tindakan Hamas pada 7 Oktober yang dianggap sebagai pemicu perang, tidak mewakili Palestina. Mahmud Abbas yang telah menduduki jabatan tertinggi sejak 2005 adalah dari partai Fatah yang selalu berseteru dengan Hamas yang menguasai Jalur Gaza.

Tindakan Hamas menyerang dan menculik sejumlah warga Israel pada 7 Oktober 2023 yang selalu dijadikan alasan Israel melakukan genosida, sejatinya adalah salah satu usaha untuk melawan penjajah Israel yang menguasai Palestina selama 77 tahun tanpa reaksi berarti dunia. Meski tak sedikit pihak yang meragukan kabar terbunuhnya 1000 lebih warga Israel adalah benar-benar akibat serangan Hamas. Banyak video beredar bagaimana senjata-senjata canggih tentara Israel justru yang menjadi penyebab terbunuhnya korban sebanyak itu.     

Kekejaman tentara pendudukan Zionis Israel sudah terjadi jauh sebelum peristiwa 7 Oktober. Bukan rahasia lagi bahwa hampir setiap hari rakyat Palestina selama 77 tahun tersebut selalu diperlakukan dengan tidak adil bahkan kejam. Berbagai kebebasan termasuk kebebasan berpendapat yang seharusnya merupakan hak rakyat dibatasi. Rumah dan tanah rakyat digusur, diambil paksa. Ribuan rakyat ditangkap, dipenjara, disiksa secara sadis hingga cacat seumur hidup, bahkan dibunuh tanpa alasan jelas. Adakah reaksi dunia???

Sebaliknya tawanan Israel yang ditangkap Hamas diperlakukan dengan amat sangat baik. Mereka dilindungi, diberi perawatan dokter dan makanan cukup padahal penduduk Gaza menderita kelaparan hebat akibat tentara Israel yang membombardir seluruh fasilitas umum yang ada di Gaza. Pengakuan para ex sandera Israel dapat dicari dengan mudah di medsos, bila tidak diblokir tentunya.

Tindakan Hamas memperlakukan tawanan perang dengan sangat baik tak lain adalah meniru apa yang diperintahkan Al-Quran dan dicontohkan Rasulullah SAW. “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.” [Terjemah QS.Al-Insan(76):8).

Aku wasiatkan agar kalian berbuat baik terhadap mereka -yaitu tawanan-.” (HR. ath-Thabrani dalam al-Kabir, 977).

Hamas adalah pejuang Palestina yang tidak hanya menuntut kemerdekaan Palestina tapi juga adalah para mujahidin yang berjihad demi mempertahankan Masjidil Aqsho yang merupakan rumah suci ke 3 umat Islam yang sejatinya adalah incaran utama Zionis Israel.

https://spiritofaqsa.or.id/pemukim-yahudi-serbu-masjid-al-aqsha-tentara-israel-ubah-rumah-di-tepi-barat-jadi-barak-militer.html

Kabar terbaru, kesepakatan gencatan senjata memang telah tercapai namun siapa yang berani menjamin Israel yang dikenal sering ingkar janji dan selalu melanggar hukum namun tidak pernah diadili, bakal mematuhinya? Bahkan baru beberapa jam setelah presiden AS Donald Trump mengumumkan tercapainya kesepakatan awal tahap pertama gencatan senjata, tentara Israel mengebom rumah sebuah keluarga Palestina di wilayah barat Gaza menyebabkan lebih dari 70 warga sipil syahid dan terluka, sementara banyak korban lainnya masih tertimbun di bawah reruntuhan. Astaghfirullah …

https://spiritofaqsa.or.id/israel-lakukan-pembantaian-di-distrik-sabar-hamas-penjajah-ingin-gagalkan-implementasi-gencatan-senjata.html

Lalu sebagai umat Islam, apa yang telah dan akan kita lakukan untuk saudara/saudari kita yang terdzalimi tersebut?? Akankah kita terus diam membisu padahal sebagian besar Barat yang notabene mitra Israel telah memberikan pembelaan mereka???

Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya). ‘ (HR. Bukhari dan Muslim).

Wallahu’alam bi shawwab.

Jakarta, 10 Oktober 2024/ 18 Rabi’ul Akhir 1447H.     

Vien AM.

Read Full Post »