Pada bulan Juli 2025 yang baru lalu kami mendapat kesempatan mengunjungi penjara Nusa Kambangan. Ini bukanlah hal yang mudah mengingat penjara tersebut adalah penjara paling mencekam di Indonesia. Perlu izin khusus untuk memasukinya. Kebetulan ada teman penduduk asli Cilacap yang mengurusnya, Alhamdulillah …
Penjara ini sering disejajarkan dengan penjara Alcatraz di Amerika Serikat. Ini disebabkan selain karena sama-sama berada di sebuah pulau juga merupakan penjara bagi penjahat kelas kakap dengan hukuman maha berat seperti hukuman seumur hidup atau bahkan tembak mati. Oleh sebab itu penjara yang didirikan pada tahun 1908 tersebut mendapat julukan Pulau Kematian.
Penjara dengan tingkat keamanan extra maksimum di Indonesia ini terletak di pulau Nusa Kambangan, sekitar 15 menit menyeberang dengan ferry dari Cilacap di perbatasan selatan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah. Wilayah selatan pulau ini menghadap langsung ke Samudra Hindia dengan pantai karang dan ombaknya yang besar. Itu sebabnya tidak mudah bagi narapidana untuk melarikan diri dari pulau penjara ini. Apalagi dengan adanya berbagai binatang buas seperti buaya, macan tutul, ular kobra, biawak dll. Meski kabarnya ada sejumlah napi berhasil kabur. Contohnya adalah Johny Indo, napi Iran dll.
Namun menurut petugas yang mendampingi kami tak satupun napi berhasil kabur. Petugas yang ramah jauh dari kesan garang tersebut, menceritakan beberapa kejadian aneh yang pernah terjadi di penjara tersebut. Diantaranya adalah kisah pelaku bom Bali yang di eksekusi tembak mati tapi tidak mati ketika ditembak, napi koruptor kelas kakap yang mengalami stress berat karena tidak mampu menjalani kehidupan di penjara hingga akhirya dipindahkan ke penjara lain yang lebih “ramah” alias bisa trima suap.
Sudah bukan rahasia lagi bahwasanya banyak penjara seperti itu. Napi membayar dalam jumlah uang sangat besar agar dapat menjalani kehidupan nyaman di dalam penjara, bisa keluar masuk penjara sesukanya dll. Napi dan penjaganya sama-sama melanggar hukum tapi anehnya tidak terkena hukum. Itulah penjara dunia yang terdapat jual beli didalamnya. Tidak seperti penjara akhirat.
Para malaikat penjaga neraka tidak mengenal kompromi Meraka menjalankan tugas yang diberikan Allah swt dengan amat sangat sempurna. Hukuman di neraka berkali-kali lebih mengerikan daripada hukuman di penjara dunia.
“Sesungguhnya azab yang paling rendah dari penduduk neraka adalah seseorang memakai kedua sandalnya dari neraka. Otaknya pun melepuh karena panasnya kedua sandalnya.” (HR. Muslim).
Itu sebabnya penghuni neraka sangat amat ingin keluar dari tempat mengerikan tersebut. Untuk itu mereka rela tidak saja membayar harga tinggi namun juga menggadaikan orang-orang yang mereka sangat cintai sebagaimana surat Al-Ma’rij ayat 11 berikut,
“ … … Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya”.
“Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga neraka Jahanam, ‘Mohonkanlah kepada Rabbmu supaya Dia meringankan azab dari kami sehari saja.’ Penjaga Jahanam berkata, ‘Apakah belum datang kepada kamu rasul-rasulmu dengan membawa keterangan-keterangan?’ Mereka menjawab, ‘Benar, sudah datang.’ Penjaga-penjaga Jahanam berkata, ‘Berdoalah kamu.’ Dan doa orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka.” (Terjemah QS. Ghafir(40):49-50).
Para penghuni neraka memohon agar diringankan adzabnya barang 1 hari, padahal 1 hari akhirat setara dengan seribu tahun dunia, sebagaimana ayat 47 surat Al-Hajj, “… … Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu“.
Namun demikian berkat kasih sayangNya, Ia akan mengampuni orang-orang yang ketika di dunia mau bertobat dan memperbaiki kesalahan. Allah swt mengampuni segala kesalahan dan dosa kecuali dosa syirik ( menyekutukanNya).
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (Terjemah QS.An Nisa’(4): 48).
Jadi sungguh beruntung orang beriman karena meski kesalahan dan dosa bertumpuk pada akhirnya akan keluar dari neraka dan masuk surga, meski sebelumnya ia harus menjalani hukuman di neraka sesuai kesalahannya ketika di dunia.
Demikian pula orang yang masuk penjara dunia karena kesalahannya kemudian ia rela menjalaninya dan bertaubat, mereka juga termasuk orang yang beruntung bila ia bertaubat dengan sungguh2.
“Dan orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya”. ( Terjemah QS A-Furqon(25):71).
Johny Indo, seorang napi di tahun 1970an yang mendapat julukan Raja Perampok Emas dan hasil jarahannya dibagikan kepada masyarat miskin layaknya Robin Hood. Ia merampok sejumlah toko emas dan beberapa rumah para pejabat sebagai bentuk protes atas ketimpangan yang terjadi di negeri ini. Polisi berhasil menangkap dan kemudian memenjarakannya di Nusa Kambangan. Namun 3 tahun setelah menjalani hukuman, bersama puluhan napi ia berusaha melarikan diri.
Akan tetapi setelah 12 hari berusaha keluar dari penjara tersebut, akhirnya ia menyerah dan kembali masuk penjara. Setelah dibebaskan dari penjara, ia tobat lalu memeluk Islam dan menjadi dai. Kisah legendaris tersebut pernah difilmkan dengan dirinya sendiri sebagai tokohnya. Tidak sedikit napi yang keluar dari penjara lalu bertobat dan menjadi dai, selebritis Angelina Sondakh adalah diantaranya.
Jadi sungguh tepat mengapa sejak tahun 1970an pemerintah mengganti istilah penjara dengan kata lapas ( lembaga pemasyarakatan) atau LP. Karena tujuan lapas bukan hanya untuk menghukum dan membuat jera napi, tapi juga membina dan memberdayakan agar ex napi dapat dibina menjadi warga binaan yang dapat kembali bergabung ke dalam masyarakat luas dengan kesempatan baru yang lebih baik.
Sejujurnya kesan mengerikan memasuki penjara Nusa Kambangan seperti yang sering diberitakan tidak begitu kami rasakan. Setelah menyebrangi ferry dengan mobil ala satpol PP kami dibawa ke suatu tempat terbuka dimana sebuah pendopo menanti. Pendopo tersebut terletak di tepi sawah hijau nan subur.
Dari sana tampak ladang berbagai tanaman dimana napi yang sudah mendapat remisi dan akan segera dibebaskan mendapat pelatihan. Di tempat ini pulalah kami ditrima petugas yang dengan ramah menceritakan kehidupan di tempat tersebut. Kami juga diberikan kesempatan menyerahkan bingkisan berisi makanan langsung kepada napi yang akan dibebaskan tersebut. Wajah mereka tampak sumringah tidak mencerminkan penderitaan di penjara.

Setelah itu dengan mengendarai kendaraan milik lapas kami diantar berkeliling pulau melewati beberapa penjara yang ada di pula tersebut. Menurut petugas lapas Nusa Kambangan memiliki 13 lapas dengan 3 tingkatan hukuman, yaitu super berat, berat dan medium.
Selama perjalanan kami tidak melihat hal-hal mengerikan. Pulau terlihat tenang bahkan cenderung sepi, teduh dan subur. Kami sempat melewati kompleks perumahan petugas yang masih baru, belum ditempati. Belakangan baru kami tahu ternyata pulau penjara tersebut akan diubah menjadi proyek percontohan pusat latihan bagi warga binaan alias ex napi yang telah bertobat.
https://www.antaranews.com/berita/4717277/mengenal-penjara-lp-nusakambangan-dan-seluk-beluknya
Dengan kata lain, penjara dunia dan penjara akhirat sama sekali tidak dapat dibandingkan. Penjara akhirat bukan tempat untuk bertobat melainkan akhir perjalanan. Bila seorang manusia begitu takutnya masuk penjara dunia, apalagi penjara akhirat alias neraka. Karena jalan keluar dari penjara akhirat hanya berlaku bagi orang beriman, sementara pembuktian keimanan hanya ada ketika seseorang masih berada di dunia bukan setelah meninggal dunia. Sedangkan bagi orang tidak beriman alias kafir, kekal mereka di dalamnya, na’uzubillah min dzalik …
“Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali”. ( Terjemah QS At-Taghabun(64):10).
“Apakah kamu tidak melihat kepada orang-orang yang membantah ayat-ayat Allah? Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan? Mereka adalah orang-orang yang mendustakan Kitab (Al-Qur’an) dan wahyu yang dengannya para rasul Kami utus. Kelak mereka akan mengetahui, ketika belenggu dan rantai (dipasang) di leher mereka, seraya mereka diseret ke dalam air yang sangat panas. Mereka kemudian dibakar ke dalam api.” (Terjemah QS.Al-Mu’min: 69-72).
Sebagai penutup perjalanan sarat hikmah tersebut, kami diantarkan petugas menuju pantai Komando yang sangat indah dan bersih. Menurut petugas tersebut, pantai yang langsung berhadapan dengan pulau milik Australia yaitu pulau Natal di samudra Hindia, sering digunakan untuk pelatihan sekaligus pelantikan Kopasus. Pantai tersebut bersih karena memang tidak dibuka untuk umum. Alangkah beruntungnya kami, terima-kasih yaa Allah, Alhamdulillah ..

Akhir kata, semoga kita bisa mengambil hikmahnya, aamiin ya robbal ‘aalamiin …
Wallahu ‘alam bish shawwab.
Jakarta, 11 Agustus 2025/18 Safar 1447 H.
Vien AM.




























































Setelah mampir di beberapa meeting point untuk menjemput para tamu sesuai daftar, bus berkapasitas 24 orang itupun langsung melaju meninggalkan kota. Sepanjang perjalanan dari Melbourne ke Geelong yang terletak di barat daya Melbourne adalah hamparan padang rumput luas nan hijau, dengan sapi dan domba-domba berbulu lebat yang sungguh meneduhkan mata. Australia memang dikenal sebagai negara pengeksport daging dan susu kedua ternak tersebut.

Beberapa kali Tim menghentikan bus, memberi kesempatan tamu-tamunya untuk turun menikmati keindahan pantai. Kami juga berhenti sebentar di sebuah hutan kecil untuk hunting koala yang banyak menempati hutan tersebut. Dari penjelasan Tim, kami baru tahu binatang lucu yang menjadi ikon Australia disamping Kangguru tersebut ternyata termasuk jenis hewan perusak. Binatang yang tidak suka hidup berkelompok dan sangat suka bertegger di atas pohon itu, sebenarnya telah merusak batang pohon yang dikeratnya setiap hari, meski mungkin tanpa disadarinya.

Untuk mengenang kejadian tragis tersebut tempat itu kini diberi nama Jurang Loch Ard ( Loch Ard Gorge) atau juga Tom and Eva Pilar. Tempat ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Port Campbell, yang selalu ramai dikunjungi para turis.


Sesuai yang dijanjikan, selama perjalanan tersebut bus berhenti di 13 spot menarik termasuk Loch Ard Gorge dan Twelve Apostles yang fenomenal. Satu hari sudah pasti tidak cukup memang untuk menikmati Great Ocean Road. Tak salah bila setiap kali bus berhenti Tim selalu mengingatkan, jam berapa harus kembali ke bus. Tak pernah ia memberikan waktu lebih dari 20 menit untuk setiap spot. Tidak puas sebenarnya tapi apa boleh buat. Apalagi melihat yang lain selalu on time kembali ke bus. Akhirnya kamipun sepakat untuk tidak terlalu berlama-lama.