Feeds:
Posts
Comments

Archive for the ‘Save Palestine’ Category

Operasi Badai Al-Aqsa, serangan mendadak yang dilakukan kelompok Hamas pada Sabtu (7/10/2023) adalah serangan Hamas terhebat yang pernah dialami Israel sejak Perang Yom Kippur pada 1973. Secara tiba-tiba Hamas meluncurkan serangan besar-besaran ke wilayah Israel di pagi hari tersebut, mengejutkan warga Israel di bagian selatan. Sirine serangan udara pun berbunyi hingga ke wilayah Tel Aviv, ibu kota Israel. Di pagi hari 7 Oktober 2023 itu, dalam hitungan menit, tentara Hamas berhasil menerobos pagar perbatasan wilayah Israel selatan dan menyerbu masuk ke tengah acara perayaan Yahudi dan festival music yang digelar bersamaan.

Kami ingin masyarakat internasional menghentikan kekejaman di Gaza, terhadap rakyat Palestina, tempat suci kami seperti Al-Aqsa,” jelas juru bicara Hamas mengenai serangan tersebut.

Seperti kita ketahui bersama pendudukan Israel terhadap tanah Palestina telah berjalan selama puluhan tahun yaitu sejak tahun 1948, dilanjutkan dengan pencaplokan wilayah tahun 1967 yang membuat wilayah Palestina makin menyempit. Penjajahan yang terjadi di era modern ini terjadi dengan perlakuan kejam terhadap rakyat Palestina. Hampir setiap hari tentara penjajah melakukan perampasan tanah dan rumah penduduk, penyiksaan, penculikan bahkan pembunuhan terhadap rakyat Palestina.

Kemarahan rakyat mencapai puncaknya disebabkan makin seringnya para pemeluk Yahudi menerobos masuk kompleks Masjidil Aqsho. Dibawah pengawasan tentara penjajah mereka seenaknya melarang bahkan mengusir umat Islam yang sedang shalat di dalam Masjidil Aqsho.  Masjidil Aqsho adalah rumah ibadah umat Islam pertama sekaligus kibat pertama sebelum Allah swt memerintahkannya pindah ke Ka’bah di Mekkah. Masjid ini berada di Jerusalem Timur yang merupakan ibu kota Palestina.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Tidak boleh bersusah-payah bepergian, kecuali ke tiga masjid, (yaitu) Masjidil Haram, Masjid Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan Masjidil Aqsha” [HR Al-Bukhari dan Muslim].

Shalat di Masjidil Haram (Mekah) lebih utama dari seratus ribu shalat di tempat lainnya, dan shalat di masjidku ini (Masjid Nabawi) lebih utama dari seribu shalat di tempat lainnya, dan shalat di Masjidil Aqsa lebih utama dari lima ratus shalat di tempat lainnya.” (HR. Bukhari)

Tak heran bila akhirnya Hamas sebagai organisasi Islam terbesar di Palestina yang berkedudukan di Gaza, untuk mengakhiri pendudukan Israel, menyerukan  semua penduduk yang mempunyai senjata untuk bergerak. “Waktunya telah tiba“, seru jubir Hamas.

Gayungpun bersambut. Sementara para pejuang bertempur, rakyatpun ribath yaitu bertahan di tanah air mereka, apapun yang terjadi. Mereka tidak mau tragedy Nakba 1948 yang memaksa mereka exodus/keluar dari tanah air hingga Israel berhasil merebut tanah kelahiran mereka, kembali terjadi.   

Sementara Israelpun mengamuk karena tanpa disangka serangan mendadak HAMAS pada 7 Oktober tersebut telah memakan tidak saja ratusan tentara Israel dan sipil tapi bahkan berhasil menyandera 270 orang Israel yang sedang menyaksikan pesta musik dan perayaan Yahudi. Dari Jalur Gaza, setidaknya Hamas telah menembakkan 3.000 roket ke wilayah perbatasan Israel.

Tiga belas bulan lamanya pertempuran tidak seimbang antara Israel yang didukung AS dengan senjata canggihnya melawan pejuang Hamas yang berperang habis-habisan secara gerilya bermodalkan sistim pertahanan bawah tanahnya yang rumit. Lebih 47 ribu korban syahid sebagian besar anak-anak dan orang-tua, 110 ribu lebih korban luka, ratusan bangunan mulai rumah, sekolah, masjid hingga rumah sakit ambruk. Tapi penduduk Gaza tetap bertahan meski terpaksa mengungsi daerah 1 wilayah ke wilayah lain Gaza. Tak sudi mereka meninggalkan tanah air kelahiran mereka. Sementara pejuang Hamas terus berjuang mati-matian tanpa kenal lelah dan takut.

Tak salah bila akhirnya pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap petinggi otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan bekas petinggi otoritas pertahanannya, atas dakwaan kejahatan perang dan kejahatan genosida terhadap kemanusiaan di Gaza.

Hingga akhirnya  tercapailah genjatan senjata pada 15 Januari 2025 lalu. Gencatan senjata ini dimediasi oleh Qatar, Mesir dan Amerika Serikat. Meski Gaza hancur lebur namun kebanyakan pakar militer berpendapat Israel adalah pihak yang kalah. Israel yang didukung Amerika Serikat dengan berbagai senjata canggih mutakhir, menghadapi Gaza yang hanya seluas tak lebih dari luas 1/5 Jakarta, 1 tahun lebih tidak mampu menguasai daerah kantong, rumah bagi 2,3 juta orang Palestina trsebut.

Genjatan senjata ini dibarengi dengan pertukaran sandera Israel yang dibawa Hamas pada 7 Oktober dengan ribuan tahanan Palestina yang disekap Israel selama bertahun-tahun tanpa tuduhan jelas. Pelaksanaan pertukaran tahanan setelah perundingan yang alot telah berjalan mulai 19 Januari lalu.

Hamas mengawalinya dengan membebaskan 3 sandera perempuan Israel dalam kondisi sehat. Bahkan pada penyerahan sandera berikutnya terlihat beberapa sandera mencium kening penyanderanya. Seorang bekas sandera pada sebuah siaran televisi menceritakan bahwa ia diperlakukan dengan baik oleh sebuah keluarga Palestina dimana ia ditempatkan. Ia justru merasa lebih takut terkena bom pemerintahnya yang berkali-kali menyasar rumah dimana ia tinggal, dari pada kepada pejuang Hamas. Ia juga menambahkan bahwa dua orang temannya tewas akibat bom Israel.

Salut dengan apa yang dilakukan para pejuang Hamas karena memang begitulah yang dicontohkan Rasulullah, yaitu berbuat baik kepada musuh. Ahklak inilah tampaknya yang menjadi salah satu kunci keberhasilan dakwah Islam.

Salah satu contohnya adalah usai perang Khaibar ( perang melawan Yahudi di benteng Khaibar) yang dimenangkan kaum Muslimin. Ketika itu Rasulullah melihat para tawanan perempuan digiring melewati jasad-jasad musuh yang tak lain adalah keluarga mereka. Melihat itu, Rasulullah bangkit seraya berkata, “Apakah kau sudah tidak punya perasaan kasih sayang hingga membiarkan perempuan-perempuan itu melewati mayat orang-orang yang mereka cintai?”

Contoh lain adalah perlakuan Rasulullah terhadap Abu Sufyan pada peristiwa Fathu Makkah. Pemuka Quraisy yang sangat memusuhi Islam ini diberi Rasulullah kesempatan untuk melihat kebesaran pasukan Islam bahkan kehormatan berupa keselamatan bagi musuh yang berlindung ke dalam rumahnya, hal yang membuat Abu Sufyan tersanjung. Dan akhirnya tokoh Quraisy itupun luluh dan masuk Islam.   

Hal tersebut bertolak belakang dengan kondisi ribuan tahanan Israel yang dilepaskan secara bertahap. Selama di penjara mereka disiksa dengan berbagai siksaan sadis oleh para penjaga penjara. Tak sedikit ex para tahanan tersebut yang keluar dalam keadaan cacat dan terganggu emosinya.

Anehnya di tengah genjatan senjata dan pertukaran tawanan yang sedang berlangsung, Donald Trump, presiden AS yang baru saja terpilih, melemparkan usulan ajaib yaitu relokasi penduduk Gaza ke Negara-negara tetangga seperti Mesir, Yordan dll juga Indonesia sebagai Negara mayoritas Muslim, dengan alasan agar pembangunan kota dapat berjalan mudah. Dan lebih anehnya lagi tanpa ada jaminan kapan mereka dapat kembali menempati tanah air mereka itu karena tanah tersebut akan diambil oleh Amerika Serikat !??!!

Logika apa yang digunakan orang nomor 1 yang katanya Negara adi daya tersebut??? Untuk apa rakyat Gaza/Palestina berjuang, berperang mati-matian mempertahankan tanah air jika akhirnya harus menyerahkannya kepada pihak asing??? Benar-benar tidak masuk akal. Saking anehnya, orang Amerikapun banyak yang malu melihat tingkah laku presidennya itu.

Dan kini di akhir genjatan senjata tahap 1 yang seharusya masuk tahap 2,  dengan pongah Israel membatalkan genjatan senjata tersebut. Mereka menutup perbatasan demi mencegah masuknya bantuan sosial untuk Gaza. Bahkan selama genjatan senjata tahap 1 pun tidak jarang mereka melanggar kesepakatan. Beberapa kali mereka mengebom kerumunan dan rumah penduduk hingga menewaskan ratusan warga Gaza. Begitulah sifat Yahudi, persis yang dikisahkan dalam banyak ayat Al-Quranul Karim, diantaranya adalah sebagai berikut:

Dan mengapa setiap kali mereka mengikat janji, sekelompok mereka melanggarnya? Bahkan sebagian mereka tidak beriman”. ( Terjemah QS. Al-Baqarah(2): 100).

Hamas mencurigai mereka memang tidak bersungguh-sungguh berniat menepati genjatan senjata. Mereka hanya menginginkan kembalinya sandera Israel kemudian akan melanjutkan penghancuran dan genosida, tidak saja penduduk Gaza tapi juga Tepi Barat dimana kompleks Masjidil Aqsho berada. Dan hal tersebut diakui secara resmi oleh pihak Israel!!

Beberapa waktu lalu penjajah tersebut secara provokatif mengeluarkan peta Israel yang memasukkan Palestina, Yordania, Suriah dan Lebanon sebagai bagian dari Israel Raya.

https://www.tribunnews.com/internasional/2025/01/09/terbitkan-peta-provokatif-israel-klaim-palestina-yordania-suriah-dan-lebanon-adalah-tanah-zionis

Kabar lain menyatakan bahkan sebagian wilayah Arab Saudi, Mesir  dan Irakpun mereka masukkan. Banyak pakar dan akademisi menyatakan hal tersebut bukan semata-mata kemauan Israel tapi merupakan bagian kebijakan luar negeri AS yang bertujuan memperluas hegemoni AS ke Timur Tengah dan usaha memecah belahnya. Gagasan Israel Raya tersebut tentu saja memicu kecaman di seluruh dunia, tidak hanya Negara yang terkena dampak.

Pertanyaan besar akankah kaum Musimin tetap diam berpangku tangan menyaksikan kompleks suci ini jatuh ketangan Israel terkutuk??? Bersyukur Mesir, Yordania maupun Arab Saudi tegas menolak permintaan ajaib Trump meski dibawah tekanan. Kabar terakhir para pemimpin negara Liga Arab pada Selasa (4/3/2025) sepakat membentuk komite dana perwalian guna membiayai rekonstruksi Jalur Gaza  akibat agresi brutal Israel sejak 7 Oktober 2023 lalu.

Semoga para pemimpin Negara mayoritas Islam terutama negara-negara teluk mampu teguh mempertahankan pendirian mereka hingga terbentuk Negara Palestina merdeka. Bukankah kemerdekaan adalah hal segala bangsa, mengapa Palestina harus dipersulit??? 

Dan sebagai Muslim sejati yang senantiasa mewaspadai berita akhir zaman yang telah disampaikan Rasulullah Muhammad saw 15 abad silam, tentunya harus siap memperjuangkan dan menyambut hari kemenangan tersebut, tidak hanya diam menanti. Jangan sampai kalah dengan kaum di luar sana yang justru mampu melihat kebenaran dan keagungan Islam berkat kesucian hati mereka, untuk kemudian bersyahadat dan membela Islam dengan sungguh-sungguh.

Wallahu’alam bi shawwab.
Jakarta, 6 Maret 2025/ 6 Ramadhan 1446 H.

Vien AM.

Read Full Post »

Hingga akhirnya, pada tahun 1095 Paus Urbanus II di Clermont, Perancis Selatan mengobarkan ajakan perang untuk merebut Palestina. Ajakan ini langsung disambut ribuan pengikutnya. Maka rombongan dengan berbagai tujuan dan niat yang  kemudian bergabung dengan tentara Salib dibawah para bangsawan, segera bergerak menuju Palestina. Namun sejarah mencatat bahwa dalam perjalanan jauhnya, rombongan yang makin lama makin membesar tersebut, melakukan berbagai tindakan anarkis, termasuk pembantaian terhadap orang-orang Yahudi yang tinggal di sepanjang perjalanan.  

Pada tahun 1099 dalam perang yang berlangsung selama 3 hari,  tentara Salib  berhasil menguasai kota dengan membantai lebih dari 30.000 penduduknya, termasuk perempuan dan anak-anak Muslim yang berlindung di dalam masjid Al-Aqsa. Mereka juga membunuhi kaum Yahudi dan Nasrani yang bermukim disekitar kota tua tersebut.

Dalam bukunya, Karen Amstrong mengutip kata-kata Raymond dari Aguilles, seorang saksi dari Perancis yang mengatakan : ”Tumpukan kepala, tangan dan kaki dapat terlihat”, ”… para pria berjalan dengan darah yang naik hingga ke lutut dan tali kekang kuda mereka …”. Dengan cara seperti itulah Yerusalem jatuh ke tangan pihak Nasrani Eropa. 88 tahun kemudian yaitu pada tahun 1187, dibawah kekuasaan Sultan Salahuddin Ayubi, pasukan Muslim kembali berhasil menguasai Yerusalem. Dan sebagaimana pendudukan Yerusalem oleh pasukan Muslim pada kali pertama, kali inipun tidak terjadi pembantaian. Bahkan para penguasa yang ditaklukkan tersebut selain diampuni juga diberi keleluasaan untuk meninggalkan kota dengan membawa seluruh harta bendanya. Peristiwa ini pada tahun 2005 pernah diabadikan dengan sangat baik dalam film “The Kingdom of a Heaven” yang disutradarai oleh Sir Ridley Scott dan dibintangi aktor kenamaan Orlando Bloom.

Peperangan yang kemudian dikenal dengan nama “Perang Salib” ini terus terjadi hingga beberapa kali selama hampir 200 tahun namun pihak Salib tidak pernah berhasil menguasai kembali Yerusalem. Selanjutnya yaitu pada tahun 1517-1917 sebagian besar wilayah Palestina  berada di bawah kesultanan Islam Ottoman. Hingga pada tahun 1918 ketika kesultanan tersebut runtuh paska Perang Dunia I, Palestina dikuasai oleh Inggris. Liga Bangsa-Bangsa (LBB) kemudian  mengeluarkan mandat kepada Inggris untuk mengontrol secara administratif kawasan Palestina, termasuk ketentuan mendirikan tanah air nasional Yahudi di Palestina dan mulai berlaku pada 1923 M.

Hingga akhirnya di tahun 1948, ketika Yahudi Israel dengan dukungan Barat memaksakan terbentuknya Negara Israel, Palestinapun kembali memasuki masa kelamnya. Ini dimulai dengan apa yang dinamakan peristiwa tragis Nakba ( Malapetaka Palestina). Genosida yang dilakukan Yahudi terhadap rakyat Palestina disertai perampasan tanah Palestina ini mengakibatkan eksodusnya 700.000 orang Palestina dan berpindahnya 78% wilayah Palestina ke Negara Israel yang baru terbentuk.  

Maka sejak itulah perlawanan rakyat Palestina baik yang masih bertahan di tanah Palestina maupun yang berada di pengungsian terus terjadi hingga hari ini. Apalagi ditambah dengan perlakuan kejam dan diskriminatif tentara Zionis Israel yang makin hari makin brutal.

Dengan demikian jelas bahwa apa yang kita saksikan setahun belakangan ini bukanlah semata-mata akibat serangan 7 Oktober 2023 yang dilakukan  faksi perjuangan Hamas sebagaimana yang dituduhkan Netanyahu. PM Israel tersebut sejatinya sedang berusaha menghindar dari kasus korupsi yang dilakukannya. Hukum Israel rupanya memberi kelonggaran kepada pemimpinnya bila ia sedang berperang.

Ironisnya, Netanyahu bahkan tidak peduli terhadap nasib ratusan warganya yang disandera Hamas. Bila terhadap rakyatnya saja tidak peduli apatah arti kematian 41 ribu lebih rakyat Gaza, sebagian besar anak-anak dan kaum perempuan. Juga puluhan bangunan termasuk sekolah, masjid dan rumah penduduk yang hancur lebur di bom tentara Zionis Israel.    

Sementara orang-orang Yahudi extrim berkeras ingin merebut Al-Quds dari tangan Islam. Dengan dikawal tentara Zionis, beberapa kali mereka menerobos masuk ke dalam masjid ke 3 tersuci umat Islam tersebut secara paksa. Mereka masuk tanpa menanggalkan sepatu, merusak barang-barang yang di dalamnya bahkan menyerang dan mengusir jamaah yang sedang shalat. Mereka beralasan disitulah rumah ibadah mereka pernah berada. “Demi mematuhi perintah Tuhan”, kilah mereka.

Lalu bagaimana dengan ayat 24 surat Al-Maidah yang secara terang benderang menceritakan penolakan orang-orang Yahudi atas perintah nabinya, yang notabene berarti perintah Tuhannya, untuk memasuki Baitul Maqdis berabad-abad lalu??

Mereka ( orang-orang Yahudi) berkata: “Hai Musa, kami sekali-sekali tidak akan memasukinya ( Baitul Maqdis) selama-lamanya, selagi mereka ada di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.” ( Terjemah QS.Al-Maidah(5):24).

Dan banyak lagi ayat Al-Quran yang menceritakan betapa seringnya kaum Yahudi melawan perintah Tuhannya. Bahkan nabi dan rasulpun mereka aniaya dan bunuh. Dan lagi apakah ada Tuhan yang memerintahkan suatu kaum membantai orang tidak bersalah??? Bandingkan dengan adab Islam dalam berperang yang ditunjukkan khalifah Umar bin Khattab ra ataupun Sultan Salahuddin Ayubi berabad-abad silam.

Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya”.(Terjemah QS.Ali Imran(3):19).

Wallahu’alam bi shawab.

Jakarta, 19 September 2024.

Vien AM.    

Read Full Post »

”Demi Allah! Jaminan keamanan bagi diri mereka, kekayaan, gereja, dan salib mereka, bagi yang sakit, bagi yang sehat, dan seluruh masyarakat beragama di Kota Suci itu, bahwa gereja-gereja mereka tidak akan diduduki atau dihancurkan, takkan ada satu barangpun diambil dari mereka atau kediaman mereka, atau dari salib-salib maupun milik penghuni kota, bahwa para warga tidak akan dipaksa meninggalkan agama mereka, bahwa tak seorang pun akan dicederai. Dan bahwa, tak seorang Yahudipun akan menghuni Aelia”.

Itulah yang dikatakan khalifah Umar bin Khattab pada serah terima kunci kota suci Al-Quds ( Yerusalem) dari penguasa lama uskup Nasrani, Saphronius, kepada penguasa baru, yaitu Islam dibawah  khalifah Umar bin Khattab.

Bahkan perjanjian yang dibuat antara Umar dan mantan pemimpin Nasrani Yerusalem tersebut memberikan kebebasan penganut  Nasrani maupun Yahudi untuk menjalankan ajaran agamanya masing-masing dengan syarat mereka membayar jiziyah sebagaimana seorang Muslim wajib mengeluarkan zakat.

Menurut ”Al-Quds Document” yang diterbitkan Organisasi Konferensi Islam, janji Umar bahwa ”tak seorang Yahudi pun menjadi penghuni Aelia (Jerusalem)” adalah atas permintaan Saphronius. Hal tersebut disebabkan pengkhianatan Yahudi yang membantu penguasa Persia membawa lari Salib meski kemudian berhasil direbut kembali oleh Heraklius, raja Rumawi pada awal abad ke 7 M. Namun demikian pada akhirnya Umar tetap memperbolehkan orang-orang Yahudi hak memasuki dan tinggal di kota suci ke 3 agama tersebut.

Setelah menyerahkan kunci gerbang Yerusalem, Sophronius kemudian mengajak sang khalifah berkeliling kota dan memasuki kompleks Gereja Makam Kudus. Ketika waktu sholat tiba, Sophronius mempersilahkan Umar untuk sholat di dalam gereja tersebut namun Umar menolak. Dengan alasan khawatir bila ia shalat di dalamnya akan menjadi pembenaran fungsi gereja berubah menjadi masjid hingga membuat umat Kristen kehilangan salah satu situs tersucinya.

Sebaliknya Umar bertanya kepada Ka’ab al-Akhbar, seorang sahabat yang dulunya beragama Yahudi, tempat ia dapat shalat. Kaa’b lalu menunjuk suatu tempat di utara gereja Makam Kudus, dengan maksud agar dapat menghadap rumah ibadah Nasrani tersebut sekaligus menghadap Ka’bah.

Tentu saja Umar menolak bahkan menegur usulan yang terkesan toleran namun berlebihan tersebut. Umar akhirnya memutuskan shalat di dalam sebuah bangunan tidak terawat di selatan gereja Makam Kudus. Selanjutnya Umar memerintahkan menjadikannya masjid.

Begitulah Umar membangun fondasi toleransi sesuai ayat 256 surat Al-Baqarah, ‘”Tak ada paksaan dalam agama. Telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang sesat”. Sejarah mencatat betapa rakyat Palestina, warga Al-Quds khususnya, yang sebagian besar beragama Kristen dan sebagian kecil Yahudi, menyambut baik datangnya Islam. Bahkan pengelolaan gereja Makam Kuduspun mereka percayakan kepada keluarga Muslim dan keturunannya, hingga hari ini.    

Seorang rabbi Yahudi menulis tentang masa awal Islam ini, ”Jangan risau, wahai Putera Yahve, Sang Pencipta yang Maha Mulia menciptakan Kerajaan Ismail hanya untuk membebaskan kalian dari kejahatan ini (Bizantium)”.

Kaum Kristenpun menyambut baik kekuasaan Islam dan siap bekerjasama dengan pemerintahan Islam tersebut. Seorang ahli sejarah anggota Gereja Suriah Timur sampai mengungkap perasaannya dengan menulis, ”Tuhan telah mengirim orang-orang Arab untuk membebaskan kita dari genggaman kaum Bizantium. Kebaikan yang kita peroleh dari kekejian dan kebencian orang Bizantium sungguh bukan hal yang layak diremehkan”.

Penaklukan yang dilakukan Umar bin Khattab tentu saja bukan sekedar mengikuti memenuhi nafsu kekuasaan melainkan demi tujuan dakwah mengajak kepada menyembah hanya kepada Allah swt, Sang Pemilik Sang Penguasa sejati. Itulah sejatinya yang diajarkan para rasul dan nabi sejak nabi Adam as hingga nabi Muhammad saw sebagai nabi dan rasul terakhir. 

Palestina dengan Al-Qudsnya, dimana didalamnya berdiri kompleks Masjidil Aqsho, memiliki keterikatan mendalam dengan Islam.  Masjidil Aqsho  merupakan kiblat pertama kaum Muslimin. Selama 17 bulan kaum Muslimin shalat menghadap masjid ini sebelum akhirnya Allah swt memerintahkannya berpindah menghadap Ka’bah di Masjidil Haram Mekkah, sesuatu yang sangat diinginkan Rasulullah saw.

“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu ( Muhammad) menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. …”. ( Terjemah QS. Al-Baqarah(2):144).

Masjidil Aqsho juga merupakan tempat dimana Rasulullah ber-Isra dari Mekkah ke Al-Quds/Yerusalem dilanjutkan dengan Mi’raj dari Al-Aqsho ke Sidratul Muntaha. Di Arsy Allah di langit tertinggi itulah Rasulullah kemudian menerima perintah shalat dari Allah Azza wa Jala. 

“ Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami”. ( Terjemah QS.Al-Isra’(17):1).

Pada tahun 636 M khalifah Umar melanjutkan misi khalifah sebelumnya yaitu Abu Bakar, mengutus panglima Abu Ubaidillah bin Jarrah dibantu panglima kenamaan Khalid bin Walid, untuk menalukkan wilayah Palestina yang selama ribuan tahun berada bawah kekuasaan Bizantium/ Romawi Timur yang dikenal dzalim. Abu Bakar sendiri melakukan penaklukkan tersebut karena melanjutkan perintah Rasulullah yang sempat tertunda karena Rasulullah wafat.  

Yerusalem takluk setelah 4 bulan dikepung pasukan Islam tanpa peperangan sedikitpun. Raja Rumawi Heraklius dan dan Patriarch (Uskup Agung) Sophronius hanya mensyaratkan khalifah Umar bin Khatab yang datang sendiri untuk menerima kunci kota suci tersebut.

Awalnya, permintaan tersebut ditolak oleh Abu Ubaidillah dan Khalid bin Walid beserta pasukan Muslim. Tetapi Umar bin Khattab menyetujui permintaan tersebut. Para pembesar baik Islam maupun Romawi serta pemimpin Kristenpun bersiap menyambut kedatangan Sang Khalifah dari Madinah.

Namun mereka sungguh terkejut melihat khalifah yang namanya menggetarkan setiap lawan, yang perintahnya ditaati dengan kepatuhan penuh oleh panglima-panglimanya hingga tanah Palestina dan Suriah yang tadinya dikuasai Rumawipun takluk, datang memasuki kota dengan hanya menaiki unta, tanpa pengawalan besar-besaran pula. Khalifah Umar dengan penampilan yang sangat sederhana, datang  hanya ditemani seorang ajudannya.

Maka sejak itulah Palestina yang sebelumnya dikuasai oleh banyak pihak diantaranya Asyur, Babilonia, Persia, Yunani dan terakhir Rumawi resmi menjadi bagian dari kekhalifahan Islam hingga jatuhnya kesultanan  Ottoman paska Perang Dunia I pada 1918. Kesultanan Ottoman sendiri benar-benar runtuh pada 1924.

Palestina dengan Yerusalemnya, dibawah kekuasaan khilafah Islamiyah selama 8 abad terbuka bagi umat agama lain. Mereka bebas mengunjungi kota suci bagi 3 agama besar didunia ini. Uniknya, ia tidak hanya menarik karena sejarah ritualnya namun juga karena kota ini pada waktu itu telah berkembang menjadi kota intelektual. Ilmu berkembang sangat pesat.

Orang-orang Yahudi dan Nasrani datang tidak hanya sekedar untuk melakukan ibadah dan kunjungan keagamaan melainkan juga untuk mempelajari ilmu lain seperti ilmu hukum termasuk juga belajar tentang Islam dan Al-Quran. Meski tidak sedikit diantara mereka yang bertujuan mencari celah dan kelemahan Islam agar dapat menyerang Islam secara diam-diam.

(Bersambung).

Read Full Post »

Sembilan setengah bulan sudah Gaza tercabik-cabik. Lebih dari 38.000 orang syahid ( bahkan sumber lain melaporkan lebih dari 180.000) mayoritas perempuan dan anak–anak, puluhan ribu bangunan hancur lebur termasuk sekolah, rumah sakit, masjid dan rumah penduduk.

Netanyahu PM Israel dengan sesumbar menyatakan tidak akan berhenti menggempur Gaza meski dunia memprotesnya, hingga HAMAS dapat dilumpuhkan. Zionis Israel sejak lama memang sangat geram kepada HAMAS yang pantang menyerah dan terus melawan penjajahan Israel.

Seperti kita ketahui pada 1948, Israel nekad memproklamirkan diri. Ini tak lepas dari keputusan PBB pada 1947 yang mengeluarkan resolusi yang sama sekali tidak adil, yaitu memberikan 55% tanah Palestina dimana di dalamnya berdiri kota-kota dan pelabuhan penting kepada Israel. Padahal ketika itu kaum Yahudi di tanah tersebut hanya sepertiga dari total populasi dan tanah kurang dari enam persen.  

Palestina tentu saja menolak dan mengadakan perlawanan hingga pecah perang 6 hari antara Negara-negara Arab dan Israel. Sayangnya paska perang, Israel justru berhasil merebut wilayah Palestina hingga menjadi 70 %!  Akibatnya rakyat Palestina terpaksa meninggalkan rumah dan tanah air mereka tercinta. Peristiwa yang mengakibatkan sekitar 13.000 warga Palestina terbunuh dan lebih dari 750.000 terusir dan menjadi pengungsi tersebut dikemudian hari diperingati sebagai peristiwa Nakba yang artinya bencana. 

Hari demi hari berlalu penuh penderitaan. Penjajah Israel memperlakukan rakyat Palestina dengan semena-mena. Perampasan rumah, tanah, kebun terus saja terjadi. Rakyat Palestina tidak diberi berbagai hak seperti pekerjaan, kebebasan berkumpul dan bersuara. Tentara penjajah seenaknya menangkapi, memenjarakan bahkan menembak mati siapapun yang dianggap melawan.

Hingga pada tahun 1950 berdirilah gerakan Fatah, yang artinya Gerakan Nasional Pembebasan Palestina. Gerakan sekuler ini didirikan di Kuwait oleh pendiri PLO ( Organisasi Pembebasan Palestina) mendiang Yasser Arafat dan kawan-kawan, dengan tujuan membebaskan Palestina dari penjajahan Israel, secara militer, pada awalnya.  

Selanjutnya pada tahun 1987 kekecewaan dan kemarahan rakyat Palestina memuncak karena sikap penjajah yang makin semena-mena.  Dengan hanya bermodalkan senjata batu dan kerikil, sebagaimana burung Ababil yang menyerang pasukan Abrahah yang berkendaraan gajah, para pemuda Palestina nekad melakukan perlawanan terhadap penjajah Israel. Perlawanan  ini dinamakan gerakan Intifada.

Tak lama kemudian dibawah pimpinan Syeikh Ahmad Yassin dan teman-teman, lahir gerakan berideologi Islam bernama HAMAS. Kelompok yang bertekad merebut kemerdekaan secara bersenjata ini didukung rakyat Palestina. HAMAS adalah singkatan bahasa Arab yang artinya adalah Gerakan Perlawanan Islam.

Sementara itu untuk meredam kekecewaan rakyat, pada 1988, Fatah dibawah bendera PLO, memproklamirkan kemerdekaan negara Palestina dengan Yasser Arafat sebagai presiden. Sayangnya pada 1990-an, Fatah secara resmi menanggalkan perlawanan bersenjatanya.  Organisasai ini memilih jalan damai dengan mendukung Resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan untuk membangun negara Palestina sesuai perjanjian perbatasan tahun 1967 (Tepi Barat  dan Gaza sebagai milik Palestina dengan Jerusalem Timur sebagai ibukota) berdampingan dengan Israel. Sesuatu yang tidak diinginkan rakyat. Selain itu rakyat juga melihat banyak keboborokan dalam tubuh Fatah. Diantaranya adalah korupsi yang semakin merajela.  

Maka tak heran ketika pada 2006 diadakan pemilu, Hamas berhasil mengalahkan Fatah. Barat dibawah Amerika Serikat yang memang selalu mendukung Israelpun berang. Mereka tidak mengakui hasil pemilu bahkan memberikan cap Hamas sebagai kelompok teroris. Akhirnya Hamas hanya meguasai Gaza. Sementara Fatah tetap berkuasa di Tepi Barat.     

https://international.sindonews.com/read/1238793/45/mengenal-perbedaan-hamas-dan-fatah-dari-sejarah-hingga-cara-perjuangan-bagi-palestina-1698653459/22

Selanjutnya ketegangan antara Hamas dan Israel terus terjadi hingga detik ini. Artinya genosida terhadap Gaza yang dilakukan Israel saat ini dengan alasan membalas serangan HAMAS pada Oktober 2023 sejatinya hanyalah mengada-ada. Buktinya Tepi Barat yang sejak lama selalu mengalami penindasan hari inipun tak luput dari sasaran kebengisan tentara Israel. Mereka juga menghancurkan situs-situs penting di Tepi Barat bahkan di Jerusalem.

Sungguh tidak masuk akal Netanyahu yang sesumbar tidak akan menghentikan perang melawan Hamas sampai Hamas lenyap.  Hamas adalah pejuang Palestina bersenjata yang berjuang keras mendapatkan kemerdekaan negaranya lepas dari penjajahan Israel dalam bentuk apapun. Israel tahu persis hanya dengam mengenyahkan Hamas maka Palestina secara keseluruhan akan dapat direbutnya, termasuk kompleks Masjidil Aqsho di Jerusalem Timur, yang sejatinya memang adalah tujuan utama Israel menjajah tanah Palestina.    

Beberapa waktu lalu Netanyahu dengan lugunya menyatakan bahwa ia dan kaumnya berjuang mendapatkan haknya sebagai pemilik tanah Palestina karena Tuhannya. Benarkah demikian??? Apakah ia yakin Tuhannya meridhoi cara mereka yang secara brutal membombardir dan membunuh warga Gaza seenaknya seolah binatang tak berharga??

Bagaimana dengan ayat 24 surat Al-Maidah yang secara terang benderang menerangkan penolakan orang-orang Yahudi atas perintah nabinya untuk memasuki Baitul Maqdis??

Mereka berkata: “Hai Musa, kami sekali-sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.” ( Terjemah QS.Al-Maidah(5):24).

Dan juga banyak ayat Al-Quran yang berisi kutukan Alah swt kepada  Israil yang selalu melawan perintah Tuhannya.  Jika nabi dan rasul saja berani mereka membunuhnya apatah penduduk Palestina. Sejarah juga mencatat berapa banyaknya orang di dunia ini yang tampaknya tidak menyukai orang Yahudi. Antisemit dan Nazi adalah contoh yang paling mudah. Di masa awal kedatangan Islam di Madinahpun orang-orang Yahudi selalu membuat kekacauan.  Mereka juga berusaha membunuh Rasulullah Muhammad saw.

Tak heran bila saat ini tak satupun peringatan dunia agar segera menghentikan genosida mereka tak mau mendengarnya. Genjatan senjata selalu gagal. Demikian pula Amerika Serikat sekutu terdekat Israel yang selalu menggunakan vetonya untuk menggagalkan genjatan senjata. Juga negara-negara yang selama ini mengampanyekan keadilan,  ketertiban dan juga bahwa kemerdekaan adalah hak semua bangsa, hanya diam menyaksikan kekejian terjadi di depan mata. Bahkan ikut memasok senjata yang tidak jarang adalah senjata yang secara resmi dilarang digunakan, fosfor putih contohnya. 

https://www.hrw.org/id/news/2023/10/17/israel-white-phosphorus-used-gaza-lebanon

Namun yang lebih parah lagi adalah prilaku Negara-negara Muslim dan Negara yang mayoritas berpenduduk Muslim, termasuk Negara kita tercinta Indonesia. Indonesia yang secara resmi mendukung kemerdekaan Palestina dan tidak mempunyai hubungan politik maupun dagang dengan Israel ternyata diam-diam melakukan berbagai hubungan seperti perdagangan dan pariwisata. Yang ironisnya bahkan meningkat tajam pada 2024 ini.

https://www.cnbcindonesia.com/research/20240621075021-128-548018/diam-diam-ri-impor-deretan-barang-ini-dari-israel-apa-saja

Hampir-hampir bangsa-bangsa (kafir) saling mengajak untuk memerangi kalian, sebagaimana orang-orang yang akan makan saling mengajak menuju piring besar mereka”. Seorang sahabat bertanya: “Apakah disebabkan dari sedikitnya kita pada hari itu?”. Beliau menjawab: “Tidak, bahkan pada hari itu kalian banyak, tetapi kalian buih, seperti buih di lautan. Dan Allah akan menghilangkan rasa gentar dari dada musuh terhadap kalian. Dan Allah akan menimpakan wahn (kelemahan) di dalam hati kalian”. Seorang sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah wahn itu?”. Beliau menjawab: “Cinta dunia dan takut menghadapi kematian.” (HR. Abu Dawud no. 4297)

Kabar terakhir masyarakat Indonesia dihebohkan dengan kabar tentang 5 orang tokoh NU, ormas islam terbesar di Indonesia,  yang pergi ke Israel untuk menemui presiden Israel. Apa maksudnya?? Beruntung ketua PBNU segera meresponsnya dengan memberhentikan ke 5 tokoh tersebut. Namun belum rasa terkejut tersebut hilang muncul pula berita bahwa masjid Istiqlal akan menyelenggarakan seminar dengan pembicara direktur Muslim-Jewish Relation American Jewish Committee. Meski kemudian  Nasaruddin Umar, imam besar Masjid Istiqlal, tidak mengakuinya.

Rakyat Palestina benar-benar hanya bergantung pada Tuhannya tidak peduli bahkan ketika seluruh isi dunia termasuk Negara-negara Islam tetangganya tidak mau membantu mereka. Juga ketika sebagian umat Islam shalat Subuh membaca Qunut tapi tidak mendoakan rakyat Palestina. Dan ternyata justru orang-orang Syiah seperti Iran dan Yaman yang berani melawan penjajah Israel, apapun alasannya. Dan kini malah Cina yang berhasil mempersatukan faksi-faksi Palestina yang selama ini sulit bersatu.     

Perjuangan, pengorbanan dan penderitaan rakyat Palestina sungguh sangat berat. Ribuan orang disiksa di penjara-penjara Israel secara sadis seperti yang dialami para sahabat seperti Bilal dll di masa kenabian. Para pejuang terus berjuang mati-matian agar tanah Palestina dimana Masjidil Aqsho berdiri tetap berada dibawah penjagaan kaum Muslimin. Mereka adalah para mujahidin yang bisa dikatakan tidak kalah hebatnya dengan para mujahidin di zaman Rasulullah saw. Mereka inilah tampaknya yang dimaksud Rasulullah kaum yang beliau banggakan karena tidak pernah bertemu dan melihat beliau tapi tetap beriman dan membuktikan keimannya tersebut.

Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji?” (Terjemah QS.Al-‘Ankabut(29):2).

Manusia yang paling dasyat ujiannya adalah para Anbiya’ (Nabi dan Rasul) kemudian orang-orang serupa lalu orang-orang yang serupa. Seseorang itu diuji menurut ukuran (dalam suatu riwayat kadar) agamanya. Jika agamanya kuat, maka cobaannya pun dashyat. Dan jika agamanya lemah, maka ia diuji menurut agamanya. Maka cobaan akan selalu menimpa seseorang sehingga membiarkannya berjalan di muka bumi, tanpa tertimpa kesalahan lagi”, (HR At-Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Majah, Ad-Darimi, Ibnu Hibban, Al-Hakim).

Operasi Badai Al-Aqsa, perang Hamas – Israel yang terjadi sejak Oktober 2023 hingga saat ini masih berlangsung tampaknya bakal mengakibatkan hal positif, yaitu bersatunya Hamas yang berideologi Islam dan Fatah yang nasionalis sekuler. Semoga ini adalah jalan baik menuju kemerdekaan Palestina dengan Jerusalem Timur sebagai ibukotanya. Dan semoga dengan demikian Allah  swt pun meridoinya, amin yaa robba’ alamiin …    

Kabar terakhir, Inggris sekutu dekat Israel setuju dengan genjatan senjata. Bahkan sejumlah Negara Barat seperti Irlandia, Spanyol dan Norwegia mulai mengakui Palestina sebagai Negara. Jerman setuju dengan pernyataan International Criminal Court (ICC) bahwa Netanyahu adalah penjahat perang dan harus diadili. Demikian pula kandidat calon presiden AS yang kabarnya akan menghentikan bantuan kepada Israel bila tidak segera melakukan genjatan senjata. Yaa Allah hanya kepadaMu kami berharap pertolongan …     

Walahu’alam bi shawwab.

Jakarta, 29 Juli 2024.

Vien AM.

Note.

Dua hari setelah tulisan diatas, pimpinan tertinggi Hamas, Ismail Haniyeh, syahid di atas tempat tidurnya pada sekitar pukul 2.00 pagi di sebuah wisma tamu di Teheran. Haniyeh berada di ibu kota Iran tersebut untuk menghadiri acara pelantikan presiden baru Iran. Ia meninggal setelah sebuah bom yang diselipkan di kamarnya diledakkan dari jarak jauh. Haniyeh tercatat sebagai petinggi Hamas ke 3 yang dibunuh oleh penjajah Israel.

Seolah mengetahui ajalnya telah dekat, dalam pidatonya di depan presiden Iran, mengatakan, “Allah yang menghidupkan dan mematikan. Dan Allah Maha Mengetahui semua tindakan … Jika seorang pemimpin pergi, yang lain akan muncul'”. Ia menyusul 60 anggota keluarga besarnya yang dibunuh Zionis Israel termasuk 3 putra dan 4 cucunya yang masih kanak-kanak. “Darah anak-anak saya tidak lebih berharga daripada darah anak-anak rakyat Palestina. … Semua martir Palestina adalah anak-anak saya,” ujarnya tegar.

Semoga Allah swt mencatat kematian Haniyeh sebagai syahid sebagaimana syahidnya para pejuang Palestina lainnya. Dan semoga kematiannya menambah semangat rakyat dan para pejuang Palestina untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina, aamiin yaa robbal ‘aalamiin …

Read Full Post »

Bagi umat Islam, hari Kiamat adalah keniscayaan, wajib diyakini karena merupakan salah satu dari Rukun Iman. Akan tetapi tak ada satu makhluk pun yang bisa mengetahui secara pasti kapan terjadinya hari tersebut.

Manusia bertanya kepadamu tentang hari Berbangkit. Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Berbangkit itu hanya di sisi Allah.’ Dan tahukah kamu wahai (Muhammad), boleh jadi hari Berbangkit itu sudah dekat waktunya”. ( Terjemah QS.Al-Ahzaab(33): 63).

Namun demikian karena kasih sayang-Nya Allah swt  memberikan tanda-tandanya, yaitu melalui ayat suci Al-Quranul Karim dan hadist Rasulullah saw yang jumlahnya sangat banyak. Diantara sekian banyaknya hadist, hadist yang berkaitan antara hari Kiamat dan Palestina, hadist tentang kepemimpinan tampaknya menarik untuk kita perhatikan dan pelajari.

Kita tentu tahu apa yang terjadi di Palestina terutama 7 bulan terakhir dimana penjajah Israel terkutuk dengan amat sangat biadab melakukan pembantaian  terhadap rakyat Gaza. 85 % infrastruktur Gaza yang hanya seluas 45km2 luluh lantak, 35 ribu penduduk Gaza sebagian besar anak dan kaum perempuan meninggal. Dan kini tentara penjajah tersebut menyerbu Rafah, kota terakhir di ujung selatan Gaza dimana berkumpul 1.5 juta penduduk Gaza yang terpaksa meninggalkan rumah mereka di Gaza utara dan tengah yang hancur lebur di bombarbardir siang malam. Kota ini terletak di perbatasan Mesir, menjadi satu-satunya jalur keluar masuk Gaza melalui daratan. Dari kota inilah biasanya bantuan pangan dan obat-obatan datang.

Peristiwa kejam tersebut terjadi terang-terangan di hadapan dunia yang hanya bisa mengutuk tanpa bisa mencegahnya. Bahkan Amerika Serikat dan beberapa Negara Eropa tetap membela kebijakan Israel tersebut dengan dalih untuk membela diri paska serangan 7 Oktober yang dilakukan Hamas sebagai sayap revolusi Palestina. Mereka tidak mau melihat kenyataan yang telah dilakukan penjajah Israel selama 75 tahun yang hampir setiap hari menyiksa dan menangkapi rakyat Palestina serta merebut dan mengusir rakyat dari rumah dan tanah mereka sendiri. Kemerdekaan adalah hak semua bangsa serta HAM yang merupakan slogan PBB tampak nyata hanya sekedar slogan tanpa makna.         

Ironisnya Palestina yang mayoritas Muslim adalah negri yang terletak berdampingan dengan Negara-negara Muslim seperti Mesir, Yordania, Suriah, Iran, Irak dan Saudi Arabia. Tidakkah para tetangga ini dapat berbuat sesuatu untuk mencegah hal tersebut?? Bukankah umat Islam adalah umat terbaik karena dapat mengajak kepada kebaikan sekaligus mencegah kejahatan sebagaimana ayat 110 surat Ali Imran berikut, “Kalian ( umat Islam) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”.

Mengapa sebaliknya Mesir, Yordania dan Arab Saudi malah menangkal drone yang diluncurkan Iran dan Yaman menuju Israel apapun latar belakang kedua Negara tersebut menyerang Israel. Karena bagaimanapun kedua Negara tersebut dikenal sebagai pemeluk Syiah yang jauh dari ajaran Islam yang diajarkan Rasulullah saw. Namun setidaknya mereka berani secara nyata melawan kekejaman Zionis.

Harus diakui Barat sejak beberapa abad terakhir memang telah menguasai dunia baik secara ekonomi, teknologi maupun ideologi. Islam yang di masa lalu selama berabad-abad berada di puncak keemasan kini benar-benar terpuruk dan jauh tertinggal dalam segala hal. Ditambah lagi isu Islamophobia seperti Islam adalah teroris, Islam adalah agama yang tidak toleran dll.

Isu ini sengaja di sebarkan oleh mereka yang membenci Islam dan sayangnya tidak saja membuat orang non Muslim takut terhadap ajaran Islam namun juga berhasil membuat sebagian umat Islam yang keimanannya rapuh, mempercayainya. Sebaliknya prilaku Israel yang sudah amat sangat keterlaluan itu telah membuat banyak mahasiswa Barat marah. Mereka melakukan demo besar-besaran agar pembantaian segera dihentikan. Anehnya sekali lagi, Yordania dan Mesir menangkapi mahasiswanya yang melakukan hal yang sama … ??!!? Ada apakah gerangan?? Mengapa umat Islam tidak bisa bersatu seperti bersatunya Barat yang notabene kafir???

Tampaknya mereka telah melupakan hadist “ Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)”. (HR. Bukhari dan Muslim). 

Rasulullah saw bersabda bahwa diantara tanda-tanda Kiamat adalah diserahkannya tampuk kepemimpinan kepada orang-orang bodoh, yaitu orang yang tidak mau mengambil petunjuk dari Al-Qur’an dan Sunnah, serta tidak mau menerima nasihat. Pembohong dianggap benar, orang jujur dianggap pendusta, pengkhianat dipercaya, orang yang bisa dipercaya malah dianggap pengkhianat, orang bodoh akan berbicara, dan orang pintar diam saja. Tak syak lagi mereka adalah orang-orang munafik.

Hadist yang meng-identifikasikan hal tersebut banyak, diantaranya adalah sebagai berikut :

“ Hari Kiamat belum akan terjadi sampai nanti kabilah-kabilah dikuasai oleh orang munafik dari kalangan mereka. “ (HR. Thabrani).

Jabir ibn Abdillah r.a.a meriwayatkan, bahwa Rasulullah s.a.w. berkata kepada Ka’ab ibn ‘Ajrah, “ Semoga Allah melindunginya dari kepemimpinan orang bodoh, wahai Ka’ab. ” Ka’ab lantas bertanya, “ Apakah yang dimaksud kepemimpinan orang-orang bodoh, wahai Rasulullah ? “

Nabi menjawab, “ Sepeninggalku nanti, akan muncul para pemimpin yang tidak mengikuti petunjukku dan tidak pula mengambil sunnah-sunnahku”.

Pemimpin yang takwa pasti mencontoh apa yang dilakukan Rasulullah dan para sahabat di masa lalu,  tidak mungkin ia diam melihat saudara-saudarinya sesama Muslim didzalimi sedemikian parahnya. Anehnya lagi, bukan hanya diam tapi bahkan menjalin hubungan erat dengan musuh Allah tersebut … Na[udzubillah min dzalik …

Wahn yaitu cinta dunia dan takut mati seperti yang telah diperkirakan Rasulullah saw tampak sangat menguasai para pemimpin dunia Islam. Mereka menjadikan Barat yang notabene kafir sebagai kiblat, sebagai contoh dan panutan. Mereka berlomba mengejar kesuksesan dunia tanpa khawatir melanggar aturan-aturan Sang Pencipta maupun sunah-sunah Rasul. Diantaranya yaitu dengan berhutang bahkan dengan cara Barat yaitu riba yang diharamkan dalam Islam. Merekapun akhirnya terjebak dan tersandera hingga tidak mampu berdiri di atas kaki sendiri, pasrah, tunduk patuh terhadap si pemberi hutang.

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. … … Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya” ( Terjemah QS. Al-Baqarah(2):275).

Maka jadilah umat Islam yang seharusnya menjadi umat yang terbaik di muka bumi ini kehilangan segalanya hingga akhirnya tidak mampu bersuara apalagi membela saudara-saudarinya sesama Muslim yang terdzalimi di tanah Palestina. Padahal di tanah yang diberkahi Allah swt inilah berdiri masjid suci ke 3 umat Islam yang seharusnya wajib untuk dilindungi dan dipertahankan. Bukan hanya diam membisu menyaksikan masjid suci tersebut diduduki, direbut bahkan dijadikan rumah ibadah umat Yahudi yang sejak lama memimpikannya.   

Sebagai penutup, adalah tugas kita sebagai orang-tua untuk mendidik anak-anak kita betapa pentingnya memilih seorang pemimpin agar kita dapat menjalankan tanggung-jawab dan kewajiban sebagai Muslim dengan aman dimanapun berada.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim“. ( Terjemah QS. Al-Maidah(5:51).

Maka Islam sebagai rahmatan lil ‘aalamiin kembali akan terjadi seperti di masa Rasulullah dan tokoh-tokoh Muslim di masa lalu. Itulah zaman keemasan Islam yang selama berabad-abad pernah menyelimuti bumi Allah Azza wa Jala. Dan Rasulullah saw dalam suatu hadist yang panjang pernah menyampaikannya akan kembali terjadi beberapa waktu sebelum hari Akhir datang.  Dan semoga Allah swt segera meridhoi terbentuknya Palestina merdeka yang bebas dari kekejaman Zionis Israel Yahudi terlaknat, aamiin yaa robbal ‘aalamiin.    

Wallahu’alam bish shawwab.

Jakarta, 16 Mei 2024.

Vien AM.     

Read Full Post »

“Masa kenabian (Nubuwwah) itu ada di tengah-tengah kalian, adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Selanjutnya adalah masa Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (Khilafah ’ala minhaj an-nubuwwah), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Selanjutnya masa kerajaan yang menggigit (Mulkan ’Adhan), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Setelah itu, masa kerajaan yang menyombong (Mulkan Jabariyyan), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Selanjutnya adalah masa Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (Khilafah ’ala minhaj an-nubuwwah). Kemudian beliau (Nabi) diam,” (H.R Ahmad).

Hadist di atas menunjukkan bahwa dalam pandangan Islam kepemimpinan di dunia ada 5 fase, yaitu

1. Masa kenabian (Nubuwwah).

Ini adalah masa kehidupan Rasulullah selama 13 tahun di Mekah dan 10 tahun di Madinah. Ini adalah masa terbaik dalam Islam.

2. Masa Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (Khilafah ’ala  minhaj an-nubuwwah).

Masa ini adalah masa Khulafaul Rasyidin dimana 4 khalifah memimpin secara berurutan yaitu  Abu Bakar Asy Siddiq ra ( 2 tahun), Umar bin Khatab ra ( 10 tahun), Utsman bin Affan ra ( 12 tahun) dan Ali bin Abu Thalib ra ( 6 tahun). Masa ini adalah masa terbaik setelah masa kenabian.

3. Masa kerajaan yang menggigit.

Yang dimaksud menggigit adalah memegang teguh syariat Islam dengan cukup kuat. Ini adalah masa Islam dengan sistim kerajaan/dinasti yang dimulai dari dinasti Muawwiyah, Abbasiyah hingga jatuhnya Turki Ustmaniyah pada tahun 1924. Ini adalah masa terpanjang kejayaan Islam di dunia. Pada masa ini hampir 2/3 dunia didominasi kekuasaan Islam.    

4.  Masa Mulkan Jabariyyan ( kediktatoran).

Masa ini umat Islam terbagi menjadi negara-negara kecil yang tercerai-berai dan tidak bersatu.  Mulkan Jabariyyan juga diartikan dengan masa kerajaan yang sombong. Ini disebabkan sebagian besar negara/kerajaan tidak menjalankan pemerintahan secara syariat Islam. Masa ini adalah masa terburuk dalam sejarah Islam.

5. Masa Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (Khilafah ’ala minhaj an-nubuwwah).

Masa ini adalah masa akhir sebelum datangnya hari Akhir. Dimulai setelah berakhirnya masa Kediktatoran. Rasulullah bersabda “Andaikan dunia tinggal sehari sungguh Allah akan panjangkan hari tersebut sehingga diutus padanya seorang lelaki dari ahli baitku namanya serupa namaku dan nama ayahnya serupa nama ayahku. Ia akan penuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan penganiayaan.” (HR abu Dawud 9435).

Rasulullah bersabda “Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan penuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.” (HR Ahmad 10898).

Jumhur ulama sepakat bahwa saat ini kita berada pada periode ke 4 yaitu Mulkan Jabariyyan. Masa dimana umat Islam hidup tidak bersatu, masa dimana wilayah dan negara menjadi batas dan kewenangan masing-masing kepala negara/kerajaan yang kurang bahkan tidak menjadikan syariat Islam sebagai pegangan. Masa dimana banyak terjadi perselisihan, peperangan, kedzaliman  dan juga gempa bumi. Saat ini kita menjadi saksi bagaimana perzinahan, prilaku menyimpang homoseksual, riba, korupsi dll meraja-lela dimana-mana.

Masa ini diawali dengan jatuhnya kesultanan Turki Usmaniyah/Ottoman pada tahun 1924. Kekhalifahan atau kesultanan ( kerajaan Islam) yang berkuasa selama 625 tahun ini pada puncak kejayaannya meliputi wilayah yang sangat luas, mulai dari pantai utara Afrika  (Aljazair, Tunisia, Libia dan Mesir), sebagian jazirah Arab ( Suriah, Yordania, Palestina, Lebanon), Irak, Iran, sebagian Eropa ( Austria, Bulgaria, Hungaria, Rumania, Yunani, Siprus), negara-negara Balkan bekas Yugoslavia ( Kroasia, Kosovo, Serbia, Makedonia dll) serta negara-negara bekas jajahan Rusia ( Tajikistan, Uzbekistan dll) dengan Istanbul ( dulu Konstatinopel) di Turki sebagai ibu kotanya.

Kesultanan yang sudah sangat renta dan mulai mengalami kemunduran di berbagai bidang termasuk terlepasnya sejumlah besar wilayah kekuasaannya, makin terpuruk dengan kekalahan  Perang Dunia I melawan pasukan sekutu dibawah kepemimpinan Inggris ( 1914-918). Ottoman ketika itu berada di pihak Jerman.    

Ottoman yang sudah kehilangan sebagian besar wilayahnya benar-benar ambruk pada tahun 1924 dengan dideklarasikannya republik Turki yang sekuler oleh Mustafa Kemal Ataturk. Menurut sebagian pendapat ia adalah seorang boneka Inggris berdarah Yahudi yang sengaja dimunculkan untuk menyerang Turki dari dalam. Bahkan Palestina yang tadinya bagian dari Ottoman juga adalah Inggris yang menjadi biang kerok berdatangannya orang-orang Yahudi yang kemudian merebut tanah Palestina dan mendeklarasikan negara Israel pada tahun 1948.  Itulah deklarasi Balfour yang sarat masalah yang menjadi awal penderitaan rakyat Palestina.

Kemudian dengan didirikannya PBB paska PD II pada tahun 1945, dengan dalih bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa maka habis sudahlah masa kejayaan kekhalifahan Islamiyah.  

Ironisnya PBB yang didirikan dengan tujuan agar tidak terjadi perang dan perebutan wilayah nyatanya perang dan pertumpahan darah tetap terjadi hingga detik ini. Perang Israel – Hamas yang telah menelah korban lebih dari 27 ribu jiwa sebagian besar anak-anak, orang-tua dan perempuan, adalah contoh sangat nyata.  Dan ini bukan kali pertama penjajah Israel melakukan aksi kekerasan terhadap rakyat Palestina. Serangan 7 Oktober 2023 yang dilakukan HAMAS adalah sebuah tindakan yang mewakili rakyat Palestina demi mendapatkan kemerdekaannya yang tidak kunjung terealisasi.

Pertempuran antara kaum beriman dengan kaum kafirun memang sudah  tercatat di Lauh Mahfuzh bahwa tidak akan berhenti hingga akhir zaman nanti. Meski ada sebagian orang kafir yang membela Palestina demi alasan kemanusiaan. Itulah mereka yang masih mempunyai hati nurani. Semoga suatu hari Allah swt memberi mereka hidayah. Atau Muslim yang tidak berani membela Palestina terang-terangan sebagai akibat dari Islamophobia yang disebarkan musuh-musuh Islam.

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. ( Terjemah QS. Al-Hujurat(49):13).     

Namun yang sangat menyakitkan adalah sikap negara-negara mayoritas Muslim yang terlihat tidak mampu berbuat banyak.  Padahal Barat yang notabene kafir jelas-jelas memperlihatkan keberpihakan mereka dan mati-matian membela perbuatan kejam Israel yang mengarah pada pembersihan etnis (genosida). Ketertinggalan umat Islam di segala bidang seperti teknologi, ekonomi dll membuat umat tersandera, tak berdaya dan sangat tergantung kepada Barat. Sungguh memprihatinkan …   

Bersyukur dalam hadist lain dikatakan bahwa masa Mulkan Jabariyyan tidaklah panjang dibanding masa-masa sebelumnya. Saat ini masa terburuk dalam sejarah Islam tersebut telah memasuki tahun ke 100. Banyak ulama berpendapat bahwa masa ini akan segera berlalu. Dan akan datang masa kembalinya kejayaan Islam seperti di masa lalu.

Beberapa hari lagi rakyat Indonesia akan menyelenggarakan Pilpres. Adakah kita akan mengawali masa kejayaan tersebut?? Namun jangan lupa kemenangan perlu perjuangan yang tidak mudah. Dibutuhkan suatu lingkungan dan masyarakat yang benar-benar memahami Islam secara kaffah/keseluruhan. Dan dari  masyarakat yang seperti inlah akan timbul kesadaran pentingnya memilih pemimpin yang memenuhi kriteria syariat Islam. Yaitu selain beriman dan takwa juga memiliki sifat  jujur (shiddiq), terpercaya (amanah), aktif dan aspiratif (tabligh) serta pandai/mempunyai kemampuan (fathanah).

Perumpamaan kaum mukminin dalam saling mencintai, saling mengasihi dan saling menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (HR Muslim).

Ditambah lagi dengan menghormati ulama dan mau mendengarkan mereka, peduli terhadap rakyat kecil serta benar-benar memahami masalah saudara-saudari sesama Muslim yang terdzalimi seperti yang terjadi di Palestina. Bukan yang asal bicara mengatakan bahwa Palestina terus digempur Israel karena tidak memiliki pertahanan yang baik. Merdeka saja belum bagaimana mungkin mempunyai pertahanan? Bukan pula yang suka mengancam, menakuti rakyat atau menyogok dengan sejumlah uang apalagi uang haram pula.       

Yaa Allah berilah rakyat Indonesia kemampuan untuk memilih pemimpin yang baik sesuai syariat, jadikan pilpres ini berjalan dengan aman, lancar tanpa kecurangan, dan jadikan kami sebagai saksi datangnya awal masa kembalinya kejayaan Islam yang rahmatan lil alamin, rahmat bagi semua isi semesta alam , manusia apapun bangsa, bahasa, suku, agama dan kulit warnanya, aamiin yaa robbal ‘aalamiin …

Wallahu a’lam bish shawwab.

Jakarta, 10 Februari 2024.

Vien AM.

Read Full Post »

« Newer Posts - Older Posts »