”Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanam-tanaman yang daripadanya (dapat) makan binatang-binatang ternak mereka dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan?” (QS.As-Sajdah(32):27)
Air sebagai sumber penting kehidupan pasti semua orang tahu dan meyakininya . Namun air sebagai sumber kekuatan raksasa mungkin sebagian orang kurang meyakininya. Kecuali mungkin bagi orang yang dengan mata kepala sendiri pernah menyaksikannya. Saya sendiri terus terang baru sekali ini benar-benar terperangah menyaksikan siaran televisi baru-baru ini, bagaimana sebuah gedung bertingkat tinggi di Cina dengan begitu mudahnya terseret air sungai. Peristiwa nahas ini terjadi beberapa hari yang lalu ketika badai menghantam negri Tirai Bambu tersebut. Astaghfirullah…
Adalah Grotte de Betharam, sebuah gua raksasa di pegunungan Pyrene, Perancis Selatan. Gua ini terletak hanya beberapa km dari kota suci umat Nasrani, Lourdes. Menurut sebuah sumber, gua ini adalah gua terbesar di Eropa setelah gua Postojna ( sepanjang 21.5 km) di Slovenia, sebuah Negara bekas jajahan Rusia yang terletak di antara Asia Tengah dan Eropa Timur. Gua yang membentang sepanjang 12 km ini terdiri atas 5 lantai, dimana masing-masing lantainya terbentuk pada masa yang berbeda. Seperti layaknya sebuah bangunan bertingkat buatan manusia, lantai-lantai gua tersebut ‘dikisahkan’ memiliki fungsi dan nama masing-masing oleh si pengelola gua. Ada ruang pertemuan, ruang lonceng, ruang kolom, ruang lilin dll.
Namun yang pasti, kelima lantai tersebut memang dipenuhi oleh stalagmite dan stalaktit dengan aneka bentuk, warna dan ukuran yang dapat membuat orang yang melihatnya berimaginasi sesuai bayangannya masing-masing. Seperti atap yang dipenuhi bermacam ukiran dan ornamen yang sangat mengesankan, tirai dengan rendanya yang mewah di setiap ruangnya, berbagai bentuk patung dengan pilar-pilar raksasanya. Bahkan didalamnya ada kolam yang dapat kita lalui dengan kapal. Sungguh sebuah temuan luar biasa. Dan hebatnya lagi semua itu alami bukan buatan!
Perancis memang dikenal sebagai salah satu negara Eropa yang memiliki banyak sekali gua alami. Dalam hal ini Indonesia juga mungkin tidak kalah. Namun bedanya, Perancis super serius menangani kekayaan alam tersebut. Tanda-tanda kebesaran Allah itu di teliti, dirawat dan dijaga dengan sangat baik hingga akhirnya mampu mendatangkan devisa negara. Gua menjadi salah satu daya tarik wisata mancanegara yang tidak hanya bersifat hiburan namun juga pengetahuan bahkan hikmah yang sangat banyak bagi yang mau memikirkannya.
” Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.(QS. Ali Imran (3):190-191)
Gua diberi penerangan yang cukup, tanpa harus merusak apa yang ada didalamnya. Inilah salah satu penyebab mengapa para tamu dilarang memotret dengan menggunakan blitz. Bahkan untuk menarik wisatawan, sebagian pengelola ada yang memadukan antara cahaya dan musik. Disamping itu untuk memudahkan wisatawan dalam mengarungi gua bertemperatur sekitar 13 derajat celcius yang luas, berlekak lekuk serta naik turun, sebagian pengelola menyediakan kereta api mini. Untuk memikat tamu, di gua Betharam, beberapa meter sebelum keluar gua, kereta api bahkan difungsikan layaknya mini roller coaster di Dufan. Dengan demikian para tamu dapat sedikit ’refreshing’ dengan berteriak kencang-kencang sambil memperhatikan pantulan suaranya. ketika kereta api turun mendadak sebelum akhirnya berhenti. Gua Postojna di Slovenia bahkan dikabarkan memiliki ruang pertunjukan musik dengan daya tampung 10.000 pengunjung! Dan yang tak kalah penting adalah adanya pemandu yang dibekali pengetahuan yang cukuptentang sejarah gua dan asal usulnya.
Gua Betharam tersembunyi didalam sebuah bukit. Dari luar orang sama sekali tidak akan mengira bahwa di dalam bukit tersebut terdapat ‘ bangunan’ raksasa yang amat indah. Gua ini ditemukan pada tahun 1880 namun baru dibuka untuk umum pada tahun 1903. Ribuan tahun yang lalu, gua ini awalnya adalah sebuah sungai di dalam tanah/bukit. Akibat pengikisan tanah oleh air sungai yang terjadi terus menerus maka terbentuklah lekak lekuk dan bebatuan sungai. Melalui proses yang sangat panjang akhirnya terbentuklah gua ini.
Sementara dengan bantuan karbon yang memenuhi ruang gua yang gelap karena terlindung dari sinar matahari, tetes air yang mengandung kapur akhirnya membentuk stalakmit dan stalaktit yang mengandung kristal. Lama kelamaan stalakmit dan stalaktit inipun membentuk kolom-kolom dan pilar marmer raksasa berukir dengan bermacam bentuk dan warna yang sungguh memukau. Dengan kata lain, dapat dikatakan, airlah si tokoh cerdas arsitek gua itu! Tentu saja atas izin-Nya.
“ Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu, dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai”.( QS. Ibrahim(14):32).
Selanjutnya adalah air terjun Pont D’Espagne, masih di pegununganPyrene. Air terjun yang tidak jauh dari lokasi ski ketika musim salju tiba ini termasuk didalam kawasan Taman Nasional Pyrene dan termasuk bagian dari kota Cauterets yang hanya beberapa kilometer jauhnya dari Spanyol. Air terjun ini terletak di ketinggian 1498 m di atas permukaan laut. Dari tempat ini dengan menggunakan cable car kita menyaksikan danau Gaube yang tampaknya merupakan sumber air terjun tersebut. Subhanallah…rasanya belum pernah saya menyaksikan sebuah kawasan yang mempunyai air terjun sebanyak di tempat ini.
Selama pendakian yang sama, di sungai yang sama, kami berkali-kali bertemu air terjun.Ada yang besar ada yang kecil. Semuanya mempesona. Sungai berkelak kelok menembus hutan nan rindang, membelah bebatuan yang merintanginya, bercabang membentuk beberapa aliran sungai dan kemudian terjun bebas ketika harus melampaui tebing. Setelah air jatuh ke atas bebatuan atau danau, air ada yang kembali bersatu, ada yang kembali membelah bebatuan dan ada yang bercabang demi menghindari batu-batu keras hingga terbentuklah aliran baru. Demikian seterusnya hingga air akhirnya sampai ke dataran rendah.
” Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan ”.( QS. Al-Baqarah (2): 74).
Begitulah Allah swt melalui ayat-ayat-Nya memberikan batu sebagai perumpamaan berbagai jenis hati manusia. Manusia takwa perumpamaannya adalah seperti batu yang dapat dibelah oleh air hingga keluar darinya mata air yang sejuk dan indah dipandang mata. Manusia seperti ini hatinya baik dan lembut. Ia mudah mengerti dan mensyukuri nikmat-Nya. Ia mudah merasakan penderitaan orang lain dan selalu ingin meringankan beban orang yang menderita. Semua itu dilakukannya semata karena rasa takut yang sangat akan Tuhannya. Sementara orang yang keras kepala perumpamaannya seperti batu yang amat sangat keras. Ia sulit menerima kebenaran dan cenderung selalu ingin membantah walaupun tahu ia salah. Astaghfirullah….
Kami terus berjalan mendaki sambil berdecak penuh kekaguman, memuji kebesaran-Nya. Hingga akhirnya kami tiba di puncaknya dan menemukan sumber mata airnya. Air itu memancar deras dari balik tumpukan bebatuan raksasa yang bertengger di puncak gunung dengan gagah perkasa! Subhanalah..Allahu akbar..sungguh betapa cantiknya ciptaan-Mu Ya Allah …
” Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya”.(QS.Ar-Ruum(30):24)
Tidak cukup berhenti disitu saja. Berkat sulfur panas yang dikandung airnya, sejak 200 tahun yang lalu kawasan ini telah dikenal sebagai tempat yang memiliki spa air panas alam yang berfungsi sebagai tempat perawatan bagi penderita gangguan pernafasan dan rematik. Para bourgeois; bangsawan dan orang-orang terkenal Perancis, seperti Victor Hugo dll tercatat sebagai tamu yang sering mengunjungi tempat ini sebagai tempat peristirahatan istimewa.
Tiba-tiba saya teringat ketika minggu lalu kami mendaki sebuah gunung di Gouerret, Pyrene. Tujuan kami ketika itu adalah ingin melihat danau yang ada di puncak namun karena sudah terlalu sore, danau tertutup kabut. Terpaksa kami membatalkan rencana tersebut. Dalam perjalanan kembali itulah kami melalui ladang dimana sejumlah sapi dan kambing digembalakan. Terbayang bagaimana dahulu sebagian nabi termasuk nabi Muhammad saw mengembalakan kambing. Suasana yang tenang di ladang perbukitan yang sejuk, berbaring memandang langit sambil menjaga ternak yang sedang merumput memang sangat memungkinkan seseorang berpikir akan penciptaan alam semesta.
Setelah puas menikmati keindahan air terjun dan sekitarnya kamipun kembali turun ke kota dan pulang ke rumah dengan penuh kenangan. Malam itu sayapun tertidur pulas dengan mimpi indah diiringi alunan suara percikan air sungai yang lembut di telinga. Tak terbayangkan bagaimanakah indahnya surga-Mu bila sungai–sungai di dunia saja sudah mampu membikin seseorang mabuk kepayang….Ya Allah, jadikanlah aku dan keluargaku golongan hamba-Mu yang kelak masuk ke dalam surga-Mu, amin.
”Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang tinggi di dalam surga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal, (yaitu) yang bersabar dan bertawakkal kepada Tuhannya”. (QS. Al-Ankabuut(29):58-59).
Seolah tak ingin kehilangan kenangan manis tersebut, beberapa hari kemudian saya kembali mengajak anak-anak menikmati sungai yang mengalir tak jauh dari apartemen dimana kami tinggal. Itulah Gave de Pau. Gave yang berarti anak sungai ini ternyata di musim panas cukup ramai dikunjungi orang yang ingin berolah raga Rafting.
Walallahu’alam bishawab.
Semoga Bermanfaat.
Pau, 10 Agustus 2009.
Vien AM.