Begitu mengetahui takwil mimpinya, Fir’aun langsung memerintahkan aparatnya untuk segera memburu dan membunuh bayi-bayi lelaki yang baru lahir di seluruh pelosok negri Mesir yang dipimpinnya. Dalam mimpinya itu Firaun, sang raja negri 1000 piramida tersebut melihat seorang pemuda Yahudi menjatuhkan kekuasaannya yang absolut. Namun takdir Allah tidak dapat dihindari. Pemuda Yahudi itu nyatanya lolos dari pembunuhan pasukan Firaun. Bahkan ia hidup tenang di dalam istana megah Firaun dengan segala limpahan kekayaan dan kasih sayang istri Firaun sendiri!
“ Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul. Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir`aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir`aun dan Haman beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah. Dan berkatalah isteri Fir`aun: “(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfa`at kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak”, sedang mereka tiada menyadari.”(QS.Al-Qashash(28):7-9).
Ya, pemuda Yahudi dalam mimpi raja Mesir yang kejam tersebut adalah Musa, seorang Rasul Allah, salah satu Ulul Azmi yang diutus kepada kaum Yahudi. Ketika itu Yahudi dibawah kekuasaan Mesir diperlakukan sebagai budak belian. Dibawah Musa as inilah kaum Yahudi berhasil lolos dari kekejaman Firaun. Sementara Firaun sendiri beserta pasukan yang mengejar rombongan Musa tertimpa azab Allah. Mereka tenggelam dibawah sungai Nil yang tiba-tiba menutup kembali begitu rombongan Musa melewati sungai yang terbelah atas izin-Nya itu. Kisah legendaris yang diperkirakan terjadi lebih 3000 tahun lalu ini tidak saja tercantum dalam Al-Quran namun juga di kitab Injil dan Taurat.
Fenomena diatas kembali muncul melalui perbuatan biadab Israel terhadap rakyat Palestina namun dengan posisi terbalik. Israel dengan Zionisnya memerankan tokoh Firaun yang keji dan kejam sedangkan rakyat Palestina memerankan tokoh bangsa Yahudi yang ditindas. Agresi Israel ke Jalur Gaza yang baru beberapa hari lalu mencapai genjatan senjata sementara adalah contoh terakhir penindasan Israel terhadap Palestina.
Adalah fakta bahwa kebanyakan orang Yahudi sangat fanatik terhadap agamanya terlepas apakah agama dan kitab yang dipegangnya sekarang ini murni atau tidak. Dalam kehidupan kesehariannya, banyak orang Yahudi yang masih pergi ke sinagog (tempat ibadah penganut agama ini) untuk beribadah dan membahas Taurat dan Talmud. Dengan penuh rasa percaya diri mereka bepergian mengenakan topi kecil dan jubah khas Yahudi seta merayakan dan memperingati hari-hari besar mereka. Dan hal tersebut bukan hanya dikerjakan oleh pendeta-pendetanya namun juga para pejabat tinggi termasuk anggota Zionisnya. Organisasi elit Yahudi ini dibentuk atas dasar berbagai kepentingan. Tidak saja atas dasar keagamaan dan kepercayan namun lebih lagi karena kepentingan politik. Zionis inilah yang membidani lahirnya negara Israel di atas tanah Palestina. Mengapa Palestina? Karena mereka yakin di atas tanah inilah ( tepatnya di atas areal Haram Asy-Syarif dimana sekarang ini berdiri Masjid Al-Aqsho dan Masjid As-Saqroh) Bait Allah, rumah suci mereka pada zaman keemasan Daud as dan Sulaiman as ribuan tahun lalu pernah berdiri!
Jadi jelas, jika ditinjau dari kacamata diatas faktor utama penindasan Israel terhadap Palestina adalah faktor yang amat kental dengan nuansa keagamaan. Pertanyaannya, mengapa orang Yahudi begitu membenci dan memusuhi Islam? Yang pertama tentu saja karena Haram Asy-Syarif saat ini berada di bawah kekuasaan Islam. Namun dari sisi lain, kita tahu bahwa orang Yahudi sejak dahulu kala dikenal suka terhadap kekerasan dan kemaksiatan. Al-Quran berkali-kali menuturkan betapa keras kepalanya mereka ini. Mereka cenderung tidak mau mendengar orang yang mengajak kepada kebaikan. Mereka bahkan memfitnah dan membunuh para nabi. Salah satu contohnya adalah penyaliban nabi Isa as, walaupun kemudian dengan cara yang tidak kita ketahui Allah swt menyelamatkan dan menyerupakan Isa as dengan Yudas, salah satu muridnya yang berkhianat. Malapetaka ini terjadi pada tahun 30 an Masehi di Yerusalem.
Sejarah juga bersaksi betapa sejak dahulu kala orang Yahudi dimanapun berada sering dimusuhi dan dibenci. Holocaust yang tejadi pada sekitar tahun 1940an oleh Nazi adalah salah satu contohnya walaupun sebenarnya mungkin tidak sedasyat yang dikumdangkan Israel sekarang ini. Tragedi pembantaian Yahudi (juga antisemit, prilaku membenci orang-orangYahudi yang hingga sekarang ini banyak dijumpai di Eropa) sebenarnya adalah akibat dari ulah mereka sendiri. Nazi dibawah kepimpinan Hitler berkeyakinan bahwa PD I terjadi akibat perbuatan rasis mereka. Bangsa Yahudi sejak dulu merasa dirinya bangsa superior, bangsa pilihan Tuhan yang berhak berlaku sewenang-wenang terhadap bangsa lain.
“ Hanya orang Yahudilah yang dipandang sebagai manusia: Seisi dunia ini semuanya untuknya dan segala sesuatu haruslah melayaninya terutama ‘binatang’ yang berbentuk orang.” ( Hal 60 kitab Talmud).
”Maka datanglah sesudah mereka generasi (yang jahat) yang mewarisi Taurat, yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini, dan berkata: “Kami akan diberi ampun”. Dan kelak jika datang kepada mereka harta benda dunia sebanyak itu (pula), niscaya mereka akan mengambilnya (juga)……. ” (QS.Al-A’raf(7):169).
Sejarah juga mencatat kerajaan Yahudi berdiri dengan segala kebesarannya hanya dalam waktu yang sangat singkat , yaitu pada masa raja sekaligus nabi Daud as dan nabi Sulaiman as. Ini terjadi pada sekitar tahun 1010 SM -927 SM. Setelah itu kerajaan selalu dalam perpecahan. Fitnah, kejahatan dan kekerasan meraja-lela dimana-mana. Generasi ini adalah generasi rakus yang mencintai kehidupan duniawi secara berlebihan. Mereka lupa akan negri akhirat. Dalam keadaan seperti itulah akhirnya pada tahun 587 SM kerajaan ini ditaklukan oleh raja Nebukadnezar dari kerajaan Babilonia. Oleh raja tersebut orang-orang Yahudi kemudian dibawa ke negrinya dan sekali lagi dijadikan budak belian.
Pada masa kehidupan Rasulullah di Madinah di tahun 600 an M Yahudi terus saja berulah. Ketika itu di Madinah yang masih bernama Yatrib hidup beberapa kabilah Yahudi. Mereka suka mengolok-olok agama dan ajaran penduduk asli yang memang belum mengenal agama samawi. Mereka mengatakan bahwa kitab suci mereka menceritakan akan datangnya seorang utusan Allah yang akan membela kepentingan mereka. Mereka juga menambahkan orang yang mengkafirkan utusan tersebut akan diazab Tuhan.
Itu sebabnya ketika pada tahun 610 M datang berita mengenai kehadiran seorang utusan Tuhan di Mekah penduduk asli Yatrib segera berbondong-bondong datang ke Mekah. Mereka tidak ingin kalah cepat dari orang Yahudi dalam membait utusan tersebut. Sebaliknya orang Yahudi. Menyadari bahwa ternyata utusan yang telah lama mereka nantikan, utusan yang telah digambarkan dalam kitab suci mereka tidak datang dari kaumnya, orang Yahudi beramai-ramai menolak mengakui sang utusan, Muhammad saw.
Sifat iri dan dengki inilah yang menjadi penyebab awal mengapa pengikut Yahudi amat membenci ajaran Islam. Sejak itupun mereka berusaha keras melenyapkan Rasulullah, para pengikut serta ajarannya. Ketika akhirnya Rasulullah hijrah ke Madinah dengan dukungan penduduk yang kelak dinamai kaum Anshor, orang-orang Yahudi bertambah kesal. Oleh karenanya demi menghindari bentrokan Rasulullah membuat perjanjian perdamaian antara kaum Muslimin dan Yahudi. Namun berbagai perjanjian yang disepakati kedua belah pihak tersebut sering berakhir dengan pelanggaran yang dilakukan Yahudi. Berkali-kali orang Yahudi berbuat keributan dan berusaha membunuh Rasulullah Hingga akhirnya Rasulullah terpaksa mengusir orang-orang tersebut dari tanah Madinah untuk selamanya.
Selanjutnya pada masa penaklukan Yerusalem oleh Khalid bin Walid dibawah kepemimpinan khalifah Umar Bin Khattab pada tahun 636M. Pemimpin Nasrani ketika itu berpesan kepada sang khalifah yang khusus datang dari Madinah agar orang Yahudi jangan diperbolehkan tinggal disekitar Yerusalem. Mengapa? Karena para pendeta Nasrani ketika itu telah mengetahui kebusukan Yahudi! Talmud yang dijadikan undang-undang Yahudi adalah buktinya. Oleh sebab itu sejak abad 15 sejumlah Paus telah memerintahkan agar Talmud ini diberangus dan dilarang peredarannya karena dianggap dapat memprovokasi umat Nasrani. Dengan demikan jelas bahwa Yahudi bukan hanya memusuhi Islam namun juga Nasrani. Ia tidak menyukai keadilan dan kemapanan. Tegasnya Yahudi menentang kekuasaan Sang Khalik, Allah swt. Ini yang menyebabkan kemurkaan-Nya.
”Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu memberitahukan, bahwa sesungguhnya Dia akan mengirim kepada mereka (orang-orang Yahudi) sampai hari kiamat orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka azab yang seburuk-buruknya. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksa-Nya, dan sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS.Al-A’raf(7):167).
Jadi Yahudi sejatinya amat meyakini ajaran pokok agama samawi. Mereka tidak saja rajin mempelajari Injil dan Taurat namun juga Al-Quran dan hadis. Kitab perjanjian lama dan perjanjian baru adalah gabungan antara Taurat dan Injil. telah lama mereka acak-acak. Mereka juga memiliki kitab Talmud yang sering disebut-sebut sebagai ayat-ayat hitam. Al-Quran satu-satunya kitab yang tidak dapat mereka aduk-aduk. Padahal dalam kitab suci umat Islam ini terdapat banyak cerita dan kisah penyelewengan Yahudi. Ini yang mereka benci dan ingin mereka hapuskan.
Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum kaum muslimin memerangi orang-orang Yahudi, lalu kaum muslimin dapat mengalahkan (membunuh) mereka, sampai-sampai seorang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon lalu batu dan pohon itu berseru: Hai orang muslim, hai hamba Allah, ini seorang Yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah dia! Kecuali pohon gharqad (sejenis pohon cemara atau pohon berduri), karena pohon itu adalah pohon orang Yahudi. (HR. Shahih Muslim No.5203).
Bangsa Yahudi sangat percaya terhadap hadis diatas. Ini terlihat dari kebijaksanaan pemerintah Israel yang baru-baru ini mengeluarkan imbauan untuk menanam jenis pohon tertentu di tanah Israel. Dengan gencar imbauan ini diserukan melalui berbagai media komunikasi diantaranya melalui internet. Mereka mengiming-iminginya dengan sertifikat dengan berbagai bentuknya yang cantik. Pohon ini dijual dengan harga 18 US$ per pohon. Untuk menarik pembeli, selain mencantumkan ayat dalam Injil mereka juga menawarkan potongan-potongan harga menarik. Pohon-pohon ini dijual mulai harga satuan, tigaan, limaan hingga ratusan dan ribuan! Saat ini pohon-pohon yang baru ditanam tersebut terlihat memenuhi tanah Israel. Namun sayangnya, sudah betulkah pohon yang ditanam itu adalah pohon Gharqad, pohon yang akan melindungi mereka dari azab-Nya? Wallahu’alam..
Dalam kaitan penyerangan Israel terhadap Jalur Gaza beberapa waktu lalu, banyak hikmah yang dapat kita petik. Sebagaimana kita maklumi Sang Pencipta telah menetapkan bahwa pada akhir zaman nanti wilayah Palestina dan sekitarnya akan menjadi ajang pertempuran antara pengikut-Nya melawan pengikut kebathilan. Juga kita ketahui lebih dari 90 % penduduk Palestina adalah Muslim. Hamas adalah wakil rakyat yang saat ini memegang pemerintahan di Jalur Gaza. Ia adalah pemenang pemilu yang digelar secara demokratis pada tahun 2006 namun ditolak oleh Israel, Amerika Serikat dan Barat serta ironisnya oleh Fatah, partai yang dikalahkan Hamas. Diberitakan bahwa untuk menjadi anggota Hamas diperlukan penyaringan ketat. Orang yang bukan jamaah shalat Subuh masjid manapun jangan harap dapat menjadi anggota partai ini!
“Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya’ dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya (berjamaah di masjid)sekalipun dengan merangkak” [HR Al-Bukhari dan Muslim].
Apa yang diketahui Zionis tentang hal ini ? Seorang penguasa Yahudi mengatakan bahwa mereka tidak takut dengan orang Islam kecuali pada satu hal. Yaitu bila jumlah jamaah shalat Subuh menyamai jumlah jamaah shalat Jum’at. Inilah hikmah pertama yang harus kita ketahui.
Yang kedua. Dalam surat Al-Isra ayat 4 dan 5, Allah menerangkan bahwa Bani Israel akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali. Pada kerusakan atau kejahatan pertama, Allah telah membalasnya dengan kekuatan yang amat besar hingga bani ini mengalami penderitaan dan kesengsaraan. yang amat berat. Balasan apakah itu ? Sejumlah ulama berpendapat balasan tersebut terjadi ketika Nebukadnezar datang menghancurkan kerajaan Yahudi.. Tapi ada pula yang berpendapat bahwa Holocaust adalah balasan yang dimaksud ayat 4 dan 5 surat Al-Isra.
Yang ketiga. Allah berfirman sebagai berikut :
“ Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali
dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan
kamu kelompok yang lebih besar.” (QS. Al-Isra’(17): 6).
Berkat rahmat dan kasih sayang-Nya, bangsa Israel telah mendapat kesempatan untuk menguasai kembali tanah Palestina. Ini yang terjadi pada tahun 1948. Jika tidak karena izin-Nya mustahil negara Israel bisa berdiri di atas tanah Palestina. Setelah hampir dua setengah milenium bangsa Israel tidak memiliki negara dan hidup terlunta-lunta, kini bangsa Israel berhasil memiliki negara, kekuatan, harta dan pendukung. Mereka bahkan telah berhasil menguasai hampir seluruh aspek kehidupan manusia di seluruh pelosok dunia. Mulai dari media, perbankan dan keuangan, militer, perdagangan, teknologi dan lain sebagainya telah berada di genggaman mereka.
Selanjutnya Allah berfirman : “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri…….”. (QS.Al-Isra’(17):7).
Tetapi apa yang dilakukan bangsa ini? Sungguh tak terkira banyaknya bukti ketidak adilan yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina. Mulai dari pengusiran baik secara halus maupun kasar, pemboikotan ekonomi dan sosial hingga pembunuhan dan pembantaian yang mengarah pada genosida. Bahkan juga ’perang’ dengan menggunakan fosfor putih yang terlarang. Rakyat Palestina dibuat benar-benar menderita. Mereka seperti hidup dalam penjara raksasa. Kesatuan mereka dipecah menjadi 2, Tepi Barat dan Jalur Gaza yang jaraknya sangat berjauhan. Belum puas dengan itu, Israel mendirikan tembok-tembok pembatas di kota-kota besar Tepi Barat. Ini yang membuat rakyat Palestina hidup terisolasi, tidak mendapatkan pasokan listrik dan air yang memadai. Perekonomian dan perdagangan lumpuh. Anak-anak terancam putus sekolah. Fasilitas sosial sangat minim.
Frustasikah bangsa Palestina? Inilah hikmah yang ke empat. Seorang perempuan anggota DPR yang suatu ketika berkunjung ke Gaza menuturkan bahwa ia ditanyai seorang perempuan Palestina. ” Apakah anda hafal Al-Quran ?”, tanya perempuan Palestina tersebut. Ketika anggota DPR tersebut menjawab bahwa ia hafal 20 juz, perempuan Palestina itu balik bertanya dengan nada keheranan ” Berapa umur anda saat ini?”. ” 41 tahun ”, jawab si anggota DPR.. ” Kemana saja anda selama itu ??”…
Berita lain juga mengabarkan bahwa sebagian besar korban di Gaza adalah anak-anak. Mereka ini rata-rata adalah para hafizh ( penghafal Al-Quran). Mereka ini dijatuhi bom ketika sedang berada di dalam masjid-masjid. Israel beralasan bahwa masjid di bom karena dijadikan tempat persembunyian anggota Hamas. Namun hal ini dibantah Hamas. Dan tentu saja ini tidak benar. Dari sejumlah bukti diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pertempuran antara rakyat Palestina, khususnya Hamas dengan Israel adalah pertempuran antara hamba Allah yang shaleh melawan kebathilan. Peperangan dalam rangka menegakkan kebenaran dan keadilan yang hakiki. Sebuah kebenaran dan keadilan bagi seluruh manusia bukan bagi sekelompok atau segolongan manusia. Inilah inti ajaran Islam. Sebaliknya Israel jelas-jelas ingin melenyapkan segala bentuk kemapanan, keadilan dan ketenangan hidup. Ia ingin menguasai dunia dengan sebuah sistim tatanan baru yang tunduk dibawah kekuasaan dan kemauan hawa nafsu ke-Yahudi-an. Dunia yang tunduk demi kepentingan Yahudi semata dengan Dajjal sebagai tuhannya!
”…. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri...” (QS.Ar-Rad (13):11)
Ayat diatas adalah hikmah ke lima dari pertempuran antara Palestina dan Israel. Pertempuran tersebut harus menjadi semangat bagi seluruh pemuja kebenaran dan keadilan terutama Muslim dimanapun berada untuk membuktikan keimanan mereka. Kebenaran dan keadilan harus diperjuangkan bukan sekedar hanya dipikirkan apalagi diwacanakan atau dimimpikan. Dalam perjuangan ada yang harus dikorbankan. Allah telah menjanjikan surga bagi orang yang wafat dalam memperjuangkan kebenaran tersebut. Itulah para syuhada. Sedangkan imbalan bagi yang tetap hidup adalah kebahagiaan dan ketentraman di dunia. Kerajaan dimana Yusuf memegang sebuah jabatan penting di Mesir pada masa lalu, kerajaan Daud dan Sulaiman, kerajaan ratu Balqis, kerajaan Habasyah serta kekhalifahan Islamiyah yang berumur hingga lebih dari seribu tahun adalah contoh nyata kemenangan yang diberikan-Nya kepada masyarakat yang takwa.
Dan hikmah yang terakhir adalah janji Allah pasti akan datang. Israel tidak lama lagi akan jatuh dan Palestina pasti akan menang. Rakyat Palestina dibawah pemerintahan hamba-hamba-Nya yang shaleh, yang mau berjihad menentang kedzaliman, berjuang menegakkan kalimat Allah dan bertempur demi mendapatkan haknya pasti akan mencapai apa yang diinginkan dan dicita-citakan selama ini. Mereka telah bersabar selama lebih dari 60 tahun untuk menanda-tangani berbagai perjanjian perdamaian yang selalu dilanggar pihak lawan. Maka janji Allah pasti akan dipenuhi, Insya Allah.
“……. Apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan
orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke
dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan
untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.” (QS. Al-Isra’(17):7).
Itulah bunyi kelanjutan ayat yang menandakan bahwa Israel dengan Zionisnya akan dikalahkan. Itulah hukuman bagi kaum yang tidak mau menepati janji-janjinya. Ketetapan Allah adalah pasti. Sebagaimana Fir’aun yang berusaha melawan takwil mimpinya maka usaha Israel melakukan genosida terhadap rakyat Palestinapun tidak akan mampu mencegah apalagi membendung rencana-Nya. Pepatah berkata ”Mati satu tumbuh seribu”. Keadaan ini benar-benar terjadi di tanah Palestina. Karena selama 22 hari serangan Israel di Gaza yang menewaskan 400-an anak telah lahir pula lebih dari seribu anak! Subhanallah….
Hidup para pemegang kalimat Allah, hidup Palestina, Allahu Akbar….
“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan (waktu Isya’ dan Subuh) menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat” [HR. Abu Dawud, At-Tarmidzi dan Ibnu Majah]
Jakarta, 28/1/08.
Sylvia Nurhadi .
ASLM,…artikelnya bagus2,… terus lanjutkan karyanya,… w’slm,…
Waslm Sasa,
Alhamdulillah .. terima kasih atas dukungannya ya ..
Semoga Allah swt mencatatnya sebagai amal ibadah,amiin ..