Feeds:
Posts
Comments

Archive for November, 2010

Penduduk Yatsrib, nama lama kota Madinah, sebelum hijrahnya Rasulullah selalu berada dalam perselisihan.  Menurut beberapa sumber, penduduk kota ini adalah para pendatang dari Yaman, semenanjung Arab bagian Selatan. Mereka adalah suku Aus dan suku Khazraj yang termasuk kedalam bani Qailah, salah satu kaum negri Saba’. Mereka berbondong-bondong berpindah dan menetap di Yatsrib sejak ambruknya bendungan raksasa Ma’arib yang selama ratusan tahun menjadi tumpuan dan sumber kehidupan masyarakat negri tersebut. Di kemudian hari, Allah swt menceritakan peristiwa nahas tersebut dalam ayat berikut, tujuannya tak lain agar orang-orang yang datang kemudian dapat mengambil hikmahnya :

“Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr”. (QS.Saba’(34):16).

Dalam pengembaraanya itu, kedua suku tersebut menemukan kota Yatsrib dan segera mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Mereka hidup dengan mengandalkan kemampuan lama mereka yaitu bertani. Hal ini menyebabkan kaum Yahudi yang sudah lebih dulu menetap di Yatsrib merasa tidak senang. Dengan sekuat tenaga mereka terus berusaha mengadu domba kedua suku yang ketika itu masih menyembah berhala ini. Mereka berhasil. Hampir setiap waktu suku Aus dan Khazraj terus bertikai dan berperang.

Keduanya baru bersatu dan berdamai setelah Islam datang. Ajaran ini dalam sekejap membuat mereka merasa bersaudara. Dan karena mereka menjadikan Al-Quran sebagai pegangan maka otomatis merekapun menjadikan Rasulullah sebagai panutan, sebagai pemimpin mereka dalam segala hal.

“Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk“.(QS.Al’Araf(7):158).

“Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan”. ( QS.An-Nur (24):52).

Selanjutnya mereka mendapat sebutan penghormatan sebagai kaum Anshor. Ini disebabkan jasa mereka yang telah dengan suka rela mau membantu dan menampung kaum Muhajirin yang diusir dari kota kelahiran mereka, Mekkah.

“Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung”.(QS.Al-Hasyr(59):9).

Sejak itu nama kota Yatsribpun berubah menjadi Madinah Al-Munawarah. Di kota inilah Rasulullah mulai menata kehidupan masyarakat Madinah berdasarkan petunjuk Allah swt yang disampaikan melalui malaikat Jibril dan tertulis dalam kitab-Nya, Al-Quranul Karim.

Hal pertama yang dilakukan Rasulullah begitu beliau menginjakkan kaki di kota Madinah adalah mendirikan  masjid. Masjid ini tidak saja berfungsi sebagai tempat ibadah ritual melainkan juga sebagai pusat segala aktifitas masyarakat Islam, baik dalam bidang spiritual maupun keduniaan. Di dalam lingkungan masjid inilah masyarakat  Madinah menimba berbagai ilmu  pengetahuan. Mulai ilmu pengetahuan keagamaan hingga ilmu pengetahuan umum.

Tempat ini selalu terbuka untuk umum, siapa saja, besar kecil, kaya miskin, lelaki atau perempuan,  berhak masuk dan menerima pengajaran baik langsung dari  Rasulullah maupun dari para sahabat.

Barangsiapa mendatangi masjidku ini dan ia tidak mendatanginya melainkan  untuk mempelajari suatu kebaikan dan mengajarkannya maka kedudukannya laksana pejuang fi sabilillah. Namun barangsiapa datang bukan dengan tujuan tersebut maka ia seperti orang yang melihat harta orang lain” (HR Bukhari).

Masjid ini didirikan di atas sebidang tanah dimana unta Rasulullah berhenti untuk pertama kalinya. Tanah tersebut milik 2 anak yatim piatu yang berada di bawah pengawasan As’ad bin Zurarah. Ketika Rasulullah tiba di tempat tersebut, tanah tersebut telah dijadikan mushola oleh As’ad.

Oleh karenanya, Rasulullah kemudian memanggil kedua anak yatim tersebut untuk menanyakan harga tanah mereka. Namun keduanya menjawab serempak : “ Tanah ini kami hibahkan saja, wahai Rasulullah”. Akan tetapi Rasulullah menolak tawaran tersebut dan membelinya dengan harga tertentu.

Selanjutnya secara gotong royong para sahabat membangun masjid dengan ukuran 100 hasta dikali 100 hasta. Masjid yang ketika itu masih berkibat ke arah Baitul Maqdis itu dindingnya terbuat dari batu bata, tiang dan atapnya dari batang dan pelepah kurma. Masjid tersebut tetap dalam keadaan demikian hingga akhir masa pemerintahan khalifah Abu Bakar ra.

Di dalam masjid inilah terbangun ukhuwah dan mahabbah sesama kaum Muslimin. Selama itu pulalah 5 kali dalam sehari para sahabat bertemu dan berkumpul untuk melaksanakan shalat berjamaah. Di bawah pimpinan dan bimbingan Rasulullah saw dengan adanya komitmen terhadap sistem, aqidah dan tatanan serta disiplin Islam yang tinggi maka akhirnya lahirlah rasa kasih sayang dan rasa persaudaraan yang begitu erat. Tidak ada perbedaan pangkat, kedudukan, kekayaan, status, warna kulit dan atribut sosial apapun. Keadilan dan persamaan hak benar-benar terjamin. Dan semua ini diikat karena ketaatan dan kecintaan kepada Sang Khalik, Allah Azza wa Jalla Yang Esa.

“Katakanlah: “Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik”.(QS.At-Taubah(9):24).

Langkah selanjutnya secara khusus Rasulullah mempersaudarakan kaum Anshor dan kaum Muhajirin. Beliau mempersaudarakan Ja’far bin Abi Thalib dengan Mu’adz bin Jabal, Hamzah bin Abdul Muthalib dengan Zaid bin Haritsah, Abu Bakar ash-Shiddiq dengan Khariyab bin Zuhair, Umar bin Khattab dengan Uthbah bin Malik, Abdulrahman bin Auf dengan Sa’ad bin Rabi’dll.

“ Kamu akan melihat kepada orang-orang Mukmin itu dalam hal kasih-sayang diantara mereka, dalam kecintaan dan belas kasihan diantara mereka adalah seperti satu tubuh. Jika satu anggota tubuh itu merasa sakit maka akan menjalarlah kesakitan itu pada anggota tubuh yang lain dengan menyebabkan tidak dapat tidur dan merasakan demam.”(HR Bukhari).

Pada tahap awal pembentukkan masyarakat Madinah ini ikatan persaudaraan tersebut berada di atas persaudaraan sedarah daging. Termasuk juga dalam hak waris.

“Bagi tiap-tiap harta peninggalan dari harta yang ditinggalkan ibu bapak dan karib kerabat, Kami jadikan pewaris-pewarisnya … … “(QS.An-Nisa(4):33).

Namun hak waris kepada kerabat ini hanya berlaku hingga terjadi Perang Badar. Setelah turun ayat  75 surat Al-Anfal, hukum waris terhadap orang-orang yang mempunyai hubungan darah kembali lebih utama dari pada hubungan kekerabatan.

“Dan orang-orang yang beriman sesudah itu, kemudian berhijrah dan berjihad bersamamu maka orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). Orang-orang yang mempunyai hubungan itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang kerabat) di dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS.Al-Anfal(8):75).

Disamping itu Rasulullah juga mengatur hukum dan tata cara pergaulan dan hubungan  antar sesama penduduk Madinah, baik antar Muslim,  antar Yahudi maupun antara Muslim dengan Yahudi. Hal ini sangat penting karena masyarakat Arab sejak dahulu telah dikenal sebagai bangsa yang memiliki sifat kesukuan yang teramat kental. Rasulullah menyadari bahwa hal tersebut tidak boleh dibiarkan karena hal yang demikian berpotensi menjadi penghalang persatuan umat.

Secara detail Rasulullah bahkan menuangkan segala peraturan dan hukum tersebut dalam sebuah perjanjian yang terkenal dengan nama ” Piagam Madinah ”. Sebagai produk yang lahir dari rahim peradaban Islam, piagam ini belakang hari diakui sebagai piagam yang mampu membentuk sekaligus menciptakan perjanjian dan kesepakatan bersama bagi membangun masyarakat  yang plural, adil, dan berkeadaban. Hal ini diakui sejumlah sejarahwan dan sosiolog Barat diantaranya adalah Robert N. Bellah, seorang sosiolog jebolan Harvard University, Amerika Serikat. Ia menilai bahwa piagam Madinah adalah sebuah konstitusi pertama dan  termodern yang pernah dibuat di zamannya.

Piagam inilah yang di kemudian hari menjadi pegangan dasar kekhalifahan Islam di masa lalu. Demikian juga umumnya negara-negara dimana Islam menjadi agama mayoritas penduduknya, seperti di Indonesia. Andalusia di Spanyol dan Sisilia di Italia adalah contoh bekas kerajaan Islam di benua Eropa yang hingga kini tak mungkin dipungkiri bahwa toleransi di kedua kerajaan tersebut betul-betul dijunjung tinggi. Islam,  Nasrani dan Yahudi dapat berdiri berdampingan tanpa masalah berarti.

“Katakanlah: “Hai orang-orang yang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah, agamaku”.(QS.Al-Kafirun(109):1-6).

Demikianlah Rasulullah sebagai pemimpin tertinggi menjalankan pemerintahan. Ahli kitab ( Nasrani dan Yahudi) yang memang merupakan penduduk Madinah sebelum datangnya Islam diizinkan tidak saja tinggal dengan aman di Madinah namun juga untuk menjalankan ibadah dan mengikuti aturan dan hukum agamanya masing-masing, secara benar.

Dalam sebuah riwayat yang disampaikan Imam Ahmad dan Muslim, disampaikan bahwa suatu ketika Rasulullah saw melewati sekelompok orang Yahudi yang sedang menghukum seseorang. Orang tersebut dihukum jemur dan dipukuli. Lalu Rasulullah memanggil mereka dan bertanya : ”Apakah demikian hukuman terhadap orang yang berzina yang kalian dapat dalam kitab kalian?”

Mereka menjawab ,”Ya.

Rasulullah kemudian memanggil seorang ulama mereka dan bersabda, ”Aku bersumpah atas nama Allah yang telah menurunkan Taurat kepada Musa, apakah demikian kamu dapati hukuman kepada orang yang berzina di dalam kitabmu?”

Ulama (Yahudi) itu menjawab, ”Tidak. Demi Allah jika engkau tidak bersumpah lebih dahulu niscaya tidak akan kuterangkan. Hukuman bagi orang yang berzina di dalam kitab kami adalah dirajam (dilempari batu sampai mati). Namun, karena banyak di antara pembesar-pembesar kami yang melakukan zina, maka kami biarkan, dan apabila seorang berzina kami tegakkan hukum sesuai dengan kitab. Kemudian kami berkumpul dan mengubah hukum tersebut dengan menetapkan hukum yang ringan dilaksanakan, bagi yang hina maupun pembesar yaitu menjemur dan memukulinya.”

Rasulullah lalu bersabda, ”Ya Allah, sesungguhnya saya yang pertama menghidupkan perintah-Mu setelah dihapuskan oleh mereka.”

Selanjutnya Rasulullah menetapkan hukum rajam, dan dirajamlah Yahudi pezina itu. Dari riwayat di atas dapat disimpulkan bahwa orang-orang Yahudi (non-Muslim) tetap diwajibkan menjalankan hukum-hukum mereka (Taurat). Mereka dilarang membuat-buat hukum sendiri, meskipun mereka menyepakatinya.

( Bersambung)

Wallahu’alam bish shawwab.

Paris, 22 November 2010.

Vien AM.

Read Full Post »

Mekah atau Bakkkah adalah sebuah kota tua yang lahir ribuan tahun lalu berkat adanya sumber air abadi yaitu sumur Zamzam. Berbagai sumber meriwayatkan bahwa sumur ini muncul beberapa saat setelah kelahiran nabi Ismail as. Setelah Ismail dewasa, bersama ayahnya, nabi Ibrahim as, berdua mereka membangun kembali bangunan Ka’bah yang fondasinya telah dibangun oleh nabi Adam as.

“ Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdo`a): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.(QS.Al-Baqarah(2):127).

Sejak itulah maka Mekah dengan Ka’bahnya berkembang pesat menjadi pusat keagamaan, pusat ritual penyembahan kepada Allah swt, Tuhan Yang Esa. Namun seiring dengan berlalunya waktu, penyembahan tersebut lama kelamaan menjadi melenceng dari arahnya yang semula benar. Patung-patung mulai didirikan dan akhirnya malah disembah. Meski mereka tetap mengakui Allah sebagai Sang Pencipta namun mereka  juga mengakui dan bahkan menyembah berhala-berhala. Uzza, Latta dan Manna adalah nama-nama berhala yang mereka anggap sebagai anak perempuan Allah.

Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap Al Lata dan Al Uzza dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)? ”. (QS.An-Najm(53):19-20).

“Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Tentu mereka akan menjawab : “Allah”. Katakanlah: “Segala puji bagi Allah”; tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”. (QS.Lukman(31):25).

Mereka meyakini bahwa disamping Allah, berhala-berhala itu dapat memberi syafaat kepada mereka. Jelas, ini sebuah kesalahan, sebuah kedustaan, sebuah kezaliman. Penguasa alam semesta ini adalah Allah Yang Maha Kuasa, Ia Tunggal, tidak memiliki satupun sekutu. Berhala-berhala itu tidak mempunyai kuasa sedikitpn terhadap manusia.  Ini adalah bisikan syaitan terkutuk yang berusaha menyesatkan manusia dari jalan yang benar. Syaitan menginginkan agar manusia lupa terhadap kehidupan akhirat, kehidupan yang hakiki. Karena kehidupan dunia adalah sementara.

“Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan”. (QS.Al-Ankabut(29):17).

“Dan berkata Ibrahim: “Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia ini kemudian di hari kiamat sebahagian kamu mengingkari sebahagian (yang lain) dan sebahagian kamu mela`nati sebahagian (yang lain); dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sekali-kali tak ada bagimu para penolongpun”. (QS.Al-Ankabut(29):25).

Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan mengatakan): “Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan”, tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan “. (QS.Al-An’am(6):100).

Suatu ketika Ibnu ‘Abba memaparkan bahwa ayat 100-103 surat Al-Anam diturunkan berkenaan dengan kaum Musyrik yang menjadikan jin sebagai sekutu bagi Allah. Mereka ditanya : “Bagaimana mungkin kalian beribadah kepada jin, sedangkan kalian menyembah berhala?”. Mereka menjawab, “ Kami bukan menyembah berhala tetapi dengan menghadap kepada berhala berarti kami taat kepada jin”. (HR Ibnu Jarir).

Itu sebabnya Allah swt memanggil penduduk Mekah dengan sebutan Musyrik yaitu kaum yang syirik, kaum yang menduakan atau lebih Tuhan. Ironisnya, para pemuka dan penjaga Kabah tersebut malah bangga dan arogan. Mereka merasa bahwa mereka adalah orang-orang terhormat dan termulia yang paling  tahu tentang agama dan ajaran yang menurut mereka telah dijalani sejak ribuan tahun lalu oleh nenek moyang mereka.

“ Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab: “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”. “(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?” .(QS.Al-Baqarah(2):170).

Demikian pula ibadah haji yang dilaksanakan setahun satu kali. Kegiatan haji seperti  tawaf, sa’i dan pemotongan kurban menjadi ritual sesat yang sungguh tidak beradab. Bahkan dengan hanya secarik kain yang menutup kemaluan  kaum perempuan berlari-lari kecil  mengelilingi Ka’bah. Sementara darah kurban hewan dilulurkan ke tembok Ka’bah dengan maksud sebagai sesajen bagi tuhan-tuhan mereka!!

“ Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya … “.(QS.Al-Hajj(22):37).

Dalam keadaan seperti inilah Rasulullah lahir dan datang. Beliau diperintah Allah swt untuk meluruskan kembali agama yang dibawa nabi Ibrahim as ribuan tahun  silam itu agar tidak bengkok dan lurus kembali.  Kesyirikan sangat dekat kekafiran. Pengakuan dan penyembahan hanya kepada Allah swt, tidak bersama dengan tuhan dan sesembahan lain adalah inti ajaran yang dibawa para nabi. Itulah Islam.

Telah diriwayatkan bahwa Walid bin Mugirah, ‘As bin Wail As Sahmi, Aswad bin Abdul Muttalib dan Umaiyah bin Khalaf bersama rombongan pembesar-pembesar Quraisy datang menemui Nabi saw. Mereka menyatakan, “Hai Muhammad! Marilah engkau mengikuti agama kami dan kami mengikuti agamamu dan engkau bersama kami dalam semua masalah yang kami hadapi, engkau menyembah Tuhan kami setahun dan kami menyembah Tuhanmu setahun. Jika agama yang engkau bawa itu benar, maka kami berada bersamamu dan mendapat bagian darinya, dan jika ajaran yang ada pada kami itu benar, maka engkau telah bersekutu pula bersama-sama kami dan engkau akan mendapat bagian pula daripadanya”. Beliau menjawab, “Aku berlindung kepada Allah dari mempersekutukan-Nya”. Lalu turunlah surah Al Kafirun sebagai jawaban terhadap ajakan mereka.

«  Katakanlah: “Hai orang-orang yang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah, agamaku”.(QS.Al-Kafirun(109) :1-6).

Ini yang disebut Akidah. Ia tidak boleh dicampur adukkan oleh paham apapun. Penyembahan hanya kepada-Nya, murni hanya kepada Allah swt. Tidak ada kebengkokan dalam Islam. Tidak ada perantara, tidak ada kerja sama, tidak ada anak bagi-Nya. Semua orang di sisi Allah adalah sama yaitu para hamba, para abdi yang tergantung kepada-Nya. Itu sebabnya segala perbuatan dan amal sebaik apapun bila dilakukan bukan karena-Nya dan tidak dalam rangka mencari ridho Allah swt maka tidak ada gunanya diakhirat nanti. Ketaatan kepada siapapun termasuk kepada orang-tua, suami bahkan para pemimpin sekalipun harus atas dasar ketaatan dan kepatuhan kepada-Nya.

«  Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan di dapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya ». (QS.An-Nur(24) :39).

Karena sikap tegas dan tidak kenal kompromi inilah Rasulullah kemudian dimusuhi dan diperangi orang-orang Quraisy. Para pembesar Quraisy makin geram dan kesal. Mereka merasa bakal sangat terancam kedudukan dan kekuasaan mereka bila ajaran baru ini sampai benar-benar diterima penduduk Mekah. Mereka khawatir Islam akan menghapus semua kebiasaan-kebiasaan ritual mereka, merebut kekuasaan dan merusak gengsi mereka sebagai penjaga Ka’bah yang selama ini mereka bangga-banggakan.

Maka dengan sekuat tenaga Abu Jahalpun memimpin permusuhannya terhadap Islam,. Berbagai fitnah dan hasutan terus dilancarkannya. Para tokoh Quraisy tersebut memanasi-manasi bahwa kalaupun Allah menurunkan seorang Rasul, mustinya merekalah yang paling pantas ditunjuk bukan Muhammad yang mereka anggap miskin dan tidak memiliki kekuasaan. Yang saking miskinnya ketika bayi tak seorang perempuanpun sudi menyusuinya kecuali terpaksa.  Yang bahkan hingga menikah bertahun-tahunpun tidak juga mempunyai anak lelaki. (Kedua anak lelaki Rasulullah meninggal dunia ketika masih kanak-kanak. Sementara memiliki anak perempuan dianggap aib).  Mereka juga mempertanyakan mengapa Allah hanya menurunkan manusia biasa yang makan seperti orang kebanyakan bahkan berjalan-jalan dipasar sebagai utusan Allah, bukannya mengirim seorang malaikat saja. Dengan keji mereka mengolok-olok Rasulullah adalah seorang tukang tenung.

Dan mereka berkata: “Mengapa rasul ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia? atau (mengapa tidak) diturunkan kepadanya perbendaharaan, atau (mengapa tidak) ada kebun baginya, yang dia dapat makan dari (hasil) nya?” Dan orang-orang yang zalim itu berkata: “Kamu sekalian tidak lain hanyalah mengikuti seorang lelaki yang kena sihir.””,(QS.Al-Furqon(25):7-8).

Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata: “Mengapa Allah tidak (langsung) berbicara dengan kami atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kami?…” .(QS.Al-Baqarah(2):118).

Ibnu Abbas memaparkan bahwa ayat di atas turun tak lama setekah Rafi’ bin Huraimalah berkata kepada nabi saw “ Jika benar engkau adalah seorang  utusan Allah sampaikan kepada Allah agar Dia berbicara kepada kami hingga kami mendengar kata-kata-Nya”. ( HR. Ibnu jarir dan Ibnu Abi Hatim).

“ Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada Rasul kamu seperti Bani Israil meminta kepada Musa pada zaman dahulu? Dan barangsiapa yang menukar iman dengan kekafiran, maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang lurus”.(QS.Al-Baqarah(2):108).

Ibnu Abbas berkata bahwa Rafi’ bin Huraimalah dan Wahab bin Zaid berkata kepada nabi saw, “Wahai Muhammad, datangkanlah dari langit kitab yang kau turunkan kepada kami dan dapat kami baca. Atau pancarkanlah sungai untuk kami agar kami beriman kepadamu.” Maka Allah menurunkan ayat diatas. ( HR Ibnu Abi Hatim).

“Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat sesuatu tanda (mu`jizat), mereka berpaling dan berkata: “(Ini adalah) sihir yang terus menerus”.(QS.Al-Qamar(54):1-2).

Anas, Abdullah bin Mas’ud dan Ibnu Abbas menerangkan bahwa suatu ketika penduduk Mekah menantang Rasulullah agar memperlihatkan sebuah mukjizat kepada mereka. Maka beliaupun memperlihatkan bulan yang terbelah menjadi dua bagian hingga mereka melihat warna merah di antara keduanya.( HR Tirmidzi dan HR Shahih Muslim).

Begitulah para tokoh Mekah mengajukan berbagai pertanyaan. Mereka tidak peduli apakah pertanyaan dan permintaan mereka itu terpenuhi atau tidak. Yang dinginkan hanyalah agar Rasulullah mau berhenti berdakwah karena mereka khawatir kekuasaan mereka terhadap masyarakat Mekah terganggu.

Mereka memang bukan bermaksud mencari kebenaran melainkan hanya ingin memojokkan, menghina dan mengejek Rasulullah. Meski sebenarnya hal tersebut bukan dilakukan semata-mata karena kebencian terhadap pribadi Rasulullah. Karena seluruh penduduk Mekah memang sebenarnya mengakui bahwa Muhammad saw adalah seorang yang jujur. Prilaku beliau santun hingga banyak orang menyukai beliau.

Namun sebagai manusia biasa tentu saja Rasulullah sedih mendengar ejekan dan cemoohan orang-orang Quraisy yang sebenarnya masih keluarga dan tetangga beliau sendiri itu.

“Sesungguhnya, Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah”.(QS.Al-An’am(6):33).

Ali bin Abu Thalib memaparkan bahwa ayat di atas diturunkan berkenaan dengan Abu Lahab yang suatu ketika berkata, “ Sesungguhnya kami tidak mendustakanmu tetapi kami hanya mendustakan apa yang kau dakwahkan ( agama Islam)”. (HR Tirmidzi dan Hakim).

Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan segala kesungguhan, bahwa sungguh jika datang kepada mereka sesuatu mu`jizat pastilah mereka beriman kepada-Nya. Katakanlah: “Sesungguhnya mu`jizat-mu`jizat itu hanya berada di sisi Allah”. Dan apakah yang memberitahukan kepadamu bahwa apabila mu`jizat datang mereka tidak akan beriman”.(QS.Al-An’am(6):109).

“Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”.(QS.Al-Anam(6):111).

Berikut Asbabun Nuzul ayat 109-111 surat Al-An’am diatas :

Muhammad bin Ka’ab al-Qurazhi menjelaskan bahwa suatu hari orang-orang  Quraisy menghadap Rasulullah dan berkata,” Hai Muhammad, kau menceritakan kepada kami bahwa Musa mempunyai tongkat yang dapat digunakan untuk membelah batu. Kau juga menceritakan bahwa Isa bisa menghidupkan orang mati dan bahwa kaum Tsamud mempunyai seekor unta ( lalu mereka sembelih). Sekarang, coba tunjukkan kepada kami sedikit dari mukjizat ( kenabianmu) sehingga kami akan beriman kepadamu“. Rasul bertanya:”Apa yang kalian inginkan?”.” Jadikan bukit Shafa emas untuk kami.” Beliau bertanya lagi, “ Jika aku melakukannya apakah kalian akan membenarkanku?”. Mereka berkata , “ Ya, demi Allah”. Lalu Rasulullah berdiri  dan berdoa. Jibril datang dan berkata kepadanya, “ Jika engkau menginginkannya bukit ini akan berubah menjadi emas. Namun jika kau mau tinggalkanlah mereka sehingga beberapa orang di antara mereka mau bertobat kepada Allah”: Maka turunlah ketiga ayat ini.)HR. Ibnu Jarir)..

Akhirnya Rasulullahpun membatalkan doanya.

Para pembesar Mekah juga menyiksa siapa saja yang berani meninggalkan agama nenek moyang mereka.  Ammar dan kedua orang tuanya, Yassir dan Sumayya yang disiksa hingga meninggal adalah hanya sedikit contoh diantaranya. Sementara Bilal, budak hitam yang kemudian dikenal sebagai muazzin pertama dan merupakan satu dari 10 sahabat yang dijanjikan masuk surga oleh Rasulullah dibeli oleh Abu bakar Sidik hingga bebas dari penyiksaan hebat yang dideritanya.

Akan tetapi Rasulullah tetap bertahan. Ini adalah perintah Allah swt, Sang Pencipta yang harus ditaati. Beliau tidak akan mundur, apapun yang dilakukan para pembesar Quraisy atau siapapun yang ingin menghalanginya. Bahkan Abu Thalib, paman Rasulullah yang selalu melindungi beliau sampai kewalahan. Ia begitu khawatir terhadap keselamatan ponakan yang telah dianggap seperti anak sendiri itu.

“ Demi Allah paman, seandainya mereka meletakkan matahari di tanganku dan bulan di tangan kiriku agar aku melepaskan ajakanku .. tak akan aku melepaskannya”, demikian jawaban tegas Muhammad saw ketika pamannya itu atas desakan para pemuka Mekah meminta Rasulullah agar berhenti berdakwah.Maka sejak itu Abu Thalibpun tidak pernah lagi menyuruh Rasulullah untuk berhenti berdakwah.  Ia malah bertambah makin serius melindungi Rasulullah dari segala ancaman dan serangan musuh.

( Bersambung).

Wallahu’alam bish shawwab.

Vien AM.

Read Full Post »

Gunung Merapi di Jawa Tengah sejak 3 November 2010 hingga hari ini, 7 November   2010 setiap hari tanpa henti memuntahkan lahar dan hawa panasnya. Aktifitas gunung yang mulai meletus tanggal 26 Oktober 2010 ini makin hari terlihat makin meningkat.

Bahkan kekuatan letusan tersebut dikabarkan mendekati atau hampir sama dengan letusan yang terjadi pada tahun 1872 yang selama ini dianggap sebagai letusan terbesar gunung ini. Rangkaian letusan ini telah mengancam 32 desa di sekelilingnya dan memakan korban nyawa lebih dari 100 orang.

Sementara letusan yang terjadi pada  tahun 1930, dilaporkan berhasil menghancurkan tiga belas desa dan menewaskan 1400 orang, Menurut catatan,  ini adalah letusan dengan catatan korban terbesar hingga saat ini.

Gunung Merapi yang memiliki ketinggian 2.968 m adalah satu dari gunung api teraktif di Indonesia. Lereng selatan gunung ini berada di kabupaten Sleman, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, sisanya  berada di dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu sisi barat di kabupaten Magelang, kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur serta kabupaten Klaten di sisi tenggara.

Gunung ini sangat berbahaya karena mengalami letupan kecil 2-5 tahun sekali dan mengalami letupan besar 10-15 tahun sekali. Dengan demikian terhitung sejak tahun 1548 M, Merapi telah meletus 68 kali. Padahal gunung ini dikelilingi pemukiman yang sangat padat penduduk. Kota Yogyakarta tercatat sebagai kota besar yang terdekat, yaitu sekitar 27 km dari puncaknya. Sementara puluhan desa di lerengnya hingga ketinggian 1700 m hanya berjarak sekitar 4 km.

Puncak Merapi yang sekarang, yaitu Puncak Anyar menurut catatan baru mulai terbentuk sekitar 2000 tahun yang lalu. Gunung ini terletak di  Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar tercatat di tahun 1006, 1786, 1822, 1872 dan 1930. Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah pulau Jawa diselubungi abu, Ahli geologi Belanda, van Bemmelen, berteori bahwa letusan tersebut menyebabkan pusat kerajaan Medang (Mataram Hindu) harus berpindah ke Jawa Timur.

Sementara itu letusan-letusan yang terjadi pada tahun 2010 ini selain menyemburkan material vulkanik setinggi kurang lebih 1,5 km juga mengeluarkan muntahan awan panas dan larva pijar secara tidak beraturan. Rangkaian letusan ini juga teramati sebagai penyimpangan dari yang selama ini terjadi. Karena bersifat eksplosif disertai suara ledakan dan gemuruh yang terdengar hingga jarak 50 km.

Kota Yogyakarta tertimpa hujan kerikil, pasir  dan abu vulkanik. Hujan abu vulkanik  dilaporkan tidak saja mencapai Purwokerto dan Cilacap namun juga Tasikmalaya, Bandung dan Bogor di Jawa Barat. Selanjutnya mulai teramati adanya titik api diam di puncaknya. Ini menandakan  dimulainya suatu fase baru yaitu bahwa magma telah mencapai lubang kawah.

Saat ini kawah berdiameter 400 meter yang terbentuk di puncak Merapi terbuka ke selatan atau mengarah ke Kali Gendol. Melalui sungai inilah lahar dingin mengalir dan melahap segala apa yang ada di sekitarnya. 12 sungai yang berhulu di gunung ini tampaknya harus siap menerima muntahan lahar yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Merapi

Tradisi masyarakat Jawa.

Daerah istimewa Yogyakarta atau DIY adalah satu dari dua propinsi Republik Indonesia yang mempunyai status istimewa. Propinsi yang menjadi wilayah Indonesia sejak tahun 1950 ini disebut istimewa karena sejatinya ia adalah sebuah kesultanan, yaitu kesultanan Yogyakarta.

Kesultanan ini adalah warisan kerajaan Mataram Hindu yang berdiri pada abad 8. Pada masa itulah sejumlah candi seperti candi Borobudur, candi Prambanan, candi Mendut dll dibangun. Candi-candi tersebut merupakan tempat peribadatan pemeluk agama Hindu dan Budha yang ketika itu memang menjadi agama resmi kerajaan. Berbagai kegiatan ritual diadakan di tempat suci ini. Bahkan candi Borobudur yang ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh PBB beberapa waktu lalu hingga saat ini dilapokan sebagai tempat suci terbesar umat Budha di dunia. Candi ini hanya terletak 40 km dari Yogyakarta.

Menurut kepercayaan masyarakat Jawa raja-raja mereka adalah titisan para dewa. Itu sebabnya mereka meyakini bahwa roh para raja yang telah wafat sebenarnya tidak pernah meninggalkan dunia nyata. Mereka bahkan tetap memiliki kekuasaan dan mempunyai kerajaan tersendiri. Itulah kerajaan ghaib.

Tempat-tempat tertentu seperti gunung Merapi dan pantai Samudra Selatan adalah contohnya. Bila Nyi Roro Kidul dipercaya sebagai satu-satunya penguasa pantai  Samudra Selatan maka kerajaan gunung Merapi lain lagi. Masyarakat Jawa meyakini bahwa setidaknya ada 9 jin yang menguasai gunung ini.Mereka adalah Kyai Sapu Jagad, Empu Rama, Empu Ramadi, Krincing Wesi, Branjang Kawat, Sapu Angin, Mbah Lembang Sari, Mbah Nyai Gadhung Wikarti, Kyai Petruk dan Kyai Megantoro. Masing-masing tokoh tersebut dipercaya memiliki tugas masing-masing.

Ntah ini hanya mitos belaka atau tidak namun nyatanya hingga kini keraton Yogyakarta terbiasa menyelenggarakan berbagai ritual  rutin diantaranya upacara Labuhan. Upacara yang diadakan dalam rangka memperingati naik tahtanya  sang sultan ini tujuannya antara lain adalah agar gunung Merapi dan laut selatan  tidak ‘ngambek’, tanahnya tetap subur menghasilkan padi, keraton Yogya tetap langgeng dan sultan sehat walafiat.

Dalam ritual ini berbagai sesajen mulai dari pakaian sultan, potongan rambut, guntingan kuku hingga bunga-bungaan, kemenyan dan jajan pasar dipersiapkan dengan baik. Selanjutnya setelah doa-doa selesai dibacakan sesajen  tersebut dilempar / dilarung ke laut  sebagai persembahan kepada penguasa laut atau gunung ! Ini adalah tugas yang biasa dipimpin mbah Marijan, sang juru kunci Merapi yang beberapa hari lalu meninggal terkena awan panas Merapi.

(Bersambung ).

Untuk baca lanjutannya, click :

https://vienmuhadi.com/2010/11/09/hikmah-dibalik-tragedi-merapi-pentingnya-menegakkan-akidah/

Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Medang

http://news.okezone.com/read/2010/11/08/340/390756/raja-jogja-langgar-perjanjian-pariyan-negari

http://us.detiknews.com/read/2010/11/02/124552/1482554/158/prof-heru-nugroho-mitos-merapi-sengaja-dipelihara

http://us.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/08/tgl/25/time/131150/idnews/661899/idkanal/10

Read Full Post »

Sambungan  Hikmah dibalik tragedi Merapi (1).

Masuknya Islam di Jawa.

Ada beberapa pendapat tentang masuknya Islam ke Indonesia. Umumnya orang meyakini bahwa Islam masuk pulau Jawa pada abad 14 melalui para pedagang Gujarat – India. Namun ada juga yang berpendapat pedagang-pedagang tersebut datang dari Persia dan Yaman. Namun Hamka berpendapat lain, bahwa sebetulnya Islam telah masuk Idonesia jauh sebelum itu, yaitu pada abad 7. Penyebaran ini dilakukan pada masa khalifah Ustman bin Affan yang memerintahkan Muawiyah bin Abu Sufyan agar mengirim utusan ke Jepara ( kerajaan Kalingga).

Namun demikian Islam baru menyebar ke seluruh pelosok Jawa pada sekitar abad 14. Yaitu pada masa para wali yang Sembilan atau yang dikenal dengan Wali Songo. ( 1404-1650). Mereka adalah Mualana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kudus, Sunan Giri, Sunan Kalijaga, Sunan Muria dan Sunan Gunung Jati.

Para wali yang rata-rata masih bersaudara atau mempunyai hubungan guru dan murid ini tinggal di tiga wilayah penting pantai utara Pulau Jawa, yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat. Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa.

Berbeda dengan cara dakwah Rasulullah dan para sahabat yang mengutamakan akidah, para wali ini berdakwah dengan memasukkan ajaran Islam ke dalam tradisi Hindu Budha yang memang sudah mendarah daging dalam seluruh lapisan masyarakat kerajaan Mataram  ketika itu.

Karena para wali tersebut menganut paham yang cenderung sufistik maka merekapun merasa bahwa kesenian dan kebudayaan adalah sarana dakwah yang paling cocok  untuk memperkenalkan ajaran Islam. Kesenian wayang kulit dan tembang suluk adalah salah satu contohnya. Wayang adalah berasal dari kata Ma Hyang yang artinya menuju kepada yang Maha Esa, Sedangkan Suluk yang secara harfiah berarti menempuh (jalan) dimaksudkan sebagai menempuh jalan (spiritual) untuk menuju Allah.

Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)”. (QS.Al-Baqarah(2):165).

Dakwah ini memang terbukti ampuh. Toleransi terhadap kepercayaan lama yaitu Hindu dan Budha yang begitu tinggi, terhadap tradisi nenek moyang, hukum adat dan berbagai ritual lainnya ternyata berhasil menarik para raja kala itu untuk memeluk Islam. Karena dengan demikian para raja ini tidak merasa terancam kehilangan kedudukan dan kekuasaan. Itu sebabnya orang Jawa walaupun Muslim hingga kini masih bangga dengan keningratannya, priyayi. ( darah keluarga kerajaan). Perbedaan tingkatan dalam masyarakat ini adalah warisan agama Hindu yang disebut kasta. Walaupun sebenarnya tidak persis sama karena istilah priyayi sebenarnya dipopulerkan penjajah Belanda dengan tujuan menjauhkan raja dari rakyatnya.

Tampaknya inilah yang menjadi perbedaan mencolok antara Muslim pada umumnya dengan rata-rata Muslim Jawa. Muslim Jawa yang seperti ini sering disebut dengan istilah abangan atau Muslim yang tidak menjalankan ajaran Islam secara tegak alias bengkok karena mencampur adukkannya dengan ajaran Hindu-Budha dan tradisi nenek moyang yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Walisongo

http://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Indonesia

Islam dan tragedi Merapi.

Telah diriwayatkan bahwa Walid bin Mugirah, ‘As bin Wail As Sahmi, Aswad bin Abdul Muttalib dan Umaiyah bin Khalaf bersama rombongan pembesar-pembesar Quraisy datang menemui Nabi saw. Mereka menyatakan, “Hai Muhammad! Marilah engkau mengikuti agama kami dan kami mengikuti agamamu dan engkau bersama kami dalam semua masalah yang kami hadapi, engkau menyembah Tuhan kami setahun dan kami menyembah Tuhanmu setahun. Jika agama yang engkau bawa itu benar, maka kami berada bersamamu dan mendapat bagian darinya, dan jika ajaran yang ada pada kami itu benar, maka engkau telah bersekutu pula bersama-sama kami dan engkau akan mendapat bagian pula daripadanya”. Beliau menjawab, “Aku berlindung kepada Allah dari mempersekutukan-Nya”.Lalu turunlah surah Al Kafirun sebagai jawaban terhadap ajakan mereka.

«  Katakanlah: “Hai orang-orang yang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah, agamaku”.(QS.Al-Kafirun(109) :1-6).

Karena sikap tegas dan tidak kenal kompromi inilah Rasulullah dimusuhi dan diperangi orang-orang Quraisy. Maka demi tegaknya ajaran Islam, peperangan demi peperanganpun akhirnya terpaksa dijalani. Sebagai hamba yang dipercaya menerima ayat-ayat Al-Quran tentu saja Rasulullah tahu betul apa yang dikehendaki Allah azza wa jalla,Sang Khalik, pemilik tunggal jagad raya ini.

Itulah Akidah. Ia tidak boleh dicampur adukkan oleh paham apapun. Penyembahan hanya kepada-Nya, murni hanya kepada Allah swt. Tidak ada kebengkokan dalam Islam. Tidak ada perantara, tidak ada kerja sama, tidak ada sekutu, tidak ada anak bagi-Nya. Semua orang di sisi Allah adalah sama yaitu para hamba, para abdi yang tergantung kepada-Nya.

Oleh karenanya segala perbuatan dan amal sebaik apapun bila dilakukan bukan karena-Nya dan tidak dalam rangka mencari ridho Allah swt maka tidak ada gunanya diakhirat nanti.

«  Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan di dapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya ».(QS.An-Nur(24) :39).

Namun bila saat ini mungkin sebagian orang menganggap bahwa kekuatan ghaib ( jin) begitu besar dan berhasil mempengaruhi mereka, ini karena mereka memang menyerahkan dan  mempercayakan urusan mereka kepada para jin. Allah swt yang memberi izin kepada jin-jin tersebut untuk merealisasikan harapan orang-orang yang menjadikan jin/syaitan sebagai pemimpin. Mereka itulah yang disebut orang yang zalim.

“Sesungguhnya syaitan ini tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya”.(QS.An-Nahl(16):99).

« Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu (syaitan) terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat ».(QS.Al-Hijr(15) :42).

Tidakkah kita memperhatikan betapa banyaknya ayat-ayat yang menunjukkan kemurkaan Allah swt terhadap kaum yang berbuat kesyirikan, yang menduakan-Nya, yang menjadikan syaitan/thaghut sebagai pemimpin, yang meminta bantuan kepada selain Allah ?

« Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu`aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya ».(QS.Hud(11) :94).

«  Adapun kaum `Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum `Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon korma yang telah kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka ».(QS.Al-Haqqah(69) :6-8).

Gunung Merapi dan bencana apapun yang terjadi di dunia ini terjadi atas kehendak-Nya, karena izin-Nya. Bukan karena jin atau penguasa ghaib manapun. Tidak juga mahluk ghaib yang taat seperti para malaikat.  Karena para malaikatpun hanya menjalankan tugas yang dibebankan Yang Maha Kuasa Yang Esa, Allah swt.

Bencana juga terjadi bukan semata karena azab. Namun juga bisa sebagai peringatan bagi hamba-hamba yang disayangi-Nya karena Ia ingin kita kembali ke jalan yang benar. Sang Khalik tidak ingin kita terus terombang-ambing dalam kesesatan dan ketidak-tahuan.

« Andaikata mereka Kami belas kasihani, dan Kami lenyapkan kemudharatan yang mereka alami, benar-benar mereka akan terus menerus terombang-ambing dalam keterlaluan mereka”.(QS.Al-Mukminun(23):75)

Sejak ratusan tahun gunung Merapi telah berkali-kali meletus. Berarti telah berkali-kali pula Allah swt memperingatkan masyarakat Jawa yang suka mencampur-adukkan ajaran yang dibawa Rasulullah saw untuk kembali kepada kemurnian penyembahan, yaitu meminta tolong hanya kepada Allah swt. Namun nyatanya hingga detik ini berbagai upacara ritual kesyirikan tetap saja dilaksanakan. Tidakkah ayat berikut membuat mereka sadar akan kesalahan tersebut? Lupakah mereka akan pepatah : “Sesal kemudian tidak  ada guna” atau  “Nasi telah menjadi bubur?”

Mereka berkata sedang mereka bertengkar di dalam neraka: “Demi Allah, sungguh kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata karena kita mempersamakan kamu ( jin dan syaitan) dengan Tuhan semesta alam”. Dan tiadalah yang menyesatkan kami kecuali orang-orang yang berdosa.  Maka kami tidak mempunyai pemberi syafa`at seorangpun dan tidak pula mempunyai teman yang akrab maka sekiranya kita dapat kembali sekali lagi (ke dunia) niscaya kami menjadi orang-orang yang beriman“. (QS.Asy-Syu’ara(26):96-102).

Para peneliti saat ini telah memperingatkan bahwa ancaman gunung tersebut kali ini berbeda dengan ancaman-ancaman sebelumnya. Gunung tersebut telah terlihat bersiap memuntahkan  magma panasnya secara maksimal. Sudah tibakah saatnya azab itu dijatuhkan ??

“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya),(yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina,kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.(QS.Al-Furqon(25):68-70).

Tampaknya tugas wali songo dalam mengajarkan Islam di tanah Jawa 7 abad silam belumlah tuntas. Ini bukan hanya tugas dan kewajiban para dai namun juga kita sebagai Muslim yang baik agar mengingatkan dan mengajak saudara-saudara kita di Jawa untuk memurnikan ajaran Islam. Bila para pemimpin terlihat sibuk dengan urusan dunia mereka  biarlah mereka mempertanggung-jawabkan urusan maha berat ini di hari akhirat nanti.

Semoga tulisan ini dan juga siapapun yang mau meneruskannya kepada yang membutuhkannya menjadi saksi bahwa kita telah menjalankan perintah-Nya.

” Barangsiapa diantaramu yang melihat kejelekan maka rubahlah dengan tangannya. Maka jika tidak sanggup maka rubahlah dengan perkataanya. Dan jika tidak sanggup rubahlah dengan hatinya, dan itulah yang paling lemah imannya”. (HR. Bukhari-Muslim).

Wallahu’alam bish shawwab.

Paris, 7 November 2010.

Vien AM.

Read Full Post »

Isu Islamophobia di Perancis kembali memanas !!

Sejak beberapa minggu terakhir ini sejumlah tentara berbekal senapan panjang tampak berjaga-jaga di sekitar lokasi-lokasi strategis dan tempat-tempat dimana turis mancanegara berkumpul. Menara Eiffel, menara lambang kebanggaan warga Perancis setinggi 324 meter yang didirikan pada tahun 1889 dan bernama asli La Dame de Fer ( Nyonya dari Besi) ini bahkan setempat ditutup selama beberapa jam karena adanya ancaman bom. Ironisnya, isu yang berkembang ( atau dikembangkan ?? ) adalah karena adanya ancaman dari Al-Qaeda.

Bagi kami, Muslim terutama yang berada di Perancis tentu saja berita miring ini amat sangat tidak mengenakkan dan membuat hati tidak nyaman. Apalagi ketika berita ini dihubungkan dengan adanya tragedi penculikan 7 orang asing di Nigeria, dimana 5 diantaranya adalah warga Perancis. Penculikan ini terjadi pada bulan September lalu dan diklaim secara resmi diculik oleh kelompok Al-Qaeda.

Belum juga kasus penculikan diatas diusut tuntas, berbagai media kembali mengeluarkan pernyataan bahwa, Osama Bin Laden, telah mengirim pesan singkat di Al-Jazirah, jaringan televisi milik pemerintah Qatar. Menurut sebuah sumber pernyataan pimpinan Al-Qaeda tersebut berisi  tentang ancaman terhadap warga Perancis !

Masih menurut sumber yang sama, ancaman tersebut dikeluarkan karena 2 hal. Yang pertama karena pemerintah Perancis tidak mau menarik tentaranya dari Afganistan. Yang kedua karena  pemerintah Perancis melarang warga Muslimnya mengenakan Burqa .

Buat saya pribadi, terus terang hal ini agak aneh. Alasan pertama masih masuk akal. Pasca tragedi September 2001, yaitu sejak Oktober 2001, dibawah pimpinan Amerika Serikat dengan George W Bush sebagai dalangnya, Perancis bersama 29 negara lain memang menyumbangkan tentaranya untuk menduduki Afganistan.

Dengan alasan yang tidak jelas, sejak itulah negri yang dulunya sempat diduduki Uni Sovyet itu menjadi arena baku tembak antara tentara Taliban pimpinan Osama Bin Laden dengan tentara sekutu Amerika Serikat. Padahal tadinya Osama adalah sekutu Amerika Serikat dalam memerangi Uni Sovyet untuk merebut tanah Afganistan yang kaya minyak itu.

Menurut sebuah sumber pihak CIA bahkan menawarkan uang sebesar 250 juta dollar atau 250 milyard bagi siapa saja yang dapat memberikan informasi tentang keberadaan Osama dengan kelompok Al-Qaedanya!

Namun demikian ternyata banyak kelompok Islam yang tidak mendukung bahkan curiga terhadap sepak terjang Al-Qaeda, diantaranya kelompok Hamas. Kelompok ini menduga bahwa Osama dengan Al-Qaedanya sebenarnya main mata dengan Amerika Serikat. Alasan ini bukannya mengada-ada. Karena keluarga besar Osama memang memiliki perusahaan konstruksi bangunan bertaraf internasional yang mempunyai jaringan erat dengan Amerika Serikat. Hamas juga beranggapan bahwa sepak terjang Osama sangat merusak nama Islam yang harusnya mengagungkan kebaikan bukannya terorisme.

Tetapi bagi saya pribadi, bagaimanapun Osama berhak membela tanah Afganistan yang sejak beberapa puluh tahun belakangan telah menjadi tanah airnya. Orang yang masih mempunyai hati yang bersih pasti mampu berpikir bahwa tidaklah patut sejumlah negara apalagi Negara yang mengaku Negara maju dan menjunjung tinggi demokrasi bersekongkol menyerang Negara lain apapun alasannya.

Tidak juga tragedi September 2001 yang menewaskan ribuan nyawa manusia itu. Ini adalah jelas perbuatan sebuah konspirasi sadis yang pernah ada di bumi ini. Menara kembar dan beberapa gedung tinggi dan penting itu ambruk bukan karena jet yang menabrak tapi karena bom yang ditanam secara rahasia di kaki gedung-gedung tersebut. Hal yang terlalu beresiko bagi Osama dan kawan-kawan untuk melakukan hal tersebut. Tidak adakah skenario tolol jet menabrak gedung hingga ambruk daripada scenario lain yang lebih masuk akal? Bahkan saat ini lebih dari 40 % rakyat Amerika meragukan scenario tersebut ..  ( Click : http://www.youtube.com/watch?v=kcrF346sS_I )

Sejarah juga pernah mencatat bagaimana Amerika Serikat dan sekutunya pada tahun 2003 lalu mengivasi Irak yang ketika itu berada dibawah kekuasaan  presiden Saddam Husein. Dengan berbagai alasan, seperti pengembangan senjata pemusnah massal dan pelanggaran HAM, Amerika Serikat dibawah pimpinan lagi-lagi George W Bush menyerang Irak dan meluluh lantakkan negri 1001 malam ini hingga porak poranda. Namun nyatanya sampai detik ini tidak ditemukan satupun bukti bahwa Irak telah mengembangkan senjata pemusnah massal.

Target selanjutnya adalah Iran. Negri tetangga Irak ini juga dituduh Barat memiliki pusat reaktor nuklir yang mengembangkan senjata pemusnah massal. Akibatnya negri ini harus menanggung ancaman sanksi ekonomi dari Barat. Dengan sekuat tenaga Mahmud Ahmadinejad, sang presiden negri Ayatullah Khomeini ini menegaskan bahwa pusat reaktor nuklir yang dimilikinya itu dikembangkan demi kepentingan damai bukan untuk membuat bom nuklir seperti yang dituduhkan.

Padahal Amerika Serikat dan beberapa Negara barat sendiri jelas-jelas mengembangkan bom dan senjata nuklir. Begitu juga Israel yang merupakan kroni Amerika Serikat tanpa kesulitan bebas mengembangkan proyek nuklirnya.

Patut diketahui, Saddam Husein dan Mahmud Ahmadinejad adalah dua tokoh besar pemimpin Negara Islam yang berani melawan kebijaksanaan Barat. Sementara Negara-negara Arab pasca jatuhnya kekhalifahan Islam Ottoman, seperti Saudi Arabia, Mesir dan Yordania saat ini sangat pro Barat.

Bila kita menilik ke belakang, Ottoman sekitar tahun 1750-an walaupun kerajaannya amat sangat luas namun di dalam sebenarnya amatlah lemah dan rentan. Sebagian para penguasanya tidak lagi menjunjung tinggi akidah Islam. Kesirikan, bid’ah, kekerasan, korupsi, kemaksiatan dan kemalasan meraja lela. Akibatnya banyak negri yang berusaha keluar dari kesatuan Ottoman yang telah berdiri sejak tahun 1517 M itu.  Tidak saja negara-negara yang sekarang menjadi bagian dari Eropa seperti Hungaria, Albania, Yunani, Rumania, Serbia dan Bulgaria yang berontak. Namun juga Negara-negara Arab juga ingin lepas dari kekhalifahan. Padahal kekuatan militer Ottomanpun saat itu sedang lemah-lemahnya.

Sebaliknya kekuatan kaum Salib Eropa makin kukuh dan bersatu. Sayangnya, negara-negara Arab tidak menyadari hal ini. Mereka justru meminta bantuan Inggris agar mereka bisa keluar dari kekhalifahan. Tentu saja Inggris dan kaum Salib Eropa segera menyambut baik permintaan tersebut. Mereka melihat ini sebagai peluang untuk menaklukkan kejayaan Islam. Peperangan demi peperangan terjadi hingga puncaknya meletuslah Perang Dunia I yang berujung pada kejatuhan kekhalifahan Islam Ottoman. Istanbul sebagai pusat pemerintahan berhasil dikuasai Kemal Attaturk, seorang Yahudi Dunamah sekuler. Pendiri Turki  yang sering disebut sebagai Bapak bangsa Turki ini adalah seorang Freemason tulen yang amat anti Islam!

Dengan jatuhnya kekhalifahan dimulailah babak baru dunia Islam yang tidak saja tidak bersatu namun juga sekuler. Setelah sebelumnya perjanjian Balfour ditanda tangani pada tahun 1918 dimana tanah Palestina dijanjikan sebagai rumah bagi bangsa Israel yang sebelumnya berpencaran di penjuru dunia maka tanah Arabpun dibagi-bagi menjadi milik Barat. Perancis menguasai diantaranya Aljazair, Tunisia. Maroko, Lebanon dan Suriah. Inggris menguasai Afganistan, Pakistan dan negara-negara Arab seperti Qatar, Kuwait, Irak, Yordania dll. Sementara  Italia menjajah Libya.

Dari sini terlihat jelas bahwa ketegangan, persaingan dan permusuhan antara Barat ( Kristen) dengan Islam telah ada sejak lama.

Kembali kepada ancaman Osama di awal tulisan. Osama adalah satu dari sekian banyak umat Islam yang menginginkan agar akidah Islam kembali berdiri tegak. Pemikiran yang baik ini sebenarnya telah timbul sejak agak lama, yaitu pada masa kekhalifahan Ottoman berada di puncak kelemahannya di tahun 1750-an. Karena pada masa itu selain seperti yang telah dikemukakan diatas, pengaruh Barat/Kristen juga telah mulai dirasakan mendominasi pemikiran para petingginya. Sebagian bahkan menikahi perempuan-perempuan Barat Kristen yang memang sengaja diselundupkan pihak Barat agar dapat mempengaruhi pemikiran para sultan dan amir.

« Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim ».(QS.Al-Maidah(5) :51).

Ayat ini mengidentifikasikan bahwa umat Islam tidak boleh menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin mereka. Karena mereka tidak menyembah Allah swt, sebagai Penguasa Tunggal Alam semesta ini dengan benar. Hal ini amat berbahaya. Karena dengan kepemimpinan yang demikian umat Islam bakal kesulitan menjalankan  syariatnya. Maka bermuncullanlah mujahid-mujahid yang menentang pengaruh dan kepemimpinan Barat/Kristen. Ini yang menjadikan Barat bertambah takut dan bertambah memusuhi Islam. Untuk itu Barat bertekad bila ingin menguasai dunia jihad harus dihapuskan dari pemikiran Muslim. Itu sebabnya segala perlawanan yang bertujuan menentang Barat diisukan sebagai Terorisme agar dunia Islam menjadi malu dan tidak percaya diri. Perhatikan bagaimana sikap Israel terhadap rakyat Palestina yang begitu sadis dan tidak berperikemanusiaan. Ini bukan Terorisme karena tidak melawan Barat !

Cara perlawanan Osama dan Al-Qaedanya dengan menyebar bom yang tidak pada tempatnya memang tidak dapat dibenarkan. Namun mempertahankan akidah dan Negara adalah keharusan yang tidak dapat ditawar-tawar.

Lain halnya dengan masalah pelarangan burqa ataupun jilbab di Perancis. Ancaman Osama terhadap hal yang sensitive ini saya rasa kurang tepat. Karena hal ini seharusnya menjadi tanggung-jawab para pemuka Muslim di Negara yang bersangkutan.

Presiden CFCM (Conseil Français du Culte Musulman) organisasi resmi Muslim Perancis, mengatakan bahwa pernyataan dan ancaman Osama kepada pemerintah Perancis atas pelarangan burqa dan jilbab terhadap Muslim Perancis adalah bentuk campur tangan luar yang tidak perlu bahkan mengundang reaksi negatif terhadap Islam itu sendiri. Menurutnya perjuangan Islam dalam menegakkan ajarannya harus dengan cara santun dan bertahap, tidak dengan kekerasan .

Menurut saya sendiri, walaupun Islam sudah mulai dapat di terima di negri ini namun untuk menjalankan ibadah sehari-hari rasanya masih terasa sulit. Jangan heran bila banyak keturunan Arab dari Aljazair, Maroko atau Tunisia yang mengaku Muslim namun mereka tidak pernah shalat, suka minum minuman keras dan mengenal huruf Arabpun tidak.

Pernah suatu hari di masjid Paris, saya bertemu seorang remaja Muslimah keturunan Maroko. Remaja manis yang mengenakan abaya hitam ini menghampiri saya karena melihat Al-Quran yang saya baca. Rupanya remaja yang lahir dan dibesarkan di Perancis ini penasaran karena Al-Quran yang saya bawa saat itu memang ada Asbabun-Nuzulnya. Dari percakapan itu saya ketahui bahwa ia hanya membaca Al-Quran tafsirnya saja karena ia tidak mengenal huruf Arab. Padahal ia berbicara bahasa Arab dengan kedua orang-tuanya. Namun ia menambahkan sekarang ia dan teman-temannya  setiap Sabtu mengikuti kursus mengaji, belajar bahasa Arab dan belajar tentang Islam. Menurutnya sekarang kursus-kursus seperti itu mulai banyak… Alhamdulillah ..

Saya jadi teringat sesuatu. Suatu hari saya membaca web milik sebuah Asosiasi Muslim tempat saya tinggal. Mereka menyatakan berniat mencari dana untuk membangun masjid di lingkungan mereka karena ditempat itu memang tidak ada masjid. Untuk itu dalam acara bazar yang akan diselenggarakan pemerintah setempat mereka mau menerima sumbangan pakaian, alat-alat rumah tangga dll untuk dijual dan hasilnya untuk menambah dana pembangunan masjid.

Maka pada hari yang telah ditentukan saya dan suami datang untuk menyerahkan bantuan ala kadarnya. Namun ketika kami tiba di tempat pegawai yang menerima kami menyatakan bahwa ia sama sekali tidak tahu menahu hal tersebut. Beruntung setelah menelpon kesana kemari akhirnya kami bertemu dengan orang yang menangani hal tersebut. Darinya kami baru tahu bahwa bantuan yang diminta Asosiasinya itu memang diam-diam alias tidak resmi.

Dari sini tampak bahwa kaum Muslimin masih seperti berada pada era dakwah sembunyi-sembunyi di masa Rasulullah. Karena bahkan untuk shalatpun sulit. Masjid amat sangat terbatas. Walaupun beberapa sumber tidak resmi meng-klaim bahwa negri ini memiliki ratusan masjid  namun pada kenyataannya sebagian besar bukanlah masjid melainkan hanya mushola-mushola kecil yang letaknyapun terpencil dan tersembunyi. Malah biasanya hanya menempati rumah-rumah atau apartemen milik pribadi di kawasan penduduk yang mayoritas Muslim. Jadi jangan pernah berharap menemukan adanya penunjuk arah ke masjid ( sekalipun Grande Mosque de Paris, satu-satnya masjid besar di Perancis ) sementara penunjuk arah ke beberapa sinagog ( rumah ibadah Yahudi) apalagi gereja dengan mudah dapat ditemukan.

Jadi untuk menjalankan kewajiban shalat ini murid-murid sekolah bahkan mahasiswa dan pegawaipun harus secara diam-diam. Anak saya yang duduk di bangku SMA melaporkan bahwa sebenarnya shalat sambil duduk di dalam bus sekolahpun dilarang ! Alasannya Perancis adalah negara sekuler walaupun pada prakteknya hampir semua hari besar Kristen diperingati sementara hari Raya Iedul Fitri  dipandang tidak pernah ada.

Demikian pula dengan jilbab. Perempuan berjilbab sementara ini masih bisa aman berjalan-jalan di kota-kota Perancis. Tetapi saya mendengar adanya desas desus bahwa beberapa senator berniat melarang pemakaian jilbab di tempat umum. Sedangkan bagi pelajar di sekolah pelarangan ini sudah berlaku. Khusus untuk burqa ( baju lebar penutup tubuh dari ujung kepala hingga kaki lengkap dengan cadar yang menutup hidung dan mulut ) larangannya sudah disetujui pemerintah. Namun penerapannya baru akan berlaku 5 bulan lagi. Bagi yang melanggar mereka akan dikenakan sangsi denda antara 150 euro – 15.000 euro ( 2 juta – 200 juta rupiah ) atau masuk penjara !

Saat ini Perancis kebanjiran imigran korban perang yang disulutnya sendiri. Banyak pendatang gelap dari Afganistan, Turki, Irak, Iran, Bosnia, Yugoslavia di negri ini. Mereka adalah saudara kita sesama Muslim yang terpaksa meninggalkan negaranya karena negri mereka luluh lantak oleh bom-bom yang dijatuhkan Amerika dan sekutunya. Mereka hidup meminta-minta dan memohon belas kasihan orang lain. Pedulikah pemerintah Perancis kepada mereka? Beberapa bulan yang lalu kamp pengungsi Afganistan malah digrebek, di musim dingin pula ! Salah siapakah ini?

Jadi benarkah tindakan Osama mengancam pemerintah Perancis?? Entahlah .. Yang pasti Osama telah ‘diwanted’ dengan imbalan milyaran rupiah .. Afganistan telah bertahun-tahun diobok-obok habis-habisan oleh 29 negara .. Saya hanya bertanya-tanya mungkinkah Osama bin Laden sang pemimpin Al-Qaeda itu masih hidup? Bagaimana bila ternyata ia telah dieksekusi seperti mantan presiden Irak, Saddam Husein secara diam-diam .. Bagaimana bila isu jaringan televisi Al-Jazirah itu adalah CNN-nya Arab adalah benar adanya ….  Maka tidak mungkinkah ini hanya fitnah yang sengaja dilempar musuh-musuh Islam agar dunia Islam makin terpuruk dan tidak  percaya diri ??

PF.

Berita terakhir, sejumlah bom ditemukan di beberapa negara Eropa. Memang belum ada yang mengklaim siapa pelakunya. Namun kelihatannya Al-Qaeda dicurigai. Rasanya benar juga peringatan presiden Mahmud Ahmadinejad juga Yusuf Al-Qardhawi, ulama terkenal Mesir, yang menghimbau agar umat Islam tidak usah mengunjungi Negara-negara Eropa dan Amerika serta membelanjakan uangnya di negri yang amat memusuhi kita ini.

Wallahu’alam bish shawwab.

Paris, 2 November 2010.

Vien AM.

Read Full Post »