Isu Islamophobia di Perancis kembali memanas !!
Sejak beberapa minggu terakhir ini sejumlah tentara berbekal senapan panjang tampak berjaga-jaga di sekitar lokasi-lokasi strategis dan tempat-tempat dimana turis mancanegara berkumpul. Menara Eiffel, menara lambang kebanggaan warga Perancis setinggi 324 meter yang didirikan pada tahun 1889 dan bernama asli La Dame de Fer ( Nyonya dari Besi) ini bahkan setempat ditutup selama beberapa jam karena adanya ancaman bom. Ironisnya, isu yang berkembang ( atau dikembangkan ?? ) adalah karena adanya ancaman dari Al-Qaeda.
Bagi kami, Muslim terutama yang berada di Perancis tentu saja berita miring ini amat sangat tidak mengenakkan dan membuat hati tidak nyaman. Apalagi ketika berita ini dihubungkan dengan adanya tragedi penculikan 7 orang asing di Nigeria, dimana 5 diantaranya adalah warga Perancis. Penculikan ini terjadi pada bulan September lalu dan diklaim secara resmi diculik oleh kelompok Al-Qaeda.
Belum juga kasus penculikan diatas diusut tuntas, berbagai media kembali mengeluarkan pernyataan bahwa, Osama Bin Laden, telah mengirim pesan singkat di Al-Jazirah, jaringan televisi milik pemerintah Qatar. Menurut sebuah sumber pernyataan pimpinan Al-Qaeda tersebut berisi tentang ancaman terhadap warga Perancis !
Masih menurut sumber yang sama, ancaman tersebut dikeluarkan karena 2 hal. Yang pertama karena pemerintah Perancis tidak mau menarik tentaranya dari Afganistan. Yang kedua karena pemerintah Perancis melarang warga Muslimnya mengenakan Burqa .
Buat saya pribadi, terus terang hal ini agak aneh. Alasan pertama masih masuk akal. Pasca tragedi September 2001, yaitu sejak Oktober 2001, dibawah pimpinan Amerika Serikat dengan George W Bush sebagai dalangnya, Perancis bersama 29 negara lain memang menyumbangkan tentaranya untuk menduduki Afganistan.
Dengan alasan yang tidak jelas, sejak itulah negri yang dulunya sempat diduduki Uni Sovyet itu menjadi arena baku tembak antara tentara Taliban pimpinan Osama Bin Laden dengan tentara sekutu Amerika Serikat. Padahal tadinya Osama adalah sekutu Amerika Serikat dalam memerangi Uni Sovyet untuk merebut tanah Afganistan yang kaya minyak itu.
Menurut sebuah sumber pihak CIA bahkan menawarkan uang sebesar 250 juta dollar atau 250 milyard bagi siapa saja yang dapat memberikan informasi tentang keberadaan Osama dengan kelompok Al-Qaedanya!
Namun demikian ternyata banyak kelompok Islam yang tidak mendukung bahkan curiga terhadap sepak terjang Al-Qaeda, diantaranya kelompok Hamas. Kelompok ini menduga bahwa Osama dengan Al-Qaedanya sebenarnya main mata dengan Amerika Serikat. Alasan ini bukannya mengada-ada. Karena keluarga besar Osama memang memiliki perusahaan konstruksi bangunan bertaraf internasional yang mempunyai jaringan erat dengan Amerika Serikat. Hamas juga beranggapan bahwa sepak terjang Osama sangat merusak nama Islam yang harusnya mengagungkan kebaikan bukannya terorisme.
Tetapi bagi saya pribadi, bagaimanapun Osama berhak membela tanah Afganistan yang sejak beberapa puluh tahun belakangan telah menjadi tanah airnya. Orang yang masih mempunyai hati yang bersih pasti mampu berpikir bahwa tidaklah patut sejumlah negara apalagi Negara yang mengaku Negara maju dan menjunjung tinggi demokrasi bersekongkol menyerang Negara lain apapun alasannya.
Tidak juga tragedi September 2001 yang menewaskan ribuan nyawa manusia itu. Ini adalah jelas perbuatan sebuah konspirasi sadis yang pernah ada di bumi ini. Menara kembar dan beberapa gedung tinggi dan penting itu ambruk bukan karena jet yang menabrak tapi karena bom yang ditanam secara rahasia di kaki gedung-gedung tersebut. Hal yang terlalu beresiko bagi Osama dan kawan-kawan untuk melakukan hal tersebut. Tidak adakah skenario tolol jet menabrak gedung hingga ambruk daripada scenario lain yang lebih masuk akal? Bahkan saat ini lebih dari 40 % rakyat Amerika meragukan scenario tersebut .. ( Click : http://www.youtube.com/watch?v=kcrF346sS_I )
Sejarah juga pernah mencatat bagaimana Amerika Serikat dan sekutunya pada tahun 2003 lalu mengivasi Irak yang ketika itu berada dibawah kekuasaan presiden Saddam Husein. Dengan berbagai alasan, seperti pengembangan senjata pemusnah massal dan pelanggaran HAM, Amerika Serikat dibawah pimpinan lagi-lagi George W Bush menyerang Irak dan meluluh lantakkan negri 1001 malam ini hingga porak poranda. Namun nyatanya sampai detik ini tidak ditemukan satupun bukti bahwa Irak telah mengembangkan senjata pemusnah massal.
Target selanjutnya adalah Iran. Negri tetangga Irak ini juga dituduh Barat memiliki pusat reaktor nuklir yang mengembangkan senjata pemusnah massal. Akibatnya negri ini harus menanggung ancaman sanksi ekonomi dari Barat. Dengan sekuat tenaga Mahmud Ahmadinejad, sang presiden negri Ayatullah Khomeini ini menegaskan bahwa pusat reaktor nuklir yang dimilikinya itu dikembangkan demi kepentingan damai bukan untuk membuat bom nuklir seperti yang dituduhkan.
Padahal Amerika Serikat dan beberapa Negara barat sendiri jelas-jelas mengembangkan bom dan senjata nuklir. Begitu juga Israel yang merupakan kroni Amerika Serikat tanpa kesulitan bebas mengembangkan proyek nuklirnya.
Patut diketahui, Saddam Husein dan Mahmud Ahmadinejad adalah dua tokoh besar pemimpin Negara Islam yang berani melawan kebijaksanaan Barat. Sementara Negara-negara Arab pasca jatuhnya kekhalifahan Islam Ottoman, seperti Saudi Arabia, Mesir dan Yordania saat ini sangat pro Barat.
Bila kita menilik ke belakang, Ottoman sekitar tahun 1750-an walaupun kerajaannya amat sangat luas namun di dalam sebenarnya amatlah lemah dan rentan. Sebagian para penguasanya tidak lagi menjunjung tinggi akidah Islam. Kesirikan, bid’ah, kekerasan, korupsi, kemaksiatan dan kemalasan meraja lela. Akibatnya banyak negri yang berusaha keluar dari kesatuan Ottoman yang telah berdiri sejak tahun 1517 M itu. Tidak saja negara-negara yang sekarang menjadi bagian dari Eropa seperti Hungaria, Albania, Yunani, Rumania, Serbia dan Bulgaria yang berontak. Namun juga Negara-negara Arab juga ingin lepas dari kekhalifahan. Padahal kekuatan militer Ottomanpun saat itu sedang lemah-lemahnya.
Sebaliknya kekuatan kaum Salib Eropa makin kukuh dan bersatu. Sayangnya, negara-negara Arab tidak menyadari hal ini. Mereka justru meminta bantuan Inggris agar mereka bisa keluar dari kekhalifahan. Tentu saja Inggris dan kaum Salib Eropa segera menyambut baik permintaan tersebut. Mereka melihat ini sebagai peluang untuk menaklukkan kejayaan Islam. Peperangan demi peperangan terjadi hingga puncaknya meletuslah Perang Dunia I yang berujung pada kejatuhan kekhalifahan Islam Ottoman. Istanbul sebagai pusat pemerintahan berhasil dikuasai Kemal Attaturk, seorang Yahudi Dunamah sekuler. Pendiri Turki yang sering disebut sebagai Bapak bangsa Turki ini adalah seorang Freemason tulen yang amat anti Islam!
Dengan jatuhnya kekhalifahan dimulailah babak baru dunia Islam yang tidak saja tidak bersatu namun juga sekuler. Setelah sebelumnya perjanjian Balfour ditanda tangani pada tahun 1918 dimana tanah Palestina dijanjikan sebagai rumah bagi bangsa Israel yang sebelumnya berpencaran di penjuru dunia maka tanah Arabpun dibagi-bagi menjadi milik Barat. Perancis menguasai diantaranya Aljazair, Tunisia. Maroko, Lebanon dan Suriah. Inggris menguasai Afganistan, Pakistan dan negara-negara Arab seperti Qatar, Kuwait, Irak, Yordania dll. Sementara Italia menjajah Libya.
Dari sini terlihat jelas bahwa ketegangan, persaingan dan permusuhan antara Barat ( Kristen) dengan Islam telah ada sejak lama.
Kembali kepada ancaman Osama di awal tulisan. Osama adalah satu dari sekian banyak umat Islam yang menginginkan agar akidah Islam kembali berdiri tegak. Pemikiran yang baik ini sebenarnya telah timbul sejak agak lama, yaitu pada masa kekhalifahan Ottoman berada di puncak kelemahannya di tahun 1750-an. Karena pada masa itu selain seperti yang telah dikemukakan diatas, pengaruh Barat/Kristen juga telah mulai dirasakan mendominasi pemikiran para petingginya. Sebagian bahkan menikahi perempuan-perempuan Barat Kristen yang memang sengaja diselundupkan pihak Barat agar dapat mempengaruhi pemikiran para sultan dan amir.
« Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim ».(QS.Al-Maidah(5) :51).
Ayat ini mengidentifikasikan bahwa umat Islam tidak boleh menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin mereka. Karena mereka tidak menyembah Allah swt, sebagai Penguasa Tunggal Alam semesta ini dengan benar. Hal ini amat berbahaya. Karena dengan kepemimpinan yang demikian umat Islam bakal kesulitan menjalankan syariatnya. Maka bermuncullanlah mujahid-mujahid yang menentang pengaruh dan kepemimpinan Barat/Kristen. Ini yang menjadikan Barat bertambah takut dan bertambah memusuhi Islam. Untuk itu Barat bertekad bila ingin menguasai dunia jihad harus dihapuskan dari pemikiran Muslim. Itu sebabnya segala perlawanan yang bertujuan menentang Barat diisukan sebagai Terorisme agar dunia Islam menjadi malu dan tidak percaya diri. Perhatikan bagaimana sikap Israel terhadap rakyat Palestina yang begitu sadis dan tidak berperikemanusiaan. Ini bukan Terorisme karena tidak melawan Barat !
Cara perlawanan Osama dan Al-Qaedanya dengan menyebar bom yang tidak pada tempatnya memang tidak dapat dibenarkan. Namun mempertahankan akidah dan Negara adalah keharusan yang tidak dapat ditawar-tawar.
Lain halnya dengan masalah pelarangan burqa ataupun jilbab di Perancis. Ancaman Osama terhadap hal yang sensitive ini saya rasa kurang tepat. Karena hal ini seharusnya menjadi tanggung-jawab para pemuka Muslim di Negara yang bersangkutan.
Presiden CFCM (Conseil Français du Culte Musulman) organisasi resmi Muslim Perancis, mengatakan bahwa pernyataan dan ancaman Osama kepada pemerintah Perancis atas pelarangan burqa dan jilbab terhadap Muslim Perancis adalah bentuk campur tangan luar yang tidak perlu bahkan mengundang reaksi negatif terhadap Islam itu sendiri. Menurutnya perjuangan Islam dalam menegakkan ajarannya harus dengan cara santun dan bertahap, tidak dengan kekerasan .
Menurut saya sendiri, walaupun Islam sudah mulai dapat di terima di negri ini namun untuk menjalankan ibadah sehari-hari rasanya masih terasa sulit. Jangan heran bila banyak keturunan Arab dari Aljazair, Maroko atau Tunisia yang mengaku Muslim namun mereka tidak pernah shalat, suka minum minuman keras dan mengenal huruf Arabpun tidak.
Pernah suatu hari di masjid Paris, saya bertemu seorang remaja Muslimah keturunan Maroko. Remaja manis yang mengenakan abaya hitam ini menghampiri saya karena melihat Al-Quran yang saya baca. Rupanya remaja yang lahir dan dibesarkan di Perancis ini penasaran karena Al-Quran yang saya bawa saat itu memang ada Asbabun-Nuzulnya. Dari percakapan itu saya ketahui bahwa ia hanya membaca Al-Quran tafsirnya saja karena ia tidak mengenal huruf Arab. Padahal ia berbicara bahasa Arab dengan kedua orang-tuanya. Namun ia menambahkan sekarang ia dan teman-temannya setiap Sabtu mengikuti kursus mengaji, belajar bahasa Arab dan belajar tentang Islam. Menurutnya sekarang kursus-kursus seperti itu mulai banyak… Alhamdulillah ..
Saya jadi teringat sesuatu. Suatu hari saya membaca web milik sebuah Asosiasi Muslim tempat saya tinggal. Mereka menyatakan berniat mencari dana untuk membangun masjid di lingkungan mereka karena ditempat itu memang tidak ada masjid. Untuk itu dalam acara bazar yang akan diselenggarakan pemerintah setempat mereka mau menerima sumbangan pakaian, alat-alat rumah tangga dll untuk dijual dan hasilnya untuk menambah dana pembangunan masjid.
Maka pada hari yang telah ditentukan saya dan suami datang untuk menyerahkan bantuan ala kadarnya. Namun ketika kami tiba di tempat pegawai yang menerima kami menyatakan bahwa ia sama sekali tidak tahu menahu hal tersebut. Beruntung setelah menelpon kesana kemari akhirnya kami bertemu dengan orang yang menangani hal tersebut. Darinya kami baru tahu bahwa bantuan yang diminta Asosiasinya itu memang diam-diam alias tidak resmi.
Dari sini tampak bahwa kaum Muslimin masih seperti berada pada era dakwah sembunyi-sembunyi di masa Rasulullah. Karena bahkan untuk shalatpun sulit. Masjid amat sangat terbatas. Walaupun beberapa sumber tidak resmi meng-klaim bahwa negri ini memiliki ratusan masjid namun pada kenyataannya sebagian besar bukanlah masjid melainkan hanya mushola-mushola kecil yang letaknyapun terpencil dan tersembunyi. Malah biasanya hanya menempati rumah-rumah atau apartemen milik pribadi di kawasan penduduk yang mayoritas Muslim. Jadi jangan pernah berharap menemukan adanya penunjuk arah ke masjid ( sekalipun Grande Mosque de Paris, satu-satnya masjid besar di Perancis ) sementara penunjuk arah ke beberapa sinagog ( rumah ibadah Yahudi) apalagi gereja dengan mudah dapat ditemukan.
Jadi untuk menjalankan kewajiban shalat ini murid-murid sekolah bahkan mahasiswa dan pegawaipun harus secara diam-diam. Anak saya yang duduk di bangku SMA melaporkan bahwa sebenarnya shalat sambil duduk di dalam bus sekolahpun dilarang ! Alasannya Perancis adalah negara sekuler walaupun pada prakteknya hampir semua hari besar Kristen diperingati sementara hari Raya Iedul Fitri dipandang tidak pernah ada.
Demikian pula dengan jilbab. Perempuan berjilbab sementara ini masih bisa aman berjalan-jalan di kota-kota Perancis. Tetapi saya mendengar adanya desas desus bahwa beberapa senator berniat melarang pemakaian jilbab di tempat umum. Sedangkan bagi pelajar di sekolah pelarangan ini sudah berlaku. Khusus untuk burqa ( baju lebar penutup tubuh dari ujung kepala hingga kaki lengkap dengan cadar yang menutup hidung dan mulut ) larangannya sudah disetujui pemerintah. Namun penerapannya baru akan berlaku 5 bulan lagi. Bagi yang melanggar mereka akan dikenakan sangsi denda antara 150 euro – 15.000 euro ( 2 juta – 200 juta rupiah ) atau masuk penjara !
Saat ini Perancis kebanjiran imigran korban perang yang disulutnya sendiri. Banyak pendatang gelap dari Afganistan, Turki, Irak, Iran, Bosnia, Yugoslavia di negri ini. Mereka adalah saudara kita sesama Muslim yang terpaksa meninggalkan negaranya karena negri mereka luluh lantak oleh bom-bom yang dijatuhkan Amerika dan sekutunya. Mereka hidup meminta-minta dan memohon belas kasihan orang lain. Pedulikah pemerintah Perancis kepada mereka? Beberapa bulan yang lalu kamp pengungsi Afganistan malah digrebek, di musim dingin pula ! Salah siapakah ini?
Jadi benarkah tindakan Osama mengancam pemerintah Perancis?? Entahlah .. Yang pasti Osama telah ‘diwanted’ dengan imbalan milyaran rupiah .. Afganistan telah bertahun-tahun diobok-obok habis-habisan oleh 29 negara .. Saya hanya bertanya-tanya mungkinkah Osama bin Laden sang pemimpin Al-Qaeda itu masih hidup? Bagaimana bila ternyata ia telah dieksekusi seperti mantan presiden Irak, Saddam Husein secara diam-diam .. Bagaimana bila isu jaringan televisi Al-Jazirah itu adalah CNN-nya Arab adalah benar adanya …. Maka tidak mungkinkah ini hanya fitnah yang sengaja dilempar musuh-musuh Islam agar dunia Islam makin terpuruk dan tidak percaya diri ??
PF.
Berita terakhir, sejumlah bom ditemukan di beberapa negara Eropa. Memang belum ada yang mengklaim siapa pelakunya. Namun kelihatannya Al-Qaeda dicurigai. Rasanya benar juga peringatan presiden Mahmud Ahmadinejad juga Yusuf Al-Qardhawi, ulama terkenal Mesir, yang menghimbau agar umat Islam tidak usah mengunjungi Negara-negara Eropa dan Amerika serta membelanjakan uangnya di negri yang amat memusuhi kita ini.
Wallahu’alam bish shawwab.
Paris, 2 November 2010.
Vien AM.