Sepeti manusia dan malaikat, jin juga adalah mahluk ciptaan Allah swt. Bedanya bangsa ini terbuat dari api. Sementara manusia dari tanah dan malaikat dari cahaya. Bapak jin adalah Iblis, yang dilaknat Sang Khalik karena tidak mau mentaati perintah-Nya, yaitu sujud kepada Adam yang merupakan bapak bangsa manusia. Peristiwa besar tersebut diabadikan-Nya dalam ayat 71 hingga 78 surat Shaad berikut.
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan) Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya”.
Lalu seluruh malaikat itu bersujud semuanya, kecuali Iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir.
Allah berfirman: “Hai Iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?”
Iblis berkata: “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah“.
Allah berfirman:“Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk, sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan“.
Itu sebabnya permusuhan dan kebencian Iblis dan pasukannya akan terlangsung hingga akhir zaman nanti. Dengan segala daya upaya dan akal bulus liciknya, syeitan dari jenis jin ini akan terus mengganggu manusia, agar bersama-sama masuk ke neraka jahanam. Namun untuk mengantisipasi hal ini Allah swt mengutus para nabi agar memperingatkan manusia untuk tidak terjerumus oleh tipu daya Iblis.
Tetapi muslihat dan tipu daya Iblis beserta pasukannya ternyata sangatlah dasyat. Bahkan Adampun tidak tahan, meski akhirnya ia bertaubat dan Allah swt berkenan mengampuninya. Ini masih ditambah lagi dengan banyaknya manusia yang senang bermaksiat. Bahkan menjadikan bangsa ghaib ini sebagai pelindung, baik secara langsung maupun tidak langsung. Perdukunan, ramal meramal dan pengobatan yang tidak jelas ilmunya adalah salah satu buktinya. Padahal Allah swt melaknat perbuatan tersebut. Ini adalah kesyirikan.
Rasulullah saw bersabda : “Barangsiapa mendatangi dukun peramal dan bertanya kepadanya tentang sesuatu (lalu mempercayainya) maka shalatnya selama empat puluh malam tidak akan diterima”.(HR. Muslim).
Menjadikan bangsa jin sebagai tempat berlindung dan meminta pertolongan ternyata tidak hanya menjangkiti sebagian umat Islam. Namun juga orang-orang Yahudi dan Nasrani. Mereka sangat menyukai mitos dan segala sesuatu yang bersifat takhayul. Cerita-cerita seperti Vampir, Dracula, Alice in wonderland dll adalah cerminan bagaimana Barat pernah gandrung dengan hal-hal tersebut. Sampai-sampai pada masa abad pertengahan, gereja pernah mengeluarkan maklumat bahwa kaum perempuan adalah jelmaan iblis, Ini yang menjadi penyebab mengapa para pendeta dan pastur dilarang menikah. Tampaknya ini pula yang menyebabkan Barat dewasa ini sangat anti kepada ajaran gereja, hingga menjadi atheis.
Pada zaman nabi Sulaiman as berkuasa, kepercayaan yang berlebihan terhadap bangsa jin diberangus. Alalh swt memang memberi kelebihan nabi Allah tersebut untuk menguasai bangsa jin. Ketika itu bangsa jin benar-benar takluk dibawa Sulaiman as. Nabi sekaligus raja Yahudi ini biasa memperkerjakan jin sebagai suruhan beliau.
Alkisah, pernah suatu ketika Rasullullah Muhammad saw memergoki jin sedang berdiri didepan pintu masjid. Rupanya jin tersebut sedang mengincar seorang Muslim yang sedang shalat namun shalatnya tidak khusuk. Sebagai pelajaran nabipun kemudian bermaksud untuk mengikat jin tersebut di salah satu pilar masjid yang ada. Namun nabi tiba-tiba teringat janji Allah untuk menjadikan nabi Sulaiman sebagai penakluk jin terhebat. Maka nabipun membatalkan niat tersebut
Bangsa jin terus terbelenggu dibawah kekuasaan nabi Sulaiman hingga wafatnya sang nabi. Mereka baru menyadari bahwa mereka telah bebas dari ‘kutukan’’, bebas dari kekuasaan manusia, lama setelah raja Yahudi tersebut mangkat di atas singgasanya tanpa diketahui kapan tepatnya beliau mangkat.
“ Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan”.(QS.Saba’(34):14).
Setelah itu bangsa jinpun kembali menguasai umat Yahudi. Berbagai kesyirikan seperti perdukunan, mantra-mantra, jampi-jampi, ramalan dll kembali meraja lela. Ini terus berlangsung hingga abad pertengahan, dari zaman nabi Isa as hingga diutusnya nabi Muhammad saw.
Namun tidak semua jin itu jahat. Seperti manusia, mereka ada juga yang beriman, bahkan ada juga yang jahil, suka iseng dan gemar mengganggu manusia. Berikut adalah petikan kisah sekumpulan jin yang memeluk Islam setelah mendengar ayat-ayat suci Al-Quran dibacakan.
“ Katakanlah (hai Muhammad): “Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya: sekumpulan jin telah mendengarkan (Al Qur’an), lalu mereka berkata: “Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Qur’an yang menakjubkan”, (QS. Al-Jin(72):1).
Dari Ibnu ‘Abbas bahwa suatu saat kala tiba di Tuhamah ketika Rasulullah saw dan para sahabat mendirikan sholat Fajar (Shubuh). Hal ini menyebabkan berita-berita di langit yang biasa dicuri dengar jin terhalang. Allah bahkan mengirim petir untuk jin.Keadaan ini membuat para jin bertanya-tanya. Kaum jinpun berkata : “Terhalangnya kita atas berita di langit tadi pasti ada penyebabnya ». Merekapun menyebar ke barat dan ke timur. Sebagian jin tiba di Tuhamah, saat Rasulullah dan para sahabat masih mendirikan shalat. Para jin itu menyimak seraya berkata: “Demi Allah, inilah yang menghalangi kita dengan berita dari langit”. Para jinpun pulang ke kaumnya dan memberitahu hal tadi. Atas kejadian itu turunlah ayat ini. (HR.Bukhari, dan at-Tirmidzi).
“ Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang ( setelah Rasulullah diutus menjadi rasul), barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya)”. (QS. Al-Jin(72):8-9).
Ayat 8 dan 9 surat Al-Jin diatas menerangkan secara jelas bahwa bangsa jin sebelum datangnya Rasulullah Muhammad saw terbiasa mencuri berita-berita langit, yaitu percakapan para malaikat di atas sana. Ini tampaknya yang membuat ramalan para jin sering benar. Tentu atas izin Allah swt. Tapi sejak diutusnya rasulullah saw, mereka tidak lagi seleluasa dahulu. Panah api akan mengejar mereka begitu para malaikat melihat jin mendekat dan berusaha mencuri dengar rahasia langit..
Jadi sungguh ironis jika hingga detik ini ada sebagian Muslim yang masih juga mempercayai para jin melalui ilmu hitamnya atau black magic. Dewasa ini kita sering mendengar betapa uztadpun bisa terperangkap ilmu sesat ini. Iming-iming harta, perempuan, kekuasaan, kesaktian atau apapun yang sifatnya keduniawian tampaknya telah membuat mereka silau. Lupa bahwa pasukan jin dibawah pimpinan Iblis adalah musuh terbesar kita, untuk selamanya. Khliaf bahwa Allah swt telah menurunkan begitu banyak pertolongan bagi umat Islam, tidak saja kitab suci Al-Quran dan As-Sunnah. Tetapi juga penjagaan yang super ketat di langit sana agar para jin yang suka mencuri dengar rahasia langit tidak memanfaatkan hasil curiannya itu untuk mengelabui manusia, hingga menimbulkan kesyirikan, yang merupakan dosa terbesar di sisi-Nya.
“ Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”.(QS.An-Nisa(4):48).
Wallahu’alam bish shawwab.
Jakarta, 1 Juni 2014.
Vien AM.
Leave a Reply