«Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui? » (Terjemah QS.Ali Imran (3) :71).
Pada bahasan Urgensi Kristologi (1) telah diterangkan adanya Red Letter Bible ( huruf bertinta merah pada Al-Kitab). Al-Kitab model ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1901 oleh Louis Klopsch, editor asal Jerman sebuah majalah Amerika Christian Herald. Kebanyakan pemeluk Kristen Protestan menggunakan Al-Kitab model ini.
( https://www.crossway.org/blog/2006/03/red-letter-origin/ )
Huruf bertinta merah yang jumlahnya tidak lebih dari 10 % isi Al-Kitab ini menunjukkan bahwa itulah tulisan Yesus. Sementara sisanya yang 90 % bukan ditulis oleh Yesus, melainkan yang terbanyak oleh Paulus. Ini membuktikan kebenaran ayat diatas bahwa telah terjadi kerancuan di dalam Al-Kitab. Telah bercampur antara yang benar/haq dan salah/bathil.
Kebenaran, yang haq, terlihat dengan ditemukannya ayat-ayat tentang ke-Esa-an Tuhan padahal umat Nasrani berpegang teguh pada dogma Trinitas ( Tiga dalam satu). Yaitu di Ulangan 4 :35 ( tauhid nabi Musa as), 2 Samuel 7 :22 ( tauhid nabi Daud as), 1 Raja-raja 8 :23 ( tauhid nabi Sulaiman as). Juga ayat bahwa Yesus bukan Tuhan melainkan utusan-Nya. (Markus 9:37, Yohanes 5:24,30 dan Yohanes 7:28, 33). Ayat-ayat tersebut sesuai dengan apa yang diterangkan Al-Quranul Karim sebagai kitab suci terakhir yang diturunkan Sang Khalik, Allah Azza wa Jalla.
Juga ayat tentang akan datangnya seorang nabi, yang akan menyampaikan apa yang dikatakan Tuhannya. Ini telah terjadi 14 abad silam, atau 7 abad setelah turunnya Yesus. Dan hal ini dapat dibuktikan dengan datangnya sang nabi yang selalu memulai setiap ucapannya dengan kata “Bismillahirahmanirahim” yang artinya “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang”. Itulah nabi Muhammad saw, saudara mereka dari keturunan saudara nabi Ishak as yaitu nabi Ismail as, putra nabi Ibrahim as!
Ulangan 18:18 Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.
Sementara yang bathil, antara lain terlihat dalam ayat-ayat pelecehan para nabi yang notabene adalah utusan Tuhan. Ini dapat ditemukan di Kejadian 9:18-27 (tentang nabi Nuh mabuk dan tampil bugil tanpa disadari), Kejadian 19:30-38 ( tentang dua putri nabi Luth yang menzinahi ayahnya ketika ayahnya sedang tidur), 2 Samuel 11:2-27 ( tentang nabi Daud yang menghamili istri anak buahnya). Sedangkan ayat-ayat vulgar dan tidak senonoh antara lain dapat ditemukan di Yehezkiel 23:1-21, Ulangan 23:1-2, Kidung Agung 4:1-7, 7:6-13.
Pertanyaannya adalah, siapakah Paulus? Murid Yesuskah ia? Mengapa ia dapat menuliskan ayat dalam Al-Kitab sebegitu banyaknya, hingga jauh melebihi tulisan Yesus sendiri? Yang pasti Paulus bukanlah murid Yesus. Matius 10:2-4 menyebutkan nama-nama ke murid Yesus yang 12 itu, tapi tak satupun menyebut nama Paulus!
Beberapa sumber termasuk Wikipedia, menyebutkan nama asli Paulus adalah Saul. Ia lahir di Tarsus (Turki) namun dibesarkan di Yerusalem. Ia berumur 8 tahun lebih muda daripada Yesus. Ayah Paulus berasal dari suku Benyamin, satu dari 12 suku Bani Israel.
Budaya yang berkembang di Yerusalem ketika itu adalah budaya Yunani. Budaya ini amat digandrungi pendudukmya, tak terkecuali Paulus. Ia sangat menyukai filsafat Yunani lengkap dengan mitos dewa-dewinya, seperti Zeus sebagai Tuhan tertinggi/bapak dewa, Hera sebagai saudara sekaligus istri Zeus karena diperkosa Zeus. Lalu Ares sebagai Tuhan perang, Aprodite sebagai Tuhan kecantikan dll.
Yang paling menarik, Zeus yang digambarkan suka selingkuh itu mempunyai anak hasil selingkuhan dengan perempuan bumi. Itulah Herkules ( Heracles) sang pahlawan penyelamat masyarakat Yunani. Paulus sangat terobsesi pada kehebatan tokoh super ini.
Namun sebagai seorang Yahudi tulen, Paulus juga berguru pada Gamalil, seorang ulama Yahudi yang amat terkenal di Yerusalem. Tak heran bila kemudian pada dirinya terkumpul dua pengaruh, yaitu hukum Taurat dan filsafat Yunani. Persinggungan pengaruh filsafat Yunani terhadap agama Yahudi di masa itu adalah hal yang umum.
Sementara itu penguasa Yerusalem di zaman itu adalah orang-orang Yahudi zalim yang tidak mengindahkan agamanya. Mereka sangat membenci ajaran Yesus. Dan berkat jasa Yudas, salah satu murid Yesus yang berkhianat, penguasa berhasil menjebak Yesus. Hukum Salib pada waktu itu adalah hal biasa.
Matius 27:21-22. Wali negeri menjawab dan berkata kepada mereka: “Siapa di antara kedua orang itu yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu?” Kata mereka: “Barabas.” Kata Pilatus kepada mereka: “Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?” Mereka semua berseru: “Ia harus disalibkan!”
Pada awalnya Paulus ketika masih bernama Saul sangat memusuhi pengikut-pengikut Yesus dan sering bertindak sangat kejam terhadap mereka. Tetapi paska penyaliban Yesus, Saul yang cerdik, licik dan ambisius, berhasil mendekati murid-murid Yesus. Dari merekalah ia mempelajari ajaran Yesus, namun dengan mencampur-adukkannya dengan ajaran Yahudi dan filasafat Yunani.
Ialah orang pertama yang berpendapat bahwa ajaran Yesus tidak dikhususkan bagi bani Israel. Akibatnya ia harus berhadapan dengan murid-murid Yesus yang meyakini bahwa ajaran Yesus hanya untuk bani Israel.
Matius 10:5-6. Kedua belas rasul itu kemudian diutus oleh Yesus dengan mendapat petunjuk-petunjuk ini, “Janganlah pergi ke daerah orang-orang yang bukan Yahudi. Jangan juga ke kota-kota orang Samaria. Tetapi pergilah kepada orang-orang Israel, khususnya kepada mereka yang sesat”.
Untuk menghindari perselisihan maka diadakanlah persidangan di Yerusalem yang dipimpin oleh Petrus dan Yakobus, adik Yesus, yang disebut sebagai Sidang Sinode atau Konsili Gereja yang pertama (Konsili Yerusalem). Dari konsili inilah akhirnya keinginan Paulus tercapai.
Selain itu Paulus juga mendapat gelar kehormatan sebagai santo ( orang suci) dan mendapat mandat untuk memberitakan Injil ke daerah-daerah berbahasa Yunani. Dari situ pulalah akhirnya lahir dogma Tuhan anak dan Tuhan penyelamat sebagaimana Herkules menyelamatkan hidup banyak orang Yunani. Sempurnalah sudah obsesi dan mimpi Paulus. Meski dengan versi yang agak berbeda, karena Yesus menjadi penyelamat seluruh manusia melalui penyalibannya. Sedangkan Herkules melalui kekuatan ototnya.
Tetapi ternyata dogma Paulus tersebut tidak memuaskan semua pihak. Pada masa kekuasaan kaisar Bizantium, Konstantin I, terjadi perselisihan pemikiran tentang kedudukan dan substansi antara Tuhan dan anak Tuhan. Apakah keduanya sama ataukah tidak.
Untuk mengatasi hal tersebut maka diselenggarakanlah KonsiIi Nicea ( Nicea adalah nama kota di Turki, sekarang bernama Iznik). Konsili ini terjadi pada tahun 325 M. Hasilnya, sang kaisar memutuskan bahwa Tuhan dan anak Tuhan adalah satu, alias sama! Maka siapa yang tidak setuju dan menentang harus dijatuhi hukuman berat.
( https://id.wikipedia.org/wiki/Konsili_Nicea_I )
Dan ia adalah uskup Arius yang di kemudian hari pengikutnya popular dengan nama Arianus. Arius bersiteguh bahwa anak Tuhan yaitu Yesus dengan Allah, Tuhan bapak tidaklah sama. Menurut pendapatnya Yesus meski ia sempurna tapi tetap mahluk ciptaan, yang mempunyai awal dan akhir. Itu sebabnya ia bisa mati.
Yohanes 17:3. Inilah hidup sejati dan kekal; supaya orang mengenal Bapa, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang diutus oleh Bapa.
Selanjutnya yaitu pada tahun 381 M, Trinitas resmi digunakan sebagai doktrin tunggal semua gereja seluruh dunia. Pada tahun itu Roh Kudus dinyatakan satu dari tiga. Maka lengkaplah sudah doktrin Allah, Yesus dan Roh Kudus sebagai Tuhannya umat Kristiani.
Jadi sungguh pantas begitu besarnya kemurkaan Allah swt mengetahui orang-orang yang sudah dimuliakan dengan kitab Injil tetapi tidak mengikuti apa yang ada di dalamnya. Karena itu tadi, pengikutnya tidak menyadari bahwa kitab mereka sudah tidak lagi seperti ketika ditinggalkan Rasulnya, yaitu Isa as / Yesus. Alangkah ironisnya.
“Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik”. (Terjemah QS.Al-Maidah(5):47)..
“Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk”. (Terjemah QS. Al-Bayyinah (98):6).
Berikut beberapa pokok ajaran Yesus yang telah diselewengkan Paulus :
1. Yesus adalah anak Tuhan bahkan Tuhan itu sendiri. Padahal Yesus tidak pernah meminta disembah/dituhankan.
2. Yesus tidak membatalkan hukum Taurat, justru meneruskan hukum Taurat.
3. Yesus mengajarkan laki-laki harus dikhitan, tidak ada dosa waris, khamar dan babi haram, orang meninggal dunia dibungkus kain kafan.
4. Yesus mengajarkan berpuasa, berwudlu, mengajarkan sujud serta berdoa ketika sedang sujud.
5. Yesus tidak membatalkan hukum rajam.
6. Yesus menerapkah hukum Qisash.
Sepintas ajaran Yesus diatas mirip dengan ajaran Islam, karena memang pada dasarnya semua agama yang diturunkan Allah swt kepada para nabi melalui malaikat Jibril as adalah sama. Yaitu penyembahan yang murni, ikhlas kepada Tuhan Yang Satu, Allah Azza wa Jalla. Yang berbeda adalah syariatnya.
“Sesungguhnya orang-orang mu’min, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (di antara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (Terjemah QS. Al-Maidah(5):69).
Meski demikian para ulama sepakat bahwa ayat diatas berlaku pada zamannya.
Untuk mengetahui perbedaan ajaran Yesus dan Paulus silahkan klik situs berikut :
http://lampuislam.blogspot.com/2013/08/paulus-sang-perusak-ajaran-asli-yesus.html
Wallahu’alam bish shawwab.
( Bersambung).
Leave a Reply