Awalnya, musisi Dewa Putu Sutrisna adalah seorang mahasiswa yang kuliah di Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH). Lulusan dari kampus itu bisa dikatakan langsung menjadi pendeta Hindu. Dia kuliah hingga tiga tahun.
“Saya asli Bali. Keluarga pun keluarga Bali. Tidak ada campurannya. Ibu bapak Bali. Mereka berdua Hindu,” katanya mulai berkisah beberapa waktu lalu di penghujung tahun 2017.
Kakeknya adalah pendeta tertinggi di Bali. Baginya ini adalah cobaan berat. Namun begitu, ia justru menemukan Islam dari kitab agamanya sendiri (Hindu).
“Saya tidak pernah membaca Alquran. Saya tidak pernah mencari tahu tentang Islam. Buat saya, Islam itu kebencian waktu itu,” ungkap Putu Sutrisna.
Ia berpandangan demikian sebab ia teringat dengan tragedi bom Bali sekitar tahun 2002, yang membuat perekonomian, pariwisata hancur, banyak korban dan efeknya cukup besar.
“Islam tidak pernah saya pandang. Di STAH saya banyak membaca Weda dan kitab pendukung lainnya,” kata dia.
Dari kitab tersebut ia malah menemukan Islam. Bukan dari seorang sahabat, ustadz atau dari mana pun. Di Weda banyak membicarakan tentang Kalki Awatara. Setelah dipelajari, sepanjang di kitab Hindu, siapa itu Kalki Awatara, bagaimana silsilahnya Kalki Awatara dan semua Kalki Awatara.
“Di Weda disebutkan Kalki Awatara itu lahir di tanggal 12 di awal bulan. Kita tahu sendiri Nabi Muhammad SAW lahir di tanggal 12 Rabiul Awal. Kemudian ciri-cirinya, dia datang dengan naik unta, menggunakan pedang dan tanah, berperang bersama empat sahabatnya”.
“Kalki memiliki ayah bernama Vishnuyash dan ibu bernama Sumatti. Jika diterjemahkan dari bahasa Sansekerta, “Vishnuyash” yang berarti “hamba Tuhan”, dalam bahasa Arab “Abdullah”. Abdullah ayahanda Rasulullah SAW. Sementara, “Sumatti” memiliki makna “lemah lembut”. Aminah, ibunda Rasulullah SAW memiliki makna yang sama yaitu “lemah lembut”.
“Dari cara berpakaian, menyisir rambutnya dan cara lainnya sama dengan Rasulullah SAW, tertera dalam Weda,” ungkap Putu Sutrisna yang getol dengan dunia musik ini.
Setelah lima tahun mencari tahu tentang Islam dan mencari tahu siapa itu Rasulullah SAW, Dewa Putu pun memutuskan masuk Islam. Uniknya, meski ia mengikuti apa yang diteladankan Rasulullah SAW selama lima tahun itu, ia belum mengucapkan syahadat sama sekali.
“Alhamdulillah saya bertemu dengan Mualaf Center Darussalam, kemudian saya dituntun syahadat. Tepat saat kedatangan Dokter Zakir Naik di Bekasi,” ungkap pria bertato ini.
Dua tahun setelah bersyahadat yaitu pada tahun 2019, dalam suatu acara bertajuk ‘Dialog Iman’, Putu Sutrisna menceritakan kisah terberat yang dialaminya sejak menjadi mualaf. Yaitu tiga bulan setelah mengucapkan Syahadat, ketika itu istrinya sedang hamil tua anak kedua, dan akan melahirkan.
Dalam kondisi sudah menjadi muallaf, ia tinggalkan 2 label music, yang didalamnya ada 45 artis yang ia besarkan namanya. Ia tinggalkan itu semua dan mulai belajar Islam, sembari mendalami studi film. Tak hanya meninggalkan mata pencahariannya yang berhubungan dengan musik. Bahkan, ketika berpindah keyakinan, Dewa mengaku masih memiliki total hutang mencapai 16 Miliar, sedangkan saat itu ia belum memiliki penghasilan lain.
Istrinya masuk ke rumah sakit karena usia kandungan yang sudah tua. Pihak rumah sakit menyarankan untuk dilakukan operasi caesar, dengan biaya yang tidak murah. Dewa hanya bisa melihat wajah istrinya yang pucat dan menahan sakit yang sangat, sedangkan ia hanya bisa menggenggam tangan istrinya yang mulai melemah.
Setelah sholat Subuh, Dewa meninggalkan istrinya yang sedang dirawat di rumah sakit. “Karena pada saat itu punya uang hanya dua puluh enam ribu, saya tinggalkan istri saya. Saya datangi teman-teman yang mereka artis besar, dan saya tahu saldo mereka, saya cari. Tunggu di depan rumahnya hingga setengah jam, karena sudah tidak dianggap lagi saya. Saya cari uang pinjaman. Jangankan diberikan, dipinjamkan saja tidak,” ujar Dewa dengan nafas tertahan.
Bukan hanya teman-teman artis saja yang menjauhinya. Dewa mengaku beberapa label musik bahkan memusuhinya karena dianggap mengajak talent label itu hijrah dan meninggalkan musik.
Dalam keadaan demikian Dewa ditelepon pihak rumah sakit untuk menandatangani suatu perjanjian.
“Saya dikasih surat sama suster, suratnya itu menandakan bahwa jika terjadi kematian janin atau ibu, saya tidak boleh menuntut rumah sakit. Saya ingat sekali wajah istri saya kesakitan,” ujarnya, kini dengan sedikit terisak.
“Waktu itu saya telepon Ustadz Khalid Bassalamah, minta petunjuk saat itu, bukan minta, bukan ngemis. Saya bilang sedang cari solusi untuk masalah saya, tidak bilang istri saya lagi hamil dan butuh uang,” ungkap Dewa.
Atas pertanyaan Dewa, ustadz Khalid Bassalamah menjawab “Untuk apa cari solusi, Allah ciptakan manusia untuk ibadah. Jika kita punya masalah dan kesulitan, cek ibadah kita.”
Seketika itu juga Dewa tersadar, sholat Dhuha terlewatkan, sholat Dhuhur terlambat ia tunaikan. Seharian yang terbayang hanya wajah pucat istrinya di rumah sakit. “Saya ditampar dengan chat itu. Saya cari mushola di belakang rumah sakit, Saya hanya minta pada Allah ‘ya Allah, ampuni saya, saya orang dzalim, saya minta ya Allah selamatkan istri saya, selamatkan anak saya’,” doa itu terus Dewa panjatkan sampai setelah sholat Ashar.
Singkat cerita, setelah melalui beberapa proses, pertolonganpun datang melalui seorang yang tak diduga.
“ … … Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (Terjemah QS. Ath-Thalaq(65):2-3).
“Demi Allah, tidak sampai dua menit, uang itu sampai. Anak saya lahir, perempuan sehat, istri saya sehat juga.”
Ia pun menyampaikan hikmah dari kejadian yang menurutnya adalah yang paling berat dalam hidupnya itu. “Ini sebenarnya kelemahan kita, kita lupa sama Allah, kita sibuk sama dunia. Nanti kalau kita sudah susah, kalau sudah kesulitan, sudah mentok, sudah sangat terpojok sekali, baru kita ingat Allah,” ujarnya.
Dewa pun mengungkapkan seharusnya manusia bersyukur, Allah mengingatkan hambanya untuk sholat lima kali sehari, bukan tiga kali atau satu kali. Supaya selalu ingat, bahwa harus selalu ingat kepada Allah.
“Sibuk dunia, sibuk dunia, sibuk dunia, kita lupa sama Allah, kita lupa kenapa Allah ciptakan Qiyamullail, kenapa kita disuruh sholat sunnah dua rokaat sebelum subuh, kenapa Allah suruh kita sholat Subuh. Allah ingin kita ingat DIA dulu, sebelum kita sekolah, kerja, atau aktivitas lain. inget Allah dulu, kalau kita sudah inget Allah, semua yang kita kerjakan akan dituntun sama Allah, semua yang kita kerjakan,” ujarnya.
Ia sempat meminta maaf karena menyampaikan cerita itu dalam keadaan yang cukup emosional, karena cerita yang ia sampaikan sudah lama tidak diceritakan, dan kisahnya adalah yang paling berat dalam hidupnya. Karena dulunya, Dewa adalah orang yang cukup dipandang dan sering foya-foya. “Ketika susah, orang gak mau lihat saya. Tapi di sini saya dapat pelajaran yang luar biasa, kita tidak boleh lupakan Allah”, tutupnya.
Wallahu’alam bi shawwab.
Vien AM.
Diambil dari :
https://news.bersamadakwah.net/2018/01/unik-putu-sutrisna-putuskan-masuk-islam.html
Leave a Reply