Feeds:
Posts
Comments

Siapa bilang Islam anti terhadap tradisi lokal? Dalam banyak kasus, bahkan sudah terjadi sejak zaman Rasulullah saw, agama samawi ini cenderung akomodatif pada tradisi setempat. Selama tidak bertentangan dengan syariat, Islam sangat terbuka dengan lingkungan di mana ia dilabuhkan.

Jauh sebelum Islam menjejakkan kaki di kota Makkah, masyarakat jahiliah setempat sudah memiliki tradisi yang cukup mapan. Kendati mereka belum tersentuh ajaran wahyu dari Rasulullah, bangsa Arab sudah memiliki budaya dan tradisi moral yang luhur. Jadi, jangan sampai begitu kita mendengar kata ‘jahiliah’, kemudian berpikir bahwa nilai-nilai moral pada saat itu sangat bobrok sama sekali dan sangat jauh dari semangat moral ajaran Islam.

Bangsa Arab jahiliah dengan segala dinamikanya tetap memiliki budaya yang luhur, bahkan beberapa semangat tradisi saat itu masih dilestarikan Islam sampai hari ini. Bulan-bulan yang dimuliakan Salah satu budaya lokal bangsa Arab jahiliah adalah menghormati bulan-bulan haram (asyhurul ḫurum) yang ada empat, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijah, Muharam, dan Sya’ban. Dinamakan ‘haram’ karena pada bulan tersebut dilarang untuk melakukan peperangan dan perbuatan keji.

Sejarawan Jawad Ali menjelaskan dalam kitabnya, al-Mufasshal fi Tarîkhil ‘Arab Qablal Islâm, bangsa Arab jahiliah membagi bulan menjadi dua. Pertama sebagai bulan biasa (i’tiyâdiyah) yang jumlahnya ada delapan, yaitu Safar, Rabiul awal, Rabiul Akhir, Jumadil ula, Jumadil akhir, Sya’ban, Ramadhan, dan Syawal. 

Sementara yang kedua adalah bulan-bulan suci/mulia yang jumlahnya ada empat, yaitu Muharam. Rajab, Dzulqa’dah dan Dzulhijah. Untuk menjaga kemuliaannya, pada bulan-bulan tersebut masyarakat dilarang untuk melakukan peperangan dan perbuatan keji.   Berbeda dengan ke delapan bulan lainnya, aktivitas peperangan masih diperbolehkan. Bahkan seorang laki-laki tidak boleh menyerang atau membalas seorang yang membunuh ayah atau saudaranya sendiri pada bulan mulia tersebut.

Asal mula tradisi penghormatan ini tidak lepas dari tabiat bangsa Arab Badui (pedalaman). Nasib hidup yang serba kekurangan membuat mereka menghalalkan segala cara untuk bertahan hidup, termasuk jika harus menghunuskan pedang. Akibatnya, peperangan dan pertikaian berkepanjangan menjadi bagian integral dari kehidupan mereka, termasuk tidak segan untuk merampok dan memerangi rombongan dagang yang melintas untuk dirampas hartanya.

Hidup dalam kondisi sosial yang penuh ketegangan, tentu membuat Arab Badui tidak nyaman. Mereka membutuhkan waktu sebagai jeda untuk menyelesaikan hal-hal yang tidak bisa tersentuh dalam kondisi masyarakat yang tidak stabil. Sebab itulah mereka menentukan waktu jeda yang kemudian ditetapkan empat bulan tersebut.

Selanjutnya kondusifitas waktu ini juga diteruskan oleh bangsa Arab secara umum, bukan hanya dari kalangan Badui. (Jawad Ali, Al-Mufasshal fi Tarîkhil ‘Arab Qablal Islâm, [Maktabah Syamilah Online], juz 16, h. 105) Tradisi penghormatan tersebut masih tetap eksis dalam ajaran Islam sampai hari ini.

Jika pada masa jahiliah bentuk penghormatannya dengan larangan perang dan perbuatan keji, maka pada masa Islam dengan berbagai keistimewaan yang dijanjikan pada bulan tersebut. Seperti pelipatgandaan pahala amal shaleh, anjuran berpuasa, penekanan untuk menghindari dosa, dan banyak lainnya.

Allah swt dalam surat At-Taubah ayat 36) berfirman yang artinya sebaga berikut:

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”

Berkaitan ayat di atas, Imam Fakhruddin ar-Razi dalam tafsirnya, Mafatihul Ghaib menjelaskan, para ulama sepakat bahwa Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijah, dan Muharam merupakan bulan-bulan yang dimuliakan dalam Islam.Maksud kata al-ḫurum pada ayat tersebut adalah perbuatan maksiat pada bulan-bulan tersebut akan mendapat balasan siksa lebib berat di banding bulan lain. Demikian pula perbuatan baik akan mendapat pahala lebih besar. (Fakhruddin ar-Razi, Mafatihul Ghaib, juz XVI, h. 52).

Selain disinggung dalam nash Al-Qur’an, penegasan ini juga disebutkan dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Nabi Saw bersabda yang artinya: “Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan, di antaranya terdapat empat bulan yang dihormati: 3 bulan berturut-turut; Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram serta satu bulan yang terpisah yaitu Rajab Mudhar, yang terdapat di antara bulan Jumada Akhirah dan Sya’ban.” (HR Bukhari dan Muslim).

Dalam tradisi Islam, mengistimewakan amal shaleh berdasarkan waktu dan tempat tertentu memang banyak ditemui. Seperti mengistimewakan kota suci Makkah dibanding kota atau negara lainnya, hari Jumat dibanding hari-hari pada umumnya, hari ‘Arafah dibanding hari yang lain, bulan Ramadhan dibanding bulan-bulan lain, malam lailatul qadar dibanding malam-malam lain, dan sebagainya. (Fakhruddin ar-Razi, juz XVI, h. 52).

Keistimewaan empat bulan itu banyak dijelaskan banyak hadits Nabi. Bahkan tidak sedikit ulama yang menulis kitab dengan pembahasan secara khusus tentang keutamaan-keutamaannya. Seperti Ibnu Hajar al-Atsqalani menulis kitab berjudul Tabyînul ‘Ajab bi Mâ Warada fî Fadhli Rajab yang menghimpun hadits-hadits seputar amalan pada bulan Rajab dan keutamaannya.

Penulis : Muhamad Abror, alumnus Pondok Pesantren KHAS Kempek-Cirebon dan Ma’had Aly Sa’idusshiddiqiyah Jakarta.

Sumber: https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/tradisi-pra-dan-pasca-islam-memuliakan-bulan-bulan-haram-G9u9d#

Wallahu’alam bish shawwab.

Jakarta, 3 Februari 2023.

Vien AM.

Mengenang Thaif.

Thaif adalah sebuah kota di provinsi Makkah yang terletak sekitar 65 kilometer di sebelah tenggara kota Makkah. Kota ini berhawa sejuk karena berada di lembah pegunungan yaitu pegunungan Asir yang merupakan 1 dari lebih 7 pegunungan yang mengeliling kota Mekkah.   

Kota ini dijuluki dengan julukan ‘Qoryatul Muluk’ yang artinya desa para raja. Disebut demikian karena sejak dahulu kala para pembesar Makkah menjadikannya tempat berlibur. Kini kota tersebut tidak saja menjadi tempat liburan para pembesarnya tapi juga rakyat biasa.  Di beberapa daerah tertentu para amir dan konglomerat Arab Saudi membangun vila-vila mewah mereka, dengan penjagaan super ketat tentunya.

Di Thaif inilah Rasulullah 15 abad lalu berkunjung, berharap siapa tahu dalam keadaan santai para pemimpin Quraisy yang sedang berlibur mampu berpikir jernih untuk menerima Islam. Ketika itu Rasulullah nyaris putus asa karena selama 10 tahun berdakwah hanya berhasil menarik 40 pengikut. Dan meskipun ke 40 pemeluk Islam tersebut semua berasal dari suku Quraisy namun sebagian besar dari mereka menolak Islam bahkan sangat memusuhi Rasulullah.

Suku Quraisy dimana Rasulullah berasal, adalah satu dari banyak suku yang menempati Mekkah. Suku yang merupakan keturunan dari nabi Ismail as ini adalah suku yang paling terpandang di Mekkah. Merekalah yang dipercaya untuk menjaga Ka’bah yang sejak dahulu sudah menjadi pusat peribadatan penduduk jazirah Arab.

Mereka ini pulalah satu-satunya suku yang  memiliki hak sekaligus kewajiban menerima dan menjamu tamu-tamu yang berdatangan dari segala penjuru jazirah demi memuliakan Ka’bah. Ibadah haji yang merupakan ibadah ritual yang disyariatkan Islam memang sudah ada sejak nabi Ibrahim as diutus ribuan tahun sebelum datangnya Islam, sebagaimana ayat 127 dan 128 surat Al-Baqarah berikut : 

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdo`a): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”.

Ironisnya, justru  itulah tampaknya yang membuat mereka terutama para pembesarnya, sulit menerima dakwa Rasullah SAW. Mereka khawatir dengan datangnya Islam mereka akan kehilangan kebesaran dan kemuliaan yang selama ratusan tahun telah mereka miliki. Itulah sebabnya perlawanan mereka terhadap Rasulullah makin menjadi-jadi apalagi sejak wafatnya Abu Thalib, pemuka Quraisy sekaligus paman yang senantiasa melindungi Rasulullah.

Untuk itu Rasulullah bertekad mendatangi para pemuka Quraisy ke Thoif. Mungkin dalam keadaan santai bersama keluarga di tempat yang sejuk pula, mereka lebih bisa diajak berbicara, paling tidak mau memberikan pertolongan dan perlindungan dari orang-orang yang memusuhi beliau, demikian pikiran Rasulullah.

Maka pada suatu hari di tahun 620M, tak lama setelah wafatmya dua orang yang sangat beliau sayangi, yaitu Siti Khadijah dan Abu Thalib, pergilah Rasulullah ke Thaif. Secara diam-diam, ditemani   Zaid bin Haritsah, Rasulullah memasuki kota Thaif. Perlu perjuangan yang tidak sedikit untuk mencapai kota tersebut apalagi dengan berjalan kaki. Namun tekad Rasulullah sudah bulat. Selama sepuluh hari Rasulullah berdiam di kota berhawa sejuk tersebut.

Namun pemuka-pemuka Quraisy benar-benar keras kepala. Alih-alih menemui, mereka malah memerintahkan orang-orangnya untuk melempari Rasulullah SAW hingga beliau terpaksa berlindung ke suatu kebun. Di kebun anggur milik  Uthbah dan Saibah bin Rabi’ah ini, Zaid bin Haritsah mengobati kaki dan kepala Rasulullah yang terluka akibat lemparan orang-orang Quraisy tersebut.  

Betapa sedihnya Rasulullah melihat kekerasan hati pemuka-pemuka Quraisy. Dengan penuh kepedihan diadukannya kesedihannya tersebut kepada Sang Khalik melalui doa berikut :

Ya Allah! Sesungguhnya kepadaMu-lah aku mengadukan kelemahan diriku, sedikitnya upayaku serta hina dinanya diriku di hadapn manusia, Wahai Yang Maha Pengasih di antara para pengasih! Engkau adalah Rabb orang-orang yang tertindas, Engkaulah Rabbku, kepada siapa lagi Engkau menyerahkan diriku?

(Apakah) kepada orang lain yang selalu bermuka masam terhadapku? Atau kepada musuh yang telah menguasai urusanku? Jika Engkau tidak murka kepadaku, maka aku tidak peduli, akan tetapi ampunan yang Engkau anugerahkan adalah lebih luas bagiku.

Aku berlindung dengan perantaraan Nur Wajahmu yang menyinari segenap kegelapan dan yang karenanya urusan dunia dan akhirat menjadi baik agar Engkau tidak turunkan murkaMU kepadaku atau kebencianMu melanda diriku. Engkaulah yang berhak menegurku hingga Engkau menjadi ridha. Tiada daya serta upaya melainkan KarenaMu.”

Mendengar hal tersebut, rasa belah kasih Uthbah dan Syaibah bin Rabi’ah tergerak. Mereka segera memanggil budak mereka yang beragama Nasrani bernama Addas seraya berkata kepadanya, “Ambillah setangkai anggur ini dan antarkan kepada orang tersebut (Nabi),”

Tatkala Addas menaruhnya di hadapan Nabi, beliau mengulurkan tangannya untuk mengambilnya dengan membaca “Bismillah“, lalu memakannya.

Addas berkata, “Sesungguhnya ucapan ini tidak biasa diucapkan oleh penduduk negeri ini.

Lantas Nabi bertanya kepada Addas, “Kamu berasal dari negeri mana? Dan apa agamamu?

Addas menjawab, “Aku seorang Nasrani dari penduduk Ninawa (Nineveh).

Nabi berkata lagi, “Dari negeri seorang pria shalih bernama Yunus bin Matta?”

Addas berkata, “Apa yang kamu ketahui tentang Yunus bin Matta?

Nabi menjawab, “Dia adalah saudaraku, dia seorang Nabi, demikian pula dengan diriku.

Addas langsung merengkuh Nabi, kedua tangan dan kedua kaki Nabi pun diciuminya. Sementara, Uthbah dan Syaibah bin Rabi’ah saling berkata satu sama lainnya, “Budakmu itu telah dibuatnya menentangmu.

Maka, tatkala Addas datang, keduanya berkata kepadanya, “Bagaimana kamu ini! Apa yang telah kamu lakukan?”

Wahai tuanku! Tidak ada sesuatu pun di muka bumi ini yang lebih baik dari orang ini! Dia telah memberitahukan kepadaku suatu hal yang hanya diketahui oleh seorang Nabi,” jawab Addas tegas.

Tak heran bila saat ini dapat kita temui masjid bernama Addas yang dibangun untuk mengenang bekas budak yang kemudian memeluk Islam tesebut. Sementara itu demi menjawab doa Sang Kekasih Allah swt mengirim 2 malaikat gunung untuk menghibur beliau seraya berkata,

Wahai Rasulullah, maukah engkau jika aku jatuhkan dua gunung kepada mereka? (Jika engkau mau, maka akan aku lakukan).”

Namun Rasulullah menolak bahkan menjawab, “Aku justru berharap Allah akan mengeluarkan dari tulang rusuk mereka generasi yang menyembah Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun.

Doa yang tulus dipanjatkan Rasulullah tersebut dikabulkan Allah swt. Terbukti beberapa tahun kemudian penduduk Thaif memeluk Islam. Bahkan menjadi satu-satunya suku Arab yang tak satupun pemeluknya murtad setelah wafatnya Rasulullah beberapa tahun kemudian.     

Ahamdulillah Allah swt memberi kami kesempatan mengunjungi kota tersebut pada November lalu dengan menaiki bus yang disediakan travel umrah yang kami gunakan. Ntah mengapa Thaif yang menyimpan peristiwa bersejarah tersebut baru beberapa tahun belakangan ini menjadi salah satu tujuan para jamaah haji dan umroh. Cukup banyak tempat ziarah yang bisa dikunjungi di kota ini. Di antaranya adalah masjid dan makam sahabat Nabi Abdullah bin Abbas, Masjid Addas, Masjid Kuk, dan Pasar Ukaz.

Kami melaksanakan shalat jama’ Zuhur dan Ashar di masjid Abdullah bin Abbas. Abdullah bin Abbas RA  adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW yang berpengetahuan luas dan banyak hadis sahih yang diriwayatkan melalui dirinya. Ia jugalah yang menurunkan seluruh khalifah dari Bani Abbasiyah.Abdullah bin Abbas lahir tiga tahun sebelum Rasulullah hijrah. Saat Rasulullah wafat, ia baru berusia 13 tahun. Namun hubungannya dengan Rasulullah sangat dekat. Rasulullah sangat menyayanginya.

Ya Ghulam ( anak kecil) , maukah kau mendengar beberapa kalimat yang sangat berguna?” tanya Rasulullah. “Jagalah (ajaran-ajaran) Allah, niscaya kamu akan mendapatkan-Nya selalu menjagamu. Jagalah (larangan-larangan) Allah, maka kamu akan mendapati-Nya selalu dekat di hadapanmu.” 

Nasihat tersebut rupanya dipegang Abdullah bin Abbas hingga akhir hayatnya. Saking waro dan tawadhunya, di akhir-akhir hidupnya ia memilih tinggal di Thaif dari pada di Mekkah yang makin hari makin ramai. Abdullah bin Abbas wafat pada usia 71 tahun. Jasadnya kemudian dikebumikan di tempat dimana kini berdiri masjid Abdullah bin Abbas.  

Kini Thaif selain penduduknya yang taat menyembah hanya kepada Allah swt, alamnyapun subur dan menjadi salah satu daerah pertanian terpenting di Arab Saudi. Aneka buah-buahan seperti kurma, jeruk, anggur, plum, tin dll dengan mudah dapat kita temui di kota tersebut.

Demikian juga beragam macam sayur-mayur dan bunga-bungaan.  Bunga-bungaan seperti mawar, misk, dan yasmin dijadikan sebagai bahan baku untuk membuat minyak wangi. Hasil tanaman yang melimpah ruah tersebut sebagian diekspor ke berbagai negara. Rashed Husain Alqorashei Factory sebuah tempat penyulingan bunga mawar  di Thaif adalah salah satu tujuan wisata Thaif. Di tempat tersebut pengunjung dapat menyaksikan presentasi bagaimana cara  mengolah bunga mawar hingga menjadi parfum, sabun, lotion dll. 

Tak jauh dari tempat tersebut dapat ditemui toko yang menjual hasil sulingannya. Selanjutnya untuk mengisi perut yang telah mulai keroncongan sebuah rumah makan yang menyajikan nasi mandi yang merupakan makanan khas Timur Tengah lengkap dengan teh herbalnya siap menanti.  

Thaif juga rupanya dapat dinikmati melalui kereta gantung ( cable car/periferik). Dari atas kereta yang meluncur di atas bebatuan cadas ini kita dapat melihat jalan raya mulus yang meliuk bagaikan ular di tengah bentangan pemandangan pegunungan yang mengelilingi Thaif.

Hal lain yang tak kalah menarik dari Thaif adalah keberadaan pohon Zaqqum, pohon yang namanya tercantum dalam surat Al-Waqiah ayat 52-56. Dalam ayat tersebut diceritakan bahwa pohon langka yang durinya tajam dan besar tersebut adalah makanan penghuni neraka. Pohon yang rasanya pahit luar biasa ini kabarnya tidak tumbuh dimanapun kecuali di kota Thaif ini.  

Wallahu’alam bish shawwab.

Jakarta, 9 Januari 2023.

Vien AM.

Piala Dunia yang merupakan ajang sepakbola paling bergengsi di dunia, tahun 2022 ini diselenggarakan di Qatar. Ini adalah kali pertama Piala Dunia diselenggarakan di negara kecil, di Timur Tengah pula. Qatar resmi dipercaya sebagai tuan rumah penyelenggara kejuaraan sepak bola 4 tahunan ini pada tahun 2010, mengalahkan empat negara pesaingnya. Yaitu Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, dan Australia. Kemenangan tersebut berdasarkan suara terbanyak dalam pemungutan suara dari 22 anggota eksekutif Federasi Sepakbola Internasional (FIFA).

Menjadi tuan rumah Piala Dunia memang selalu diperebutkan banyak negara. Salah satu alasannya adalah untuk menarik wisatawan manca negara berdatangan yang sudah pasti akan meningkatkan pendapatan dan ekonomi sang negara penyelenggara. Sebaliknya untuk menjadi penyelenggara FIFA mengajukan kriteria yang tidak sedikit. Diantaranya adalah kekayaan negara. Qatar adalah negara yang kaya raya. Total PDB Qatar mencapai USD146,4 miliar (2020). Pemerintah Qatar membuktikan keseriusannya dengan melakukan renovasi pada 8 stadion yang mereka miliki, menjadikannya negara yang menggelontorkan dana terbesar sepanjang sejarah Piala Dunia, yakni senilai 200 miliar dollar AS atau setara Rp 3,13 kuadriliun.

Qatar seperti juga negara Timur Tengah lainnya adalah negara Islam yang sangat menjunjung tinggi ajaran dan kultur Islam. Qatar menyadari Islamophobia akut yang tengah melanda dunia saat ini. Ini tampaknya yang menjadi salah satu alasan mengapa Qatar mencalonkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia. Qatar ingin  memperlihatkan kepada dunia wajah sejati Islam, Islam yang rahmatan lil ‘alamin, Islam yang merupakan rahmat bagi seluruh alam semesta.

Untuk itu Qatar tampil percaya diri menunjukkan jati dirinya sebagai negara Islam yang menjadi tuan rumah pesta sepak bola terbesar dunia ini. Dikeluarkannyalah berbagai peraturan Islami yang tidak pernah terjadi pada acara Piala Dunia sebelum ini. Diantaranya yaitu larangan menginap dalam  1 kamar bagi pasangan bukan suami istri. Tak heran kemudian beberapa pemain bola top dunia akhirnya memutuskan untuk segera menikahi pasangan mereka yang telah bertahun-tahun mereka lakoni. Yang bahkan ada  yang sudah dikarunia 2 anak.

https://bola.okezone.com/read/2022/07/04/51/2623032/larangan-seks-bebas-di-piala-dunia-2022-qatar-bikin-3-pesepakbola-top-dunia-ini-menikah-cristiano-ronaldo-dan-georgina-rodriguez-menyusul

Agar para tamu memahami peraturan-peraturan tersebut panitiapun menyelenggarakan bermacam pameran  tentang Islam. Pameran-pameran tersebut dapat diakses dalam banyak bahasa. Hal yang sama dengan sejumlah kamar hotel di Doha yang dilengkapi barcode khusus tentang dunia Islam dalam berbagai bahasa.

Selain itu panitia menyiapkan tempat sholat lengkap dengan tempat wudhunya, mikrofon untuk adzan dengan muadzinnya yang sengaja dipilih yang memiliki suara merdu di semua stadion dimana pertandingan bola diselenggarakan. Panitia juga tidak lupa menempatkan berbagai hadist Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassallam di setiap sudut stadion dan kota penyelenggara kejuaraan. Diantaranya yang artinya sebagai berikut,

Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Qatar tak tanggung-tanggung. Ia memulai acara pembukaan yang berlangsung di Stadion Al Bayt, Doha, Ahad, 20 November 2022, dengan memunculkan ayat 13 surat Al Hujurat yang artinya sebagai berikut :

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal”.

Ayat tersebut dibacakan oleh Ghanim Muftah dengan suara yang jernih bergema syahdu. Ghanim Muftah adalah seorang penyandang disabilitas asal Qatar yang dikenal sebagai seorang pengusaha muda dengan segudang aktifitas kemanusiaan, sekaligus juga seorang penghafal Al-Quran ( hafiz).Al-Muftah membacakan ayat tersebut sebagai atas respons kepada Morgan Freeman, aktor legendaris Hollywood, yang mempertanyakan perihal banyaknya tamu dari berbagai negara dengan bermacam bahasa dan budaya pada acara akbar tersebut.

Dialog menarik tersebut ditampilkan dengan latar belakang film digital gurun pasir dimana La’eeb, sang maskot Piala Dunia 2022  melayang-layang diatasnya. La’eeb yang berwujud kepala manusia dengan penutup khas Timur Tengah ini menggambarkan pemain dengan kemampuan super. Sementara itu para penonton yang hadir dikejutkan dengan bingkisan berisi bermacam hadiah, baik yang diberikan ketika mereka memasuki pintu stadion maupun yang telah disiapkan di semua bangku stadion.  

Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas“.( Terjemah (QS. Al-Syu’ara(26):165-166).

Ayat diatas adalah ayat yang melarang LGBT. Untuk itu panitia melarang LGBT dengan segala symbol dan atributnya. Demikian pula alcohol yang dikenal sering memancing berbagai keributan. Namun karena desakan FIFA akhirnya panitia terpaksa mengalah dengan mengizinkannya di area-area tertentu dan syarat-syarat tertentu. Meski pada kenyataannya banyak tamu yng merasa diuntungkan dengan adanya larangan alcohol tersebut. Terutama kaum wanitanya. Mereka mengaku merasa aman selama jalannya perhelatan akbar tersebut. “Baru kali ini Piala Dunia tidak ada perkelahian dan tidak ada pelecehan seksual“, aku mereka.

Panitia mengalah karena yakin Allah swt pasti akan bertindak sendiri dengan cara-NYa. Dan ini memang terbukti. Negara-negara besar pendukung LGBT yang selama ini dikenal sering keluar sebagai pemenang Piala Dunia, seperti Jerman, Inggris, Belanda dan Belgia, satu-satu berguguran. Bersama pendukungnya yang getol mempromosikan symbol-simbol prilaku laknat tersebut, mereka  terpaksa hengkang dari Qatar, lebih cepat dari semestinya. 

Sebaliknya tim Maroko yang selama ini tidak pernah diperhitungkan justru masuk 4 besar. Tim Maroko yang dikenal dengan sebutan Singa Atlas ini berhasil menyingkirkan kesebelasan Spanyol dan Portugal yang dikenal kuat itu pada babak-babak sebelumnya.   

Menariknya, sebelum memasuki babak penetuan tersebut pelatih Walid Regragui bersama Federasi Sepak Bola Maroko sepakat mengambil langkah yang di luar kebiasaan. Yaitu dengan meminta para pemain mengundang orang tua atau orang tercinta pilihan mereka untuk menyaksikan pertandingan yang akan mereka lakukan. Kehangatan keluarga inilah tampaknya yang menjadi kunci semangat dan kemenangan tim Maroko. Kemenangan yang mewakili Afrika, dunia Arab serta dunia Islam yang selama ini kurang diperhitungkan lawan.

Banyak hal menarik dari kemenangan tim underdog ini. Yang pertama yaitu tadi, dukungan keluarga yang sudah pasti akan mendoakan kemenangan tim mereka, terutama doa ibu yang bagi kaum Muslimin sudah diketahui kemakbulannya. Yang kedua, pendukung yang terus mendoakan dan banyak berzikir pada Allah swt. Yang ketiga, rasa syukur yang dipanjatkan seluruh pemain, diperlihatkan melalui sujud beramai-ramai. Dan keempat, yang paling menyentuh, yaitu kekompakan seluruh pendukung yang menyambut kemenangan tim Maroko dengan bernyanyi, bukan lagu untuk Sang Pemenang, melainkan untuk  Palestina!

Bersama mereka menyanyikan lagu perjuangan pembebasan Palestina, dengan lirik diantaranya sebagai berikut :

Maafkan bangsa Arab yang masih terlelap dalam mimpinya

Takkan kami biarkan kau sendirian, Gaza

Walau jarak memisahkan

Umat kita sudah muak oleh korupsi dan penindasan

Dan kerusakan para penguasa

Kemenangan tim Singa Atlas Maroko tentu bukan sekedar kebetulan meski baru kali ini masuk babak semi final.  Capaian terbaik sebelumnya adalah masuk babak 16 besar, 36 tahun silam, yaitu pada tahun 1986. Maroko kini memiliki sejumlah pemain dari generasi emas mereka. Mereka ini banyak yang sering tampil di sejumlah klub liga top Eropa. Sebanyak 14 dari mereka sejak kecil hidup bahkan lahir bukan di Maroko. Melainkan di Kanada, Perancis, Spanyol, Italia, Belgia dan Belanda. Maroko dibawah pelatih barunya yang juga bukan kelahiran Maroko ini, tampaknya berhasil mengundang dan menyatukan para pemainnya yang selama ini berdiaspora untuk kembali ke negara mereka demi membela dan mengharumkan tanah leluhur mereka.

Hampir tidak ada rumah tangga di Maroko yang tak memiliki seorang keluarga atau lebih di kalangan diaspora luar negeri,” ujar Mohamed Ben Moussa, profesor ilmu komunikasi di Universitas Sharjah, Uni Emirat Arab.

Harap dimaklumi Maroko adalah negara jajahan Perancis sejak 1912 hingga perang kemerdekaan pada 1956. Namun sebelumnya yaitu pada tahun 1800an ( abad 17)  Perancis bersama negara-negara Eropa lain seperti Inggris, Belanda, Spanyol, Portugal, Belgia, Italia, Jerman telah memulai invasinya secara besar-besaran di wilayah Afrika. Termasuk Maroko, Aljazair, Tunisia, Mesir, Libia yang mayoritas Muslim.

Disana mereka menyebarkan budaya Eropa dan agama Kristen sebagai kewajiban “ras yang lebih beradab” untuk mendidik “ras-ras inferior”. Begitu dalih mereka. Tak heran bila kemudian terjadilah perlawanan sengit yang menelan korban tak terhitung banyaknya. Inilah yang menyebabkan diasporanya penduduk Afrika ke Eropa.   

Semoga pesta bola kali ini tidak hanya mampu merealisasikan mimpi Sang Singa Atlas menjadi juara. Namun juga mampu mengembalikan jati diri mereka yang mungkin sempat terserabut dari akarnya. Semoga juga cita-cita luhur Qatar untuk melawan Islamophobia akut yang melanda dunia saat ini dapat membuahkan hasilnya. Semoga dengan banyaknya orang yang memeluk Islam di acara akbar ini mampu membuat Muslim negara kita tercinta Indonesia yang murtad untuk berpikir ulang. Untuk diketahui, Indonesia yang pada era 1980an penduduknya 90 % Muslim saat ini tinggal 71 % !!! 

Semoga para kaum lgbt dan simpatisannya segera menyadari prilakunya yang menyimpang itu tidak hanya saja merugikan diri sendiri tapi juga orang banyak. Selain dikutuk semua agama, bukan hanya Islam. Bahkan Rusia yang selama beberapa dekade dikenal sebagai negara komunis, telah menandatangani UU anti-LGBT pada Senin (5/12/2022), sekitar sepekan setelah parlemen Rusia meloloskan RUU anti-LGBT. Presiden Vladimir Putin dalam pidatonyanya menyatakan bahwa lgbt adalah politik Amerika dan tidak sesuai dengan tradisi nenek moyang mereka. Di bawah UU baru tersebut, Rusia melarang semua bentuk propaganda LGBT, mulai dari tindakan hingga kampanye di publik, internet, film, buku, atau iklan. Warga yang melanggar bisa didenda hingga setara Rp100 juta.

https://www.inilah.com/putin-sahkan-uu-anti-lgbt-pelanggar-bisa-didenda-rp100-juta

Akhir kata semoga para elit politik Indonesia mampu mengikuti jejak Rusia apalagi MUI juga telah mengeluarkan fatwa tegas terhadap pengikut dan pembela hawa nafsu syeitan terkutuk tersebut.

Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka (manusia) dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (Terjemah QS. Al A’raf(7): 16-17).

Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”    (Terjemah QS. Muhammad(47):7).

Wallahu’alam bish shawwab.

Jakarta, 14 Desember 2022.

Vien AM.

Bahagiakah anda ??? Pertanyaan yang mudah namun ternyata tidak mudah menjawabnya.

Tiap orang berbeda dalam mempersepsikan rasa bahagia yang dialaminya. Sebagian orang menjadikan tolok ukur kebahagiaan dengan apa yang terlihat secara kasat mata/materi, seperti harta yang melimpah, karir yang melejit, ketenaran nama, anak yang pintar, dan yang semacamnya. Sebagian lain berpendapat bahagia itu sehat dan punya banyak teman.

Sementara ada juga berpendapat bahagia itu letaknya di hati. Yaitu hati yang tenang, senang dan damai, bisa menolong dan berbagi dengan orang lain. Dan ada juga sebagian orang yang memaknai bahagia  itu dengan membandingkan antara bayaknya kejadian yang menyenangkan dengan kejadian yang menyedihkan. Ada juga yang ketika cita-cita atau tujuan hidup sudah tercapai, itulah bahagia.

Yang pasti semua orang dapat dipastikan ingin hidupnya bahagia. Dengan kata lain kebahagiaan adalah tujuan utama manusia. Untuk itu manusia berusaha keras agar tujuan tersebut bisa tercapai.

Beberapa tahun belakangan ini bermunculan berbagai lembaga survey tentang kebahagiaan yang dicapai tiap negara. Ide tersebut pertama kali digagas pada tahun 1972 oleh Raja Bhutan ke 4, yang memasukan kebahagiaan rakyat atau Gross National Happiness (GNH) sebagai target pencapaian pemerintah. Ia berpendapat bahwa pembangunan suatu negara sebaiknya tidak hanya fokus kepada pencapaian produk domestik bruto ( PDB/GDP) semata.

Selanjutnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan resolusi berjudul “Kebahagiaan, Menuju pendekatan holistik untuk pembangunan yang menyatakan bahwa “mengejar kebahagiaan adalah tujuan dasar manusia”, dan, “Mengakui bahwa indikator produk domestik bruto secara alami tidak dirancang untuk dan tidak cukup mencerminkan kebahagiaan dan kesejahteraan orang-orang di suatu Negara”.

Selama ini memang PDB yang bertujuan menghitung pendapatan nasional dijadikan standard kebahagiaan. Namun pada kenyataannya tidak sedikit ditemukan kasus paradox bahwa negara dengan PDB tinggi masyarakatnya tidak bahagia.

Selain itu ditemukan bahwa kebahagiaan penduduk pedesaan lebih tinggi dibanding kebahagiaan penduduk perkotaan. Namun minat penduduk desa untuk pindah ke kota tetap tinggi karena harapan akan kesempatan kerja dan upah yang lebih tinggi. Meski pada akhirnya ada titik di mana peningkatan pendapatan tidak mampu lagi meningkatkan kesejahteraan. Studi pengukuran tingkat kebahagiaan berbagai negara menemukan kebahagiaan bervariasi tergantung kondisi sosial ekonomi saat itu.

Happiness Research Institute, sebuah survei yang bertugas menilai tingkat kebahagiaan dan kepuasan hidup masyarakat suatu negara, pada 2021 menetapkan Finlandia, Denmark, Swiss dan Islandia di urutan 1 sd 4 dari 156 negara yang diteliti. Indonesia berada di urutan ke 82. Sedangkan jajak pendapat yang dilakukan oleh perusahaan riset pasar yang berbasis di Prancis, Ipsos, dengan mengukur tingkat kebahagiaan di 27 negara di seluruh dunia, pada tahun 2020 lalu menetapkan bahwa Arab Saudi menempati peringkat negara paling bahagia ketiga, setelah China dan Belanda.

Seorang tenaga ahli Indonesia di Jeddah, Saudi Arabia, menceritakan bahwa ada 2 hal yang membuatnya terheran-heran atas sikap rekan-rekan kerjanya yang asli Arab, yang sering dikatakan orang malas dll.

Yang pertama, begitu azan berkumandang mereka akan segera meninggalkan kantor untuk shalat. Tidak peduli sedang meeting ataupun pekerjaan penting lainnya.  Yang kedua, mereka sangat patuh pada ibu mereka. Mereka akan segera pulang begitu mendengar kabar ibu mereka sakit atau ada keperluan penting. Dua hal yang memang diajarkan Islam agar menjadi orang yang takwa.

Mereka terlihat begitu percaya diri, seolah tidak memerlukan pekerjaan dan tidak takut di pecat. Dan hal tersebut ternyata dilakukan mayoritas penduduk Arab Saudi. Toko-toko tutup begitu adzan terdengar. Ayat berikut tampaknya yang membuat mereka seperti itu,

“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya”.  ( Terjemah QS. At-Tholaq (65):2-3).

Dapat kita saksikan betapa kayanya Arab Saudi yang hingga hari ini masih mampu bertahan menggunakan syariat Islam dalam sistim pemerintahannya. Bagaimana mewah dan megahnya Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah yang setiap saat selalu ramai didatangi jamaah dari seluruh penjuru dunia. Tanah mereka yang kering dan tandus atas izin-Nya ternyata menyimpan kekayaan minyak bumi yang berlimpah mampu membuatnya rakyatnya bahagia.

Sementara Indeks Kebahagiaan yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2019 menyatakan Yogyakarta berada di peringkat delapan sebagai provinsi paling bahagia se-Indonesia. Padahal pada saat yang sama BPS menyatakan bahwa Yogyakarta berada di urutan 12 angka kemiskinan tertinggi se Indonesia, termiskin di Pulau Jawa. Ini disebabkan propinsi tersebut sejak lama menjadikan upah rendah sebagai daya tarik investasi. Dan ini diterima warganya dengan lapang dada.

“Nrima ing pandum” yang artinya menerima segala pemberian memang adalah falsafah Jawa yang sejak lama dianut masyarakat Jawa. Falsafah ini mengajarkan bahwa setiap manusia sebaiknya bisa ikhlas atas apa yang diterima dalam kehidupan atau legowo dalam menghadapi setiap lika-liku kehidupan.

Pertanyaan menggelitik, bagaimana definisi bahagia dalam Islam? Samakah dengan standar umum manusia di dunia ini??

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram ( sakinah) kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih (mawaddah)  dan sayang (rahmah). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.”  (Terjemah QS. Ar-Rum(30):21).

Islam mengajarkan awal kebahagiaan hidup adalah menikah, sesuai syariah, karena Allah swt. Maka Ialah nanti yang akan mendatangkan rasa tentram/damai (sakinah), kasih (mawaddah) dan sayang (rahmah).

Rasa tentram dan damai akan datang ketika ada perasaan aman dari segala gangguan, baik fisik maupun mental. Apalagi bila tercukupi pangan, sandang dan papan yang merupakan kebutuhan dasar manusia. Sedangkan rasa kasih dan sayang akan muncul diawali dengan adanya rasa saling memiliki, saling memberi dan saling memahami diantara keduanya.

Namun kebahagiaan tertinggi yang seharusnya dimiliki manusia adalah adanya rasa syukur sebagai manusia yang diciptakan Allah swt, dengan segala keunikannya. Yang menyadari bahwa dirinya adalah mahluk yang sangat istimewa. Perumpamaannya adalah sebuah jam tangan Swiss edisi khusus yang diciptakan penciptanya khusus bagi dirinya semata, yang tidak memiliki persamaan sedikitpun dengan jam tangan milik orang lain.

Harus diakui manusia adalah memang mahluk istimewa. Tak satupun manusia dari zaman nabi Adam as hingga akhir zaman nanti yang memiliki sidik jari yang sama. Manusia diciptakan atas dasar kasih sayang yang sangat besar dari Tuhannya, Allah Azza wa Jala. Maka sebagai manusia yang tahu diri harusnya ia akan rela menjalankan perintah dan larangan-Nya, yang dengan demikian Sang Pencipta kelak akan memasukannya ke surga-Nya. Orang yang demikian tidak akan takut menghadapi hidupnya betapapun sulitnya hidup.

“Yang namanya kaya bukanlah dengan banyaknya harta (atau banyaknya kemewahan dunia). Namun yang namanya ghina’ (kaya) adalah hati yang selalu merasa cukup” (HR. Bukhari dan Muslim).

Islam tidak melarang umatnya menjadi kaya. Sebaliknya selama harta dipergunakan untuk kebaikan, untuk menolong orang yang kesulitan, berinfak dan berjihad di jalan Allah, untuk menjaga silaturahim dll, ini lebih utama.  Ustman bin Affan ra dan Abdurahman bin Auf ra adalah 2 contoh tokoh Muslim takwa dan kaya raya yang hartanya bermanfaat bagi manusia hingga hari ini.

“Tidak apa-apa dengan kaya bagi orang yang bertakwa. Dan sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan bahagia itu bagian dari kenikmatan.” (HR. Ibnu Majah no. 2141 dan Ahmad 4/69.

Hebatnya lagi, kebahagiaan dalam Islam bukan milik perorangan tapi juga tanggung jawab pemimpin/penguasa. Itu sebabnya zakat yang bertujuan agar harta tidak hanya beredar di antara kelompok tertentu, penguasalah yang harus mengambilnya. Penguasa juga diberi tanggung-jawab mengatur agar riba yang merupakan dosa besar dan merugikan rakyat kecil untuk dicegah.  

Demikian pula pengadaan lembaga pendidikan dan pesantren, rumah sakit, penyelenggaraan shalat Jumat yang sekaligus sebagai ajang silaturahim mingguan, pengadaan pemakaman Islam dll. Ini yang terjadi pada ke-khalifahan dan kesultanan Islam pada masa keemasannya berabad-abad silam yang terkenal dengan Baitul Maalnya yang berfungsi semacam lembaga keuangan negara.

Syukur Alhmdulillah Uni Emirat Arab (UEA) baru-baru ini membawa kabar gembira. Yaitu bahwa hanya dengan menunjukkan kartu penduduk negara bersangkutan, mereka akan mendapatkan berbagai fasilitas seperti tanah/rumah, pendidikan, kesehatan, bahkan upacara pernikahan dan pemakaman. Dan itu semua gratiiis !!!

Namun apabila warga negara tersebut menikah dengan warga negara lain semua fasilitas istimewa tersebut tidak berlaku. Harap maklum, pendatang asing di UEA jauh lebih banyak dibanding penduduk asli. Di Dubai yang merupakan kota terpadat dan termodern di negara tersebut pendatang asing mencapai 85% dari total penduduk.

Dubai kaya berkat kekayaan minyak bumi yang melimpah. Namun sejak tahun 2000, sektor property, industry penerbangan, pelabuhan serta parawisata menjadi penyumbang pendapatan terbesar negara. Produksi minyak bumi tercata hanya 7 persen dari total pendapatan negara

Gedung-gedung megahnya seperti, Burj Khalifa yang merupakan salah satu bangunan tertinggi di dunia,  Burj Al-Arab hotel super mewah termahal di dunia,  Museum of the Future yang sangat futuristic serta Jumeirah Village sebuah kompleks kepulauan mewah berbentuk  kelapa yang dibangun di atas laut yang dikeruk berhasil memancing turis mancanegara untk berdatangan ke negara tersebut.

Namun yang lebih menarik lagi adalah adanya monument berbentuk kepalan dengan 3 jari terangkat yaitu ibu jari, telunjuk serta jari tengah. Monumen yang terletak di depan museum of the Future ini melambangkan bahwa UEA sangat menghargai agamanya yaitu Islam. Monumen ini menunjukkan hadist Rasulullah tentang makan dengan 3 jari.

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “Sunnahnya adalah makan dengan tiga jari, sekalipun lebih dari tiga jari dibolehkan”. (Fathul Bari).

Pemerintahan UEA memang kurang berhasil mempertahankan kota-kota besarnya dari serangan kultur Barat. Tapi Sarjah yang merupakan kota ke 3 terbesar UEA berhasil mempertahankannya, yaitu dengan larangan alohol, hari libur tetap Jumat dan Sabtu, tidak seperti kebijakan pemerintah baru-baru ini bahw Sabtu dan Minggu adalah hari libur resmi.

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. … “ (Terjemah QS. Az-Zumar (39):23).

Jadi bahagia dalam kamus Islam adalah orang yang mampu mengenal Tuhannya hingga rela menjalankan perintah dan larangan-Nya, termasuk di dalamnya membaca ayat-ayat suci Al-Quran dan juga menjaga silaturahim dengan saudaranya.

Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Siapa yang biasa membantu hajat saudaranya, maka Allah akan senantiasa menolongnya dalam hajatnya.” (HR. Bukhari no. 6951 dan Muslim no. 2580).

Sedangkan sehat, makmur, tenang bersama  keluarga yang harmonis, dalam lingkungan yang aman dan nyaman, adalah sempurnanya kebahagiaan yang sifatnya duniawi.  

Itulah dasyatnya Islam, Buthan sebagai negara pertama di dunia memelopori berdirinya negara yang rakyatnya bahagia pada tahun 1972, Islam telah melakukannya sejak datangnya Islam 15 abad lalu!  

Semoga tidak lama lagi negara-negara mayoritas berpenduduk Islam termasuk negara kita tercinta Indonesia, mampu bangun dari tidur panjang mereka demi terbentuknya negara dengan rakyat yang bahagia sesuai syariat Islam.  Yaitu diawali dengan kesadaran rakyat dalam  memilih pemimpin yang takwa yang benar-benar memahami syariat Islam dan mengamalkanya secara kaffah, aamiin yaa robbal ‘aalamiin …

Wallahu’alam bish shawwab.

Jakarta, 21 November 2022.

Vien AM.

Ibnu Al Haitham dikenal sebagai kamera pertama di dunia dan juga bapak optik modern. Nama sebenarnya adalah Abu Al Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham. Namun para sarjana dan kalangan ilmuwan Barat atau Eropa mengenalnya dengan nama Alhazen. Ibnu Al Haitham adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Ia dikenal sangat ahli dalam bidang bidang ilmu optik khususnya penyelidikannya mengenai cahaya.

Tak mengerankan bila ia disebut sebagai Bapak Optik Modern karena jasanya dalam bidang optik. Ia juga memberikan ilham kepada ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta teleskop. Salah satu karyanya yang paling dikenal adalah kamera obscura atau kamera kamar gelap.

Ibnu Al Haitham dilahirkan di Basra, Irak pada tanggal 1 Juli 965 M. Beliau memulai pendidikan awalnya di Basra, Irak sebelum diangkat menjadi pegawai pemerintah di tanah kelahirannya. Setelah beberapa lama bekerja dengan pihak pemerintah di sana, beliau mengambil keputusan merantau ke Ahwaz dan Baghdad. Di perantauan beliau telah melanjutkan pengajian dan fokus perhatian pada penulisan.

Berangkat ke Mesir.

Kecintaannya kepada ilmu pengetahuan telah membawanya berhijrah ke Mesir. Selama di sana beliau telah mengambil kesempatan melakukan beberapa penyelidikan mengenai aliran dan saluran Sungai Nil. Ia juga menyalin buku-buku mengenai matematika dan ilmu falak. Tujuannya adalah untuk mendapatkan uang dalam menempuh perjalanan menuju Universitas Al-Azhar. Kemudian hasil usahanya itu membuat beliau telah menjadi seo­rang yang amat mahir dalam bidang sains, falak, mate­matik, geometri, pengobatan, dan falsafah.

Tulisannya mengenai mata telah menjadi salah satu rujukan yang penting dalam bidang kajian sains di Barat. Malahan kajiannya mengenai pengobatan mata telah menjadi asas kepada pengajian pengobatan modern mengenai mata.

Karya dan Penelitian Ibnu Al Haitham.

Ibnu Haitham merupakan ilmuwan yang gemar melakukan penyelidikan. Penyelidikannya mengenai cahaya telah memberikan ilham kepada ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler mencipta mikroskop serta teleskop. Beliau merupakan orang pertama yang menulis dan menemui berbagai data penting mengenai cahaya.

Beberapa buku Ibnu Al Haitham mengenai cahaya yang ditulisnya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, antaranya ialah Light dan On Twilight Phenomena. Kajiannya banyak membahas mengenai senja dan lingkaran cahaya di sekitar bulan dan matahari serta bayang bayang dan gerhana. Menurut Ibnu Haitham, cahaya fajar bermula apabila mata­hari berada di garis 19 derajat di ufuk timur.

Warna merah pada senja pula akan hilang apabila mata­hari berada di garis 19 derajat di ufuk barat. Dalam kajiannya, beliau juga telah menjelaskan bagaimana kedudukan atau siffat cahaya seperti bias cahaya dan pembalikan cahaya.

Teori Lensa Pembesar.

Ibnu Haitham juga turut melakukan percobaan terhadap kaca yang dibakar. Dan dari situ ia kemudian menemukan teori lensa pembesar. Teori Ibnu Haitham ini telah digunakan oleh para ilmuwan di Italia untuk menghasilkan kaca pembesar yang pertama di dunia.

Yang lebih menakjubkan ialah Ibnu Haitham telah menemukan prinsip isi padu udara. Ini jauh sebelum seorang ilmuwan yang bernama Trricella mengetahui hal itu 500 tahun kemudian.

Ibnu Haitham juga telah menemukan model tarikan gravitasi sebelum Sir Isaac Newton mengetahuinya. Selain itu, teori Ibnu Hai­tham mengenai jiwa manusia sebagai satu rentetan perasaan yang bersambung-sambung secara teratur. Ini kemudian memberikan ilham kepada saintis barat untuk menghasilkan wayang gambar. Teori Ibnu Haitham ini telah membawanya kepada penemuan gulungan film yang kemudiannya disambung-sambung dan ditayangkan kepada para penonton sebagaimana yang dapat kita lihat pada masa kini.

Filsafat Ibnu Al Haitham.

Selain sains, Ibnu Haitham juga banyak menulis mengenai falsafah, logika, metafisik, dan persoalan yang berkaitan dengan keagamaan. Beliau turut menulis ulasan dan ringkasan terhadap karya-karya sarjana terdahulu. Penulisan falsafahnya banyak tertumpu kepada aspek kebenaran dalam masalah yang menjadi pertikaian. Padanya pertikaian dan pertelingkahan mengenai sesuatu perkara daripada pendekatan yang digunakan dalam mengenalinya.

Beliau juga berpendapat bahawa kebenaran hanyalah satu. Oleh sebab itu semua dakwaan kebenaran wajar diragukan dalam menilai semua pandangan yang telah ada. Jadi, pandangannya mengenai falsafah amat menarik untuk disoroti. Bagi Ibnu Haitham, filsafat tidak boleh dipisahkan daripada matematika, sains, dan ketuhanan. Ketiga bidang dan cabang ilmu ini harus dikuasai dan untuk menguasainya seseorang itu perlu menggunakan waktu mudanya sepenuhnya. Apabila umur semakin meningkat, kekuatan fisik dan mental akan turut mengalami kemerosotan.

Karya Ibnu Al Haitham.

Ibnu Haitham membuktikan pandangannya dengan begitu bergairah mencari dan mendalami ilmu pengetahuan pada usia mudanya. Sehingga kini namanya terus dikenal dunia dan ia juga banyak menghasilkan banyak buku dan makalah. Diantaranya adalah sebagai berikut :

  • Al’Jami’ fi Usul al’Hisab yang mengandungi teori-teori ilmu metametika dan analisanya.
  • Kitab al-Tahlil wa al’Tarkib mengenai ilmu geometri.
  • Kitab Tahlil ai’masa^il al ‘Adadiyah tentang aljabar.
  • Makalah fi Istikhraj Simat al’Qiblah yang mengupas tentang arah kiblat bagi para musafir.
  • Makalah fima Tad’u llaih mengenai penggunaan geometri dalam urusan hukum islam
  • Risalah fi Sina’at al-Syi’r mengenai teknik penulisan puisi.

Sumbangan Ibnu Haitham kepada ilmu sains dan filsafat amat banyak. Karena itulah Ibnu Haitham dikenal sebagai seorang yang miskin dari segi material tetapi kaya dengan ilmu pengetahuan. Beberapa pandangan dan pendapatnya masih relevan sehingga ke hari ini.

Penemu Kamera Pertama di Dunia.

Gambar berikut adalah Kamera Obscura atau dalam bahasa Latin berarti disebut dengan kamera kamar gelap. Kamera Obscura Ini adalah kamera pengembangan hasil penemuan Ibnu Al Haitham yang didasarkan atas prinsip menangkap pantulan cahaya dari sebuah benda.

Walau bagaimanapun sebagian karyanya telah “dicuri” dan “diklaim” oleh ilmuwan Barat tanpa memberikan penghargaan yang sewajarnya kepada beliau. Sesungguhnya barat patut berterima kasih kepada Ibnu Al Haitham dan para sarjana Islam karena tanpa mereka kemungkinan dunia Eropa masih diselubungi dengan kegelapan.

Kajian Ibnu Al Haitham telah menyediakan landasan kepada perkembangan ilmu sains dan pada masa yang sama, tulisannya mengenai filsafat telah membuktikan keaslian pemikiran sarjana Islam dalam bidang ilmu tersebut. Dan tidak lagi dibelenggu oleh pemikiran filsafat Yunani.

Masa ilmuwan-ilmuwan Islam.

Islam sering kali diberikan gambaran sebagai agama yang mundur dan memundurkan. Islam juga dikatakan tidak menggalakkan umatnya menuntut dan menguasai pelbagai lapangan ilmu. Kenyataan dan gambaran yang diberikan itu bukan saja tidak benar tetapi bertentangan dengan hakikat sejarah yang sebenarnya.

Sejarah telah membuktikan betapa dunia Islam telah melahirkan banyak golongan sarjana dan ilmuwan yang cukup hebat dalam bidang falsafah, sains, politik, kesusasteraan, kemasyarakatan, agama, pengobatan, dan sebagainya. Salah satu ciri yang dapat diperhatikan pada para tokoh ilmuwan Islam ialah mereka tidak sekedar dapat menguasai ilmu tersebut pada usia yang muda, tetapi dalam masa yang singkat dapat menguasai beberapa bidang ilmu secara bersamaan.Walaupun tokoh itu lebih dikenali dalam bidang sains dan pengobatan tetapi dia juga memiliki kemahiran yang tinggi dalam bidang agama, falsafah, dan sebagainya. Ibnu Al Haitham adalah salah satunya.

Wallahu’alam bish shawwab.

Jakarta, 27 Oktober 2022.

Vien AM.

Diambil dari : https://www.biografiku.com/biografi-ibnu-al-haitham.

Al-Quran Sebagai Cahaya.

Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam. Secara Bahasa Al-Qur’an memiliki arti bacaan. Sedangkan secara istilah, Al-Quran memiliki arti firman Allah SWT yang telah diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an bagi umat Islam adalah kitab suci yang bukan hanya wajib dibaca, tetapi juga dipelajari, diterapkan, diamalkan, dan dijadikan petunjuk bagi kehidupan manusia.

Al-Quran mempunyai beberapa nama lain. Diantaranya yaitu Al-Furqan yang artinya pembeda, At-Tanzil yang  artinya  diturunkan langsung dari Allah,  Az-Zikri yang artinya pemberi peringatan, Al-Huda yang artinya petunjuk, As-Syifa artinya penyembuh, An-Nuur artinya cahaya dan lain sebagianya.

Al-Quran sebagai cahaya atau An-Nuur. Kita semua pasti tahu betapa pentingnya cahaya bagi kehidupan. Tanpa cahaya meski kita memiliki mata, kita tidak akan dapat melihat apapun. Dalam ilmu kesehatan kita diajarkan bahwa  tubuh kita memerlukan sinar matahari  diantaranya agar tulang kita kuat. Tumbuh2an perlu sinar matahari untuk proses fotosintesis. Demikian pula dalam dunia fotografi, tanpa cahaya keindahan suatu objek foto akan berkurang.

Tak dapat dipungkiri kita amat sangat tergantung pada cahaya. Siang hari Allah swt anugerahkn kita matahari. Bagaimana dengan malam hari. Bersyukur Allah kirimkan Thomas Alva Edison sang penemu lampu hingga dng demikian kita tetap bisa beraktivitas pada malam hari.

Meski sebenarnya ada hikmah besar dibalik gelapnya malam hari. Yaitu selain untuk istirahat juga agar kita memiliki waktu untuk merenungi luasnya langit nan indah dimana milyaran bintang-bintang bertaburan. Malam hari nan pekat gelap gulita dimana benda-benda langit dapat terlihat jelas. Mengingatkan bahwa ada kehidupan lain selain di dunia yang fana ini.

Allah swt berfirman dalam ayat 191 surat Ali Imran sebagai berikut :

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.

Tidak sedikit ayat Al-Quran yang menyatakan bahwa Al-Quran adalah cahaya, diantaranya adalah :

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mu`jizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Qur’an)”. ( Terjemah QS. An-Nisa (4):174).

Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji”. ( Terjemah QS.Ibrahim (14):1)

Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Qur’an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Qur’an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus”. (Terjemah QS. Asy-Syuraa (42):52).

Demikian pula hadist yang menyiratkan bahwa Al-Quran adalah cahaya. Diantaranya adalah sebagai berikut :

Sesungguhnya, rumah yang dibacakan di dalamnya Alquran, maka rumah tersebut akan terlihat oleh para penduduk langit sebagaimana terlihatnya bintang-bintang oleh penduduk bumi” (HR Ahmad).

Masya Allah … kita penduduk bumi yang senantiasa terkagum-kagum akan indahnya bintang-bintang di langit. Ternyata malaikat sebagai penduduk langit bisa memandang kita penduduk bumi sebagaimana kita bintang-bintang di langit … Allahu Akbar …

Dengan kata lain Al-Quran akan menjadi cahaya ketika kita baca. Apalagi bila dibaca dengan tartil, dengan tajwij yang benar maka akan sempurnalah cahaya tersebut.

Ibn Mas’ud ra berkata: Rasulullah saw bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka mendapat Hasanat/ kebaikan dan tiap Hasanat mempunyai pahala berlipat sepuluh kali. Saya tidak berkata: Alif lam mim itu satu huruf, tetapi Alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf”.(HR. Attirmidzy).

Rasulullah bersabda, “Dan orang yang membaca Al-Qur’an, sedang ia masih terbata-bata lagi berat dalam membacanya, maka ia akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Bukhari Muslim).

Pada tahun 2003, Masaru Emoto seorang seorang peneliti dari Jepang, melalui penelitiannya mengungkapkan bahwa susunan partikel molekul air bisa berubah ketika dibacakan kata-kata ke dalamnya. Bila yang disebutkan kata-kata yang baik partikel air tersebut membentuk kristal yang indah. Sebaliknya bila kata-kata buruk yang terbentuk adalah susunan kristal air yang juga buruk .

Apabila kata-kata baik saja mampu membentuk susunan molekul yang indah apalagi bacaan Al-Quranul Karim !

Sementara dalam penelitian lain diketahui, hanya dengan mendengarkan lantunan ayat suci Quran, ternyata mampu menimbulkan efek terapeutik sekalipun pada orang yang tak mengerti isi ataupun arti dari ayat-ayat Quran yang didengarnya.

Seorang dokter spesialis kanker dari rumah sakit Beirut, Lebanon, menyatakan bahwa bacaan ayat suci Al-Quran mampu meningkatkan aktivitas sel-sel sehat dan membangkitkan sistem imun yang melemah agar dapat bertempur melawan sel-sel tumor atau kanker yang paling berbahaya sekalipun. Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.

Dan kami turunkan Alquran sebagai penawar ( as-syifa)  dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Terjemah QS. Al-Isra (17): 82).

Al-Quran adalah As-Syifa yang artinya penawar atau penyembuh penyakit. Sungguh dasyat energy yang dikeluarkan orang yang membaca Al-Quran sekalipun yang bersangkutan tidak memahaminya. Ia mampu mengeluarkan yang membacanya dari segala macam kegelapan seperti penyakit, menuju cahaya yang terang, yaitu kesembuhan.

Pada ayat 35 surat An-Nuur (24) Allah berfirman,

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.

Nuur ala nuur, cahaya di atas cahaya. Tidak seperti sinar matahari ataupun sinar lampu yang dapat terhalang oleh sesuatu, seperti awan, gunung, bangunan, topi dll, cahaya Al-Quran tidak mungkin dihalangi dan terhalangi oleh apapun. Cahaya Al-Quran tidak hanya mampu menembus batu hitam yang berada di dasar lautan nan gelap gulita tapi juga hati manusia. Dengan Al-Quran hati siapapun yang membacanya secara berulang-ulang akan menjadi tenang. Ayat 23 surat Az-Zumar menyiratkan hal tersebut.  

Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorangpun pemberi petunjuk baginya”. ( Terjemah QS. Az-Zumar (39):23).

Dengan cahaya inilah kita dapat dapat berjalan kemanapun/ kapanpun, dengan tenang tanpa khawatir tersesat. Di bawah cahaya Al-Quran inilah kita dapat membedakan mana yang baik/haqq dan mana yang buruk/bathil. Itu sebabnya Al-Quran juga disebut dengan Al-Furqon yang artinya adalah Pembeda.  

Dalam kehidupan sehari-hari, ketika makan siang sering kali saya tidak menyalakan lampu karena saya pikir sudah cukup terang. Namun rupanya putri kami tidak menyukainya. Sambil menyalakan lampu ia berkata ”Bukannya enak gini bu,  teraaang”. Spontan sambil tersenyum saya mencadainya, “ Naah persis nih Al-Quran sebagai cahaya … jadi kelihatan jelas semuaa … bayam beda dengan kangkung, buncis g sama dengan kacang, wortel orange, tomat merah”.      

Bicara mengenai cahaya, Rasulullah pernah bersabda bahwa umatnya nanti akan datang dalam keadaan bercahaya pada dahi, kedua tangan dan kaki karena bekas wudhu mereka.

Di akhirat nanti, cahaya tersebut akan menerangi kubur orang Mukmin, menolong perjalanannya menyeberangi jembatan Shiratal Mustaqin serta membelanya pada pengadilan hari akhir nanti. Cahaya ini akan sangat kita butuhkan karena pada hari Kiamat nanti,  matahari yang selama ini menjadi sumber cahaya bumi akan hilang. Pada hari itu bumi menjadi rata dan gelap gulita.

Jadi sungguh benar, cahaya adalah sesuatu yang mutlak kita butuhkan, baik ketika kita masih di dunia apalagi di akhirat nanti. Namun demikian hanya membaca Al-Quran dengan tujuan agar kita mendapatkan cahaya-Nya tidaklah cukup. Kita harus mentadaburi agar kita benar-benar faham apa yang dikehendaki-Nya, agar menjadi petunjuk atau Al-Huda … kemudian mengamalkannya agar Allah swt meridhoi kita agar kelak bisa masuk ke surga-Nya.

Wallahu’alam bi shawwab.

Jakarta, 3 Oktober 2022.

Vien AM.