Feeds:
Posts
Comments

Posts Tagged ‘Prof DR Deddy Mulyana MA.’

Nama lahirnya adalah William Cleland, seorang Anglo-Celtik, yaitu keturunan Inggris-Scotlandia yang dikenal sebagai pendatang Eropa yang awal kali datang dan menetap di Australia. Saat ini ia adalah seorang manager sebuah lembaga pendidikan umum di Melbourne, Australia.  

William lahir dari keluarga Kristen Unitarian, yaitu aliran Kristen yang menganut kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa. Ini adalah aliran Kristen yang amat sangat jarang dijumpai karena semenjak lahirnya hampir 2000 tahun lalu pengikut aliran ini telah dimusuhi dan dibasmi habis-habisan. Ketika itu nenek moyang mereka dibakar hidup-hidup. Keluarga William adalah salah satu keluarga yang beruntung karena lolos dari pembantaian.  

Ketika William duduk di perguruan tinggi, ia mulai menyadari bahwa ada ajaran-ajaran gereja yang membingungkan, diantaranya ajaran trinitas. Setelah dipelajari lebih jauh ia yakin bahwa Keesaan Tuhan, ajaran penting dalam Perjanjian Lama, telah menjadi kabur ketika Kristen meresap ke dalam mainstream kepercayaan Eropa. 

“ Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, `Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara”.(QS.An-Nisa’(4):171). 

William pertama kali mengenal ajaran Islam ketika ia berada di Mesir. Ia sering berdiskusi mengenai Al-Quran dengan tetangganya yang Muslim. Berbagai literatur yang berhubungan dengan Islam ia pelajari. Setelah yakin bahwa Al-Quran adalah benar-benar wahyu Tuhan Yang Tunggal, akhirnya pada tahun 1977 iapun bersyahadat. Allahuakbar … 

Berdasarkan pengakuannya, sebagaimana umumnya mualaf, faktor utama yang membuat ia  tertarik pada Islam adalah ajaran dasarnya, yaitu Laa ilaha illallah, tidak ada Tuhan selain Allah. Masih menurutnya, dari sinilah mengalir prinsip-pronsip ekonomi dan politik. «  Karena saya dibesarkan dalam masyarakat Barat yang mementingkan hak-hak dan kebebasan individu, saya selalu menganggap hal-hal itu sebagai unsur penting dari suatu masyarakat beradab. Dalam prinsip dasar Islam itu saya menemukan filsafat politik paling liberal di dunia ». 

«  Bila anda sungguh-sungguh menerima prinsip dasar  Laa ilaha illallah sebagai basis hidup anda, itu berarti anda bebas dari perbudakan oleh tuhan-tuhan lain. Anda terbebaskan dari posisi untuk menekan dan ditekan orang lain. Negara-negara Barat didasarkan pada ide kebebasan tetapi sifatnya materialistik dan egoistik », begitu tambahnya. 

Selama satu tahun pertama keislamannya, William yang kemudian memilih Bilal sebagai nama Islamnya, mencoba bertahan untuk tidak bergaul dan bergabung dengan komunitas Islam. Ini dilakukannya karena ia merasa kecewa bahwa dalam kenyataannya terdapat perbedaan yang jauh antara Islam sebagai ajaran dan Islam yang dipraktekkan orang-orang Islam yang dikenalnya. Ia baru bergabung dengan komunitas Muslim setelah salah seorang mahasiswanya mengajaknya shalat Jumat di masjid. 

Sejak itu ia justru dapat merasakan dan melihat kelebihan Islam dari sudut yang lain. Islam tidak mengenal kata Diskriminasi. Sebagai Muslim bule, ia merasa telah memperkaya keragaman bangsa, budaya, etnik dan bahasa dalam Islam. Ia mengakui bahwa Islam telah membagun bangsa Australia yang multi etnik. 

Toleransi rasial merupakan suatu sumbangan besar yang diberikan Islam kepada Australia. Sejak awal lahirnya di Mekkah, Islam tidak pernah rasis. Bahkan dalam khutbah terakhirnya di kota itu, nabi Muhammad saw menekankan kepada kaum beriman perlunya memelihara kesadaran bahwa tidak ada suatu kelompok etnikpun yang lebih baik daripada kelompok lainnya. Ini jelas tercermin pada saat haji, jutaan orang berkulit hitam, putih dan coklat berbaur menjadi satu mengelilingi Ka’bah”, jelasnya. Subhanallah … 

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal “. (QS. Al-Hujurat (49):13). 

Dalam menjalani kehidupan barunya sebagai muslim, Bilal terlihat tidak mau setengah-setengah. Setiap kali ia berbelanja ke supermarket, ia selalu memperhatikan daftar kandungan belanjaannya, memastikan apakah apa yang bakal dikonsumsinya itu benar-benar bebas dari hal-hal yang diharamkan. Ia bahkan berusaha sebisa mungkin menghindari makan di restoran bersama teman-teman non muslimnya karena khawatir tidak bisa makan.  

Dalam menghadapi kesulitannya untuk melakukan wudhu, melaksanakan shalat sehari-hari di tempat kerjanya ( Zuhur dan Ashar ), shalat Jum’at dan berpuasa, Bilal berpendapat bahwa seorang Muslim tidak seharusnya hanya diam, pasrah tanpa berusaha mencari jalan keluar. Menurutnya pada umumnya orang barat dapat mengerti, menerima dan memberi jalan keluar bila kita berterus-terang mengatakan bahwa kita adalah muslim dan butuh waktu serta tempat untuk menjalankan kewajiban agama kita. 

Saya percaya bahwa Islam menawarkan jalan hidup yang menyeluruh. Islam menawarkan solusi untuk mengatasi masalah besar yang dihadap masyarakat Australia dan seluruh dunia saat ini. Sistim sosial seperti demokrasi  parlementer, sosialisme dengan segala bentuknya berada dalam krisis besar”. 

“ Dalam krisis ideologi ini, sudah tiba waktunya bagi kita untuk mengetengahkan solusi Islam. Kita hanya bisa melakukannya bila kaum Muslim bersatu dan terdidik. Jika kita bersatu, kita bisa mengembangkan Islam lewat dakwah. Saya kira masa depan Islam sangat cemerlang. Kekosongan ideologi di barat yang saat ini diisi dengan hedonisme, selfisness dan individualisme yang extrim pasti tak akan bertahan lama. Mereka sedang mencari penjelasan tentang  hidup ini. Ini saat kritis bagi Islam dan dunia. Jika gagal dalam ujian ini, dunia akan sangat menderita”, tandasnya yakin.      

(Al Qur’an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa “. (QS. Ali Imran(3):138). 

Wallahu’alam bishawwab.

Pau – France, 7 Maret 2010.

Vien AM. 

Disarikan dari : «  Santri – santri Bule «  oleh Prof DR Deddy Mulyana MA.  

Read Full Post »

Aku adalah anak perempuan ke tiga dari empat bersaudara. Aku dilahirkan di Melbourne pada tahun1971. Ayahku seorang Kristen Ortodoks yang lahir di Polandia. Keluarganya campuran Rusia & Jerman. Sementara ibuku lahir di Australia. Nenekku dari ibu berdarah Rusia dan Yahudi. Ibu dibesarkan dalam lingkungan Anglikan tetapi tidak begitu rajin menjalankan agamanya.

Ketika aku kecil, seperti juga teman-teman kecilku, setiap minggu aku pergi ke gereja dan ikut sekolah minggu. Sejak kecil hingga dewasa aku selalu sekolah di sekolah  Kristen. Namun ketika aku menjelang dewasa dan suka membaca Bibel, aku mulai suka bertanya-tanya dan ragu tentang banyak hal. Diantaranya adalah konsep trinitas, pengampunan dosa oleh pendeta dll. Meski aku sering bertanya namun jawabannya tak pernah memuaskanku. Aku amat percaya pada Tuhan karena banyak kenalanku mengatakan bila aku percaya pada Tuhan aku akan menjadi orang yang baik. Namun aku tidak pernah paham bahwa Yesus adalah anak Tuhan. Karenanya bila berdoa aku selalu meminta kepada Tuhan bapak bukan Tuhan anak.

Namun demikian aku tetap tidak puas. Akhirnya akupun melirik agama lain. Sayang ketika itu beberapa kenalan Islamku  tidak menjalankan ajarannya dengan baik. Akibatnya aku baru mengenal ajaran ini setelah  lama terombang-ambing mempelajari agama-agama lain.

Mulanya adalah ibuku yang telah bercerai dari ayah. Ketertarikannya dalam study perbandingan agama telah membuatnya lebih dulu memeluk Islam daripada aku. Namun demikian ia tidak pernah membicarakan ajaran barunya itu kepadaku. Tapi aku pikir kalaupun ia mengajarkannya mungkin aku justru tidak tertarik.

Suatu hari aku menemukan Al-Quran yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Muhammad Marmaduke Pickthall. Aku segera membelinya dengan maksud akan kuberikan kepada ibu. Aku sempat membuka-buka sedikit. Akan tetapi baru  beberapa bulan kemudian aku mulai serius mempelajarinya. Namun demikian aku jadi suka membela ajaran Islam ketika ada orang  yang mengkritik ajaran ini. Aku begitu bergairah mempertahankan Islam seolah aku adalah seorang Muslim.

Akhirnya di pagi hari raya Idul Fitri di tahun 1992, setelah shalat Ied, aku mengikrarkan syahadat di Islamic Council of Victoria, Melbourne. Sulit aku mengatakan bagaimana perasaanku waktu itu. Yang jelas aku merasa terlahir kembali dan dalam keadaan bersih tanpa dosa sedikitpun pula. Ibuku tentu saja sangat bahagia mengetahui kabar tersebut.

Karena aku mempelajari Islam terlebih dahulu sebelum bersyahadat maka akupun langsung memahami apa yang menjadi kewajibanku. Aku segera meninggalkan pekerjaanku sebagai pelayan yang menghidangkan minuman keras dan mencari pekerjaan yang halal Aku juga segera menutup auratku dengan berjilbab.

Sayang ayah menentang keislamanku. Padahal ketika ibu dulu masuk Islam ia tidak memprotes. Ia  hanya menganggapnya gila dan hilang akal saja! Mungkin karena mereka sudah bercerai jadi ayah tidak peduli. Belakangan aku menyadari bahwa ayah menentangku bukan semata-mata karena ia membenci Islam. Karena ternyata selama ini ia berpikir  bahwa  perempuan Islam diperlakukan buruk dan tidak mempunyai hak apa-apa.

Di luar itu, aku bersyukur bahwa aku tidak mengalami hambatan yang berarti. Walaupun dengan berjilbab ternyata aku tetap dapat bekerja bahkan sebagai baby sitter di keluarga non muslim. ” Kamu orang yang sama dengan yang telah kami kenal selama ini . Anak-anak masih menyukaimu. Demikian juga kami”, begitu komentarnya. Alhamdulillah….Sebelumnya aku memang telah mengenal keluarga ini.

Aku juga aktif di berbagai kegiatan keislaman. Aku pernah bekerja sebagai tenaga sukarela di sebuah sekolah Islam, membantu ibu-ibu mengajar disana. Aku ikut pengajian di beberapa kelompok pengajian yang berbeda dan shalat di masjid-masjid yang berbeda. Aku memang tidak ingin terikat pada satu kelompok pengajian saja.

Sebaliknya aku juga tidak mau hanya membangun kontak dengan sesama Muslim. Aku justru berpikir sebagai Muslimah aku harus berdakwah kepada teman-teman non muslimku. Teman-teman dekatku aku rasa tidak kaget dengan penampilan baruku. Karena mereka memang mengetahui prosesku berislam. Terkadang aku bahkan berdiskusi dengan mereka. Namun teman-temanku yang tidak begitu akrab tampaknya agak terkejut juga  mengetahui kepindahanku. Tapi apa peduliku ?

Sementara itu ayah dan keluarga besarnya tetap memandangku dengan perasaan aneh dan  asing. Kadang-kadang mereka bahkan mengambil gambarku seolah aku ini mahluk ajaib. Tapi aku tidak tersinggung. Aku malah sengaja berpose secantik mungkin. ” Biarkan mereka tahu penampilan perempuan Islam” , pikirku senang.

Kini aku begitu optimis akan masa depanku. Aku berharap semoga aku dapat menjadi muslimah  sekaligus ibu yang baik. Saat ini aku ingin menuntaskan studiku di Monash University untuk belajar ilmu lingkungan yang menurut pengamatanku belum banyak ditangani Muslim. Padahal bukankah kepedulian terhadap lingkungan adalah bagian dari Islam yang sangat  penting ?

Pendek kata, aku ingin berdakwah dengan caraku sendiri. Aku juga terobsesi suatu hari kelak akan memiliki ladang, tinggal disana dan dapat mengendarai kuda kesayanganku sepanjang hari seperti juga Rasulullah saw dulu. Aku memang sangat menyukai kuda. Di tempat inilah secara berkala  aku akan menyelenggarakan acara perkemahan khusus untuk anak-anak Muslim.

Pau-France, 24 Agustus 2009.

Vien AM.

Disarikan dari buku ” Santri-santri Bule”  karangan Prof DR Deddy Mulyana MA.

Read Full Post »