Feeds:
Posts
Comments

Pada akhir abad 14 Timur Lenk merebut wilayah Uzbekistan dari tangan kekaisaran Mongol. Disinilah ia kemudian membangun sebuah imperium raksasa yang kekuasaannya meliputi seluruh Asia Tengah, Iran, Afganistan, Pakistan, sebagian India, Mesopotamia dan Kaukasus. Itu sebabnya ia mendapat julukan Sang Penakluk. Timur menjadikan Samarkand sebagai ibukotanya hingga kota kuno dengan budaya dan sastra Islam Persia tersebut dapat kembali mencapai kejayaannya.  Kerajaan ini bertahan selama 137 tahun ( 1370 -1507).

Timur lahir dari keluarga Muslim Mongol –Turki di sebuah kota kecil 80 km dari Samarkand. Ia adalah keturunan kaisar Mongol Jenghis Khan. Kakeknya adalah orang pertama Mongol yang memeluk Islam. Timur sendiri dikenal sebagai Muslim yang baik. Ia mempunyai beberapa ulama sebagai penasehat pribadinya. Ia juga dikenal sangat mengagumi tarekat Naqsabandiyah yang berkembang di wilayah Uzbekistan.

Sebagai pendiri kerajaan Timuriyah hingga kini ia tetap dianggap sebagai pahlawan terbesar Uzbekistan. Ini terbukti dengan berdirinya makam Sang Amir ( berkuasa selama 35 tahun, pada 1370 -1405) yang megah dan tetap terjaga dengan baik di Samarkand. Dan juga dengan adanya makam keluarga kerajaan Shaki Zinda yang berdiri megah di sebuah bukit juga di Samarkand, dengan kubah-kubah mozaik birunya yang cantik menawan.

Di dalam kompleks makam tersebut berdiri sekitar 12 bangunan  dan setiap bangunan terdiri dari 1-3 makam. Tiap bangunan memiliki ciri dan detil yang berbeda dengan bangunan yang lain. Di dalam salah satu bangunan inilah Ibnu Abbas ra sepupu rasulullah Muhammad saw yang pernah pergi berdakwah ke Samarkand dimakamkan. Meski ada pendapat lain bahwa Ibnu Abbas wafat dan dimakamkan di Thaif Mekah.

Kecintaan terhadap Amir Timur juga tampak dari reaksi Orif guide kami yang asli Uzbek, yang tampak tidak suka nama Amir Timur disandingkan dengan kata Lenk. Maklum Lenk artinya adalah kaki pincang. Padahal sebagian besar literature menggunakan nama tersebut karena kakinya pincang. Ada yang mengatakan ia pincang sejak lahir namun ada juga pendapat bahwa sang Amir pincang sebagai akibat perang.

Timur memang pribadi yang kontroversial. Sebagai raja ia dikenal adil dan sangat mencintai rakyatnya. Kepeduliannya terhadap dakwah Islam tinggi. Tak heran sepak terjangnya selalu didukung para ulama. Dibawah kekuasaannya Timuryah mencapai kemajuan dalam berbagai bidang, dengan Samarkand dan Bukhara sebagai pusatnya.

Pada masa itulah Islam menyebar hingga ke Cina, India dan juga Rusia. Rusia bahkan pernah takluk selama tiga abad di mana adipati Moskwa membayar upeti kepada pemerintahan Bukhara setiap tahun. Sayang karena disiplinnya yang tinggi, keras kemauan dan jiwa ambisi penakluk yang sangat tinggi Timur sering lepas kontrol dan membuatnya jadi bengis. Pada penyerangan ke Baghdad tahun 1401 puluhan ribu orang dikabarkan tewas. Amir Timur wafat pada 1405 M saat sedang melakukan pertempuran melawan dinasti Ming.

Kerajayaan Timuriyah pada saat jatuhnya di tahun 1507 hanya meninggalkan wilayah Khurasan dan Transoksiana. Kaisar-kaisar Rusia sedikit demi sedikit merebut kembali wilayah yang pernah dikuasai Timuriyah. Benteng Islam pertama di Transoksania yaitu benteng Aq-Masjid jatuh ke tangan Rusia pada tahun 1852 M. Selanjutnya pada tahun 1924 ketika komunis berhasil menguasai Rusia, Uzbekistan menjadi satu dari 15 negara federasi Rusia. Pada tahun 1991 Uzbekistan melepaskan diri dan memproklamirkan diri sebagai Repubik Uzbekistan dengan Tashken sebagai ibu kotanya.

Peninggalan Rusia di kota-kota besar seperti Tashken, Samarkand dan Bukhara hari ini terlihat jelas dari jalan-jalannya yang lebar dan taman-taman kotanya. Pemerintah Sovyet pada tahun 1977 juga sempat membamgun transportasi bawah tanah di Tashkent. Transportasi bawah tanah yang pertama di Asia Tengah ini ini memiliki 29 stasiun yang didesain khusus sesuai dengan nama stasiun bersangkutan. Stasiun-stasiun tersebut dulunya sekaligus berfungsi sebagai tempat pengungsian seandainya terjadi serangan bom nuklir. Demi keamanan maka pemerintah Uzbekistan melarang pengunjung mengambil foto atau video.

Baru pada tahun 2018 keindahan stasiun tersebut bisa dinikmati dunia melalui foto dan video. Alhamdulillah di hari terakhir kunjungan kami berkesempatan menjajal kendaraan umum tersebut dan berdesak-desakan di antara penduduk Tashken yang pulang kerja meski hanya menikmati 2 stasiun.

Sedangkan kereta kecepatan tinggi yang diberi nama Afrosiyob baru dibangun pada tahun 2011 dibawah pemerintahan Uzbekistan. Dengan menumpang kereta cepat inilah kami pergi dari Tashken ke Bukhara, Bukhara ke Samarkand dan Samarkand kembali ke Tashken.

Di Tashken kami mengunjungi berbagai tempat bersejarah diantaranya adalah Ensemble Of Hazrat Imam dimana tersimpan Al-Quran tertua yaitu mushaf khalifah Ustman, Amir Timur Square dll.  Namun demi menjaga kwalitas mushaf tertua tersebut tidak diizinkan untuk diambil foto maupun videonya. Kitab suci berusia 1400 tahun lebih itu tersimpan di sebuah kotak kaca.

Selain itu kami juga berkesempatan menikmati salah satu keindahan alam Uzbekistan yaitu gunung Chimgan. Dengan menaiki cable car kami tiba di puncak gunung dan menyaksikan kebesaran Allah yang telah menciptakan deretan pegunungan yang pada musim dingin menjadi wahana ski karena saljunya yang cukup tebal, juga sungainya yang berwarna biru dan berakhir di danau Charvak.  

Uzbekistan memiliki empat musim termasuk musim dingin yang jatuh pada Desember hingga Februari. Salju biasanya memenuhi area pegunungan pada Januari. Itu sebabnya pada hari tersebut yaitu 21 November, salju belum turun. Namun dari kejauhan sudah terlihat di puncak-puncak gunungnya.

Dengan latar belakang agama yang sama, pada Mei 2021 pemerintah Uzbekistan telah menanda-tangani perjanjian pertukaran pelajar dan pemuda dengan pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia bahkan telah mengirimkan sejumlah ulama ke negri yang sekarang telah menjadi sekuler tersebut. Itulah dampak berada dibawah kekuasaan komunis yang sangat menyedihkan. Sebagai info, jilbab baru diperbolehkan digunakan di tempat umum baru beberapa tahun belakangan ini.

Semoga Uzbekistan, negri di jalur sutra yang dulu pernah mengalami kejayaannya itu, dapat segera mencapai kejayaannya kembali. Baik melalui jalur pariwisatanya yang beberapa tahun belakangan ini sedang digenjot maupun dari kekayaan alam seperti emas, minyak, kapas, buah-buahan  dan kerajinan tangannya yang indah serta tentu saja pengamalan ajaran Islam yang benar sesuai Al-Quranul Karim dan Al-Sunnah/Al-Hadist.

Jakarta, 25 Desember 2023.

Wallahu’alam bish shawwab.

Vien AM.

Uzbekistan adalah sebuah negara yang terletak di tengah Asia Tengah. Negara ini berbatasan dengan Kazakhstan di sebelah barat dan utara, Kirgizstan dan Tajikistan di timur dan Afganistan dan Turkmenistan di selatan.

Uzbekistan meski sebagian besar berupa gurun namun negara ini mempunyai banyak gunung dan sungai. Gunung tertinggi setinggi 4503 meter sedangkan 2 sungainya yaitu Syr Darya ( 2790 km) dan Amu Darya (2600 km) adalah yang terbesar dan terpanjang di Asia Tengah. Kedua sungai ini mengalir jauh hingga negara-negara tetangganya.

Sungai yang sejak dulu merupakan jalur transport pokok inilah yang menjadikan negara ini menjadi bagian penting jalur sutra yang menghubungkan perdagangan dari wilayah barat (mediterania dan sekitarnya) dengan wilayah timur, daratan Cina khususnya.

Tak heran Samarkand, kota kuno yang terdapat di negara tersebut sejak berabad-abad lamanya selalu ramai dikunjungi orang. Inilah yang menjadi daya tarik utama Uzbekistan. Samarkand ( dan juga Bukhara) dengan bangunan-bangunan indah megah baik itu berupa masjid, madrasah/sekolah maupun mausoleum/makam yang umurnya telah ratusan tahun.

Bahasa resmi di Uzbekistan adalah bahasa Uzbek sebuah bahasa Turkik yang masih satu rumpun dengan bahasa Turki. Dan juga bahasa Rusia karena negara ini selama beberapa tahun pernah berada di bawah kekuasaan Uni Soviet setelah akhirnya merdeka pada tahun 1991. Mayoritas penduduk Uzbekistan adalah Muslim (96% Sunni). 

Kata Uzbek yang berarti pemimpin sejati.  terbentuk dari 2 kata yaitu “uz/oz yang berarti sejati/asli, dan kata “bek” yang berarti pemimpin. Uzbekistan dan sekitarnya di masa lalu dikenal dengan nama Transoxiana. Wilayah ini telah dihuni sejak milenium kedua SM. Di wilayah inilah Alexander Agung pernah mencoba menguasainya namun mendapat perlawanan sengit rakyatnya.

Selama berabad-abad wilayah tersebut berada di bawah kekuasaan kekaisaran Persia seperti kekaisaran Parthia dan Sassanian. Hingga pada abad 7 Persia ditaklukkan oleh pasukan Islam pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab ra melalui 2 panglima jendralnya yang gagah berani  yaitu Khalid bin Walid ra dan Sa’ad bin Abi Waqqash. Selanjutnya dinasti Umayah lalu dinasti Abbasiyah yang menguasai wilayah ini.

Namun demikian penaklukan tersebut tidak memaksa penduduk yang mayoritas beragama Majusi ( sebagian lain adalah pemeluk Budha, Kristen dan Yahudi)  untuk memeluk Islam. Mereka hanya diwajibkan untuk membayar pajak, yang pada praktiknya juga cenderung lebih longgar dikenakan. Dan pada akhirnya hampir semua rakyat memeluk Islam secara bertahap dan suka rela.

Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk”. ( Terjemah QS. At-Taubah (9):29).

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Terjemah QS.Al-Baqarah (2):256).

Sejak itu seluruh bekas kerajaan Persia menjadi wilayah Islam yang dikuasai secara bergantian oleh beberapa dinasti kerajaan Islam seperti dinasti Samaniyah, kekaisaran Khwarezmia, Seljuk dll. Di sinilah, di Bukhara khususnya, lahir tokoh-tokoh dan ulama kenamaan Muslim lahir. Diantaranya adalah Imam Al-Bukhari dan Imam at-Tirmidzi yang merupakan ahli hadist, Ibnu Sina (bapak kedokteran modern), Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi (bapak Aljabar/ahli Matematika), Abd al-Manshur al-Maturidi ( ilmu Kalam), Imam Bahauddin An-Naqsyabandi (pendiri tariqah Naqsyabandiyah) dll. Konon, nama Bukhara berasal dari metafora bahasa Mongol, yakni Bukhar yang berarti ‘lautan ilmu.’ 

Imam Bukhari lahir di Bukhara yang terletak di pusat Uzbekistan pada tahun 810. Nama asli ahli hadist kenamaan ini adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ismail. Ia adalah rujukan hampir semua ahli hadist hingga mendapat julukan Amirul Mukminin fil Hadits (pemimpin orang-orang yang beriman dalam hal ilmu hadis). Imam Bukhari wafat pada tahun 870 di Samarkand dan dimakamkan di kota tersebut.

Sayang ketika kami datang berziarah, kompleks makam Al-Bukhari tersebut sedang dipugar secara besar-besaran. Nantinya di tempat tersebut akan dibangun masjid yang mampu menampung 25.000 jamaah dengan perincian 7.000 jamaah di ruang shalat utama, 3.000 jamaah di ruang shalat perempuan dan 15.000 jamaah di halaman. Pemakaman ini merupakan  salah satu monumen bersejarah paling dihormati dan diakui di dunia Islam.  

https://khazanah.republika.co.id/berita/qxey5s430/uzbekistan-rekonstruksi-komplek-pemakaman-imam-bukhari

Kabarnya makam ahli hadist tersebut pertama kali ditemukan dan dipugar pada tahun 1998 atas permintaan mantan presiden pertama RI Soekarno yang ketika itu diundang presiden Rusia untuk datang mengunjungi Moskow. Namun tidak sedikit pihak yang meragukan kebenaran hal tersebut.

Selain berziarah makam Imam Bukhari kita juga bisa mempelajari biografi Sang Imam di museum Al-Bukhari yang terletak di kompleks pemakaman tersebut. Gambaran perjalanan Imam Bukhari dalam mencari ilmu, ilmu hadist khususnya, dari Bukhara hingga ke Mekah dan Madinah terlukis secara mengesankan di dinding museum.

Di Bukhara kita juga bisa berziarah ke makam Bahauddin Naqshabandi, ulama kelahiran Bukhara yang sangat dihormati di Uzbekistan, sumur nabi Ayyub  as yang airnya dikabarkan telah menyembuhkannya dari penyakit yang dideritanya, bekas istana Bukhara dengan masjid istananya yaitu masjid Bolo Haouz yang juga dikenal dengan nama masjid 40 pilar kayu berkat kayu yang banyak digunakan untuk menopang masjid tersebut, madrasah Ulugh Bek yang dibangun pada tahun 1417 oleh sultan sekaligus ilmuwan kenamaan Uzbekistan, Ulugh Beg, yang juga membangun madrasah Ulugh Bek di Registan Square Samarkand, dll.

Di ibu kota kuno ini nafas kehidupan penduduk masih terasa kental. Berjalan dari arah bekas istana Bukhara kita akan sampai di semacam gerbang megah yang dinamakan kompleks Poi Kaylan. Di dalam kompleks ini berdiri 3 bangunan utama yaitu masjid Kalyan dan 2 bangunan bersejaran lain yakni Menara Kalyan dan Madrasah Mir-i Arab. Masjid Kaylan yang ditopang ratusan pilar dengan sejumlah kubah biru berhiaskan kaligrafi ayat-ayat suci Alquran ini dibangun pada tahun 713 M. Sementara menara Kalyan yang berada di bagian tengah mempunyai tinggi 46 meter, pada permukaan dindingnya dihiasi dengan ornamen geometris yang indah. Di tengah-tengahnya, tampak guratan kaligrafi ayat-ayat Alquran, dengan warna yang selaras.

Dari Poi Kalyan menuju pasar ( bazaar dalam bahasa Uzbek) kami menyusuri jalan dimana berjejer toko-toko dengan berbagai suvenirnya, sejumlah masjid dan madrasah cantik. Setiba di pasar yang mempunyai banyak kubah dengan gang-gangnya yang seperti labirin tersebut berbagai pernak pernik cantik sebagian hand made seperti tas, sarung bantal sulam, piring-piring cantik hingga karpet yang harganya jutaan dapat ditemui.

Malamnya kami menyantap makanan khas Uzbekistan sambil menikmati peragaan busana yang diperagakan gadis-gadis Uzbekistan yang khas berwajah campuran Asia/Cina dan Eropa. Hidangan khas Uzbekistan adalah roti gandum yang disebut patyr dengan lauk daging berbumbu kuat( kebanyakan daging domba), terong, wortel, timun dan bawang bombay iris yang dicampur dengan minyak zaitun.  

Samarkand dan Bukhara mengalami masa kejayaannya sebagai pusat peradaban Islam dan perdagangan di Asia Tengah hingga datangnya pasukan Mongol pada tahun 1220 M. Dibawah kaisar Jenghis Khan yang terkenal bengis dan kejam pasukan ini berhasil meluaskan kekuasaan dan penalukkannya hingga ke Asia Tengah ( termasuk wilayah Uzbekistan), sebagian Eropa dan Rusia. Pasukan ini membumi-hanguskan kota-kota besar Islam seperti Baghdad (ibu kota kekhalifahan Abbasiyah), Samarkand dan Bukhara. Samarkand dan Bukhara kini termasuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO.

Meski demikian karena perluasan Mongol tidak memiliki motivasi penyebaran agama apapun, walau suka membunuh  para pemimpinnya menerapkan kebijakan yang cenderung toleran terhadap kemajemukan agama-agama dan kebudayaan lokal. Oleh sebab itu Islam tetap tumbuh subur bahkan banyak pemimpin Mongol yang tertarik kepada ajaran ini dan diam-diam memeluknya.   

(Bersambung).

Alhamdulillah atas izin Allah swt pada November 2023 lalu akhirnya kami diberiNya kesempatan untuk mengunjungi Uzbekistan yang sejak beberapa tahun merupakan impian kami berdua.  

Di tengah tragedy mengerikan genosida yang dilakukan teroris Zionis Israel terkutuk terhadap rakyat Palestina khususnya Gaza, sungguh perjalanan ini bagai oase di padang pasir. Betapa tidak, di saat hati ini begitu sedih,marah, kecewa menyaksikan saudara-saudari seiman dibantai hanis-habisan tanpa dapat berbuat sesuatu, kami disuguhi pemandangan kejayaan Islam meski hanya tinggal kenangan.

Yaitu zaman keemasan Islam pada abad 14 di Uzbekistan. Islam dengan budaya dan peradaban yang tinggi, yang menjadi pusat ilmu pengetahuan hingga orang-orang Barat yang ketika itu belum maju berdatangan untuk menimba ilmu. Islam yang begitu terpandang hingga tak seorangpun berani melecehkannya tidak seperti yang terjadi sekarang ini.

Ironisnya lagi, tak satupun negara Islam dan Arab yang tergerak secara nyata membantu Palestina melawan penjajah Israel dengan mengirimkan pasukan dan senjatanya. Padahal tidak sedikit hadist Rasulullah yang menjelaskan pentingnya ukhuwah Islamiyah, diantaranya adalah sebagai berikut:  

Dari An-Nu’man bin Bisyir dia berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi di antara mereka adalah ibarat satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR Muslim No 4685)

Ukhuwah Islamiyah yang merupakan kekuatan dan kemenangan Islam di masa lalu yang kini telah menghilang menguap ditelan oleh kecintaan akan kemewahan harta benda dunia yang berlebihan. Itulah Wahn.

Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat, pen) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”. Kemudian seseorang bertanya,”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?” Rasulullah berkata,”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’. Kemudian seseorang bertanya,”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata,”Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud dan Ahmad).

Di Uzbekistan inilah lahir sejumlah ulama dan tokoh-tokoh Islam kenamaaan seperti Imam Al-Bukhari dan Imam at-Tirmidzi yang merupakan ahli hadist, Ibnu Sina (bapak kedokteran modern), Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi (bapak Aljabar/ahli Matematika), Abd al-Manshur al-Maturidi ( ilmu Kalam), Imam Bahauddin An-Naqsyabandi (pendiri tariqah Naqsyabandiyah) dan masih banyak lainnya.

Ulug Bek yang berarti penguasa yang agung, adalah nama yang diberikan rakyat sebagai penghargaan untuk Mirzo Muhammad Taraghay bin Shahrukh. Ulug Bek adalah seorang sultan/raja Timurid, penguasa Transoxiana ( sekarang Uzbekistan) yang berkuasa pada abad 14. Ia adalah cucu Amir Timur ( Timur Leng) pendiri Uzbekistan. Ulug Bek juga dikenal sebagai seorang astronom dan ahli matematika.

Kepeduliaannya pada dunia ilmu pengetahuan terlihat jelas dari adanya madrasah terkenal yang diberi nama madrasah Ulug Bek. Madrasah artinya adalah tempat belajar atau sekolah. Kata ini berasal dari kata darosa yang artinya belajar. Di Indonesia madrasah dikhususkan sebagai sekolah yang kurikulumnya adalah pelajaran tentang keislaman. Madrasah Ibtidaiyah (MI) setara dengan Sekolah Dasar (SD), Madrasah Tsanawiyah (MTs) setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Aliyah (MA) setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). 

Namun pada tulisan kali ini saya ingin memulainya dengan tokoh kenamaan Uzbekistan, Ulug Bek, yang bagi telinga kita mungkin masih awam. Sebagaimana kita ketahui dulu belum ada spesialisasi ilmu pengetahuan seperti sekarang. Ketika itu seorang filosof (ahli filsafat) bisa memiliki keahlian di banyak bidang. Seorang filosof bisa menjadi ahli kedokteran, astronomi, sekaligus matematika. Meskipun biasanya para filosof itu memiliki kecenderungan di salah satu bidang pengetahuan. Kecenderungan ini bisa dilihat dari karya buku yang ditulisnya. Demikian pula Ulug Bek.

Madrasah Ulug Bek agak berbeda. Ia adalah sekolah untuk anak umur 10 hingga 20 tahun dengan Al-Quran sebagai mata pelajaran utama/wajib. Satu guru Al-Quran mengajar 5 murid. Sedangkan ilmu pengetahuan dan sains adalah pelajaran pilihan kedua. Satu guru mengajar 10 murid. Di gedung sekolah/ universitas megah bernuansa biru cantik inilah sang sultan secara rutin mengajar Matematika dan astronomi, hingga akhir hayatnya.

Madrasah tersebut kini memang hanya tinggal kenangan. Namun gedungnya hingga kini diabadikan menjadi bangunan bersejarah warisan budaya yang menjadi ikon Uzbekistan.

Madrasah yang berdiri di area yang dinamakan Registan Square ini dibangun pada abad 14 di pusat kota Samarkand, ibu kota Uzbekistan ketika itu. Area luas lengkap dengan taman yang mengelilinginya itu terdiri atas 3 bangunan utama. Madrasah Ulug Bek disisi kiri, madrasah Sher-Dor persis dihadapan madrasah Ulug Bek serta di tengah adalah masjid dan madrasah Till-Kari. Sher-Dor dan Till-Kari dibangun sekitar 200 tahun setelah madrasah Ulug Bek. Sang sultan tidak hanya membangun madrasah di kota Samarkand tapi juga di Bukhara dan beberapa kota lain di Uzbekistan. Ia juga ikut mengawasi pembangunan kota seperti pengairan dll.

Sebagai seorang astronom  Ulug Bek juga membangun sebuah observatorium untuk meneliti benda-benda langit seperti bulan, bintang dan planet. Ketika itu teleskop belum ditemukan. Observatorium tersebut diakui oleh para ahli sebagai salah satu observatorium terbaik pada masa itu. Berkat observatoriumnya inilah Ulug Bek berhasil menciptakan katalog yang mencatat letak 1018 bintang. Katalog tersebut dikenal dengan nama Katalog Ulug Bek.  

Sayang tak lama setelah wafatnya observatorium tersebut lenyap dan baru ditemukan lagi pada tahun 1908 oleh seorang arkeolog. Untuk mengenang jasa Ulug Bek kini di depan observatorium yang sudah direnovasi tersebut dibangun sebuah museum yang diberi nama Museum Ulug Bek. Di museum tersebut kita dapat melihat observatorium versi mininya, cara kerja juga berbagai peninggalan-peninggalan Ulug Bek termasuk biografinya.

Ulug Bek juga dikenal sebagai pecinta seni. Ia menguasai 5 bahasa asing yaitu  Arab, Persia, Turki, Mongol dan Cina.  Di bawah kepemimpinannya kerajaan Timurid mencapai puncak kejayaan ilmu dan budaya. Menjadikan Samarkand dan Bukhara pusat kota budaya dan ilmu pengetahuan terbaik di Asia Tengah bahkan mungkin dunia. Ulug Bek tahu persis bahwa Sang Khalik akan memberi tambahan keuntungan dunia ketika seseorang mengejar keuntungan akhirat sebagaimana ayat 20 surat Asy-Syuraa berikut:

Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat“.

Sayangnya tidak sedikit orang yang tidak senang dengan keberhasilan Ulug Bek. Lawan politiknya termasuk juga anak sulungnya menggulingkan pemerintahannya. Ulug Bek akhirnya terbunuh dalam kudeta berdarah tersebut.

Sejarah berulang, ntah untuk ke berapa kalinya, demi kekuasaan sesama Muslim tega untuk saling menjatuhkan bahkan membunuh.  Sungguh menyedihkan ….      

(Bersambung).

Hidayatullah.com – Megan B Rice hobi membaca. Ia memulai sebuah klub novel roman di platform Discord dan mengunggah ulasan buku di TikTok. Bulan lalu, Rice, yang berusia 34 tahun dan tinggal di Chicago, menggunakan akun media sosialnya untuk menyuarakan krisis kemanusiaan di Gaza.

Saya ingin berbicara tentang keimanan orang-orang Palestina, bagaimana iman mereka begitu kuat, dan mereka masih menemukan ruang untuk menjadikannya sebagai prioritas untuk berterima kasih kepada Tuhan, bahkan ketika segalanya telah diambil dari mereka,” katanya dalam sebuah wawancara.

Beberapa follower Muslim menyarankannya untuk membaca Al-Qur’an, kitab suci agama Islam, untuk mendapatkan lebih banyak pemahaman tentang Islam. Maka Rice, yang tidak dibesarkan dalam lingkungan religius, mengorganisir “Klub Buku Agama Dunia” di Discord, di mana orang-orang dari berbagai latar belakang dapat mempelajari Al Qur’an bersamanya.

Semakin banyak Rice membaca, semakin banyak isi teks yang selaras dengan sistem keyakinannya. Ia menemukan bahwa Al-Qur’an adalah anti-konsumerisme, anti-penindasan, dan feminis. Dalam waktu satu bulan, Rice mengucapkan syahadat, membeli jilbab, dan menjadi seorang Muslim.

Rice tidak sendirian dalam keinginannya untuk merasakan Al-Qur’an. Di TikTok, anak-anak muda AS membaca teks tersebut untuk lebih memahami agama yang telah lama dijelek-jelekkan oleh media Barat, dan untuk menunjukkan solidaritas dengan banyak Muslim di Gaza. Video-video di bawah tagar “quranbookclub” – yang telah ditonton sebanyak 1,9 juta kali di aplikasi ini – menunjukkan para pengguna sedang memegang kitab suci yang baru mereka beli dan membaca ayat-ayatnya untuk pertama kali.

Ada juga yang mencari versi gratisnya secara online, atau mendengarkan seseorang melantunkan ayat-ayat tersebut saat mereka berkendara ke tempat kerja. Tidak semua orang yang membaca Al-Qur’an di TikTok adalah perempuan, tetapi sebagian besar mereka mengikut #BookTok, sebuah sub-komunitas di mana sebagian besar pengguna perempuan berkumpul untuk mendiskusikan buku.

Zareena Grewal adalah seorang profesor di Yale yang sedang mengerjakan sebuah buku tentang kitab suci Islam dan toleransi beragama dalam budaya Amerika. Ia mengatakan bahwa ketertarikan terhadap TikTok ini bukan tidak pernah terjadi sebelumnya.

Setelah peristiwa 9/11, Al-Qur’an menjadi buku terlaris secara instan, meskipun pada saat itu banyak orang Amerika yang membelinya untuk mengkonfirmasi bias yang mereka pegang tentang Islam sebagai agama yang pada dasarnya penuh dengan kekerasan.

Perbedaannya adalah bahwa pada saat ini, orang-orang tidak beralih ke Al-Qur’an untuk memahami serangan 7 Oktober oleh Hamas,” kata Grewal. “Mereka berpaling kepada Al-Qur’an untuk memahami ketangguhan, keimanan, kekuatan moral, dan karakter yang luar biasa yang mereka lihat dalam diri Muslim Palestina.”

Hal itulah yang membuat Nefertari Moonn, seorang wanita berusia 35 tahun dari Tampa Florida, membaca Al Qur’an milik suaminya. Moonn menganggap dirinya spiritual, bukan religius, dan menggambarkan suaminya sebagai seorang Muslim yang tidak taat. “Saya ingin melihat apa yang membuat orang memanggil Allah ketika mereka menghadapi kematian,” katanya. “Melihat bagian demi bagian beresonansi dengan saya. Saya mulai memiliki keterikatan emosional dengannya.

Karena itu, Moonn pun memutuskan untuk bersyahadat, kembali kepada fitrahnya menjadi seorang Muslim.

Saya tidak bisa menjelaskannya, tapi ada kedamaian yang muncul saat membaca Al-Qur’an,” katanya. “Saya merasa ringan, seperti kembali kepada sesuatu yang selalu ada dan menunggu saya untuk kembali.”

Misha Euceph, seorang penulis dan host podcast keturunan Pakistan-Amerika yang mempelajari penafsiran progresif Al-Qur’an, telah menyelenggarakan serial Instagram Qur’an Book Club sejak tahun 2020. Ia mengatakan bahwa tema-tema tertentu dalam teks tersebut sesuai dengan nilai-nilai kaum muda Amerika yang berhaluan kiri.

Al-Qur’an penuh dengan metafora alam dan mendorong Anda untuk menjadi pencinta lingkungan,” kata Euceph. “Al-Qur’an juga memiliki sikap anti-konsumerisme, dalam arti bahwa kita semua adalah penjaga bumi yang tidak boleh menjalin hubungan yang eksploitatif dengan dunia atau sesama manusia.”

Dalam Al-Qur’an, laki-laki dan perempuan adalah setara di mata Tuhan, dan Rice serta para pengguna TikTok lainnya mengatakan bahwa penafsiran mereka terhadap teks tersebut mendukung prinsip-prinsip feminis mereka. Ia juga terlibat dengan penjelasan ilmiah tentang penciptaan, dengan ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang membahas dentuman besar dan teori-teori lainnya.

Biasanya, kita sudah terbiasa dengan komunitas agama yang memerangi ilmu pengetahuan,” kata Rice. “Sekarang saya melihat sebuah agama merangkul sains dan menggunakan teks-teks sucinya untuk mendukungnya.”

Sylvia Chan-Malik sedang berkualiah di sekolah pascasarjana setelah peristiwa 9/11 di tengah-tengah lonjakan kejahatan kebencian terhadap Muslim dan bahasa xenofobia yang digunakan di media. “Saya sangat tertarik dengan apa yang sedang terjadi, membandingkannya dengan sejarah orang Jepang-Amerika setelah Pearl Harbor,” katanya. “Saya mulai mencari tahu sendiri, bertemu dengan orang-orang Islam, dan saya sangat terkejut ketika saya mengerjakan pekerjaan rumah tentang Islam.”

Dalam perjalanannya, Chan-Malik memeluk agama Islam. Dia sekarang menjadi profesor di Rutgers University yang penelitiannya berfokus pada sejarah Islam dan Islamofobia di AS. “Saya memiliki pengalaman yang sangat mirip dengan apa yang terjadi di TikTok sekarang,” katanya. “Pada saat itu, saya bertanya-tanya mengapa orang-orang yang saya temui yang beragama Islam sangat berbeda dengan apa yang saya dengar di berita. Saya tidak pernah mengalami perbedaan yang begitu besar antara persepsi populer dan kebenaran.”

Grewal, profesor dari Yale, percaya bahwa orang sering kali mulai membaca teks dengan harapan dapat mendukung pandangan dunia yang sudah mereka miliki. “Sama seperti orang-orang rasis yang mencari ayat-ayat untuk mengkonfirmasi bias rasial mereka, orang-orang yang berhaluan kiri mencari buku ini untuk mengkonfirmasi pesan-pesan progresif,” katanya. “Setiap kitab suci itu rumit dan mengundang banyak pembacaan,” dan para TikTokers “datang ke teks untuk mencari apa yang mereka harapkan”.

Tumbuh di bawah bayang-bayang peristiwa 9/11, kata Rice, ia menolak Islamofobia dan diskriminasi yang menjadikan warga Muslim Amerika sebagai target. “Sebagai seorang wanita kulit hitam, saya terbiasa dengan pemerintah Amerika yang menyebarkan stereotip berbahaya yang mengarah pada kesalahpahaman yang dimiliki orang-orang di luar komunitas saya,” katanya. “Saya tidak pernah percaya dengan stereotip yang disebarkan tentang komunitas Muslim pasca 9/11, tetapi baru setelah saya mulai membaca Al-Qur’an, saya menyadari bahwa saya telah menginternalisasi kesalahpahaman tersebut, karena saya percaya bahwa Islam adalah agama yang sangat keras dan ketat.”

Membaca Al-Qur’an dimulai sebagai cara Rice menunjukkan empati kepada warga Palestina yang terjebak di Gaza. Kini, hal tersebut telah menjadi bagian penting dalam hidupnya. Tidak semua orang bisa melakukan hal yang sama. “Menurut saya, tidak masalah apa latar belakang agama Anda,” katanya. “Anda bisa menumbuhkan empati kepada seseorang dengan mempelajari bagian paling intim dari mereka, termasuk keyakinan mereka.”

The Guardian

Keberkahan Tanah Palestina.

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. ( Terjemah QS. Al-Isra(17):1-).

Ayat di atas turun sehubungan dengan peristiwa isra dan mirajnya Rasulullah saw dari  Al Masjidil Haram ke  Al Masjidil Aqsha pada tahun ke 10 kenabian. Ayat di atas dengan jelas menerangkan tanah antara ke 2 masjid mulia tersebut adalah tanah yang diberkahi-Nya.  

Menurut Abul Qasim As Suhaily, maksud dari bumi yang diberkahi dari ayat di atas adalah negeri Syam yang meliputi negara Yordania, Suriah, Lebanon dan Palestina. Dan bila kita lihat peta dunia saat ini memang itulah negara-negara yang ada di antara  Al Masjidil Haram di Arab Saudi dan  Al Masjidil Aqsha di Palestina.

Palestina adalah salah satu negara di Timur Tengah yang berbatasan dengan laut Tengah dan sungai Yordan. Palestina berada di lokasi yang strategis di antara negara Mesir, Suriah, Yordania, dan negara-negara jazirah Arab lainnya.

Tidak sedikit ayat Al-Quran maupun hadist yang menyatakan keberkahan tanah Palestina. Di negri inilah berdiri kompleks Masjidil Aqsho yang merupakan kiblat pertama umat Islam. Dan dari Masjidil Aqsho inilah Rasulullah kemudian melakukan perjalanan spektakuler menuju singgasana-Nya di Sidratul Muntaha dimana kemudian shalat 5 waktu diperintahkan. 

Di bumi Syam ini pula diutus para nabi seperti nabi Ibrahim as, nabi Ismail as, nabi Ishaq as, nabi Musa as, nabi Musa as, Nabi Yaqub as, Nabi Luth as, nabi Daud as dan nabi Sulaiman as.

Palestina di bawah kekuasaan kesultanan Turki Utmaniyah selama 400 tahun mengalami masa  kemakmuran. Pembangunan kota dengan kanal-kanal, kolam dan air mancurnya. Pada masa itulah tembok kota Yerusalem dibangun kembali. Ilmu juga berkembang dengan baik. Penduduknya yang merupakan mayoritas Muslim hidup berdampingan secara  baik dengan orang-orang Nasrani dan Yahudi yang terusir dari Spanyol pada peristiwa Reconquista di tahun 1492.

Bahkan beberapa saat sebelum pecahnya perang Hamas-Israel pada 7 Oktober 2023, keberkahan tanah Palestina terlihat jelas dari laporan pandangan mata Abdillah Onim yang dikenal dengan nama bang Onim, seorang relawan Indonesia yang sejak tahun 2009 tinggal di Gaza Palestina. Tanah Palestina sangat subur hingga berbagai macam tanaman seperti kurma, anggur, semangka, strawberry dll dapat berbuah lebat dan besar-besar.

Sementara Muhammad Husein yang juga relawan Indonesia yang tinggal dan menetap di Gaza sejak tahun 2012 menceritakan perasaan hatinya yang damai begitu menginjakkan kaki di bumi tersebut meski sedang berperang sekalipun!

Pada ayat 4 surat At-Tiin, didahului dengan sumpah buah Tin dan buah Zaitun yang merupakan buah yang banyak dijumpai di Palestina, juga bukit Sinai yang ada di tanah tersebut, ditambah dengan Mekah kota yang aman, Allah swt berfirman bahwa Ia telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, dan demi bukit Sinai,dan demi kota (Mekah) ini yang aman, sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.

Rasulullah Muhammad saw yang lahir dan dibesarkan di kota Mekkah, tak syak lagi adalah manusia terhebat sepanjang zaman. Juga para sahabat yang bertempur mati-matian melawan orang-orang musyrik Qurasy Mekah demi mengembalikan tegaknya Tauhid hingga Ka’bah dengan Masjidil Haramnyapun dapat bersih dari kesyirikan. Demikian pula pasukan dibawah khalifah Umar bin Khattab yang berhasil membebaskan Yerusalem dimana berdiri kompleks Masjidil Aqsho dari kekafiran.

Ditambah lagi para tabiin dan tabiut tabiin yang berjuang gigih melawan kekafiran hingga akhirnya Islam dapat menyebar ke separuh belahan dunia. Termasuk penguasa Mesir Sultan Salahuddin Ayyubi yang berhasil membebaskan Yerusalem dari cengkeraman pasukan Salib. Tak dapat dipungkiri betapa hebatnya mereka itu.

Bagaimana dengan penduduk Palestina???

Hari ini kita dapat melihat betapa hebatnya pejuang-pejuang Palestina bertempur menghadapi kejahatan penjajah Zionis Israel yang telah menduduki dan merebut tanah Palestina tempat mereka dan buyut mereka dilahirkan.  Tanpa sedikitpun rasa takut mereka melawan kebiadaban tentara Israel yang didukung sejumlah negara Barat yang notabene adalah kafir.  

Anehnya Barat yang selama ini gembar-gembor dengan misi kemanusiaannya, persamaan hak dalam segala bidang dll, nyatanya memperlihatkan hal yang sebaliknya. Mereka terus mendukung perbuatan biadab Zionis selama 75 tahun, tidak saja dalam hal penjajahan dan perampokan tanah Palestina tapi juga ketika dilakukan genosida!!!

Memasuki pekan ke 5 perang, Gaza yang luasnya hanya 365m2, hanya separuh Jakarta, luluh lantak. Ribuan ton bom yang dijatuhkan tentara Israel setiap hari sepanjang siang dan malam di atas pemukiman penduduk, tempat pengungsian, masjid, gereja bahkan sekolah dan rumah sakit telah membuat syahid nyaris 11 ribu warga Gaza kebanyakan anak-anak, perempuan dan orang-tua. 

Tentu saja para pejuang Palestina tidak tinggal diam. Dengan gagah berani mereka membalas serangan senjata-senjata super modern dan canggih kiriman Amerika Serikat dengan senjata yang mereka miliki. Dan dengan pertolongan Allah swt mereka berhasil menaklukkan senjata-senjata tersebut. Sebaliknya terhadap sandera Israel yang mereka miliki, para pejuang memperlakukan mereka dengan baik.  

Sementara penduduk sipil Gaza, meski mereka banyak kehilangan anggota keluarga dengan penuh kesabaran terus mendukung perjuangan para pejuang. Tawakal itulah modal utama rakyat Palestina termasuk anak-anaknya yang masih kecil sekalipun.  Rakyat Palestina adalah manusia pilihan yang mendapat amanah menjaga kompleks Masjidil Aqsho yang sejatinya merupakan target utama Yahudi dan para kafirun. Untuk itu mereka rela mati demi mempertahankannya meski harus berjuang sendiri.

Hanya kami bangsa Palestina yang tangannya tidak terbelenggu”, demikian mereka berkata menanggapi banyaknya orang dan negara yang membela mereka tapi tidak berani berbuat nyata melawan kejahatan Zionis Israel karena terpasung berbagai kepentingan duniawi.  

Tak salah bila kemudian banyak orang Barat terkagum-kagum dengan semangat juang dan ketahanan mereka. Diantaranya seorang perawat Amerika Serikat yang sempat tertahan di Gaza sebelum perang meletus.

“Andaikan saya memiliki 100 gram kebaikan mereka saya akan mati sebagai orang yang bahagia”, ujar seorang perawat Amerika Serikat yang sempat terjebak di rumah sakit Indonesia Gaza.     

Demikianlah sekelumit tentang keberkahan tanah Palestina.

Jakarta, 13 November 2023.

Vien AM.

Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa). atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfa’at kepadanya? “. (Terjemah QS.Abasa (80):1-4).

Ayat diatas turun di Mekkah sebelum hijrahnya Rasulullah saw. Ketika itu Rasulullah sedang menghadapi sekelompok pemuka Quraisy untuk menyampaikan ajaran Islam. Tiba-tiba datang seorang buta mendekati Rasulullah dan terus menanyakan sesuatu.

Tentu saja Rasulullah merasa terganggu karena Rasulullah sangat berharap para pemuka Quraisy itu mau mendengar paparan beliau mengenai Islam kemudian memeluk Islam dan memerintahkan kaumnya untuk mengikutinya. Tak heran ketika kemudian Rasulullah menanggapi orang tersebut dengan muka yang masam.

Maka dapat dibayangkan betapa terkejutnya Rasulullah ternyata Allah swt menegur beliau melalui ayat 1-4 di atas. Pada ayat 3 di atas Allah swt menerangkan bahwa pemuda buta tersebut datang menemui Rasulullah untuk mempelajari Islam demi untuk membersihkan diri dari segala dosa.   Ini menunjukkan betapa pentingnya membersihkan diri.

“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia shalat”. ( Terjemah QS.Al-‘Ala(87):14-15).

Pertanyaan lain, siapa sebenarnya pemuda buta yang dimaksud Allah swt pada surat Abasa diatas?? Namanya adalah Abdullah bin Ummi Maktum. Ia anak dari saudari Khadijah binti Walid, istri Rasulullah saw. Tidak banyak kisah tentang keponakan Rasul yang buta sejak lahir tersebut.

Namun sejak memeluk Islam ia dikenal sebagai pribadi yang taat. Buta tidak menjadi penghalang baginya untuk berperang menghadapi musuh-musuh Islam. Pada perang  Qadariyah yang dipimpin panglima Saad bin Abi Waqqash, ia menjadi salah satu pemegang panji Islam.

Dengan membawa bendera hitam dan memakai baju perang Abdullah berperang dengan gagah berani. Namun setelah kepulangannya dari peperangan tersebut, di Madinah ia wafat.

Abdullah bin Ummi Maktum ternyata tidak hanya ditakuti musuh nyata tapi juga iblis. Diriwayatkan ketika  Abdullah bin Ummi Maktum dalam perjalanan menuju masjid, ia tersandung batu hingga terluka dan mengeluarkan darah yang cukup banyak. Akan tetapi Abdullah tetap melangkahkan kaki ke masjid.

Menariknya, setelah kejadian tersebut setiap hari ada orang yang selalu membantunya berjalan menuju masjid. Beberapa kali Abdullah menanyakan nama orang tersebut dengan maksud agar dapat ia mendoakannya. Namun tidak pernah dijawab.

Hingga suatu hari orang tersebut menjawab, “Wahai Abdullah Ummi Maktum, ketahuilah sesungguhnya aku adalah iblis.”

Abdullah tersentak, “Kalau memang iblis, mengapa engkau menolong dan mengantarku ke masjid? Bukankah seharusnya engkau mencegahku ke sana?”

Iblispun menerangkan bahwa ialah yang suatu hari menjegalnya hingga jatuh dan terluka, dengan harapan Abdullah membatalkan niatnya shalat di masjid. Namun nyatanya tidak. Oleh sebab itu Allah mengampuni separuh dosa Abdullah. Maka sejak itu ia bersumpah akan menjaganya agar tidak terjatuh karena khawatir Allah swt akan mengampuni dosanya yang separuh lagi. “ Maka, sia-sialah kami setan menggodamu selama ini,” lanjut iblis tersebut.

Selain diberi tugas Rasulullah sebagai muadzin Abdullah bin Ummi Maktum juga pernah mendapat kehormatan menjadi imam shalat, yaitu ketika Rasulullah berperang bersama sahabat yang lainnya. 

Kebersihan hati itulah kekuatan Abdullah bin Ummi Maktum. Buta matanya tidak menghalangi kemampuannya untuk melihat kebenaran. Yaitu melalui kebersihan hati yang telah dimilikinya sebelum Islam datang dan mengantarkannya melihat keindahan ajaran ini. Bagi Abdullah tidak ada yang lebih penting dan lebih indah daripada menemui Sang Khalik di surgaNya. Itu sebabnya tidak ada sedikitpun rasa takut mati dalam hatinya.

Inilah yang terjadi dengan para mujahidin dari zaman awal keislaman hingga detik ini, yaitu dengan apa yang diperlihatkan para mujahidin Palestina saat ini.    

Sebagaimana kita ketahui Zionis Israel sejak 7 Oktober 2023 secara membabi buta memborbardir Gaza dengan alasan membalas serangan Hamas yang tiba-tiba di hari tersebut. Maka Gaza yang hanya seluas separuh Jakarta itupun hancur lebur rata dengan tanah. Bangunan rumah penduduk, kantor, sekolah, masjid, gereja bahkan rumah sakitpun tidak luput dari amukan Zionis. Memasuki pekan ke 4, tercatat lebih dari 9 ribu korban wafat sebagian besar anak-anak, perempuan dan orang-tua.

Namun Hamas yang merupakan faksi perjuangan terbesar Palestina bersama beberapa organisasi Palestina lain dengan gagah berani terus berjuang melawan kebiadaban Zionis Israel. Tanpa sedikitpun rasa takut mereka bergerilya demi memperjuangkan kemerdekaan negara yang telah dijajah selama 75 tahun.

Tidak hanya sekali ini Hamas yang berkedudukan di Gaza yang menyerupai penjara terbuka terbesar di dunia berjuang keras melawan penjajah yang berbuat sewenang-wenang terhadap penduduk asli Palestina. Untuk melawan Zionis Israel yang untuk kesekian kalinya berusaha mengenyahkan/genosida orang-orang Palestina yang dimuliakan Sang Pencipta untuk menjaga kompleks Masjidil Aqsho dan tanah Palestina hingga perang akhir zaman nanti.   

Ironisnya ada sejumlah orang yang mengaku Islam malah membela penjajah Zionis Israel dan menyalahkan Hamas. Orang-orang ini punya mata dan telinga yang normal namun tidak mampu melihat kejahatan Zionis Israel yang sudah sangat keterlaluan selama puluhan tahun.

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai“. ( Terjemah QS. Al-Araf(7):179).

Kebersihan hati, inilah tampaknya yang tidak mereka miliki. Kebersihan hati tidak akan mampu menembus orang yang berlebihan dalam memandang dan mencintai dunia dengan segala harta dan kemewahannya. Hati orang yang demikian akan menjadi kotor dan menghalanginya merasakan kepedihan dan penderitaan orang lain. Hati dan pikirannya hanya terpusat bagaimana harta benda dapat menyenangkan dan memuaskan diri dan keluarganya.  Ia tidak peduli apalagi mempunyai rasa empati terhadap orang yang dalam kesusahan.

Hati yang kotor atau hati yang penuh prasangka buruk yang disebabkan cinta dunia yang berlebihan ini bila terus dipelihara pada akhirnya akan melahirkan sikap takut mati. Orang yang demikian tidak akan mau melaksanakan perintah jihad demi melawan kebathilan. Celakanya lagi label munafikpun akan mengikutinya. Padahal Allah swt telah menyediakan orang munafik  neraka yang paling dalam, yaitu dasar neraka, di akhirat nanti.    

Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka”. (Terjemah QS.An-Nisa(4:145).

Sebaliknya di sejumlah negara Barat atas nama kemanusiaan, orang berbondong-bondong menyatakan keberpihakannya kepada Palestina, bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Begitulah sikap orang yang masih memiliki hati yang bersih. Hati yang bersih seperti Abdullah bin Ummi Maktub yang bisa jadi dapat membuka mata mereka akan kebenaran dan keindahan Islam. Berikut pengakuan beberapa warga Amerika yang tertarik mempelajari Al-Quran karena penasaran dengan ketegaran penduduk Gaza.

Apalagi ketika mereka mendengar sendiri pengakuan beberapa orang yang sempat disandera Hamas. Yocheved Lifshitz, seorang perempuan Israel usia 85 tahun dalam sebuah wawancara media Israel mengatakan bahwa ia diperlakukan dengan baik selama dalam penyanderaan.

“Mereka memperlakukan kami dengan baik. Makanan kami sama dengan makanan mereka, mereka menyiapkan dokter bagi yang membutuhkan”, jawabnya atas pertanyaan mengapa ia bersalaman dengan yang menyanderanya di hari ia dibebaskan. Jawaban yang membuat kesal yang mewawancarainya. Dengan rasa kecewa Litchtz juga mengungkapkan bahwa para sandewa dikambing-hitamkan pemerintahannya.

Demikian pula cerita seorang sandera perempuan Israel usia 21 tahun. Ia mengatakan bahwa Hamas memperlakukannya dengan baik. Bahkan tangannya yang terluka kena tembakan telah di operasi oleh dokter di Gaza.

Yang juga membuat jengkel sebagian warga Israel adalah kenyataan Zionis Israel yang tanpa ampun terus membombardir Gaza tidak peduli nasib dan dampak buruk lebih 200 warganya yang disandera Hamas. Bahkan dikabarkan ada yang tewas disebabkan serangan mereka sendiri.

Akhir kata, semoga para yahudi pesek dapat mengambil hikmahnya untuk segera membersihkan hati dari segala kotoran, menyadari kesalahan, bertaubat dan kembali ke jalan lurus aamiin.

Wallahu ‘alam bi shawwab.

Jakarta, 4 November 2023.

Vien AM.