Namun yang mengejutkan, penelitian terakhir melaporkan bahwa Tutankhamon kemungkinan besar bukan putra pasangan Akhenaton dan permaisuri Nefertiti, namun dengan adik kandung Akhenaton sendiri ! Cacat fisik yang diderita fir’aun muda tersebut dan terdeteksi melalui pemeriksaan CT scan membuktikan bahwa ia lahir dari produk incest, alias hubungan seks antara saudara kandung.
“Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”,(QS.An-Nisa(4):23).
Zulkarnaen memang hidup jauh sebelum Al-Quran diturunkan. Tetapi sebagai seorang hamba yang dikisahkan Al-Quran sebagai sosok yang diagungkan-Nya rasanya sungguh mustahil berbuat zalim, meski pada zaman itu perkawinan antar anggota keluarga adalah hal yang lazim saja, terutama antar anggota kerajaan.
Kabar terbaru, Februari 2010, mummi Akhenaton telah ditemukan. Mummi ini sebenarnya telah lama ditemukan, yaitu pada tahun 1907, lagi2 di Wadi Al-Mulk. Namun baru pada tahun 2005-2009 diteliti oleh tim khusus melalui pemeriksaan DNA. Dan kesimpulannya, mummi tersebut adalah mummi Akhenaton yang selama ini dianggap raib itu.
Bagaimana dengan orang mukmin dari keluarga fir’aun yang hidup di masa nabi Musa as, pada ayat 28 surat Al-Mukminin, yang pernah dianggap sebagai Zulkarnaen? Fir’aun mana yang dimaksud ayat tersebut? Betulkah firaun yang mengejar nabi Musa ketika melintasi laut dan akhirnya ditenggelamkan-Nya?
Sejak lama orang Barat beranggapan bahwa fir’aun yang dimaksud adalah Ramses II. Ini berdasarkan pendapat seorang pendeta Yahudi yang hidup pada tahun 300 an SM, jauh sebelum ditemukannya mummi fir’aun tersebut. Mummi baru ditemukan pada tahun 1881 M di Wadi Al-Mulk. Namun sejak tahun1960-an dengan makin majunya ilmu pengetahuan, para arkeolog mulai meragukan kebenaran hal tersebut.
Adalah Maurice Bucaille, seorang dokter Perancis yang meminta agar pemerintahnya ‘meminjam’ mumi Ramses II yang disimpan di museum Kairo untuk diteliti melalui CTscan dinegaranya. Dari hasil penelitian inilah disimpulkan bahwa Ramses II adalah Pharaoh the Exodus atau fir’aun yang hidup di zaman nabi Musa as. Ini karena banyaknya kadar garam yang ditemukan dalam tubuh mumi tersebut.
Disimpulkan bahwa fir’aun yang tenggelam di laut Merah ini segera dimumikan dan dimakamkan di Wadi Al-Mulk, makam para fir’aun, begitu jenazahnya ditemukan mengambang di tepi laut.
“ Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami”.(QS.Yunus(10):92).
Kabarnya, temuan yang sangat cocok dengan ayat diatas inilah yang kemudian membuat Bucaille, sang dokter Perancis Nasrani tersebut, memeluk Islam. Subhanallah .. Meski di belakang hari, akibat pendapat dan buku2nya yang cenderung selalu mengaitkan Islam dengan sains yang dianggap berlebihan, membuat sebagian ulama meragukan ke-islam-annya itu. Karena sains, bagaimanapun bisa keliru dan terus berkembang. Sementara ayat Al-Quran adalah abadi. Sains yang harus mengikuti Al-Quran bukan sebaliknya.
Seperti juga temuan-temuan mumi fir’aun yang bisa saja keliru, Istri Ramses II, contohnya. Sains menyatakan bahwa Nefertari dan Isisnefret adalah permaisuri Ramses II. Dikatakan bahwa Nefertari memiliki 5 anak lelaki dan 4 anak perempuan. Sedangkan Isisnefret mempunyai 3 anak lelaki dan 2 anak perempuan.
Padahal Islam menyakini bahwa Asiah binti Muzahim, permaisuri kesayangan fir’aun yang hidup di zaman nabi Musa as, tidak memiliki seorangpun anak. Itu sebabnya ia memohon suaminya agar mau mengambil Musa menjadi anak angkat mereka. Yang saking sayangnya terhadap permaisurinya ini fir’aun rela menahan amarahnya ketika anak angkatnya merenggut janggutnya. Janggut yang merupakan lambang kehormatannya sebagai penguasa tertinggi. Hebatnya lagi, dikisahkan bahwa Asiah tetap ‘virgin’ hingga akhir hayatnya karena Allah swt melindunginya dari kekuasaan fir’aun zalim tersebut, sebagai seorang suami.
Disamping itu Ramses II dikenal sebagai penguasa Mesir tersukses. Ia dianggap adil dan bijaksana. Selama kekuasaannya Mesir mencapai puncak kejayaan. Kekuasaannya sangat luas dan kekayaannya melimpah. Tulisan yang tergores di patung Obelisk yang berdiri tegak di Place de la Concorde, bundaran termegah dan terkenal di Paris, adalah salah satu buktinya.
« Ramses, penakluk seluruh rakyat asing, raja dari segala raja. Ramses yang menaklukan jutaan manusia, memerintahkan agar seluruh dunia tunduk kepada kekuasaannya, tunduk berdasarkan suara ayahnya, Amon ».
Amon adalah dewa tertinggi, tuhannya orang Mesir kuno. Obelisk sendiri adalah tugu khas Mesir. Pemerintah Mesir menghadiahkan obelisk ini kepada pemerintah Perancis pada era Napoleon Bonaparte berkuasa.
Atau mungkinkah ayat berikut dimaksudkan bagi Ramses II, penguasa terbesar Mesir tersebut?
“ Musa berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir`aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya Tuhan kami akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksan yang pedih.”(Yunus(10):88).
Sementara Al-Quran juga menceritakan bagaimana pada suatu waktu fir’aun ini pernah memerintahkan agar para bayi lelaki yang lahir segera dibunuh karena takut akan ramalan bahwa ia bakal terguling karena adanya bayi tersebut.
“Sesungguhnya Fir`aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir`aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan”.(QS.Al-Qashsosh(28):4).
Alangkah indahnya bila saja para cendekiawan Muslim bersatu membuat penelitian ilmiah dengan dasar dan pegangan Al-Quran untuk menggali segala macam peninggalan sejarah di dunia ini, termasuk para fir’aun dan orang-orang yang diabadikan-Nya, baik maupun buruk. Peninggalan Karun misalnya ..
“ Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: “Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri“.(QS.Qashash(28):76).
Bila peninggalan Tutankhamon saja bisa sebegitu hebohnya, bisa membuat dunia terkagum-kagum dan menjadi ladang emas bagi penemunya, padahal Al-Quran tidak mengabadikannya, bagaimana dengan Karun, yang bahkan kunci-kunci gudangnya saja sampai harus dipikul sejumlah orang kuat ….
Peninggalan tersebut kabarnya memang telah ditemukan yaitu di Al-Fayyum, sekitar 150 km di barat daya Kairo. Tempat ini berdekatan dengan danau Qarun. Namun temuan tersebut masih sangat minim, mengingat Allah swt mengabadikannya dalam Al-Quran.
Adalah tugas kita sebagai Muslim yang mewarisi Al-Quran, yang dipercaya menerima kabar ghaib itu langsung dari Sang Khalik. Agar mencari, menggali, meneliti dan membuktikan kebenaran ayat-ayat-Nya.
Wallahu’alam bish shawwab.
Jakarta,9 Agustus 2012.
Vien AM.
Leave a Reply