Feeds:
Posts
Comments

Archive for November, 2012

Terbunuhnya Muhammad Merah, pemuda yang dicap sebagai teroris Islamiste karena telah membunuh beberapa orang Yahudi dan militer di Toulouse beberapa bulan lalu, ternyata berbuntut panjang. Kali ini konflik keluarga yang membuat kasus ini makin kusut.

Betapa tidak, kakak lelaki Merah, Abdulghani, yang selama ini tidak dikenal umum, tiba-tiba muncul dan meluncurkan buku berjudul “Mon frère, ce terroriste “ yang berarti “ Saudara saya, teroris itu”, buku buah karangannya sendiri. Dalam buku tersebut ia menceritakan bahwa adiknya adalah korban kebencian keluarga besarnya terhadap Yahudi.

Untuk membuktikan kebenaran ceritanya ini, ia sengaja mengajak seorang reporter TV untuk menemui adik perempuannya, Souad Merah. Ia kemudian memancing adiknya itu dengan pertanyaan seputar adik mereka. Dengan modal kamera tersembunyi, maka terekamlah bagaimana reaksi dan perasaan adik perempuannya ini terhadap tindak tanduk Merah, adik lelaki yang diakuinya sangat disayanginya itu.

“ Saya bangga terhadapnya, ia telah bertempur sampai akhir !”, katanya emosional. Hasil potongan rekaman candid camera inipun lalu disebar dan diputar berulang kali di televisi nasional.

Selanjutnya mudah ditebak, sang penulis baru tersebutpun langsung diundang stasiun televisi bersangkutan dan diwawancarai  dengan bermacam pertanyaan seputar kegiatan adiknya dan keterlibatan keluarga besarnya. Rupanya lelaki yang beristrikan perempuan Perancis Yahudi ini menyimpan sakit hati terhadap keluarganya, karena perkawinannya tersebut ditentang.

Dengan tegas, ia berkata bahwa keluarga besarnyalah yang harus bertanggung-jawab atas prilaku adiknya. “ Semua keluarga Arab, sejak kecil telah dididik untuk membenci Yahudi”, “Keluarga kami adalah keluarga antisemit, yang membenci tidak saja Yahudi tapi juga orang Perancis”, katanya sengit.

Lebih menyedihkan lagi, dengan lancangnya ia juga menuduh tanpa bukti jelas bahwa itu semua adalah ulah kaum Salafis. Tampak kebencian dan dendam telah berhasil menguasai lelaki yang telah bertekuk lutut di hadapan perempuan yang menurut ajaran Islam jelas-jelas dilarang dikawininya. Meski ada juga sebagian ulama yang menyatakan hukumnya bukan haram tapi makruh bila memang tidak ada lagi Muslimah yang dapat dinikahi. Perbedaan ini disebabkan penafsiran terhadap kaum Musyrikin.

“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mu’min lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mu’min) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mu’min lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran”.( QS. Al-Baqarah(2):221).

Allah swt berfirman bahwa ahli kitab yaitu kaum Nasrani dan Yahudi adalah kafir, karena mereka telah mempersekutukan-Nya (syirik). Allah azza wa jalla juga menerangkan bahwa orang kafir itu terdiri atas 2 bagian besar, yaitu orang musrik dan ahli kitab.

Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata, “(QS.Al-Bayyinah)98):1).

Yang pasti, menikahi perempuan atau lelaki dari kaum yang tidak seiman pasti akan melahirkan banyak masalah. Pada kasus saudara Merah diatas, tanpa rasa malu apalagi bersalah, ia mengatakan bahwa ibu kandungnya sampai mengancam akan bunuh diri bila ia sampai membicarakan masalah keluarganya ini di depan umum. Namun ia tidak mempedulikan hal itu. Padahal Islam mengajarkan bagaimana berprilaku terhadap ke dua orang-tuanya. “Saya siap untuk dibuang dan dijauhi keluarga”, katanya dengan nada minta dikasihani, khilaf, sebenarnya siapa yang patut dikasihani.

Lagi pula atas dalil apa ia berani mengambing-hitamkan kaum Salafis. Tidak ada dalil dalam Islam yang membolehkan membunuh sesama manusia tanpa alasan yang jelas. Permusuhan antara Yahudi dan kaum Muslimin bukanlah permusuhan pribadi. Islam diturunkan untuk menegakkan keadilan dan memerangi kezaliman.

Yahudi sejak dulu, jauh sebelum Islam datang,  terbukti sering berbuat kerusakan dan kezaliman. Tak terhitung berapa banyak musuh yang dimilikinya. Bahkan Benyamin Franklin, salah satu pendiri Amerika Serikat, yang pernah menjadi anggota Freemason, pernah meramalkan kerusakan yang akan dialami Amerika bila mereka tetap ‘berteman baik’ dengan Yahudi. Ramalan tersebut ditulis berkenaan dengan Rencana Undang-Undang Negara tahun 1789 dan dimuat di Charles Pinsky Journal, South Carolina. Teks asli tersebut hingga kini bisa ditemukan di Franklin Institute Philadelphia, AS. ( Sumber : Eramuslim Digest Edisi
Koleksi 4).

Berapa banyak nabi dan utusan Allah yang mereka bunuh dan aniaya. Lebih parah lagi, kerusakan yang mereka perbuat bukan hanya terhadap sesama manusia namun juga terhadap Tuhannya ! Beraninya mereka mengubah-ngubah kitab suci dan menyembuyikan kebenaran.

“ Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui”.(QS.Al-Baqarah(2);146).

Kerusakan dan kezaliman itu tetap mereka perbuat hingga detik ini. Rakyat Palestina adalah contoh nyatanya. Yahudi dengan Zionisnya telah berbuat semena-mena terhadap mereka. Setiap hari setiap saat ada saja rakyat Palestina yang dianiaya dan dibunuh. Listrik dan air bersih sangat dibatasi. Secara sengaja pemerintahan penjajah tersebut memperlakukan rakyat Palestina secara berbeda dengan rakyat Yahudi. Ini yang membuat Muslim sedunia membenci pemerintahan Israel.

Namun Barat yang notabene memegang kekuasaan dunia saat ini tidak pernah mau tahu. Di mata mereka, Israel selalu benar dan wajib dibela. Sementara Palestina dan Islam adalah kumpulan orang barbar, teroris yang harus ditekan dan dienyahkan. Ntah atas dasar apa mereka beranggapan demikian buruknya. Padahal merekalah yang selama ini gencar memproklamirkan diri sebagai bangsa beradab yang menjunjung tinggi demokrasi, toleransi dan keadilan.

Jadi jelas, pernyataan Abdulghani mengenai Salafis adalah fitnah, adu domba antar Muslim yang sama sekali tidak lucu. Ini masih ditambah lagi dengan adanya indikasi sejumlah remaja yang menganggap perbuatan Muhammad Merah membunuh orang Yahudi adalah perbuatan mulia !

Kontan hal ini menjadi pembicaraan hangat para politikus Perancis. Manuel Valls, mentri dalam negri dan kebudayaan Perancis yang keturunan Spanyol itu dituduh tidak becus mengurus keamanan dalam negri. Kebijaksanaan terakhirnya agar status kewarganegaraan bagi kaum imigran dipermudah akhirnya juga memancing reaksi partai lawan.

« Kewarganegaraan Perancis telah di obral « , protes keras Marine Le Pen yang dikenal sangat anti Islam. Nyatanya, memang imigran di Perancis kebanyakan berasal dari negara-negara jajahan Perancis, yaitu Aljazair, Maroko dan Tunisia yang mayoritas Muslim.

Inikah skenario Sang Khalik dalam meluaskan perkembangan Islam ? Wallahu’alam. Yang pasti, bulan September lalu umat Islam patut bersyukur. Sebuah departemen baru dengan nama “L’art Islam” telah diresmikan menjadi salah satu departemen di Musee Du Louvre, museum terbesar dan bergengsi di Perancis, bahkan mungkin di dunia. Tidak tanggung-tanggung, yang meresmikanpun orang no 1 Perancis, yaitu presiden François Hollande. Yang dalam pidato sambutannya sangat menghargai Islam yang diakuinya pernah menjadi kiblat Barat di masa lalu. ( Kabar terakhir, Perancis merupakan negara Barat pertama yang menyetujui Palestina masuk sebagai anggota PBB tidak tetap).

Berbagai peninggalan seni di pamerkan di museum ini.  Potongan-potongan kaligrafi, bejana, piring,   vas, karpet dan lain-lain memenuhi ruangan yang di beri atap bergelombang indah ini. Tak ketinggalan sejarah penyebaran Islam juga dipaparkan melalui video dan skema. Berbagai model tulisan “Bismillahi Rahmani Rahim” dalam huruf-huruf Arab muncul bergantian melalui video, menghiasi dinding di sisi tangga. Demikian pula cara membaca huruf-huruf Arab dalam Al-Quran. Subhanallah …

Meski pada kenyataannya isi departemen seni Islam ini agak janggal. Karena sebagian besar peninggalan seni yang diperlihatkan dan dipamerkan di museum tersebut  adalah keramik berbagai bentuk dengan hiasan gambar-gambar mahluk hidup. Padahal kita tahu bahwa Islam melarang penggambaran seperti itu. Banyak hadist yang menerangkan hal ini, diantaranya adalah :

Dari Ibnu Abbas Radiyallahu ‘anhu : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda : “Siapa yang membuat satu gambar di dunia, dia dibebani (disuruh) untuk meniupkan ruh pada gambar itu dan ia bukan peniupnya (tidak akan mampu meniup ruh untuk menghidupkan gambar tsb, red)”. (Muttafaqun ‘alaihi).

Sebagian besar barang yang dipamerkan tersebut, menurut catatan yang tertulis di bawahnya,   diambil di sekitar Iran-Irak di abad 7- 10. Kelihatannya pengaruh Syiah yang banyak mendominasi isi museum tersebut. Lukisan yang diambil dari buku Syiah, book of divination “Fal”, tentang imam Reza yang sedang melindungi rakyat dalam perjalanan laut adalah contohnya. Di gambar itu imam Reza terlihat sedang duduk di atas kudanya sambil melemparkan panah ke arah mahluk berbentuk ajaib,  syetan.

Bahkan potongan-potongan patung kepala mirip yang sering ada di candi dan pura Budha dan Hindupun banyak dipajang di museum ini. Jelas, tempat ini bukan tempat yang tepat untuk belajar tentang Islam yang benar. Sama dengan tidak benarnya melihat Islam hanya dari pemeluknya, terutama bila pemeluk tersebut tidak mengerti ajarannya sendiri.

Namun bagi orang yang mau berpikir jernih, bagaimanapun keberadaan departemen baru ini pasti akan membuka mata mereka, bahwa  Islam sangat patut untuk dipelajari.

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.(QS.Al-Alaq(96):1-5).

Wallahu’alam bi shawwab.

Paris, 24 November 2012.

Vien AM.

Read Full Post »

http://haluanpalestin.haluan.org.my

Seorang jurnalis dan pengarang yang berasal dari Belgium, Michel Collon, mengecam media Eropah kerana sikap mereka yang telah berabad-abad berbohong kepada masyarakat awam semata-mata untuk memberi sokongan kepada negara haram Israel. Melalui buku beliau yang bertajuk Israel, let’s talk about it, Collon telah menyenaraikan “10 pembohongan besar” yang telah disebarkan oleh media Barat bagi “menjustifikasi kewujudan dan tindakan-tindakan kejam rejim Zionis Israel”.

Berikut adalah pembohongan-pembohongan yang dimaksudkan:

1. Pembohongan pertama adalah bahawa negara haram Israel tertubuh sebagai reaksi kepada pembunuhan beramai-ramai kaum Yahudi ketika peperangan dunia kedua. Dakwaan ini sangat tidak betul, kerana penubuhan Israel pada hakikatnya adalah sebuah perancangan tirani yang kejam dan otokratik, yang telah dipersetujui oleh Kongres Zionis yang pertama di Basel, Switzerland pada tahun 1897. Dari sinilah puak-puak nasionalis Yahudi memutuskan untuk menakluk dan menzalimi Palestin.

2. Justifikasi kedua bagi mereka mendirikan negara haram Israel adalah bahawa kaum Yahudi kembali ke bumi nenek moyang mereka, dari mana mereka telah dihalau pada tahun 70 A.D. Ini hanyalah satu cerita dongeng! Collon telah berbincang dengan beberapa orang tokoh sejarah Israel, termasuklah Shlomo Sand, dan mereka semua percaya bahawa tidak pernah berlaku pemindahan beramai-ramai kaum Yahudi. Jadi “kembali ke bumi asal” adalah suatu yang tidak benar. Mereka yang menetap di Palestin pada zaman lampau tidak pernah meninggalkan bumi itu.

Malahan keturunan Yahudi yang berasal dari Palestin adalah mereka yang sekarang ini tinggal di Palestin. Mereka yang mendakwa untuk kembali ke bumi Palestin adalah sebenarnya berasal daripada Barat, Eropah Timur dan Afrika Utara.

Shlomo Sand menegaskan bahawa tidak pernah wujud sebuah negara Yahudi. Malahan, puak-puak Yahudi tidak pernah mempunyai persamaan dalam sejarah, bahasa mahupun budaya. Satu-satunya perkara yang mempunyai persamaan antara mereka adalah agama, dan agama tidak membentuk sebuah negara.

3. Pembohongan ketiga adalah bahawa ketika pendatang-pendatang Yahudi memasuki dan menduduki Palestin, bumi tersebut merupakan sebuah negara yang “kosong’ dan tidak diduduki. Sesungguhnya terdapat dokumen-dokumen dan bukti-bukti yang mengesahkan terdapat transaksi mengekspot barangan pertanian daripada Palestin ke negara-negara luar, termasuk Perancis, dalam abad ke sembilan belas.

4. Keempat, ada pihak yang mendakwa bahawa rakyat Palestin meninggalkan negara mereka secara sukarela. Ini adalah satu lagi pembohongan besar yang dipercayai ramai, termasuklah Collon sendiri, sehinggalah tokoh-tokoh sejarah Israel seperti Benny Morris dan Ilan Pappe menyatakan bahawa warga Palestin telah dihalau dan dihapuskan dari tanahair mereka melalui kekerasan, jenayah dan kekejaman.

5. Dikatakan bahawa negara Zionis Israel yang wujud hari ini adalah satu-satunya negara yang mengamalkan demokrasi di Timur Tengah, jadi negara itu harus dilindungi kerana ianya adalah sebuah negara yang menegakkan undang-undang.

Tetapi menurut Collon, bukan sahaja Israel sebuah negara yang tidak menegakkan undang-undang, malahan Israel juga adalah satu-satunya negara yang tidak mempunyai undang-undang yang dapat menjelaskan di mana wilayah dan sempadan negaranya.

Semua negara di dunia ini mempunyai undang-undang atau konstitusi yang memberi denifisi jelas berkenaan wilayah dan sempadan negara mereka, tetapi perkara ini tidak pernah wujud bagi negara Israel. Israel hanyalah sebuah projek penaklukan yang berkembang tanpa mengenal sempadan, dan undang-undang yang ada bagi negara tersebut benar-benar berbentuk perkauman. Menurut undang-undang mereka, Israel adalah sebuah negara untuk Yahudi dan penduduk Israel yang bukan daripada keturunan Yahudi tidak diiktiraf sebagai manusia. Adakah undang-undang seperti ini membentuk sebuah demokrasi?

6. Amerika dikatakan cuba menegakkan demokrasi di Timur Tengah dengan membantu dan mempertahankan negara Israel. Kita semua maklum bahawa bantuan kewangan tahunan Amerika kepada Israel mencecah sehingga USD 3 bilion. Dana ini sebenarnya digunakan untuk menghancurkan negara-negara yang berjiran dengan Israel.

Amerika tidak pernah menegakkan demokrasi di Timur Tengah, mereka mungkin hanya membantu mengukuhkan pemerintah yang sedia ada dan penguasaan kekayaan minyak di wilayah tersebut.

7. Mereka mendakwa Amerika membantu usaha mencapai persetujuan dalam perjanjian antara Israel dan Palestin. Ini juga suatu yang tidak benar dan pembohongan. Mantan Ketua Polisi Luar Kesatuan Eropah, Javier Solana pernah menyebut bahawa Israel adalah negara yang ke-21 dalam Kesatuan Eropah. Industri pertahanan Eropah bekerjasama dengan industri pertahanan Israel dan malahan membantu mereka dari segi kewangan. Tetapi apabila rakyat Palestin memilih pemerintah kerajaan mereka, negara-negara Eropah tidak mahu mengiktirafnya dan membenarkan Israel menyerang dahsyat bumi Gaza.

8. Apabila seseorang bercakap tentang perkara-perkara seperti ini dan juga sejarah pergolakan Israel dan Palestin, apabila seseorang mendedahkan kepentingan Amerika terhadap isu ini, dia akan didakwa sebagai anti-semit untuk memberi tekanan supaya beliau menutup mulut.

Tetapi kita harus menyebut bahawa bilamana kita mengkritik Israel, itu bukanlah suatu bentuk perkauman atau anti-semitism. Kita mengkritik sebuah kerajaan yang tidak mengiktiraf persamaan antara pemganut-penganut Yahudi, Kristian dan Islam, dan seterusnya menghapuskan keharmonian di kalangan penganut-penganut agama yang berbeza.

9. Media massa juga mendakwa bahawa rakyat Palestin melakukan jenayah dan keganasan. Kita percaya bahawa penaklukan secara kejam yang dilakukan oleh tentera Israel adalah sebenarnya satu jenayah dan keganasan, begitu juga dengan polisi mereka merampas tanah dan rumah-rumah milik rakyat Palestin adalah satu keganasan yang nyata. Rakyat Palestin hanyalah mempertahankan hak dan bumi milik mereka daripada jenayah dan keganasan Israel.

10. Ramai yang mengatakan bahawa tidak ada langsung harapan untuk menyelesaikan konflik ini, dan tidak akan ada penyelesaikan terhadap kebencian yang terbentuk akibat aksi-aksi ganas Israel dan sekutunya.

Percayalah di sana ada satu penyelesaian. Salah satu perkaya yang dapat menghentikan konflik ini adalah dengan memberi tekanan terhadap Israel, Amerika, Eropah dan sekutu-sekutu mereka yang lain. Media massa perlu diberi tekanan supaya memberitakan apa yang benar dan menghentikan pembohongan.

Gunakan internet dan apa sahaja media yang ada bagi menyebarkan perkara yang sebenarnya berkenaan Palestin dan apa yang berlaku di sana.

Dicopi dari :
Paris, 19 November 2012.
Vien AM

Read Full Post »

7 bulan telah berlalu sejak peristiwa kontroversial Muhamnad Merah. François Hollande telah terpilih menjadi presiden Perancis menggantikan Nicolas Zarkozy yang diakhir pemerintannya makin memperlihatkan keberpihakannya pada Yahudi.

Tampaknya himbauan sekitar 700 ‘masjid’ di Perancis agar kaum Muslimin mengggunakan hak pilihnya  benar-benar didengar. Dan tentu saja, atas izin-Nya, Perancis telah memiliki pemimpin  baru yang diharapkan lebih ‘menjanjikan’’. Sekedar info,  Perancis saat ini memang dikabarkan telah memiliki  ribuan masjid. Namun sebenarnya masjid tersebut kalau di tanah air kita hanya patut disebut musholla atau langgar. Masjid sebagaimana masjid yang kita kenal dapat dihitung dengan jari tangan.

Contohnya adalah ‘masjid’ di jalan Myrha di Paris 18. Di sekitar masjid ini ada masjid lain yang berdiri tidak begitu berjauhan.  Sejak beberapa tahun belakangan, kedua masjid kecil ini tidak mampu memuat umat Islam yang ingin mendirikan kewajiban shalat Jumat. Akibatnya jamaahpun tumpah ruah ke jalan-jalan di antara dua masjid tersebut.

Ini yang akhirnya membuat pemerintah mengeluarkan larangan shalat di jalanan. Sebagai gantinya pemerintah menawarkan sebuah bekas gudang besar untuk digunakan shalat Jumat. Sayangnya, lokasi yang ditawarkan tersebut jauh dari tempat tinggal Muslim di daerah Paris 18 ini. Demikian pula, masjid Agung Paris atau Grande Mosquee de Paris yang terletak di Paris 5.

Tak dapat dipungkiri, perkembangan Islam di Perancis memang sangat pesat. Sama sekali tidak sebanding  dengan jumlah masjid yang ada. Masjid sebagai rumah ibadah jelas merupakan kebutuhan yang tak dapat diabaikan. Dengan alasan laicite, pemerintah tidak boleh memberikan bantuan keuangan untuk pembangunan peribadatan agama apapun. Untuk itu kaum Muslimin harus mencari dana sendiri.

Itu sebabnya, setiap Jumat selalu ada himbauan dari masjid agar kaum Muslimin mau mengulurkan tangan. Suami saya menceritakan, di ‘masjid tenda’ tempat ia biasa mendirikan shalat, selalu ada saja jamaah yang menginfakkan dana yang sangat besar untuk pembangunan masjid ini. Tidak tanggung-tanggung, 1000 euro per orang ! Subhanallah ..

Namun demikian, tetap saja membangun masjid bukan hal semudah membalik tangan. Ntah berapa banyak masjid yang tersendat-sendat penyelesaiannya meski dana sudah mencukupi. Grand Mosque di Toulouse adalah salah satu contohnya. Sejak 2 tahun lalu masjid ini sebenarnya tinggal menanti finishing setelah 5 tahun pembangunan yang tersendat-sendat.

Menurut seorang pemilik restoran Indonesia di kota tersebut,  penduduk setempat tidak mengizinkan adanya masjid di lingkungan mereka. Akibatnya masjidpun tetap dalam keadaan demikian. Tertutup bedeng tinggi menunggu dimakan rayap ! Padahal masjid itu dibangun tidak jauh dari lokasi masjid lama yang terselip di antara pemukiman. Sementara sekitar 2000 hingga 2500 jamaah Jumat mengantri untuk shalat di depan masjid kecil yang hanya mampu memuat 5 % dari jamaah tersebut.

Lain lagi halnya dengan Masjid Agung Strasburg. Masjid ini baru terealisasi setelah 20 tahun lamanya menjadi proyek dan wacana. Bulan September lalu masjid yang saat ini menjadi masjid terbesar di Perancis ini memperingati satu tahun hari jadinya. Hebatnya, Manuel Valls, mentri dalam negri dan kebudayaan Perancis, hadir dalam acara tersebut. Alhamdulillah …

Namun, lagi-lagi  FN ( Front Nasional) partai politik pimpinan ayah dan anak Mari dan Marine Le Pen, tokoh yang dikenal sangat memusuhi Islam, mencoba mengangkat dan mempermasalahkan sumber dana yang digunakan masjid tersebut. 25 % dana pembangunan masjid adalah hasil infak umat Islam setempat. Sedangkan sisanya adalah bantuan dari pemerintah Maroko, Arab Saudi dan Kuwait. Ini yang dijadikan masalah.

Menurut Marine, dana bantuan yang diterima dari luar negri adalah bentuk campur tangan dan tekanan terhadap negara. Apalagi dana bantuan tersebut digunakan untuk pembangunan rumah ibadah. « Ini adalah pengkhianatan terselubung terhadap prinsip negara yang sekuler », katanya. Namun Valls menolak pernyataan tersebut. « Marine Le Pen tidak berhak sesumbar mendifinisikan apa itu sekuler. Ini adalah provokasi”, ujar mentri dalam negri tersebut.

Bukan Marine Le Pen namanya kalau ia lalu surut menghadapi tanggapan negative sang mentri. Beberapa minggu kemudian, tersebar kabar bahwa masjid yang sedang dibangun di kota Poitiers  di duduki oleh sekelompok orang. Poitiers terletak di 340 km selatan Paris. Mudah ditebak, mereka adalah dari kelompok Le Pen.

Lebih mengesalkan lagi, orang-orang ini berdiri di atap masjid yang belum selesai dibangun itu sambil membentangkan spanduk raksasa bertuliskan « Charles Martel ».  Charles Martel adalah tokoh terkemuka Perancis, kakek  Charlemagne salah seorang raja Perancis,  yang dianggap sebagai pahlawan besar karena keberhasilannya menghentikan penyebaran Islam ke pelosok  Eropa, Perancis khususnya. Peristiwa pahit ini terjadi pada tahun 732 M.

 Baca : https://vienmuhadi.com/2010/06/06/menilik-jejak-islam-di-eropa-8-perancis-selatantenggara/ ).

Apa ini maksudnya?? Apakah mereka bermaksud mengulang “kemenangan” tokoh tersebut  mengusir kaum Muslimin dari negri ini ??  Astaghfirullah .. Bila saja mereka mengetahui nikmatnya Islam, pasti mereka akan menyesal, meratap sedih mengapa “pahlawan”mereka menolak kedatangan kebenaran, bahkan mengusirnya .

Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; .. dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.  Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu)“.(QS. Fathir (35):15-16).

Terlihat jelas bahwa dendam kesumat masih bercokol di dada orang-orang yang mengaku bangsa maju dan beradab ini. Bayangkan, kemelut pertempuran ribuan tahun lalu masih saja  digenggam hingga detik ini.Lupakah mereka bahwa saat ini kita hidup di zaman demokrasi dimana orang bebas memilih agama. Abad modern dimana perjanjian antar Negara harus ditegakkan, dimana batas-batas Negara dan hukum tiap Negara harus dihormati. Abad dimana penjajahan dan perebutan wilayah suatu Negara adalah bentuk suatu kejahatan yang tidak dapat diampuni.

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.(QS. Al-Hujurat(49):13).

Sebenarnya tidak hanya itu saja. Bahkan mantan presiden AS George G Bush pun ternyata tetap menyimpan dendam Perang Salib yang terjadi di abad 10 – 11 lalu. Pernyataan ini, entah sengaja entah tidak, pernah diungkapkannya ketika ia masih menjabat orang no 1 negara adidaya ini. Jadi, mungkin saja, memang ada orang atau kelompok tertentu yang ingin agar rasa permusuhan di antara kaum Muslimin dan Nasrani itu tetap tumbuh subur.

Padahal demi terjaganya perdamaian dunia adalah alasan utama didirikannya PBB. Meski pada kenyataannya Israel yang selama puluhan tahun  menduduki tanah Palestina tetap saja bisa ongkang-ongkang kaki. Bahkan Barat tampak jelas mendukungnya. Ironisnya lagi, Barat yang katanya berpikiran pintar dan modern, dengan tenangnya mengeroyok Afganistan dan Irak, apapun alasannya.

Belum selesai dengan FN, ada lagi masalah lain. Adalah Jean-François Copé, calon presiden dari UMP. Beberapa waktu lalu, pada suatu pertemuan  resmi tiba-tiba ia berolok-olok tentang seorang anak muda yang bakal dirampas rotinya oleh sekelompok preman dengan alasan Ramadhan tidak boleh makan !  Apa maksudnya ?? Peristiwa yang di kemudian hari dikenal dengan nama « Pain au Chocolat » karena roti yang diceritakan dirampas itu adalah pain au chocolat, roti coklat yang populer di negri ini, tentu saja memancing reaksi di sana sini.

Untuk itu, CCIF, sebuah organisasi yang dibentuk pada tahun 2003 dan bertujuan khusus melawan Islamophobia, istilah untuk rasa takut terhadap Islam, menggelar operasi yang diberi nama « Pain au Chocolate pour tous ». Pada acara ini puluhan anggota CCIF membagi-bagikan lebih dari 400 roti coklat lezat kepada para pejalan kaki yang baru saja turun dari kereta api. Acara ini digelar di pelataran stasiun St Lazare yang setiap hari dibanjiri ribuan penumpang yang datang dan pergi dari berbagai daerah satelit kota Paris.

Acara di bulan Oktober yang ditujukan utamanya untuk menanggapi pernyataan konyol Copé diatas secara santai, juga dimaksudkan untuk sosialisasi tentang manisnya Islam. Jadi selain membagi-bagikan roti secara gratis, para anggota CCIF dan simpatisannya ini juga membuka konsultasi untuk menjawab berbagai pertanyaan seputar Islam. Sebuah upaya yang patut diacungi jempol.

Wallahu’alam bish shawwab.

Paris, 10 November 2012.

Vien AM

Read Full Post »

( Sambungan : https://vienmuhadi.com/2015/03/20/legenda-yunani-santorini-athena-dan-hikmahnya-4/  )

Begitulah kami mengakhiri malam itu dengan berbagai perasaan yang bercampur aduk. Esok paginya, sesuai rencana kami kembali lagi ke Parthenon. Resepsionis hotel memberi saran, dengan waktu yang hanya 3-4 jam kami hanya memiliki 2 pilihan. Mengunjungi Parthenon dan the New Acropolis Museum yang letaknya masih di kompleks Acropolis. Atau mengunjugi Parthenon dan berkeliling kompleks Acropolis serta sebagian kota dengan kereta mini. Pilihan kompak, jatuh pada piihan ke 2, Alhamdulillah ..

Di depan sebuah bangunan di kaki bukit menuju Acropolis dimana kami bertemu dengan pria Muslim asli Aljazair kemarin, kami berhenti dan berfoto sebentar. Bangunan yang sebagiannya dipagari karena sudah menjadi puing tersebut adalah bekas masjid dan sejak lama telah berubah fungsi menjadi sebuah museum.IMG_3265

Setelah puas memandang bekas masjid ber-arsitektur Usmaniyah ini kamipun segera menuju kereta mini merah yang di parkir tidak jauh dari tempat tersebut. Singkat cerita, kereta lalu bergerak perlahan menaiki bukit dimana kompleks reruntuhan bangunan peninggalan Yunani/Romawi kuno berdiri tegak. Kereta ini berhenti di beberapa situs penting. Penumpang dapat turun dan naik lagi sesuka hati. Namun kereta baru akan datang lagi setiap setengah jam sekali. Sesuai kesepakatan, kamipun lalu turun di Parthenon yang terletak di puncak tertinggi bukit.

Dari ketinggian  ini kota Athena yang berada di pinggir laut Aegea dapat kita nikmati. Demikian juga sisa-sisa peninggalan kuno Yunani yang berada di kompleks ini. Diantaranya yaitu amphiteater kuno dimana pertunjukkan barbar di masa lalu, antara para tahanan dan binatang buas sering dipertontonkan.

Parthenon

Parthenon

Ketika kami sedang asyik-asyiknya mengamati Parthenon, kuil marmer berwarna putih gading,  berpilar raksasa tanpa atap, tiba-tiba angin bertiup dengan sangat kencangnya. Refleks, saya langsung berpegangan pada tambang yang sengaja dipasang memagari kuil agar pengunjung tidak menjamah dinding-dindingnya. Saya sempat melihat beberapa pengunjung yang hampir jatuh terpeleset. Maklum, sisa lantai yang sempal disana sini memang terbuat dari marmer yang amat licin.

Saat itulah saya melihat papan keterangan tentang Parthenon. Dari situ saya baru tahu ternyata Parthenon pernah dijadikan masjid, yaitu pada era Ottoman berkuasa di Yunani. Yunani memang memiliki sejarah yang teramat panjang. Negri ini pernah menjadi bagian dari kekaisaran Romawi, Byzantium dan kesultanan Ottoman.

Kekuasaan Turki Ottoman mulai menjamah Yunani di akhir abad ke 14, yaitu pasca jatuhnya Konstatinopel ( Istanbul) dari Romawi Timur di tahun 1453. Romawi sejak dulu memang memiliki arti khusus bagi kaum Muslimin.

« Telah dikalahkan bangsa Rumawi,di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). ” (QS.Ar-Ruum(30):2-4).

Ayat yang turun di abad ke 7 ini menjadi salah satu bukti kebenaran Al-Quran, sekaligus tanda awal kemenangan dan kejayaan Islam. Karena, Rumawi yang ketika itu adalah kerajaan besar memang jatuh tak lama setelah turunnya ayat di atas. Yaitu ketika Rumawi kalah terhadap kerajaan Parsia/Byzantium yang selalu bermusuhan dan secara silih berganti mereka kalah dan menang. Peperangan yang melelahkan ini akhirnya membuat keduanya mudah dijatuhkan oleh pasukan Muslim. Dan sejak itulah Islam berkibar.

Rasulullah bersabda “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad].

Hadist diatas baru terealisasi pada tahun 1453 M dan penakluknya adalah Sultan Muhammad al-Fatih. Inilah awal Islam memasuki bumi Yunani. Sementara Parthenon, kuil yang awalnya dipergunakan untuk memuja dewi Yunani kuno ternyata juga pernah digunakan sebagai gereja oleh umat Kristen Ortodoks, sebelum penaklukan Ottoman. Yaitu pada masa Byzantium berkuasa.

Parthenon menjadi seperti sekarang ini, tanpa atap dan hancur disana sini setelah pasukan Venesia membombardir Ottoman di Athena pada abad 17 lalu. Ketika itu orang-orang Ottoman menjadikan Parthenon yang masih berfungsi sebagai masjid sebagai tempat perlindungan.  Padahal di salah satu bagian bangunan raksasa itu pula pasukan Ottoman menyimpan bubuk mesiu. Akibatnya dapat dibayangkan. Parthenon hancur bersama ratusan orang yang bersembunyi di dalamnya. Inna lillahi wa inna ilaihi rojiún ..

The Parthenon

The Parthenon

Namun, Parthenon tidak sepenuhnya hancur. Bagian tengahnya memang rusak parah, tetapi pilar-pilar luarnya masih banyak yang berdiri kokoh dan tegak. Seolah menantang orang-orang yang memandangnya. Menjadi saksi bisu kebrutalan orang-orang yang menyerang mereka yang berlindung di rumah-Nya.

Sejak itulah kesultanan Islam Ottoman dan pengaruhnya lenyap dari bumi Yunani. Tidak pernah ada satupun masjid berdiri di negri yang konon dipercaya sebagai tempat lahirnya Demokrasi ini. Tidak ada bukti bahwa toleransi pernah ada di negri ini. Kecuali di Santorini. Di pulau yang terbentuk melalui proses yang memilukan tersebut terdapat bukti nyata bagaimana Islam dibawah Ottoman merealisasikan toleransi.

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.(QS.An-Nahl(16):125).

Penduduk pulau yang mayoritas beragama Kristen Orthodox itu dibiarkan menjalankan agama mereka. Puluhan gereja cantik berwarna putih biru menjadi lambang kemakmuran dan kejayaan pulau ini. Santorini faktanya memang mencapai puncak kemakmuran di era Ottoman. Padahal pulau ini sangat jauh letaknya dari pusat pemerintahan Konstantinopel yang Islam. Namun kebutuhan penduduknya tetap menjadi prioritas dan perhatian pusat.

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia memuliakan tetangganya.” (HR. Bukhari).

Akhirnya kamipun menutup perjalanan ini dengan berkeliling kota, dengan perasaan yang kacau. Dengan meneruskan menaiki kereta mini berwarna merah itu, kami beruntuing karena sempat menyaksikan pertukaran penjaga kediaman resmi sang presiden.

Wallahu’alam bish shawwab.

Paris, 2 November 2012.

Vien AM.

Read Full Post »