Feeds:
Posts
Comments

Archive for October, 2014

Mariam Sohb, Pejuang Hijab Chicago

Di balik penampilan sederhana, perempuan asal Illinois ini punya segudang prestasi. Yang membuat Sohb istimewa adalah keteguhan hatinya untuk mengampanyekan hijab.

Dream – Mariam Sobh. Muslimah Chicago, Amerika Serikat, ini selalu tampil berhijab. Tak neko-neko, hijab yang dia kenakan selalu sederhana. Namun begitu, wajahnya tetap terlihat ayu.

Di balik penampilan sederhana, perempuan asal Illinois ini punya segudang prestasi. Di bidang akademis, dia sudah lulus master bidang Jurnalisme Radio dan Televisi.

Tak hanya akademis. Kariernya pun juga cemerlang. Sudah hampir lima belas tahun dia berkecimpung di dunia jurnalistik. Liputan politik di Negeri Paman Sam tak pernah dia lewatkan. Termasuk terpilihnya Barack Obama saat terpilih sebagai Presiden AS dua tahun silam.

Blasteran Lebanon-Amerika ini mengawali karier dari radio kampus. Sekarang, perempuan yang pernah bekerja di Jaringan Radio Illinois ini bekerja sebagai wartawan sekaligus pembaca berita di  WBEZ 91.5 FM, Chicago. Sohb juga menjadi penulis Gaya Perempuan Muslim untuk majalah terkemuka Washington, Examiner.

Yang membuat Sohb istimewa adalah keteguhan hatinya untuk mengampanyekan hijab. Dia mempromosikan hijab kepada muslimah di berbagai belahan dunia melalui blog miliknya: Hijab Trendz.

“Saya memulai Hijab Trendz pada April 2007 ketika saya cuti hamil dari pekerjaan saya sebagai reporter politik dan pembaca berita di Chicago,” tutur Sohb dikutip Dream dari Majalah Emel, Selasa 20 Mei 2014.

Ide mendirikan blog itu cukup sederhana. Mulanya muslimah yang genap berusia tiga puluh tahun pada September nanti itu merasa bingung. Sebab, setelah melahirkan anak, hampir seluruh pakaiannya tak muat lagi di badan. Sementara, baju yang dijual pada toko-toko di Chicago tak ada yang cocok. Memang tak banyak toko yang menjual hijab kala itu.

Mariam Sohb, Pejuang Hijab Chicago

Sumber foto: Hijab Trendz

Dia kemudian berdiskusi dengan teman-temannya. Apa yang dihadapi Sohb itu ternyata juga dialami oleh teman-temananya. Sehingga Sohb didorong untuk membuat jaringan yang bisa menjadi jalan keluar permasalahan mereka.

“Saya memutuskan untuk membuat website dan berdiskusi tentang hijab yang cocok dan tidak seperti yang banyak dijual di toko-toko,” tutur dia.

Dibuatlah blog fesyen itu. Sejak itulah Sobh selalu memulai hari-harinya dengan menatap kalender. Dia ingin memastikan blog hijabnya terus update. Di sela kesibukannya, ibu satu anak ini meluangkan waktu untuk menulis informasi aktual soal hijab di blog itu.

Di blog itu, Sohb menempatkan tautan laman-laman penjual hijab online dari berbagai negara. Mulai Eropa, Timur Tengah, Asia, hingga Amerika. Siapa pun yang berkunjung ke blog itu akan mudah menemukan penjual hijab online.

Lambat laun, blog milik Sohb dikenal komunitas hijab seluruh dunia. Kini pengikut fans page blog Hijab Trendz di Facebook sudah mencapai 821 ribu. Mereka berasal dari berbagai negara.

Meski giat berkampanye, Sohb mengakui semula sulit berhijab. Dia berkisah sempat tak percaya diri berhijab, terutama saat melamar kerja. Namun akhirnya dia memberanikan diri.

“Saya membuang pikiran negatif itu dari kepala. Saya tahu saya bisa melakukan pekerjaan dengan baik, tapi apabila saya tidak percaya diri pekerjaan itu akan hilang,” kata Sohb seperti dilansir Hijab Trendz.

Melalui Hijab Trendz pula perempuan yang menikah sembilan tahun silam ini mendirikan televisi online yang khusus mengulas gaya hidup muslimah. Kini, Sohb telah melihat rasa percaya diri dalam diri muslimah Amerika Serikat yang berhijab.

“Saya pikir muslimah di AS mulai percaya diri berhijab dan menemukan cara unik untuk berbusana dengan gaya terbaru dengan tetap mengenakan hijab. Saya melihat ini terjadi di seluruh dunia,” kata dia.

“Ketika saya masih remaja, hampir tidak ada orang yang mengenakan hijab sehingga sangat susah berbusana dengan model baru. Tapi sekarang sangat banyak perempuan menggunakan hijab yang dapat Anda jadikan inspirasi di manapun Anda lihat,” tutur Sohb.

Diambil dari : http://www.dream.co.id/your-story/mariam-sohb-pejuang-hijab-chicago-1405197.html

Read Full Post »

FPI Menyerang Ahok Melawan.

“FPI Menyerang Ahok Melawan” adalah judul acara ILC ( Indonesia Lawyer Club) yang dipandu wartawan senior Karni Ilyas edisi Selasa (14/10/2014) lalu. Sebuah tema yang cukup menarik meskipun sebenarnya judulnya tendensius. Tema ini diangkat tampaknya gara-gara demo FPI tentang keberatan mereka, dan sebenarnya juga sebagian warga DKI, dengan otomatis naiknya Ahok sebagai gubernur DKI menggantikan Jokowi yang hari ini resmi dilantik menjadi R1.

“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”. (QS.Al-Maidah(5):51).

Sayangnya demo tersebut berujung anarkis, membuat wacana pembubaran ormas ini kembali mencuat. Beragam reaksipun bermunculan merespons polemik tersebut. Ahok sebagai orang yang merasa diserang dengan berang berkata “Saya tidak mau mahasiswa nanti memasang lilin, berdukacita karena seorang gubernur terguling di Balai Kota. Yang akan saya lakukan, bila diserbu oleh demonstran yang anarki, akan saya bakar hidup-hidup mereka”.

Saya sampaikan Jakarta ini surga bagi masyarakat dan neraka bagi para penjahat. Kejahatan bentuk apa pun harus kita tindak tegas,”  ucap Sudjarno, wakapolda Metro Jaya, di Eco Park Ancol, Pademangan, Jakarta Utara.

Tapi yang paling menyakitkan adalah pernyataan Nusron Wahid, ketua Umum GP Anshor yang dipecat dari Partai Golkar pasca mendukung Jokowi.

“Kita ini orang Indonesia yang beragama Islam bukan orang Islam yang tinggal di Indonesia. Kita lahir, sujud dan sholat di bumi Indonesia karena itu kita tidak boleh mengotori Indonesia.” … “Diatas hukum agama dan hukum adat, ada hukum konstitusi”, tambahnya lagi.

Hmmm, tampaknya Nusron lupa bahwa bumi Indonesia hanyalah secuil bagian dari bumi milik Allah, bahwa diatas langit ada langit. Itulah kerajaan Allah swt, sang penguasa tunggal.

Tiadakah kamu mengetahui bahwa kerajaan langit dan bumi adalah kepunyaan Allah? Dan tiada bagimu selain Allah seorang pelindung maupun seorang penolong“. (QS. Al-Baqarah(2):107).

Tentu saja pernyataan yang dilontarkan tokoh yang notabene tokoh NU ini mengundang banyak komentar, baik yang pro maupun yang kontra. Kontan, ketua Majelis Syura DPP FPI KH. Syeikh Misbahul Anam yang hadir dalam acara tersebut menyatakan : “Kepada semua anggota GP Anshor di seluruh Indonesia sesuai “fatwa” ketumnya,  mulai besok jangan baca ayat Al-Qur’an tapi baca saja ayat Konstitusi, dan kalau sekarat atau mati jangan dibacakan Yasin, tapi bacakan saja ayat Konstitusi”.

Namun ternyata Nusron memang dicap su’ul adab oleh para kyai dan sesepuh Nahdlatul Ulama (NU). KH Miftachul Akhyar, pimpinan NU Jawa Timur, pernah menegurnya melalui media massa karena pernyataan Nusron yang provokatif dan berpotensi memecah belah kalangan Nahdliyin. Saat itu ia menyebut para kyai sepuh NU lupa sejarah masa lalu karena mendukung pasangan Prabowo Hatta.

Berkaitan dengan wacana pembubaran FPI, kiai Miftachul mengatakan, di tengah masyarakat yang semakin permisif dan apatis terhadap lingkungan sekarang ini, manfaat keberadaan FPI sangat jelas dalam memberantas kemunkaran. Sementara ketua umum pemuda Muhammadiyah, Saleh Partaonan Daulay menilai aksi anarkis FPI memang pantas mendapatkan tindakan tegas dari aparat penegak hukum. Akan tetapi perlu diteliti secara seksama apakah ini disengaja atau tidak. Karena menurut pengamatannya, kericuhan baru diatasi setelah benar-benar pecah tidak terkendali. Mustinya tugas penegak hukum adalah mengantisipasinya, karena demo dengan jumlah massa yang banyak bagaimanapun sulit mengendalikannya, termasuk bila terjadi provokasi dari pihak-pihak tertentu.

Ketua umum Persis ( Pemuda Persatuan Islam) Tiar Anwar Bachtiar malah berani berkata, dibalik aksi anarkis FPI, ada upaya penggambaran bahwa Islam merupakan bagian dari anarkisme. Skenario ini disajikan secara terus menerus oleh media kepada masyarakat, termasuk kepada umat Islam. Ini terbukti dengan minimnya pemberitaan hal-hal positif yang dilakukan ormas pimpinan Habib Riziek ini.   Kegiatan FPI mengangkat 100.000 mayat di Aceh saat terjadi tsunami, membantu gempa Jogja, melawan RMS, membantu pembangunan rumah bagi warga miskin, membantu berbagai bencana alam di pelosok tanah air seperti bencana banjir di Jakarta, di Sinabung dll adalah contohnya.

Sebaliknya hanya aksi pelarangan dan peredaran miras, serta perjudian dan pelacuran yang berbuntut ricuh selalu diberitakan besar-besaran. Padahal ketiga hal tersebut adalah perbuatan maksiat yang sangat dibenci Allah swt, karena jelas-jelas merusak ahlak dan diri sendiri serta lingkungan. FPI memperluas makna kemungkaran, tidak hanya hal-hal yang berbau kemaksiatan seperti ketiga hal diatas, tetapi juga aliran-aliran sesat yang mengatas namakan Islam seperti Ahmadiyah, Syiah dan JIL.

Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaklah dia merubahnya dengan tangannya. Apabila tidak mampu maka hendaknya dengan lisannya. Dan apabila tidak mampu lagi maka dengan hatinya, sesungguhnya itulah selemah-lemah iman”. (HR. Muslim)

Dapat dibayangkan bagaimana bangganya Ahok, gara-gara dirinya umat Islam jadi saling menyerang. Hal yang benar-benar amat disayangkan. Ironisnya, umat Islam kurang menyadari hal ini. Demi citra Islam sebagai rahmatan lil’aamiin, umat sebenarnya sedang dipojokkan, dibuat lupa dengan hadist di atas dan pentingnya jihad di jalan Allah. Padahal makna sesungguhnya rahmatan lil ‘aalamiin salah satunya adalah menegakkan keadilan, di jalan Allah.

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al-Maidah(5):54).

Tak perlu teriak-teriak bubarkan FPI karena kami akan bubar sendiri, caranya gampang, yaitu pemerintah dan seluruh aparat negara memberhentikan tindak tanduk kemunkaran di Indonesia. Kalau pemerintah sudah melakukan itu, untuk apa lagi ada FPI,” ujar Rizieq sang ketua FPI.

Menurut ketua ormas tersebut  kaum  Muslim harus berbagi tugas. Ada yang berdakwah dengan lembut, ada yang menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran dengan tegas, dan ada yang berjihad dengan keras. “Silakan memilih sesuai dengan kemampuan kita. Tapi jangan saling menyalahkan karena tahapan yang kami lakukan berbeda,” imbuhnya.

Berikut beberapa alasan mengapa FPI tidak setuju Ahok menjadi gubernur ibu kota kita tercinta, yang dikutip dari  http://www.idjoel.com/alasan-fpi-demo-ahok-jadi-gubernur-dki-jakarta/ .

  1. Ahok menghancurkan Masjid Baitul Arif di Jatinegara, Jakarta Timur, sehingga warga setempat tidak bisa shalat Jum’at dan melakukan kajian Islam sampai saat ini.
  2. Ahok juga menghancurkan masjid bersejarah Amir Hamzah di Taman Ismail Marzuki(TIM). Dengan dalih renovasi namun hingga hari ini tidak ada tanda-tanda akan dibangun kembali.
  3. Ahok mengganti para pejabat Muslim dengan pejabat-pejabat non Muslim seperti lurah Susan, lurah Grace, dan sebagainya.
  4. Ahok juga mengganti sejumlah kepala sekolah Muslim di DKI, dengan alasan lelang jabatan. Hasilnya, banyak kepala sekolah di DKI saat ini dari kalangan Nasrani.
  5. Ahok mengeluarkan aturan mengganti busana Muslim di sekolah-sekolah DKI setiap Jum’at dengan baju Betawi. Sebagai perbandingan, di sekolah-sekolah Bandung, baju daerah ( Sunda) dikenakan setiap hari Rabu, hari Jum’at tetap dengan busana Muslim.
  6. Ahok juga melarang malam takbiran dengan alasan macet. Padahal perayaan tahun baru dan HUT DKI yang dicanangkan dirayakan tiap tahun jauh lebih membuat macet jalanan. Bahkan menurut ketua Panitia Nasional Syukuran Rakyat Abdee Negara, Ahok sudah memberi izin pesta rakyat menyambut kemenangan Jokowi selama 4 hari berturut-turut.
  7. Ahok juga mendukung legalisasi pelacuran yaitu lokalisasi prostitusi, dan menyebut yang menolaknya sebagai orang munafik, termasuk Muhammadiyah. Akhirnya Muhammadiyah resmi melaporkan Ahok ke polisi dengan pasal penghinaan.
  8. Ketika umat Islam mati-matian memprotes Miss World, Ahok justru mendukung total bahkan bangga jika Jakarta menjadi tuan rumah final kontes yang sama sekali tidak Islami itu.
  9. Ahok juga mendukung konser Lady Gaga di Jakarta, yang di Singapura, Cina dan beberapa negara bukan mayoritas Muslimpun dilarang karena penampilannya yang dianggap asusila.
  10. Ahok bahkan berani gegabah mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan, yaitu BOLEH MINUM BIR, asal jangan sampai mabuk.
  11. Ahok mendukung wacana penghapusan Kolom Agama di KTP.
  12. Ahok dengan berani melecehkan ayat suci, yaitu dengan mengatakan bahwa ayat suci wajib tunduk pada ayat konstitusi.
  13. Ahok sempat berwacana untuk menghapuskan cuti bersama Lebaran.
  14. Ahok juga menentang habis manifesto Partai Gerinda tentang pemurnian agama dari aliran sesat.
  15. Adanya dugaan kuat bahwa Ahok terlibat korupsi pengadaan bus Transjakarta bernilai 1,6 triliun rupiah.
  16. Terakhir, pelarangan penyembelihan kurban di lingkungan SD.( https://vienmuhadi.com/2014/10/07/ahok-larangan-kurban-di-lingkungan-sd-dan-ham/ )

Jadi keberatan FPI terhadap kepemimpinan DKI ternyata tidak hanya karena Ahok non Muslim. Dalam acara ILC kemarin juga mencuat tentang adab Ahok yang dinilai kasar dan sering kali memaki-maki  anak buahnya di depan umum, sambil membanting-banting barang. Bahkan Ratna Sarumpaet, tokoh perempuan yang dikenal anti FPI pun juga mempertanyakan prilaku kasar tersebut.

Jangan lupa pemimpin adalah contoh ketauladan orang yang dipimpinnya. Sekarang saja kita bisa melihat sendiri betapa buruknya adab dan akhlak anak zaman sekarang. Tawuran, bulli-membulli, nyontek dll sudah menjadi budaya.

Rakyat Indonesia memang terlihat jelas sudah muak menyaksikan prilaku busuk para pejabat yang menjadikan budaya korupsi sebagai hal yang wajar. Tak heran bila sepak terjang Ahok yang terkesan disiplin dan tegas terhadap korupsi itu menjadi daya tarik tersendiri.

Termasuk juga terpilihnya Jokowi sebagai presiden RI ke 7, yang dikenal berkat gaya blusukannya itu, menjadi lambang kedekatan dengan rakyatnya. Hal yang wajar dan sah-sah saja sebenarnya. Sayangnya rakyat lupa ( atau mungkin memang tidak peduli?? ) bahwa dengan naiknya Jokowi maka otomatis Ahok sebagai wakil gubernur bakal naik jabatan menjadi  gubernur. Belum lagi melihat kenyataan bahwa PDI lah yang mendukung pencalonan Jokowi. Perlu diingat anggota partai berlambang banteng ini banyak dari kalangan JIL dan Syiah. Ini yang dikhawatirkan dan diwanti-wanti para ulama sejak awal, mengapa mereka lebih mendukung pasangan Prabowo – Hatta.

Namun nasi sudah menjadi bubur, kita harus menghadapi kenyataan, itulah pilihan rakyat. Semoga dengan terpilihnya ketua MPR dan DPR dari kubu KMP pimpinan Prabowo, pemerintahan presiden terpilih Jokowi dapat berjalan lebih baik dari perkiraan. Semoga susunan kabinet Jokowi  tidak membuat resah rakyat.

Meski ternyata, Nusron Wahid, sang ketua GP Ansor yang telah membuat para ulama kebakaran jenggot, telah didapuk menjadi koordinator pelaksanaan doa lintas agama di masjid Sunda Kelapa dalam rangkaian pesta pelantikan presiden dan wakil presiden yang baru saja berlalu. Bahkan dicalonkan menjadi salah satu mentri kabinet baru ini. Na’udzubillah min dzalik …

(  http://news.fimadani.com/read/2014/10/20/nusron-wahid-jadi-koordinator-doa-lintas-agama-pesta-jokowi/ ).

Tak dapat dibayangkan apa yang akan terjadi dengan negri ini bila FPI benar-benar dibubarkan. Dapat dipastikan berbagai bisnis maksiat seperti pelacuran dll pasti akan berjalan mulus, miras kembali beredar bebas, pemurtadan terhadap kaum muslimin akan makin menjadi-jadi. Lalu siapa yang bisa dan mau menghalangi hal ini bila semua ini terjadi ???

Wallahu’alam bish shawwab.

Jakarta, 21 Oktober 2014.

Vien AM.

( Kabar terbaru, Minggu 26 Oktober 2014, Nusron Wahid tidak termasuk dalam daftar kabinet 2014, Alhamdulillah).

Read Full Post »

Belum juga Ahok alias Basuki Tjahaja Purnama, wakil gubernur DKI Jokowi itu resmi dilantik naik jabatan menggantikan kursi gubernur yang ditinggalkan sang calon presiden terpilih. Tetapi pria asal Bangka ini telah nekad mengeluarkan instruksi  larangan pemotongan hewan kurban di lokasi SD.  Instruksi ini ditanda-tanganinya pada 17 Juli 2014 selaku petugas pelaksana gubernur DKI. Ketika itu Jokowi sedang sibuk pilpres.

(http://www.arrahmah.com/news/2014/09/26/instrusksi-ahok-larangan-qurban-di-sd-teror-terhadap-sekolah.html ).

Kontan hal ini memicu polemik berkepanjangan.  Sejumlah nara sumber menyebutkan instruksi tersebut jelas menyalahi  pasal 29 UUD 1945 dimana seharusnya Negara, dalam hal ini pemerintah, menjamin kebebasan beribadah bukan malah melakukan pelarangan.  Apalagi instruksi tersebut dikeluarkan tanpa alasan yang jelas. Meski beredar juga kabar bahwa alasannya adalah agar murid-murid SD yang notabene  masih berusia belia itu tidak menjadi trauma. Ahok juga sempat mengatakan bahwa hal tersebut bukan idenya, namun permintaan sejumlah kepala SD.  http://beritapopuler.com/ahok-dan-kebohongan-berlapis-soal-larangan-potong-hewan-qurban/

Apapun alasan yang dikemukakan Ahok sudah pasti membuat umat Islam bertanya-tanya, ada apa sebenarnya dibalik semua ini. Ironisnya, meski MUI menyatakan bahwa calon gubernur DKI ini terlalu berlebihan dalam bersikap, ia tetap tegas mengatakan bahwa pemotongan hewan kurban di lokasi SD dilarang. Kali ini beralasan : “”Sekarang kan banyak penyakit ebola, rabies, flu burung sama macem-macem lah,” dalihnya di Gedung Balai Kota, seperti dikutip dari MetroTV, Kamis (2/10/2014).

Jadi atas dasar alasan yang mana sebenarnya Ahok berbicara ??

Kolom Opini Republika Sabtu 4 Oktober 2014 memuat artikel  menarik. Artikel itu ditulis oleh Dr Badrul Munir, seorang dokter spesialis syaraf RS Saiful Anwar Malang,. Dokter sekaligus dosen fakultas kedokteran Universitas Brawijaya ini mempertanyakan alasan Ahok bahwa penyembelihan hewan kurban dapat menyebabkan kelainan psikologi atau trauma terhadap anak.

Ilmu Psikoneurobehavior , ungkap Badrul, menyatakan bahwa usia sekolah dasar ( 7-12 tahun) saat perkembangan otak di lobus frontalis dan parietalis ( dahi dan pelipis) hal yang paling menonjol adalah mulai berkembangnya fungsi kognisi ( berpikir, logika, analisis), kreatifitas dan kemampuan berbahasa.  Jadi pada usia-usia inilah seorang anak memiliki kemampuan tinggi untuk merekam segala apa yang didengar dan dilihatnya. Artinya anak di usia tersebut harus dibekali paparan yang positif agar kelak bisa menjadi dasar prilaku positif.

Dengan kata lain, pendidikan dasar, seperti pendidikan moral dan agama, melalui contoh nyata dan penyampaian bahasa yang baik dan tepat,  di usia SD adalah waktu yang sangat tepat,  jauh lebih baik dari ketika anak sudah di tingkat SMP atau SMA.

Demikian pula  dengan ‘psikologi’ kurban. Setelah selama beberapa waktu murid-murid SD, khususnya yang  beragama Islam, mendengar kisah nabi Ibrahim dan putanya, nabi Ismail, tentang ketaatan kepada Tuhannya. Maka pada hari raya Iedul Adha, giliran murid-murid yang di ajak menyaksikan  bagaimana caranya mempraktekkan ketaatan tersebut. Jadi bila sebelumnya murid-murid belajar tentang teorinya maka kini saatnya mereka diajari tentang prakteknya. Menjadi tugas guru dan pengajar untuk memberikan pemahaman yang utuh tentang syariat berkurban kepada anak, secara runtut dan utuh, tidak separuh-separuh.

Nilai-nilai HAM yang belakangan ini sedang   ‘in’ bahkan bisa ditambahkan kepada murid-murid. Bahwa pemotongan hewan bukan dimaksudkan sebagai tanda kebiadaban, keberingasan apalagi tanda pelampisan kekuasaan manusia  atau ketidak-pedulian manusia terhadap hewan hingga bisa dikategorikan sebagai pelanggaran HAM kepada hewan. Justru kebalikannya. Pemotongan hewan kurban, selain tanda ketaatan kepada perintah Allah, juga realisasi dari keberpihakan kepada HAM.

Semua manusia berhak untuk hidup, dalam keadaan sehat jasmani rohani. Itu sebabnya setiap orang harus makan dan mengkonsumsi makanan bergizi, daging hewan contohnya. Sayangnya, tidak semua orang mampu membeli makanan hewani yang relative mahal itu. Itu sebabnya yang mampu harus berbagi, yaitu berkurban di hari raya Iedul Adha. Tentu saja ini hanya simbolis, karena berbagi kepada orang miskin tidak hanya pada hari tersebut namun bisa setiap waktu.

Itupun harus memenuhi beberapa persyaratan. Diantaranya hewan ( kambing, sapi atau unta) tidak boleh yang masih berada dibawah umur. Tidak boleh menakuti-nakuti dan mempermainkan hewan yang akan dipotong.  Itu pula sebabnya pisau harus tajam, agar hewan tidak terlampau merasa kesakitan. Ini masih ditambahkan, tidak mengasahnya di depam hewan yang akan disembelih, karena hal ini akan membuat hewan ketakutan. Ini wajib ditanamkan kepada murid-murid.

Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat ihsan dalam segala hal. Jika kalian membunuh maka bunuhlah dengan ihsan, jika kalian menyembelih, sembelihlah dengan ihsan. Hendaknya kalian mempertajam pisaunya dan menyenangkan sembelihannya.” (HR. Muslim).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengasah pisau, tanpa memperlihatkannya kepada hewan.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah ).

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati seseorang yang meletakkan kakinya di leher kambing, kemudian dia menajamkan pisaunya, sementar binatang itu melihatnya. Lalu beliau bersabda (artinya): “Mengapa engkau tidak menajamkannya sebelum ini ?! Apakah engkau ingin mematikannya sebanyak dua kali?!.” (HR. Ath-Thabrani dengan sanad sahih).

http://www.konsultasisyariah.com/tata-cara-menyembelih-sesuai-sunah/ ).

Perlu juga disampaikan kepada murid, bahwa HAM sejati adalah milik Allah swt sebagai Pemilik Alam semesta ini. Bahwa HAM adalah bukan milik perorangan, kelompok atau golongan tertentu.  Artinya selama suatu perintah dikeluarkan oleh Sang Khalik, tidak mungkin ada pelanggaran di dalamnya.  Karena sebagai pemilik Ia pasti tahu yang terbaik untuk mahluk-Nya. Pemakaian jilbab, perintah berpuasa, kepatuhan anak kepada orang-tua, hormat istri kepada suami dll dapat diberikan sebagai contohnya.

Adapun bila dalam prakteknya ada murid yang merasa mual, takut dll ketika melihat darah keluar dari hewan yang disembelih,  ini manusiawi. Kecuali bila sampai takut secara berlebihan hingga menimbulkan phobia ataupun trauma. Namun Dr Badrul berani mengatakan bila ini sampai terjadi pada umumnya dikarenakan pola asuh yang salah sejak anak masih kecil. Jadi bukan karena menyaksikan penyembelihan kurban di sekolah.

Yang perlu dikhawatirkan, tambahnya, justru ketika anak merasa cuwek bahkan menikmati berbagai game sadis atau senang menonton film brutal yang acap kali menjadi hobby anak, dan didiamkan saja oleh orang-tuanya. Malangnya, pemerintah tidak pernah merasa ada yang salah dengan hal ini. Padahal permainan games yang mengandalkan kecepatan otak dan gerak untuk menghancurkan lawan tanding akan terekam kuat di bawah sadar, dan menjadi dasar prilaku kekerasan anak di kemudian hari.

Jadi  apabila alasan pelarangan Ahok karena trauma atau alasan negative lain yang berhubungan dengan syaraf jelas tidas dapat ditrima. Tapi jika karena alasan kebersihan, ini  adalah tanggung jawab masing-masing sekolah bagaimana agar hal tersebut bisa ditanggulangi.

Terakhir, semoga saja tidak ada alasan “lain” alias mengada-ada yang memang disengaja untuk memojokkan umat Islam. Karena bagaimanapun secara sadar atau tidak kita sebenarnya sudah memancing kemarahan Sang Khalik, karena telah menjadikannya pemimpin.  Bukankah Allah swt telah jelas-jelas melarangnya ??

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”. (QS. Al-Maidah (5):51).

Ironisnya, ternyata hanya FPI yang  berani secara terang-terangan memprotes pengangkatan Ahok sebagai gubernur. Itupun diacuhkan oleh Ahok, bahkan ia menganggap FPI seharusnya dibubarkan. Lebih jauh, dengan pongah ia berkata bahwa masyarakat sekarang sudah pintar jadi tidak perlu lagi  membawa-bawa isu  SARA. Malah bikin malu, ujarnya.

Apa maksud Ahok  tidak peduli bahkan malu ?? Apakah ini berarti bahwa masyarakat khususnya umat Islam sudah tidak peduli lagi dengan agama dan ajaran mereka? Bisa jadi ia benar sekali, buktinya yaitu tadi, tidak menjadikan ayat-ayat suci sebagai pegangan.  Na’udzubillah min dzalik …

Nasi sudah menjadi bubur.  Penduduk DKI sudah memilih Ahok sebagai wakil gubernurnya Jokowi. Sementara rakyat Indonesia juga sudah memilih Jokowi untuk diangkat sebagai R1. Konsekwensinya jelas, Ahok akan menjadi gubernur begitu Jokowi resmi dilantik menjadi presiden RI. Begitulah yang tertera pada  Undang-Undang No 34 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Lalu siapa yang bisa dan berani menghalanginya bila tahun depan pak gubernur kita ini melanjutkan gebrakan maut lanjutan pelarangan pemotongan hewan kurban di lingkungan SDnya yaitu dengan melarang murid SD berpuasa karena alasan kesehatan, jilbab bagi murid sekolah dst dst . Apakah ini namanya bukan pelanggaran HAM??

“ Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. … … ”. (QS.Al-Baqarah(2):109).

Mungkinkah hanya doa saja yang dapat membuatnya berpikir benar dan tidak emosional ? Tidak ada yang tidak mustahil selama Allah menghendaki. Buktinya koalisi Prabowo yang kalah dalam pilpres beberapa waktu lalu berhasil memenangkan kursi MPR dan DPR. Allahuakbar … Semoga selanjutnya Allah swt ridho memberi mantan bupati Belitung ini hidayah-Nya, agar dapat kembali ke jalan yang benar.

Ya Allah beri kami pemimpin yang mampu melindungi kami, khususnya warga DKI, agar dapat menjalankan ibadah sebaik mungkin, aamiin aamiin aamiin YRA.

… … … Maka ma`afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS.Al-Baqarah(2):109).

Wallahu’alam bish shawwab

Jakarta , 7 Oktober 2014.

Vien AM.

Read Full Post »