Lebih dari 500 warga Indonesia dilaporkan telah bergabung dengan ISIS (Islamic State in Iraq and al-Syam). Mereka masuk ke Suriah atau Irak yang merupakan basis ISIS melalui Turki. Sebagian menyamar sebagai turis tetapi sesampai tujuan memisahkan diri.
Menurut beberapa sumber, Indonesia memang menjadi tujuan empuk perekrutan anggota ISIS. Dengan terang-terangan ISIS berani mempromosikan sepak terjang mereka. Iming-iming surga karena jihad disamping gaji tinggi adalah imbalannya. Jadi tidak perlu heran mengapa organisasi ini begitu diminati warga Indonesia.
Yang patut menjadi pertanyaan betulkah ISIS yang meng-klaim berjuang memerangi segala kekafiran dan kedzaliman itu murni karena Sang Khalik, Allah swt, dengan menjadikan Al-Quranul Karim dan As-Sunah sebagai pegangan??
Sementara kita tahu bagaimana ulah ISIS menyebarkan terror, membakar musuh, membunuhi kaum perempuan dan anak-anak, bahkan merekrut gadis-gadis untuk dijadikan pemuas seksual para anggotanya ?? Dengan teganya, para orang-tua anggota kelompok yang mencuat pada tahun 2013 itu menyuruh anak-anak gadis mereka yang baru berusia 14-15 tahun agar mau, berkali-kali, melayani nafsu seksual anggota ISIS. Setiap perbuatan dibuatkan akadnya, digauli lalu diakhiri dengan kalimat cerai dan imbalan sejumlah uang. Begitu hingga 5-6 kali, dalam sehari. Ironisnya. putri-putri malang tersebut diyakinkan bahwa itulah jihadnya perempuan ! Persis ajaran mut’ah dalam Syiah.
Berikut pengakuan mantan ISIS yang hengkang dari kelompok tersebut.
Islam saat ini memang dalam keadaan terpuruk. Keterpurukan tersebut menyebabkan umat begitu mudah dibohongi. Sebaliknya harapan segera berakhirnya keterpurukan dengan kembalinya zaman kejayaan Islam sebagaimana yang telah diprediksi juga dengan mudah mengecoh umat. Itulah ISIS, yang mengumumkan diri sebagai kekhalifahan Islam, lambang keemasan Islam yang dulu hilang, dan di nanti-nantikan kembalinya oleh sebagian umat.
Umur umat Islam dan kembalinya kejayaan Islam.
Sebagian ulama sepakat bahwa umat Islam akan melewati 5 fase/ tahapan.
“Periode An-Nubuwwah (kenabian) akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya, setelah itu datang periode Khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah (kekhalifahan atas manhaj kenabian), selama beberapa masa hingga Allah ta’aala mengangkatnya, kemudian datang periode Mulkan Aadhdhon (penguasa-penguasa yang menggigit) selama beberapa masa, selanjutnya datang periode Mulkan Jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah ta’aala, setelah itu akan terulang kembali periode Khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah. … ,” (HR Ahmad 17680).
Para ulama juga sepakat bahwa saat ini umat Islam berada di akhir fase ke 4 yaitu periode Mulkan Jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak). Atau berada di tahap awal datangnya fase akhir, yaitu fase 5, periode Khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah, alias kekhalifahan Islamiyah sebagaimana di zaman Rasulullah dan para sahabat dulu. Itulah zaman kejayaan Islam, zaman yang amat dimimpikan seluruh umat Islam di dunia. Zaman dimana kekuasaan Islam membentang dari Spanyol hingga ke perbatasan Cina, yang kini paling tidak terdiri atas 20 negara.
Tentu saja bukan hal yang mengherankan mengingat saat ini kita hidup di zaman Islam amat sangat terpuruk. Islam yang menjadi bulan-bulanan Barat hingga umat Islam tidak mempunyai rasa Percaya Diri yang tinggi. Hingga apapun yang dikatakan Barat ditelan mentah-mentah meski bertentangan dengan ajaran Islam. Kebodohan, kemunduran, kemiskinan bahkan label terorisme seolah melekat erat dengan Islam. Islamophobia atau ketakutan terhadap Islam terjadi dimana-mana.
Ironisnya korbannya bukan hanya non Muslim tapi juga Muslim itu sendiri. Apalagi kalau sudah berbicara jihad. Slogan Barat bahwa “Islam adalah agama pedang”, tampaknya berhasil membuat umat Islam begitu trauma akan kata ini. Padahal berapa banyaknya ayat jihad diturunkan demi membela Islam, jiwa dan kebesaran Islam itu sendiri. Jihad memang tidak selalu berperang dengan mengangkat senjata, tapi manakala keadaan memaksa, jihad seperti ini wajib dilakukan. Tapi hari ini, dengan dalih Islam adalah rahmatan lillalamiin, sebagian besar umat Islam memilih berdiam diri meski melihat saudara-saudari kita di berbagai belahan bumi ini terinjak-injak, terdzalimi dan tertindas demikian parahnya.
Munculnya JIL ( Jaringan Islam Liberal) juga adalah akibat rasa tidak PD terhadap ke-Islam-an mereka. Lagi-lagi dengan dalih toleransi dan “Islam adalah Rahmatan lilalamin” mereka mengklaim bahwa semua agama adalah sama.
Sebaliknya bagi sebagian kecil umat Islam yang dapat ikut merasakan penderitaan saudara/saudarinya, dan tertantang untuk membantu, kehadiran ISIS bagaikan mata air di tengah padang pasir. Apalagi yang juga meyakini hadist diatas bahwa kita telah berada di penghujung fase ke 4. Maka berbondong-bondonglah mereka bergabung ke dalam organisasi yang dalam waktu singkat berhasil merekrut anggota dan meluaskan jajahan kekuasaannya itu.
Masalahnya, betulkah ISIS sesuai dengan hadist yang dimaksuf diatas? Apalagi mengingat cara “jihad” yang ditempuh? Membakar, memperkosa, memanfaat anak-anak sebagai tentara dan berbagai cara yang jauh dari ajaran Islam? Berikut perintah Rasulullah ketika fitnah terhadap Islam makin menjadi-jadi.
“Jika kalian menangkap si A, bunuhlah dan jangan kalian bakar. Karena tidak boleh menyiksa dengan api kecuali Tuhannya api (yaitu Allah).” (HR. Abu Daud).
Hadist mengenai tanda-tanda akhir zaman sangatlah banyak dan sangat rinci. Diantaranya yang sangat penting untuk diketahui saat ini adalah ciri-ciri Imam Mahdi, yang merupakan pemimpin umat Islam yang akan datang nanti.
Bersabda Rasulullah saw, “Sungguh, bumi ini akan dipenuhi oleh kezaliman dan kesemena-menaan. Dan apabila kezaliman serta kesemena-menaan itu telah penuh, maka Allah swt akan mengutus seorang laki-laki yang berasal dari umatku, namanya seperti namaku, dan nama bapaknya seperti nama bapakku (Muhammad bin Abdullah). Maka ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi) telah dipenuhi sebelum itu oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Di waktu itu langit tidak akan menahan setetes pun dari tetesan airnya, dan bumipun tidak akan menahan sedikit pun dari tanaman-tanamannya. Maka ia akan hidup bersama kamu selama 7 tahun, atau 8 tahun, atau 9 tahun.” (HR. Thabrani).
Telah bersabda Rasulullah saw, “Akan terjadi suatu perselisihan ketika meninggalnya seorang khalifah. Maka keluarlah seorang laki-laki dari penduduk Madinah dan ia lari ke Makkah. Lalu datanglah kepadanya orang-orang yang berasal dari penduduk Makkah, dan mereka membawa laki-laki tersebut dengan paksa. Kemudian mereka membaiatnya antara sudut Ka’bah dengan maqam Ibrahim. Lalu diberangkatkanlah sekelompok tentara dari Syam untuk mengejarnya. Maka mereka ditelan bumi di daerah Baidaa’, antara Makah dan Madinah. Maka ketika orang-orang melihat hal itu, wali-wali Abdal dari Syam dan orang-orang mulia dari Irak mendatanginya. Mereka membaiatnya antara sudut Ka’bah dengan maqam Ibrahim”. (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Thabrani).
https://netlog.wordpress.com/category/tanda-tanda-kemunculan-al-mahdi/
Dari hadist diatas dapat kita simpulkan bahwa Imam Mahdi bukanlah seorang yang ambisius, yang sangat ingin menjadi pemimpin umat Islam. Imam Mahdi, pemimpin masa depan Islam yang dimaksud Rasulullah adalah seorang yang diangkat menjadi pemimpin secara paksa. Ia adalah seorang penduduk Madinah bernama Muhammad bin Abdullah yang ntah atas karena alasan apa melarikan diri menuju Makkah. Hal ini terjadi paska suatu perselisihan setelah meninggalnya seorang raja Arab Saudi. Ia akan dibaiat di Makkah, diantara sudut Ka’bah dengan maqam Ibrahim.
Kini, orang bisa saja memang merekayasa seorang bernama Muhammad bin Abdullah dan mengangkatnya seolah-olah ia adalah orang yang dimaksud hadist diatas. Tetapi peristiwa detail yang mengawalinya, rasanya sulit untuk dapat direkayasa. Sejarah mencatat betapa banyaknya orang yang mengaku-ngaku sebagai Imam Mahdi.
Berdasarkan hadist yang jumlahnya sangat banyak akan kita ketahui bahwa hal pertama yang akan dilakukan Imam Mahdi adalah membersihkan Makkah dan Madinah dari segala kekufuran. Kemudian bersama pasukan Rum ( Barat) memerangi Syiah di Syam ( Iran), berperang melawan Yahudi dan kaum Salibis, baru membebaskan Palestina dengan Al-Qudsnya ( Masjidil Aqsha). Disamping itu, sejak awal kekhalifahan, khalifah terakhir ini sudah akan menjadikan Madinah, bukan kota di Suriah maupun Irak, sebagai pusat pemerintahan, persis seperti kekhalifahan di zaman nabi 15 abad silam.
Artinya, dapat disimpulkan bahwa ISIS dengan Abu Bakr al-Baghdadinya jelas bukanlah khalifah yang kita nanti-nantikan itu. Apalagi dengan adanya tindakan ceroboh yang baru-baru ini mereka lakukan, yaitu penyerangan terhadap kamp pengungsi Palestina Yarmouk di Suriah yang menelan korban ratusan jiwa itu. ISIS tampaknya benar adalah ciptaan musuh Islam untuk mendiskreditkan Islam, yang sudah terpuruk makin terpuruk saja.
http://mirajnews.com/id/internasional/amerika/hillary-clinton-isis-produk-untuk-pecah-timteng/
Semoga umat Islam tidak mudah terpedaya tipuan jahat musuh-musuh Islam yang kelihatannya juga rajin mempelajari hadist. Dengan tujuan agar ketika Imam Mahdi datang nanti, umat Islam tidak mau mendukungnya.
“Ketika kalian melihatnya (kehadiran Imam Mahdi), maka berbai’at-lah dengannya walaupun harus merangkak-rangkak di atas salju karena sesungguhnya dia adalah Khalifatullah Al-Mahdi.” (HR Abu Dawud 4074).
Na’udzubillah min dzalik.
Jakarta, 13 April 2015.
Vien AM.