Kristologi adalah ilmu pengetahuan tentang Kekristenan, tentang konsep Ketuhanan dalam Kristen, tentang Yesus Kristus dan ajaran-ajarannya.
Istilah “Kristologi” sendiri berasal dari bahasa Yunani “Christos/Kristus” dan “logos/ilmu”. Kristologi merupakan cabang dari ilmu teologi, logos mengenai Kristus, pemikiran dan ucapannya Yesus Kristus, sasaran iman kepercayaan Kristen.
Menurut pakar Kristologi Raymond E. Brown dalam bukunya dikatakan bahwa, “Kristologi membahas pengertian mengenai Yesus dalam hubungan dengan siapakah Ia dan peran yang dilaksanakanNya dalam rencana Allah”
Menurutnya ada dua pandangan tentang Kristologi, yaitu yang biasa disebut Kristologi Rendah (Low Christology) dan Kristologi Tinggi (High Christology). Istilah tinggi rendah ini tidak ada hubungan dan sangkut pautnya dengan pengertian mana yang lebih tinggi atau mana yang lebih rendah dari lainnya. Hanya saja Kristologi rendah yaitu yang melihat Yesus dalam hubungannya dengan kemanusiaanNya dan Kristologi Tinggi, melihat Yesus dalam hubungan dengan ketuhananNya.
Namun seiring dengan kemajuan jaman dan makin kritisnya pemikiran manusia, Kristologi saat ini lebih cenderung kepada pembahasan berbagai misteri mengenai kehidupan Yesus yang dianggap ‘aneh’dan ‘janggal’. Alhasil, Al-Kitab sebagai kitab suci umat Kristenpun di aduk-aduk dan dikritisi secara lebih serius dan mendalam. Akibatnya ayat-ayat yang tadinya jarang dan bahkan tidak pernah dibahas akhirnya mengemuka.
Ini terbukti dengan adanya Red Letter Bible (huruf bertinta merah dalam Bible), di situ ditemukan bahwa setiap kata yang berasal dari ucapan Yesus ditulis dengan tinta merah sedangkan yang bukan ucapan Yesus ditulis dengan tinta hitam. Hasilnya, ditemukan bahwa dari 27 kitab perjanjian baru, 90% ditulis dengan tinta hitam.
Ini merupakan pengakuan terus terang para misionaris bahwa Al-Kitab/Holly Bible memang bukan murni ajaran Yesus. Bahkan mereka ini mengakui bahwa sebagian besar ajaran Kristen adalah merupakan ajaran Paulus. Yesus hanya punya andil amat sangat sedikit, yaitu 10 % saja.
Namun di luar itu semua, yang mendorong umat Islam ikut mempelajari Kristologi adalah fakta bahwa para misionaris dari hari ke hari makin agresif menyebarkan ajarannya kepada umat Islam, dengan cara yang sering kali tidak etis pula.
Mereka sengaja mendirikan sekolah-sekolah tinggi teologi yang mempunyai sks tinggi untuk mempelajari Al-Quran, hadist, sirah nabi dan bahasa Arab. Dengan tujuan ingin menyerang Islam dari dalam. Ironisnya, dosen-dosen pengajar ilmu ke-Islam-an tersebut adalah lulusan UIN yang belakangan memang sudah terkontaminasi pemikiran SIPILIS ( Sekuler Pluralis Liberalis).
Mereka bahkan nekad memalsukan ayat-ayat Al-Quran dan hadist demi mencapai tujuan mereka, yaitu Kristenisasi alias memurtadkan kaum Muslimin sebanyak-banyaknya agar mau menukar keimanannya dengan iman Kristen, yang jelas-jelas tidak sesuai dengan akidah Islam. Inilah yang harus kita lawan.
Perbuatan para missionaris seperti itu jelas telah melanggar hukum. Mereka juga berani membuat dan menerbitkan kitab berbahasa Arab yang mirip dengan Al-Quran dan mengatakan itulah The True Furqan ( Al-Quran yang sebenarnya). Al-Quran palsu yang terdiri dari beberapa surat ini sebagian suratnya diberi nama yang sama persis dengan Al-Quran asli dan sebagian diberi nama mirip.
( Baca : http://www.zulfanafdhilla.com/2013/03/al-quran-palsu-furqanul-haq-buatan.html )
Ini membuktikan bahwa Kristenisasi yang oleh kebanyakan orang hanya dianggap sebagai isu yang akan segera sirna dengan sendirinya ternyata tidaklah benar. Kristenisasi adalah masalah besar yang memerlukan perhatian dan penanganan serius. Ia tidak hanya berusaha mencari pengikut tapi juga sekaligus merusak ajaran yang dibawa Rasulullah saw 15 abad silam tersebut. Na’udzubillah min dzalik …
“Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma`afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. ( Terjemah QS. Al-Baqarah (2):109).
Ayat di atas mengajarkan kita untuk memaafkan Ahli Kitab yang memang sejak dulu selalu berusaha memurtadkan umat Islam, karena kedengkian mereka. Namun ini tidak berarti kita disuruh mendiamkan perbuatan busuk mereka itu. Minimal kita harus menyadari bahwa kita harus berhati-hati menghadapi mereka. Jangan pernah kita tergiur bujuk rayuan mereka betapapun canggihnya tipu daya mereka.
DW Ellis menyatakan bahwa kewajiban mengabarkan Injil adalah tanggung jawab setiap orang Kristen yang telah menerima Kristus menjadi Tuhan dan juru selamatnya. Menurutnya, setiap orang percaya wajib mengabarkan Injil sesuai kemampuan dan karunia-karunia yang dianugerahkan Roh Kudus kepadanya.
Berdasarkan hal ini, orang Kristen yang tidak melakukan Kristenisasi berarti berkhianat kepada Tuhan mereka. Oleh karena itu, Kristenisasi akan senantiasa muncul selama masih ada orang Kristen dan menjadi problem bagi bangsa yang akan dikristenkan, termasuk umat Islam.
Jadi memang benar adanya bahwa umat Kristen, bukan hanya misionarisnya begitu antusias menyebarkan ajarannya ya karena doktrin mereka, tanpa menyadari bahwa ajarannya tersebut telah diselewengkan sedemkian rupa. Tugas kitalah seharusnya meluruskan penyelewengan tersebut.
“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, `Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara”. (Terjemah QS.An-Nisa(4):171).
Menurut Kristolog Abu Deedat Syihabuddin, yang juga merupakan salah satu pengurus MUI pusat sekaligus Ketua Umum Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan (Fakta), pengkristenan dari hari ke hari makin menggila. Korbannyapun tidak hanya orang awam tapi juga para uztad yang mustinya sudah tahu kesesatan ajaran ini !
Mengapa ini bisa terjadi?? Ada beberapa faktor penyebab namun yang paling mencolok adalah karena tekanan ekonomi. Para misionaris ini masuk melalui bantuan ekonomi dengan tujuan terselubung, tanpa disadari korban.
“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim no. 2669).
Beberapa modus Kristenisasi yang teramati antara lain adalah : pendirian gereja di lingkungan Muslim secara illegal sebagai tempat pemurtadan, pemberian beasiswa, bantuan dan kegiatan sosial, panggung hiburan dan melalui dunia politik. Kristenisasi dengan cara memacari dan menghamili si gadis juga tak kalah banyaknya. Naudzu’billah min dzalik …
( Baca : http://www.nahimunkar.com/waspadai-10-modus-kristenisasi-yang-menggerogoti-umat-islam-indonesia/ ).
Secara membabi buta mereka bahkan berani mencetak buku ajaran Kristen dengan kedok Islam, diantaranya adalah buku panduan haji.
( Bersambung)
Jakarta, 17 Juni 2015.
Vien AM.
Leave a Reply