Beberapa hari terakhir ini pengguna medsos heboh beramai-ramai menulis status “ Saya … , saya Pancasila” dengan lambang Garuda Pancasila berlatar belakang bendera merah putih. Puncaknya terjadi pada tanggal 1 Juni 2017, hari lahir Pancasila, yang diresmikan presiden Jokowi sebagai hari libur nasional. Meski sebenarnya ada perbedaan pendapat di antara kalangan pakar hukum mengenai hari tersebut.
http://www.antaranews.com/berita/378447/yusril-pancasila-lahir-18-agustus-1945
Kehebohan masih ditambah dengan adanya undangan kepresidenan untuk Afi Nihaya agar hadir di acara peringatan tersebut. Afi adalah seorang murid SMA yang beberapa hari terakhir ini telah membuat kegaduhan. Yaitu berkenaan dengan tulisannya yang kontroversial karena bernada liberal. Tulisan tersebut berjudul “ Islam bukan agama warisan”. Dan ironisnya lagi, tepat pada hari H nya, beredar kabar bahwa tulisan tersebut bukan tulisan asli hasil karyanya, melainkan hasil plagiat dari seorang bernama Mita Handayani yang selama ini dikenal sebagai pendukung prilaku menyimpang homoseksual ( LGBT). Na’udzubillah min dzalik …
http://www.portal-islam.id/2017/06/geger-jejak-plagiarisme-afi-nihaya.html
Viralnya tulisan Afi, di luar benar tidaknya hasil plagiat atau bukan, sebenarnya mencerminkan masih adanya perseteruan antara pendukung Ahok dan penentangnya. Meski pilkada DKI yang merupakan pilkada terheboh yang pernah ada dalam sejarah itu telah usai, dengan hasil kalahnya pasangan Ahok-Jarot secara demokrasi. Ini masih disusul dengan hasil sidang pengadilan yang menyatakan bahwa Ahok bersalah atas kasus penistaan agama yang dilontarkannya di pulau Seribu. Mantan gubernur yang menduduki jabatan tertinggi di DKI berkat naiknya Jokowi sebagai presiden ini, diganjar hukuman 2 tahun penjara. Inilah tampaknya yang menjadi biang kekecewaan dan sakit hati para pendukung Ahok. “Sudah jatuh tertimpa tangga pula”, pepatah yang sangat tepat untuk menggambarkan kekecewaan mereka.
Anehnya, kekecewaan dan sakit hati tersebut bukan hanya melanda para Ahokers, tapi juga pemerintah. Ini terbukti dengan pernyataan Luhut Binsar Pandjaitan, mantan Menko Polhukam yang kini menjabat Menteri Kemaritiman. Dengan nada kesal ia menyatakan jika Jakarta tenggelam maka Anis – Sandi yang harus bertanggung-jawab. Hal tersebut ia lontarkan sehubungan proyek reklamasi yang ditentang Anis – Sandi karena selain menyusahkan nelayan yang biasa melaut di pantai tersebut juga dibangun tanpa rekomendasi amdal yang meyakinkan. Proyek reklamasi ini adalah proyek andalan Ahok yang sempat heboh karena ditengarai hanya proyek titipan yang hanya menguntungkan pengembang.
Disamping itu sejak awal pilkada Luhut sudah menunjukkan ketidak-senangannya terhadap umat Islam yang melakukan Aksi Bela Islam selama pilkada berlangsung. Ia bahkan tega menuduh para peserta aksi sebagai Islam radikal, dan mengecam Habib Riziek Syihab sebagai biang kekalahan Ahok di pilkada.
“Kami punya data yang cukup rinci tentang dia. Kita lihat apa yang terjadi. Kami tahu apa yang akan kami lakukan,” ujar Luhut.
http://www.suaramedan.com/2016/12/waspada-luhut-panjaitan-incar-habib.html
Dan itulah yang terjadi. Tak lama setelah Habib Riziek dijadikan tersangka perbuatan yang tidak terbukti dilakukannya, dan tanpa ada satupun persidangan. Ironisnya, fitnah tersebut berupa chatting asusila yang sama sekali jauh dari sifat Islam, khususnya ulama, yang pasti tahu jangankan berzina, bahkan mendekatinya pun dilarang !
“ Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”.(Terjemah QS. Al-Isra (17):32).
Tak heran bila Habib menolak memenuhi panggilan, malah sebaliknya menantang mubahalah. Mubahalah adalah tantangan bersumpah atas nama Allah dimana yang berdusta harus bertobat jika tidak ia harus siap menerima azab Sang Khalik. Untuk diketahui Luhut adalah seorang pemeluk Nasrani.
Peristiwa mubahalah pernah dilakukan oleh Rasulullah saw terhadap pendeta Kristen dari Najran pada tahun ke-9 Hijriah, sebagaimana disebutkan dalam surat Ali Imron ayat 61 sebagai berikut :
“Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya la’nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.”
Ironisnya, dengan mudahnya Said Aqil Siraj, mantan ketua PBNU yang memang dikenal nyleneh, menyatakan bahwa pornografi lebih baik dari pada mendengarkan ceramah islam radikal. Apa yang dimaksud islam radikal oleh ulama yang sering melontarkan pernyataan menyakitkan hati umat Islam ini??
Yang pasti beberapa hari sebelum ia mengatakan hal tersebut, Aqil sempat menuduh masjid Salman ITB adalah sarang Islam radikal. Namun ketika para pengurus masjid milik perguruan tinggi negri bergengsi tersebut datang menemui dan meminta penjelasannya, ia segera meminta maaf.
Sungguh menyedihkan apa yang terjadi di negri tercinta ini. Perseteruan paska pilkada yang seharusnya telah usai, justru diarahkan menjadi pertentangan antara ex pendukung Anis yang dicitrakan sebagai Islam radikal, melawan ex pendukung Ahok yang dicitrakan sebagai pendukung NKRI dan ke-Bhineka-an. Sebuah upaya adu domba yang sama sekali tidak lucu.
http://www.gemarakyat.id/yusril-era-jokowi-pancasila-lebih-banyak-dibenturkan-dengan-umat-islam/
Para ulama dan tokoh yang mendukung Aksi Bela Islam yang terbukti berjalan tertib dan aman, terus dipojokkan dengan berbagai cara dan jalan. Selain Habib Riziek, uztad Bahtiar Nasir dari GNPF-MUI yang sempat difitnah terlibat dengan organisasi bejat ISIS, belakangan ini dilarang ceramah di berbagai kampus.
Sementara ustad Alfian Tanjung, dosen sebuah universitas Islam yang juga merupakan wakil ketua Komite Dakwah Khusus MUI Pusat, ditangkap polisi. Ia dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh kepala staf kepresidenan Teten Masduki karena ceramahnya tentang Partai Komunis Indonesia (PKI). Alfian Tanjung selama ini memang dikenal sebagai ustad spesialis PKI karena kelengkapan info dan data yang dimilikinya. Tak heran bila ia tetap tenang karena yakin bukti-bukti yang dimilikinya dapat ia pertanggung-jawabkan di depan pengadilan nanti.
Berita lain, Irjen Rycko Amelza Dahniel yang baru 9 bulan menjabat sebagai Kapolda Sumatera Utara tiba-tiba dimutasi. Kapolri menyatakan mutasi di tubuh kepolisian adalah sesuatu yang biasa. Namun tak urung isu kedekatan Rycko dengan Habib Riziek ditengarai sebagai penyebab ia dimutasi. Ketika Habib datang ke Medan pada 28 Desember 2016 dalam rangka aksi bela Islam, Rycko menyambut ketua umum FPI itu di bandara dan bahkan ikut dalam aksi. Dalam orasinya Rycko menyebut Habib Rizieq sebagai imam besar umat Islam.
http://www.portal-islam.id/2017/06/kapolda-sumut-yang-menyatakan-habib.html
Hal yang sama menimpa 3 hakim yang menangani kasus penodaan agama oleh Ahok. Usai memvonis Ahok 2 tahun penjara, Dwiarso Budi yang mengetuai majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara bersama 3 rekannya dimutasi ke berbagai daerah.
Sementara itu dokter Chilafat Dalimunthe, dokter spesialis anak yang akrab di panggil dokter Chacha, diberhentikan secara sepihak dari rumah sakit tempatnya bekerja setelah menyerukan gerakan Dokter Bela Islam.
“Saya diberhentikan secara sepihak dari Rumah Sakit Sahid Sahirman sejak 23 Mei kemarin,” kata Chilafat kepada Kiblat.net di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (25/05).
Demikian juga kapolres Solok yang dipecat Kapolri karena dianggap kurang tegas menangani “persekusi” terhadap seorang dokter yang melecehkan dan mengata-ngatai Habib Rizek melalui medsos. Padahal menurut warga kota yang dikenal dengan julukan serambi Madinah itu, tidak ada tindakan “persekusi” sepeti yang dilaporkan dokter tersebut.
“Kota Solok selama ini dan hingga detik ini aman dan nyaman, tidak seperti apa yang di opinikan dokter tersebut di media massa, tidak ada persekusi dan intimidasi apalagi teror, karena semua sudah selesai dengan damai tanpa ada tekanan dan paksaan, tapi kenapa dia menggambarkan seakan kota kita kota teror. Sekarang justru dia yang membuat masalah baru sehingga berhujung pencopotan kepada Kapolres” kata seorang peserta aksi.
Kemudian ada lagi kasus seorang CEO Indosat yang dipecat hanya karena memposting status di medsos membela Habib Riziek. Petinggi perusahaan komunikasi tersebut mengatakan bahwa hal tersebut tidak sesuai dengan kebijaksanaan perusaahaan yang harus sejalan dengan pemerintah. Dan dikategorikan sebagai perbuatan anti NKRI. ???
Terakhir adalah Amin Rais, mantan ketua MPR dan ketua Muhammadiyah yang dikenal aktif sangat mendukung Aksi Bela Islam. Dalam sidang dugaan korupsi pengadaan alat-alat kesehatan yang terjadi pada tahun 2004, tiba-tiba saja jaksa penuntut umum melontarkan nama Amin Rais sebagai penerima aliran dana, tanpa adanya bukti kuat keterlibatan Amin dalam kasus tersebut. Hal tersebut diumumkan tepat pada Jumat 2 Juni, hari dimana rencananya Amin Rais bersama alumi 212 akan menggelar demo meminta pemerintah agar berhenti mengkrimalisasi para ulama, Habib Riziek khususnya.
Pertanyaannya sampai kapan perseteruan tidak sehat ini akan berlangsung ?? Apa sebenarnya maksud dan tujuan presiden kita meresmikan hari lahir Pancasila di tengah suasana yang tidak kondusif ini?? Apalagi dengan munculnya kembali wacana bahwa pelajaran Agama di sekolah akan dihapuskan dan hanya akan dijadikan kegiatan exkul. Wacana yang pernah dikeluarkan beberapa tahun lalu oleh seorang tokoh JIL Musdah Mulia dari PDI Perjuangan. Padahal Jerman saja mulai tahun ini malah memasukkan pelajaran Islam ke dalam kurikulum mereka.
http://www.atjehcyber.net/2013/03/jerman-masukkan-pelajaran-islam-dalam.html
Itukah cerminan “ Aku Pancasila” yang bunyi sila pertamanya “ Ketuhanan Yang Maha Esa”?? Sila pertama yang lahir dengan perjuangan alot karena dalam Piagam Jakarta yang merupakan cikal bakal dasar negara Pancasila, menyebutkan “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya”.
https://id.wikipedia.org/wiki/Piagam_Jakarta
Umat Islam sebagai mayoritas penduduk negri tercinta ini, tampaknya masih harus terus bersabar menghadapi mereka yang tidak menyukai ajaran yang dibawa Rasulullah Muhamad saw 15 abad silam. Ironisnya mereka yang terus menyudutkan Islam masih juga mengaku Islam. Menjadi bukti bahwa persaudaraan sesama Muslim yang merupakan sumber kekuatan Islam, sudah jauh panggang dari api. Bukannya saling menasehati malah saling lempar fitnah.
“Dan janganlah kalian saling menggunjing. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” (QS. Al-Hujurat: 12).
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: “Rasulullah SAW bersabda: Seorang muslim itu adalah saudara muslim yang lain. Oleh sebab itu, jangan menzdalimi dan meremehkannya dan jangan pula menyakitinya.” (HR. Ahmad, Bukhori dan Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk surga, orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya” (HR. Bukhari dan Muslim ).
Yang dimaksud tetangga pada hadist di atas termasuk non Muslim. Jadi tidak benar bila ada yang berpendapat Islam tidak toleran terhadap non Muslim. Namun itu bukan berarti umat Islam bisa dijadikan bulan-bulanan seperti yang terjadi hari ini dimana para ulama di kriminasilasi sesuka hati. Pernyataan-pernyataan seperti “ Lebih baik pemimpin kafir dari pada pemimpin korupsi” dan “ Menghormati yang tidak berpuasa” jelas sangat melecehkan Islam.
Pada bulan suci Ramadhan tahun ini kita bisa melihat bagaimana sebagian besar rumah-makan, besar maupun kecil, leluasa membuka usahanya tanpa sedikitpun tabir seperti tahun-tahun sebelumnya. Sementara pada bulan Desember, para pelayan toko dan rumah makan diwajibkan memakai topi Sinterklas dalam rangka Natal. Juga pada hari Nyepi di Bali, bukan “hanya” adzan dilarang berkumandang, bahkan penerbanganpun dihentikan. Itukah yang dinamakan toleransi beragama??
Sebuah pertanyaan besar, mengapa para pemimpin negri tercinta yang berpenduduk mayoritas Islam ini seperti terkena dampak Islamophia yang sedang menyerang Barat. PBB misalnya, yang meminta pemerintah agar mempertimbangkan kembali hukuman Ahok. Kemudian ratu Elizabeth dari Inggris yang bermaksud akan memberikan Ahok penghargaan khusus. ( Meski ada berita lain bahwa itu hoax). Apa urusan mereka dengan keputusan dalam negri kita???
http://sinarharapan.net/2017/05/ahok-terima-penghargaan-ratu-inggris-murni-hoax/
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. ( Terjemah QS. Al-Baqarah (2):120).
Na’udzubillah min dzalik.
Jakarta, 14 Juni 2017.
Vien AM.
Leave a Reply