Feeds:
Posts
Comments

Archive for February, 2020

Pertolongan Allah.

“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. …”, ( Al-Baqarah(2):45).

Bagi kaum Muslimin ayat di atas tentu tidak asing meski pada prakteknya mungkin tidak mudah. Karena harus diakui tidak sedikit orang yang mengerjakan shalat karena sekedar memenuhi kewajiban semata. Shalat memang adalah kewajiban yang pertama dihisab di hari akhirat nanti.

Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi”. (HR. Tirmidzi).

Ironisnya, dalam sebuah hadist dikatakan bahwa shalat adalah tali pertolongan terakhir yang dilepaskan manusia.  Artinya tali pertolongan Allah itu sejatinya banyak. Namun kebanyakan manusia meremehkannya yaitu dengan tidak menjalankannya. Maka bila tali terakhirpun diabaikan yaitu shalat, sungguh tidak ada artinya orang yang mengaku Islam. Allah swt tidak akan mau menolong bahkan melaknatnya dengan neraka jahanam.  Tali pertama yang dilepaskan manusia adalah hukum atau syariat Islam. Ini terbukti jelas dengan sangat banyaknya negara yang mengabaikan hukum Islam padahal penduduknya mayoritas mengaku Muslim.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Buhul/ikatan Islam akan terputus satu demi satu. Setiap kali putus satu buhulan, manusia mulai perpegang pada tali berikutnya. Yang pertama-kali putus adalah adalah hukum, dan yang terakhir adalah shalat.”

Sayangnya tidak semua shalat dapat mendatangkan petolongan Allah. Shalat yang dikerjakan bukan karena Allah swt dan yang riya (pamer) adalah diantaranya.

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, ( itulah) orang-orang yang berbuat riya”. ( Terjemah QS. Al-Maun(107):4-6).

Lalu shalat yang yang bagaimanakah yang dimaksud ayat 45 surat Al-Baqarah di atas? Mari kita perhatikan kelanjutan ayat tersebut.

“Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” ( Al-Baqarah(2):45-46).

Ya hanya orang yang yakin akan menemui Tuhannya dan bahwa suatu hari kelak mereka akan kembali kepada-Nya, merekalah yang akan ditolong-Nya. Keyakinan ini harus terus melekat di hati sanubari kita, dalam keadaan apapun, susah maupun senang, ketika sendiri maupun bersama orang lain.  Dan sesuai ayat di atas memang bukan hal yang mudah, bahkan amat berat.

Untuk itulah diperlukan kesabaran. Manusia hanya bisa berusaha Allah yang menentukan hasilnya. Dan wajib hukumnya kita menerima ketentuan takdir dari-Nya. Itulah cobaan Allah yang akan mengarahkan kehidupan kita kelak di akhirat, yaitu surga atau neraka.

Nabi SAW bersabda: “Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Sungguh segala keadaannya selalu baik buat dirinya, dan ini tidak diperoleh kecuali siapa yang mukmin. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur maka ini baik baginya, dan bila ia ditimpa musibah, ia bersabar, ini pun baik baginya” (H.R. Muslim melalui Shuhaib Ibn Sinan).

Maka ketika suatu hari kami ( saya dan suami) menerima kabar bahwa putri kami tercinta yang sedang melanjutkan study di sebrang benua nun jauh di sana, mengalami masalah yang tidak kami ketahui secara pasti karena ia tak mengatakannya dengan jelas, kami hanya pasrah. Bukankah Allah berjanji akan menolong hambanya yang mau bersabar dan menjalankan shalat dengan khusuk?  Di akhir shalat kami hanya dapat memohon supaya Allah swt ridho memberinya jalan keluar terbaik, apapun kesulitan yang dihadapinya.

Namun tak ayal betapa shocknya kami ketika 16 hari kemudian akhirnya putri kami tersebut menceritakan apa yang sebenarnya dialaminya. Rupanya ia kehilangan dompet dengan segala isinya termasuk passport. Padahal ketika itu ia sedang berlibur bersama teman-temannya di sebuah negara Eropa Timur. Parahnya lagi instansi yang berwenang mengeluarkan passport sementara di kota tersebut hanya buka sekali sepekan ! Akibatnya ia tidak bisa meninggalkan kota untuk kembali ke Newcaste Inggris tempat ia menuntut ilmu, setidaknya selama 2 pekan-an.

Artinya selama 16 hari kami berhubungan 2 hari sekali melalui video call putri kami tersebut tidak berada di tempat yang semestinya. Yang sedihnya kami tidak menyadarinya sama sekali kecuali di hari-hari terakhir.

“Itu tulisan-tulisan di gedung belakang Dilla koq aneh yaa  .. Kayak huruf Rusia”, komentar suami selesai kami ber-video call dengannya.

Rupanya putri kami sengaja tidak mau menceritakan musibah yang dialamiya kepada kami berdua karena khawatir membuat kami risau. Kami memang sempat bertanya-tanya melihat ekspresi wajahnya yang sedikit galau. Ia mengungkapkan itu disebabkan kegundahan karena terpaksa berbohong kepada kami. Itu sebabnya ia selalu melaporkan segala kejadian kepada kakaknya yang berada di Jakarta dengan syarat tidak menyampaikannya kepada kami. Masya Allah …

dillabudapest2Tapi yang sungguh membuat kami meng-haru biru adalah prilaku teman-temannya yang sangat peduli terhadapnya. Mereka langsung bergerak cepat ada yang melapor ke kantor polisi, melapor KBRI Budapest, UK embassy serta menghubungi PPI Budapest memohon kesediaan menampung putri kami tersebut selama urusan passport belum tuntas.

Bahkan di hari besoknya yang seharusnya melanjutkan liburan ke Praha Cekoslavakia mereka batalkan demi menemaninya. Mereka rela membeli tiket baru pesawat Budapaest-Newcastle langsung tanpa mampir Praha ke esokan harinya, setelah yakin temannya itu ada yang bisa menampungnya. Belum lagi salah seorang teman yang rela meminjamkan kartu kreditnya tanpa diminta, hingga selama 16 hari di kota tersebut putri kami tidak keteteran … Allahu Akbar …

Pertanyaan besar, siapa yang kuasa membuka hati mereka untuk berbuat baik kepada putri kami tercinta tersebut??

Jangan salah, teman-teman tersebut bukanlah teman lama melainkan teman-teman yang baru 6 bulan berkenalan karena sama-sama kuliah di kampus yang jauh dari orang-orang yang mereka sayangi. Alasan kebersamaan sebagai sesama pelajar di luar negri? Bisa jadi … namun tetap bila Allah tidak mengizinkannya tidak mungkin mereka rela melakukannya.

dillabudapest1

Gul Baba Museum Budapest

Museum Gul Baba 

Demikian pula teman-teman PPI Budapest yang berkenan menerimanya tinggal di tempat mereka selama 16 hari tanpa meminta sepeserpun imbalan. Bahkan mau menghiburnya dengan berjalan-jalan menikmati kota, hiking bahkan mengajaknya mengunjungi museum Islam Gul Baba yang ada di kota tersebut.

dillabudapest3Belum lagi seorang teman yang rela terbang dari Newcastle menuju Budapest untuk membawakan beberapa baju ganti dan lap top agar putri kami tersebut tetap bisa mengikuti pelajarannya di kampus. Masya Allah … Semoga Allah swt membalas kebaikan mereka dengan yang lebih baik.

Sungguh alangkah besarnya cinta dan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Diturunkannya pertolongan kepada siapa yang dikehendaki-Nya.

Bergidik hati ini bila mengingat kejadian yang belum lama terjadi. Yaitu kisah seorang pelajar Indonesia di Manchester Inggris yang menganiaya ratusan orang dengan sangat keji. Bagaimana bila putri bungsu kami tercinta tersebut jatuh ke tangan orang seperti itu ??? Na’udzubllah min dzalik …

Ataukah ini salah satu buah kesabaran putri kami dalam menutup aurat yang jika di lakukan di tanah air mungkin hal biasa namun tidak ketika berada di lingkungan dimana Islam adalah minoritas. Apalagi di kelas yang jumlahnya ratusan hanya ia sendiri yang mengenakkan hijab?? Wallahu ‘alam …

Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang”. ( Terjemah QS. Al-Ahzab(33:59).

Yaa Allah berilah kami dan putri kami kemampuan untuk dapat merasakan cinta-Mu yang demikian besar. Berilah pula kami kemampuan untuk dapat mengambil hikmah segala kejadian, meyakini kebesaran-Mu, agar mau lebih mendekatkan diri lagi kepada-Mu, dengan langkah nyata yaitu dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan-Mu, hingga akhir hayat kelak.

Beri juga putri kami kepahaman dan keyakinan betapa kuatnya doa kedua orang-tua terhadap anak meski mereka tidak tahu persis kesulitan apa yang dihadapinya. Dan tolonglah kami agar tidak menjadi orang yang kufur terhadap nikmat sebagaimana ayat berikut, na’udzubillah min dzalik.

Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan”.(Terjemah QS. Yunus(10):12).

Berikut kisah inspiratif bahwa ketika berdoa memohon pertolongan kepada-Nya, Allah Azza wa Jala mengizinkan kita menyebutkan amal kebaikan yang pernah kita perbuat. Karena amal sekecil apapun, seperti menolong orang yang dalam kesulitan, menuntut ilmu dll, selama diniatkan untuk mendekatkan diri kepada-Nya, Allah swt mencatat dan pasti membalasnya.

https://rumaysho.com/3390-kisah-tiga-orang-yang-tertutup-batu-dalam-goa.html

Wallahu ‘alam bish shawwab.

Jakarta, 21 Februari 2020.

Vien AM.

Read Full Post »

sarangan1IMG_20191216_143949Dengan disambut hujan rintik-rintik, atas izin-Nya, sampai juga kami di tepian telaga Sarangan yang cantik itu. Pemandangan gunung Lawu dengan pohon pinusnya yang menjadi latar belakang danau sungguh menambah keindahan danau yang airnya jernih tersebut. Tak salah bila telaga ini juga dinamai Cermin Raksasa. Sejumlah perahu boat dengan aneka warnanya terlihat diparkir di tepi danau, siap mengantar pengunjung mengelilingi danau berudara sejuk tersebut. Disamping juga kuda, yang siap mengitarinya dari daratan.

Sayang hujan makin lama turun makin lebat. Dengan berat hati, akhirnya kamipun meninggalkan danau yang punya kenangan indah tersendiri bagi saya itu. Kenangan puluhan tahun lalu ketika orang-tua saya mengajak kami, anak-anak yang masih kecil, mengunjungi danau tersebut …

Dalam perjalanan kembali menuju Solo, di tengah hujan yang masih mengguyur, keindahan pemandangan pegunungan masih terus menampakkan diri. Hingga ketika terlihat sederetan warung di pinggir jalan, Bimo menyeletuk “Makan mie rebus enak nih kayaknya”, “ Tambah jagung bakar sama pisang goreng”, sahut Laras penuh selera, “ plus kopi panas”, imbuh bapaknya seraya melirik saya, seolah menunggu izin.

Walhasil menepilah kami di salah satu warung yang ditunggui seorang ibu tua. Kami segera keluar dan memesan makanan. Udara terasa dingin menggigit.

Ini masih lumayan bu, paling cuma 12 drajat. Kalau malam lebih dingin lagi”, ujar si ibu pemilik warung. Kami saling pandang penuh arti,” … Waah g nyangka rupanya orang desapun tahu satuan drajat yaa .. hebring, bisik saya kagum … 🙂

sarangan3Untung tak lama, munculah kopi, mie rebus, pisang goreng dan jagung bakar pesanan kami. Sambil menikmati dinginnya udara dan cantiknya pemandangan kamipun segera menyantapnya. Angin berhembus datang pergi membawa kabut tebal “menelan” perbukitan deretan bukit hijau kekuningan yang melatar-belakangi warung.

IMG_20191216_161712Tak lama kamipun meneruskan perjalanan. Rupanya tempat kami tadi berhenti persis di depan Cemara Kandang, pos bagi mereka yang hendak mendaki ke puncak Gunung Lawu. Pos ini terletak tidak terlalu dengan perbatasan Jateng – Jatim.

Esoknya, kami mengunjungi pasar Klewer untuk membeli sekedar oleh-oleh batik. Setelah itu, dengan berjalan kaki kami menyebrangi jalan dan tiba di masjid Agung yang letaknya bersebelahan dengan kraton ( kerajaan) Solo/Surakarta.

20191217_14075220191217_140307Masjid kuno yang dibangun oleh Sunan Pakubuwono III pada tahun 1763 dan selesai pada tahun 1768 ini awalnya memang milik kraton Surakarta. Selain digunakan untuk shalat Jumat sebagaimana layaknya masjid agung, masjid juga digunakan untuk berbagai kegiatan tradisi seperti Sekaten (festival memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW) dengan Garebeg sebagai acara puncaknya.

Pada puncak acara tersebut iring-iringan gunungan, yaitu susunan berbagai makanan yang biasanya terdiri dari hasil bumi, beras ketan, makanan, buah-buahan serta sayur-sayuran yang diusung sejumlah orang diarak dari istana menuju masjid Agung. Setelah didoakan, gunungan yang melambangkan kesejahteraan dan lambang keberkahan tersebut dibagikan kepada masyarakat yang sudah menunggu sejak pagi hari. Selanjutnya sebagian gunungan tersebut dibawa pulang dan ditanam di sawah/ladang mereka dengan harapan agar sawah\ladang mereka menjadi subur dan bebas dari segala macam bencana dan malapetaka.

Menurut beberapa sumber, tradisi Garebeg telah dilakukan sejak masa kerajaan Majapahit yang menganut ajaran Hindu, dan berlanjut hingga masa kerajaan Mataram. Wali Songo yang kemudian datang memperkenalkan ajaran Islam memperbolehkan tradisi tersebut berlanjut sebagai jembatan peralihan menuju ajaran Islam.

Kami memang tidak melihat acara tersebut tapi siang itu ketika kami menuju Pasar Klewer terjadi kemacetan parah. Usut punya usut akhirnya kami mendapat info bahwa sedang berlangsung acara haul Habib Ali bin Muhammad.

Awalnya kami tidak paham acara apakah gerangan. Setelah googling kami baru tahu bahwa Habib Ali bin Muhammad adalah seorang ulama besar asal Yaman keturunan rasululah Muhammad saw dari jalur Husein bin Ali bin Abu Thalib, putra dari Fatimah Az-Zahra putri rasulullah saw. Meski ulama Yaman tersebut seumur hidupnya tidak pernah menginjakkan kakinya di Indonesia namun namanya sangat dekat dengan masyarakat Indonesia, khususnya Solo. Itu disebabkan salah keturunan Habib Ali yang menetap di Solo, dan mempunyai banyak murid di kota ini.

https://www.solopos.com/gagasan-haul-dan-risalah-maulid-simtuddurar-883666

Habib Ali wafat pada tahun usia 74 tahun, bertepatan dengan 20 Rabiulakhir 1333 Hijriah atau tahun 1912 Masehi. Hari wafatnya itulah yang kemudian tiap tahunnya diperingarti masyarakat Solo. Itulah yang dinamakan Haul. Beberapa tahun terakhir, jemaah yang mengikuti Haul terus bertambah, tidak hanya dari Solo melainkan juga dari kota-kota lain di Indonesia bahkan dari negara tetangga seperti Singapur, Malaysia, Yaman dll.

Namun seperti juga Maulud ( peringatan hari kelahiran nabi Muhammad saw), Haul sejatinya adalah bagian dari tradisi masyarakat bukan ajaran Islam. Karena Islam hanya mengenal 2 hari besar yaitu hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha sebagaimana hadist berikut:

Anas radhiyallahu ‘anhu berkata,

Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya untuk bersenang-senang dan bermain-main di masa jahiliyah. Maka beliau berkata, “Aku datang kepada kalian dan kalian mempunyai dua hari raya di masa Jahiliyah yang kalian isi dengan bermain-main. Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari raya Idul Fithri dan Idul Adha (hari Nahr)” (HR. An Nasai no. 1556 dan Ahmad 3: 178, sanadnya shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim sebagaimana kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth).

Demikian juga upacara Cembengan yang juga dikenal dengan sebutan Tebu Manten. Ritual ini biasa dilakukan pabrik-pabrik gula di Indonesia sebagai ungkapan syukur atas hasil panen sekaligus permohonan akan kelancaran selama proses penggilingan.

Cembengan berasal dari kata Ching Bing (Cheng Beng) yaitu ritual khas Cina untuk mendoakan roh nenek moyang. Istilah ini dikenalkan oleh para pekerja asal daratan Cina yang ketika itu sengaja didatangkan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk bekerja di berbagai perkebunan milik penjajah Belanda tersebut, termasuk pabrik-pabrik gula. Mereka itulah itulah yang pertama kali membawa tradisi Ching Bing, sebagai ritual diawal musim giling tebu.

Selanjutnya Mangkunegara IV sebagai pemilik pabrik gula Colomadu di Solo, dengan mencampurkan adat Jawa di dalamnya, meneruskan ritual tersebut. Hal ini terekam di dalam museum De Tjolomadoe yang kami kunjungi keesokan harinya.

tjolomadoe1Musium megah ini rupanya bekas pabrik gula Colomadu yang pernah mengalami kejayaan di masa lalu. Pabrik ini didirikan tahun 1861. Selain krisis ekonomi tahun 1997–1998, pergantian lahan dari perkebunan tebu menjadi persawahan di sekitar lokasi adalah pemicu berhenti beroperasinya pabrik gula tersebut.

tjolomadoe2tjolomadoe3tjolomadoe4Di dalam museum ini pengunjung selain diajak melihat proses pembuatan gula juga diajak mengenang kesuksesan pabrik pertama milik pribumi tersebut. Melalui gula hasil pengolahan pohon tebu pabrik tersebut kekeratonan Solo membiayai hampir seluruh kebutuhan kraton termasuk pemberian beasiswa pendidikan anak-anak pekerja pabrik.

Tak heran bila kemudian sang sultan mengajarkan rakyatnya untuk mensyukuri keberkahan tersebut melalui acara Cembengan. Seperti juga dalam acara Sekaten, Cembengan juga diisi dengan acara arak-arakan sesaji seperti aneka jajan pasar, hasil bumi, nasi tumpeng, nasi merah lengkap dengan tujuh kepala kerbau.

Setiba di pabrik, sesaji kemudian diletakkan di bagian bawah mesin produksi. Khusus kepala kerbau diyakini sebagai penolak bala agar proses giling tebu terhindarkan dari kejadian yang tak diinginkan.

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Terjemah QS.Al-Baqarah: 186)

Ini masih dilanjutkan keesokan harinya dengan apa yang dinamakan acara Tebu Manten. Pada acara puncak tersebut, sepasang pohon tebu didandani layaknya manten/pengantin, lalu di arak dengan iringan sesaji dan kepala kerbau seperti hari sebelumnya, hingga masuk ruang giling, digiling, disusul belasan pasang tebu pengiringnya.

Filosofi dari tebu manten adalah layaknya seperti mantu. Kita ibaratkan, saat ini adalah perpaduan tebu dari pabrik dan dari petani. Harapannya adalah hasil melimpah,” ujar seorang penanggung jawab upacara.

Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, … “.( Terjemah QS. Al-Baqarah(2):45).

https://www.liputan6.com/regional/read/2936185/cembengan-ritual-kuno-arakan-kepala-kerbau-di-pabrik-gula.

Demikianlah kami menutup liburan kami di Solo dan sekitarnya, yang penuh makna dan variasi, dari kulinernya yang menggugah selera, budayanya yang kental hingga pemandangan alamnya yang mempesona. Alhamdulillah …

Trima-kasih yaa Allah, beri kami kemampuan untuk mengambil pelajaran atas segala yang kami lihat dan alami … aamiin yaa robbal ‘aalamiin …

Wallahu’alam bish shawwab.

Jakarta, 29 Januari 2020.

Vien AM.

Read Full Post »