Ramadhan 1441H yang sedang dijalani umat Islam saat ini adalah Ramadhan yang benar-benar berbeda dengan Ramadhan-Ramadhan yang pernah dilalui selama ini. Betapa tidak … Masjid yang selama ini menjadi pusat ibadah kaum Muslimin terutama di bulan Ramadhan, tidak dapat menjalankan fungsinya seperti sebelum-sebelumnya. Bahkan Masjidil Haram dan Masjid Nabawipun mengalami hal yang sama. Dan ini semua hanya gara-gara mahluk super kecil yang tak terjangkau pandangan mata, yaitu virus Corona atau yang juga dinamakan Covid-19.
“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah”. ( Terjemah QS. A-Hajj(22):73).
Allah swt menjadikan lalat sebagai perumpamaan betapa kecil dan tidak berdayanya manusia itu. Ilmu kedokteran menyebutkan mahluk kecil bersayap ini mampu membuat manusia jatuh sakit setidaknya dengan 12 macam penyakit yang dibawanya. Diantaranya yang paling sering terjadi adalah typhus.
Disamping itu penelitian yang dilakukan tim kesehatan sebuah universitas di Arab Saudi tentang sayap lalat membuktikan bahwa tidak ada yang sia-sia dalam segala penciptaan-Nya, termasuk lalat yang kotor dan sarat membawa penyakit itu.
Dari Abu Hurairah RA, beliau berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Apabila seekor lalat masuk ke dalam minuman salah seorang dari kalian, maka celupkanlah ia, sebab pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap lainnya ada obat penawarnya, maka dari itu celupkan semuanya,” (HR Abu Daud).
Dilansir dari buku “Amazing You! Resep Rahasia Kehidupan Luar Biasa (2011)” karya dr. Andhyka P. Sedyawan, dijelaskan bahwa lalat memiliki 100.000 sel otak aktif yang jauh lebih kompleks dari otak lebah. Dengan otak itu, lalat memiliki sistem yang sangat cepat untuk mengantisipasi bahaya yang datang, termasuk bahaya tepukan yang berujung kematian. Menghindari tepukan bagi lalat, bukanlah hal yang sulit. Saat terancam, otak lalat akan merespons dengan melakukan menuver yang supercepat. Bahkan, maneuver tersebut dapat dilakukan lalat dengan melakukan ke arah yang berlawanan. Dengan kata lain, lalat sulit dipukul karena mereka bisa bereaksi terhadap suatu gerakan 5 kali lebih cepat dari manusia. Bulu senstif pada tubuh mereka mengirim langsung data ke sayap sehingga lalat bisa langsung mengambil respons cepat.
https://health.kompas.com/read/2020/02/22/170100168/12-penyakit-yang-dapat-ditularkan-lalat?page=all.
Kembali kepada virus Corona yang ditetapkan sebagai pandemic karena daya tularnya yang maha dasyat padahal ukurannya jauh lebih kecil dari lalat, yaitu 125 nanometer.( 1 nanometer sama dengan 1/1000 mikrometer). Virus yang kabarnya berasal dari kelelawar dan menyerang saluran pernafasan ini mampu membuat geger dunia, tak peduli dengan datangnya bulan suci Ramadhan yang mulia. Bulan dimana ayat pertama Al-Quranul Karim diturunkan, yaitu pada 17 Ramadhan yang diperingati kaum Muslimin sebagai Peringatan Nuzulul Quran.
Pada bulan tersebut pula terdapat suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Itulah malam Lailatul Qadar, malam yang paling dinantikan umat Muslim.
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan”. ( Terjemah QS. Al-Qadr(97):1-3).
Bulan Ramadhan juga disebut juga bulan maghfiroh/pengampunan. Pada bulan tersebut segala amal ibadah dilipat gandakan balasannya, termasuk shalat Tarawih dan shalat Witir.
“Barangsiapa ibadah (tarawih) di bulan Ramadhan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau” (HR al-Bukhari, Muslim, dan lainnya).
Dari ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha-, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa do’a yang mesti kuucapkan?” Jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berdo’alah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni, ”Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, At Tirmidzi ).
Namun sekarang dengan ditutupnya pintu-pintu masjid apakah itu berarti tertutup pula kesempatan untk mendapatkan berkah dan kemuliaan Ramadhan yang begitu berlimpah??
Tentu saja tidak. Bukankan bumi Allah luas? Shalat tidak harus di masjid bila tidak memungkinkan. Imbauan pemerintah untuk tetap tinggal di rumah dan menjaga jarak dengan orang lain bukan halangan untuk dapat menjalankan Ramadhan sebaik-baiknya. Bahkan bisa jadi lebih baik bila kita mau merenungkan apa sebenarnya hikmah di balik musibah ini. Selain tentu saja kesempatan untuk menjalankan seluruh shalat kita, baik wajib maupun sunnah, bersama keluarga tercinta.
“Shalat jamaah lebih baik 27 derajat dibanding shalat sendirian.” (HR. Bukhari, no. 645 dan Muslim, no. 650)
Bisa jadi ini adalah ujian dari Allah swt untuk melihat keseriusan kita dalam beribadah. Apakah dengan berhari-hari bahkan berpekan-pekan diam di rumah membuat kita lebih dekat kepada-Nya, dengan banyak membaca Al-Quran dan mentadaburinya, membantu mereka yang kekurangan, tetap shalat di awal waktu layaknya ketika pintu masjid masih terbuka lebar, dll. Atau justru menjauh dengan mengisi hal-hal yang tidak berguna, seperti bermain game, menonton film, hiburan tv dll secara berlebihan.
Ini adalah saat yang tepat untuk muhasabah ( introspeksi), sudah benarkah ibadah kita selama ini? Shalat, puasa, zakat, haji dan umrah kita?? Ditrimakah amal ibadah kita oleh-Nya?? Jangan-jangan Allah hanya menganggap semua itu ritual belaka, ibadah rutin yang tidak disertai hati kita … Na’udzubillah mun dzalik …
Bukankah Islam adalah rahmatan lil ‘aalamiin, yang dengannya seharusnya umat Islamlah yang memimpin dan menjaga bumi ini dengan baik hingga yang demikian Allahpun ridho menurunkan rahmat-Nya.
Berita perkembangan terakhir menyebutkan 2 negara adi daya, Amerika Serikat dan Cina saling tuduh bahwa merekalah penyebab malapetaka ini. Apapun itu yang pasti Allah swt ternyata mengizinkannya. Bukankah tanpa izin-Nya mustahil segalanya bisa terjadi …
Yaa Allah munculkanlah di bulan suci ini pemimpin Muslim tangguh yang mampu menjaga amanah, sanggup memimpin dan melindungi kaum Muslimin, serta ilmuwan Muslim yang mampu menemukan penangkal virus Corona sebagaimana para ilmuwan Muslim Arab Saudi menemukan kebenaran mukjizat sayap lalat.
Yaa Allah jadikan Ramadhan ini melahirkan generasi yang mampu mengeluarkan kaum Muslimin dari keterpurukan dan ketertinggalannya dari kaum Kafirin.
Yaa Allah ampuni kami, maafkan kami, trimalah tobat kami, dan jadikanlah Ramadhan ini sebagai pembersih dosa, salah dan khilaf kami, aamiin yaa robbal ‘aalamiin …
Wallahu’alam bish shawwab.
Jakarta, 3 Mei 2020.
Vien AM.
Leave a Reply