Feeds:
Posts
Comments

Archive for August, 2021

1. Alexander Russel Webb, ilmuwan Amerika Serikat.

Nama lengkapnya adalah Alexander Russel Webb. Dia seorang mualaf yang tadinya memegang teguh doktrin-doktrin lama tentang ketuhanan maupun sekularisme yang dia anut. Berkenalan dengan Islam, cahaya Illahi masuk ke relung jiwanya melalui jalur intelektualitas yang ia geluti.

Berdasarkan buku Tujuh Mualaf yang Mengharumkan Islam karya Tofik Pram dijelaskan, Russel mulai tertarik dengan Islam saat dirinya mempelajari agama-agama timur. Dia membaca buku-buku karya Mill, Kant, Locke, Hegel, Fitchte, Huxley yang kesemuanya membahas tentang protoplasma (unsur-unsur atom dalam pembentukan jasad makhluk hidup). Namun demikian, dia tak mendapati seorang pun yang dapat menerangkan tentang jiwa/ruh sesudah jasad manusia mati.

Setelah mengenal Islam, dia pun menyadari bahwa selain jasad terdapat hal krusial yang juga dimintai pertanggung jawaban kelak usai kematian. Proses perkenalan kepada Islam pun terus dia jalankan. Dia juga menegaskan dan memilih Islam sebagai agama yang dia anut dan percaya.

Dia menyebut bahwa ketika memilih menjadi seorang Muslim, hal itu bukan karena ikut-ikutan buta atau dorongan emosi semata. Akan tetapi, memeluk Islam adalah hasil dari penelitian dan pelajaran yang sungguh-sungguh, jujur, tekun, dan bebas yang disertai penelidikan mendalam olehnya. Dia menyimpulkan, inti dari ajaran Islam adalah akidah yang murni yaitu berserah kepada Allah SWT. Adapun tanda penjelmaan berserah diri adalah melalui shalat. Islam mengajak pada persaudaraan dan kecintaan umat manusia di seluruh dunia agar dapat berbuat baik pada sesama.

Berlatar belakang sebagai seorang intelektual, semangat Islam itulah yang kemudian ditelurkan Russel dalam aksi. Dialah tokoh penting yang membangun Islamic Center di New York. Islamic Center yang didirikannya ini terbukti banyak membantu pendirian masjid dan perpustakaan-perpustakaan Islam di Amerika.

Adapun sumber pendanaan pendirian Islamic Center kala itu bersumber dari Daulah Utsmaniyah yang saat itu dipimpin oleh Sultan Abdul Hamid II. Dari ikhtiar Russel inilah Islam mulai bertumbuh di kota-kota Amerika.

Alexander Russel juga akhirnya didaulat sebagai wakil utama Islam di konferensi agama-agama tingkat dunia yang didakan di Chicago, pada 1893. Dia juga lah yang menjadi juru bicara Islam di Amerika pada masanya. Bahkan, banyak pemikir-pemikir terkemuka yang telah menyimak paparannya perihal pengaruh Islam terhadap keadaan sosial pada 1893. Inilah ihwal pokok ajaran Islam yang dia sampaikan dan mempengaruhi pemikiran penulis besar, Mark Twain. Russel wafat pada 1916.

2. Laurence Brown, dokter yang ditinggalkan istrinya karena menjadi Islam.

“Saya kira adalah hal yang sulit bagi siapapun ketika membuat perubahan drastis dalam hidup mereka. Terutama di dunia Barat ketika Anda menjadi Muslim, maka pastinya Anda akan menghadapi kesulitan,” kata Laurence Brown, dikutip dari YouTube Ayatuna Ambassador, Rabu (27/1/2021).

Diakui Laurence, saat memutuskan memeluk Islam, ia merasakan kedamaian dan ketenangan dalam hidupnya.

“Saya ingat pada masa awal jadi Muslim, saya merasakan kedamaian dan kenyamanan luar biasa. Perasaan itu tidak pernah lekang dari saya,” tuturnya.

Hanya saja, keputusannya memeluk Islam itu bukanlah perkara mudah. Langkah besar yang diambilnya tersebut menyebabkan banyak perubahan terjadi dalam hidupnya. Salah satunya dijauhi orang tuanya.

“Tapi kehidupan dunia saya hancur, orang tua saya tidak bisa mengerti akan pilihan saya,” ungkapnya.

Kata Laurence, ia dikenalkan Islam oleh saudara laki-lakinya yang lebih dahulu menjadi Muslim. Itu sebabnya, saat Laurence memutuskan jadi mualaf, orang tuanya merasa sangat kehilangan.

“Kami hanya dua bersaudara, saya dan saudara laki-laki saya. Maka ketika saya menjadi Muslim, orang tua saya merasa kehilangan anak yang satunya lagi karena Islam,” ucapnya.

“Orang tua saya ketika saya masih bersama mereka, mereka bukan Kristen yang taat. Tapi sama saja, mereka merasa, perpindahan saya ke Islam adalah kehancuran dalam hidup mereka,” sambungnya.

Tak hanya dijauhi orang tuanya, dokter Laurence Brown juga sampai diceraikan sang istri.

Keputusan dr.Laurence Brown memeluk Islam berakhir dengan perceraian. Ia bahkan harus kehilangan anak-anaknya karena hak asuh jatuh ke tangan mantan istrinya.

“Ketika saya jadi Muslim, saya diceraikan, lalu Allah beri saya istri yang lain. Saya kehilangan anak-anak saya karena putusan pengadilan di keluarga sebelumnya, Allah beri saya anak yang lain dan keluarga baru,” ungkapnya.

Meski demikian, diakui Laurence, perceraian tersebut tidak membuatnya sedih. Sebaliknya, ia merasa bahagia karena mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

“Dalam film, ketika Anda bercerai, Anda jadi merana, mulai memukul tembok sampai berlubang, dan dengan sengaja menabrakkan mobil Anda, tidak berdaya. Tapi, saya malah bahagia,” katanya.

Lebih lanjut, Laurence juga mengungkapkan kehilangan lainnya yang ia hadapi setelah memeluk Islam. Bersamaan dengan hal baik yang Allah SWT gantikan untuknya.

“Saya lepaskan pekerjaan saya, Allah beri saya pekerjaan yang lebih baik. Saya kehilangan rumah karena perceraian, Allah berikan saya rumah di kota suci Madinah. Saya kehilangan harta, Allah ganti dan lipat gandakan,” ujarnya.

Sebenarnya Laurence tidak benar-benar merasa kehilangan. Karena ia percaya bahwa Allah mengganti hal tersebut dengan yang lebih baik. Begitu pula terkait hubungan dengan orang tuanya yang juga membaik.

“Saya tidak kehilangan orang tua saya selamanya. Akhirnya, kami berbicara kembali, dan saya merasa hubungan kami sekarang jauh lebih baik dari sebelumnya,” katanya.

Islam di mata dokter Laurence Brown.

Bagi dr.Laurence Brown, Islam adalah agama yang damai. Ia bahkan mengaku sebelum masuk Islam, tidak menemukan kedamaian dalam hidupnya.

“Seingat saya, saya tidak pernah merasakan kedamaian sampai saya masuk Islam. Setelah masuk Islam, saya merasakan ketenangan dalam setiap perbuatan saya,” ujarnya.

Sebelum masuk Islam, ia terlena dengan kehidupan dunia. Namun setelah masuk Islam, ia kehilangan hasrat untuk kehidupan gaya Barat tersebut.

“Saya tertarik pada pisau, senjata api, main paintball, saya ada dalam militer, itu yang kami lakukan, sesuatu yang kami nikmati di Barat. Saya nonton film Rambo, Commando, James Bond, saya memimpikan kehidupan seperti itu,” tuturnya.

Kini, Laurence merasa hidupnya yang dahulu tidak beraturan dan paranoid berubah jadi damai. Ia juga kini menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

“Saya menjadi diri saya yang sekarang, seorang yang berdamai dengan diri, orang di sekitar, dan masyarakat umum,” katanya.

3. Nicole Queen, dari kehidupan malam menjadi pendakwah,

Hidayah dapat datang kapan saja kepada siapa pun. Tak ada yang tidak mungkin ketika Allah SWT sudah berkehendak. Bahkan hati manusia yang gelap dapat berubah seketika.

Dunia malam sudah bukan hal tabu di negara bebas seperti Amerika Serikat. Klub dan berbagai jenis bar ramai didatangi orang-orang di malam hari. Termasuk Nicole Queen, penggemar pesta yang kini menjadi hijaber dan tokoh muslimah inspiratif.

Nicole Queen hanyut dalam gemerlap dunia malam di tahun 2005 silam. Wanita asal Dallas, Amerika Serikat itu kerap berdandan dan pergi berkeliaran dengan teman-temannya. Ia selalu berpesta dan mencoba berbagai jenis aktivitas dunia malam. Nicole yang kala itu berprofesi sebagai seorang fotografer sering berpindah-pindah dari satu klub ke klub lain di sekitar Kota Dallas.

“Saya bekerja di industri malam dan telah menghabiskan banyak waktu di sekitar orang-orang yang minum dan berpesta,” ungkap Nicole, dikutip dari The National News, Jumat (05/03/21).

Selama menjalankan profesi sebagai fotografer dunia malam, Nicole Queen terpengaruh gaya hidup bebas yang membuatnya jadi ketagihan minum dan berpesta. Parasnya yang cantik serta kemampuan memotret yang andal membuat Nicole juga dilirik oleh para artis Hollywood.

Ia mendapatkan banyak pesohor sebagai kliennya, seperti Justin Timberlake dan Kate Hudson. Hal itu membuatnya semakin terjerumus di kehidupan malam. Hal itu membuat Nicole merasakan pergolakan batin. Ia merasa hidupnya hampa hingga kemudian bertemu Hasan, pria muslim asal Yordania yang kini menjadi suaminya.

Ketertarikan Nicole terhadap Hasan membawanya ke dunia Islam. Nicole bertemu dengan sejumlah teman muslim. Hatinya pun terketuk sehingga ia mulai tertarik untuk mempelajari Islam. Nicole kemudian mulai mengikuti kelas agama Islam di sebuah masjid yang berlokasi di sekitar tempat tinggalnya. Simak kisah Nicole Queen di halaman berikutnya ya, Bunda.

Nicole Queen membutuhkan waktu enam bulan belajar Islam. Ia akhirnya resmi menjadi mualaf pada tahun 2007. Tak lama kemudian, Nicole juga memutuskan untuk memakai hijab. Ia menutup tubuhnya dengan busana muslim. Namun perjalanan Nicole menjadi muslimah inspiratif masih panjang, Bunda. Berbagai cobaan mulai menghampiri Nicole Queen usai memeluk Islam. Hatinya hancur ketika keluarganya tidak menerima keputusan Nicole untuk menjadi mualaf.

Kariernya pun ikut tenggelam. Ia banyak ditolak saat melamar pekerjaan karena mengenakan hijab. Kini hidup sebagai golongan minoritas di Negeri Paman Sam, Nicole kerap mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari orang-orang di sekitarnya.

Selain diskriminasi, ia juga menjadi sasaran empuk kebencian. Nicole pernah mendapat perlakuan buruk ketika pelayan restoran dengan sengaja menaruh potongan daging babi ke dalam minumannya. Cobaan demi cobaan terus Nicole lalui. Namun hatinya tidak pernah goyah dan tetap berpegang teguh pada Islam. Kegigihan Nicole membuatnya tumbuh semakin kuat, Bunda. Nicole percaya bahwa Islam dapat memberikannya kedamaian hidup. Perlahan-lahan, ia kembali menggeluti profesinya sebagai fotografer. Namun ia sudah tidak lagi berhubungan dengan kehidupan dunia malam.

Mantap memeluk Islam, Nicole kerap mengunggah konten seputar agama di YouTube. Ia banyak membicarakan topik seputar menjadi mualaf, mendidik anak hingga persahabatan antara orang berbeda agama. Ia kini menjadi sosok muslimah inspiratif. Nicole beberapa kali tampil sebagai pembicara di masjid. Di sana, ia bertemu dengan hijaber lainnya. Nicole pun bersahabat dengan wanita bernama Monica Traverzo itu.

“Kami sangat cocok. Di perjalanan pulang ke rumah, kami banyak mengobrol dan bahkan tetap berada di apartemen untuk berbincang,” kata Nicole.

Kedua muslimah inspiratif itu sepakat berkolaborasi meluncurkan tayangan podcast yang diberi nama Salam Girl! Bersama-sama, mereka memperkenalkan Islam kepada komunitas non-muslim di Dallas, Texas. Nicole membawakan dakwah dengan gaya yang modern sehingga sesuai dengan masyarakat Amerika Serikat. Ia juga memakai istilah umum ketika berbicara di hadapan non-muslim, seperti mengganti nama ‘Allah’ dengan ‘Tuhan’.

Podcast Salam Girl! kini sudah diunduh lebih dari 60 ribu kali lewat aplikasi Apple Podcast dan Spotify. Jumlah pendengar podcast mereka juga telah bertambah banyak sejak 10 episode pertama. Nicole dan Monica juga banyak membahas soal fashion muslim. Mereka bahkan sengaja merancang feed Instagram yang didominasi oleh tone warna pink pastel agar terlihat estetik dan menarik perhatian publik. Mereka mengunggah berbagai foto OOTD hijab, perlengkapan sholat seperti tasbih, Al-Quran hingga interior Masjid.

Wallahu’alam bish shawwab.

Jakarta, 31 Agustus 2021.

Diambil dari :

https://www.republika.co.id/berita/q8qdei320/alexander-russel-mualaf-as-di-balik-karya-besar-mark-twain

https://www.haibunda.com/trending/20210305122153-93-196511/kisah-mualaf-bule-hijaber-dari-terjerumus-dunia-malam-hingga-jadi-pendakwah

Read Full Post »

4. Fitnah Kekuasaan.

Abu Dzarr berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai Abu Dzarr, sesungguhnya engkau adalah orang yang lemah. Kekuasaan itu adalah amanah, dan kekuasaan tersebut pada hari kiamat menjadi kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi orang yang mendapatkan kekuasaan tersebut dengan haknya dan melaksanakan kewajibannya pada kekuasaannya itu.” (HR. Muslim).

Itulah yang dikatakan Rasulullah kepada Abu Dzarr, seorang sahabat yang suatu kali pernah menanyakan mengapa Rasulullah tidak memberinya jabatan. Hadist diatas mengisyaratkan bahwa kekuasaan adalah amanah yang sangat berat pertanggung-jawabannya. Tidak banyak pemimpin dunia yang mampu lolos dari fitnah kekuasaan.   

Dalam surat Al-Kahfi Allah swt memilih Dzukarnaen, seorang raja yang alim lagi bijaksana, sebagai panutan. Dzukarnaen senantiasa menyandarkan kekuasaan dan kemampuannya sebagai seorang penguasa kepada Allah swt. Sementara dalam urusan keduniawiannya ia tidak lupa melibatkan rakyatnya agar berpartisipasi dalam menyelesaikan setiap permasalahan. Baginya kekuasaan bukan tujuan melainkan alat untuk menegakkan agama agar tercipta masyarakat beriman, aman dari segala kejahatan dan ketakutan.

Dzulkarnaen yang hidup ratusan tahun sebelum Masehi adalah seorang raja yang sangat terkenal. Terdapat beberapa pendapat tapi mayoritas ulama sepakat bahwa Dzulkarnaen yang dikisahkan Al-Quran bukanlah Aleksander Agung sebagaimana yang diyakini Barat.   

Orang-orang Quraisy pada masa awal datangnya Islam rupanya juga pernah mendengar kisah tentang raja tersebut.  Oleh sebab itu mereka menanyakan hal tersebut kepada Rasulullah saw.

Maka Rasulpun menyampaikan ayat 83 hingga 98 surat Al-Kahfi. Melalui ayat-ayat di atas Allah swt menceritakan sepak terjang Dzulkarnaen, mulai dari perjalanannya dari Barat ke Timur hingga akhirnya bertemu dengan suatu kaum yang memohon pertolongannya.

Mereka berkata: “Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?” ( Terjemah Al-Kahfi(18):94).

Di dalam beberapa hadits tentang tanda-tanda hari Kiamat Kubra, disebutkan ada sepuluh tanda hari kiamat. Di antaranya adalah keluarnya Ya’juj dan Ma’juj. Pada kelanjutan ayat di atas, diterangkan bagaimana Dzulkarnaen kemudian membangun dinding tinggi terbuat dari besi yang bisa mencegah turunnya Ya’juj dan Ma’juj hingga menjelang hari Kiamat nanti.

Hingga apabila dibukakan (dinding) Ya’juj dan Ma’juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah datangnya janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata), ‘Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim”. ( Terjemah QS. Al-Anbiya(21):96-97).

Bagi orang awam termasuk orang-orang Qurasiy yang menanyakan hal tersebut, kisah Dzulkarnaen agak sulit untuk dipahami. Bahkan hingga hari inipun siapa sebenarnya Dzulkarnaen, dari mana asalnya, apa nama kerajaannya, apakah ia nabi atau bukan, siapa pula yang dimaksud Ya’juj dan Ma’juj, dll, semua masih merupakan misteri. Para ulama berbeda pendapat. Persis seperti kisah pemuda Al-Kahfi, siapa para pemuda tersebut, dimana letak gua Kahfi, bahkan jumlah pemudanyapun masih diperdebatkan.

Nanti (ada orang yang akan) mengatakan (jumlah mereka) adalah tiga orang yang keempat adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan: “(Jumlah mereka) adalah lima orang yang keenam adalah anjingnya”, sebagai terkaan terhadap barang yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan: “(Jumlah mereka) tujuh orang, yang kedelapan adalah anjingnya”. Katakanlah: “Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit”. Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorangpun di antara mereka”. ( Terjemah Al-Kahfi(18):22).

Kewajiban kita sebagai orang beriman adalah mempercayainya. “Kami dengar dan kami patuh”, jangan seperti kebanyakan orang Yahudi “ Kami dengar tapi tidak mau patuh”.

Meski tidak ada salahnya bila para ilmuwan, ilmuwan Muslim khususnya, berusaha memecahkan misteri tersebut, selama bisa menambah keimanan bukan malah sebaliknya. Apalagi Allah swt dalam surat Al-Kahfi, khususnya, telah memberikan sebagian tanda-tanda yang bisa menjadi kunci dibukanya misteri tersebut. Al-Quran memang bukan kitab sejarah bukan pula kitab panduan Ilmu Pengetahuan dan Sains namun demikian banyak sekali ayat-ayatnya yang mengandung ke 2 pengetahuan tersebut. 

Yang juga tak kalah pentingnya, surat Al-Kahfi ternyata dapat melindungi kita dari fitnah Dajjal yang juga merupakan salah satu dari 10 tanda-tanda besar menjelang Hari Kiamat.  

“Barang siapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka Dajjal tidak bisa memudharatkannya.” (HR Dailami).

Siapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, maka ia akan terlindungi dari Dajjal.” (HR. Muslim).

Dalam riwayat lain disebutkan, “Dari akhir surat Al-Kahfi.” (HR. Muslim).

Fitnah Dajjal adalah fitnah terberat dalam hidup karena menggabungkan sekaligus ke 4 fitnah di atas, yaitu fitnah agama, fitnah kekayaan, fitnah ilmu dan fitnah kekuasaan

Lebih mengerikannya lagi, fitnah yang disebarkannya tersebut sangat lembut hingga orang tidak merasa sedang tertipu. Kebebasan berpendapat alias demokrasi yang kebablasan diantaranya bahwa tubuh adalah milik pribadi yang adalah haknya untuk berbuat sesukanya hingga melahirkan prilaku menyimpang seperti LGBT, perzinahan, persamaan hak laki-laki dan perempuan, dll adalah salah satu contohnya. Belum lagi sistim ekonomi riba yang telah menyusup ke negara-negara mayoritas Islam tanpa pelakunya merasa sedikitpun bersalah.   

Itu sebabnya Dajjal disebut Al-Masih Al-Dajjal yang berarti Dajjal si pengusap, yang mengusap korbannya dengan penuh “kelembutan dan kasih sayang”. Sebutan yang sama dengan nabiyullah Isa Al-Masih as, namun dengan konotasi negative … Na’udzubillah min dzalik.

Untuk itu Rasulullah mengajarkan umatnya untuk senantiasa membaca doa berikut pada tahiyat akhir shalat.

Wallahu’alam bi shawwab.

Jakarta, 7 Agustus 2021.

Vien AM.

Read Full Post »

Surat Al-Kahfi adalah surat ke 18 dari 114 surat yang terdapat dalam Al-Quranul Karim. Surat yang terletak pada akhir juz 15 dan awal juz 16 ini termasuk dalam golongan surat Makkiyah. Golongan surat Makkiyah adalah surat yang turun sebelum Rasulullah saw hijrah ke Madinah.

Semua surat dalam Al-Quran sudah pasti memiliki banyak kebaikan bahkan ada yang mempunyai keistimewaan. Demikian pula surat Al-Kahfi sebagaimana hadist-hadist berikut :

Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri ra., dari Ibnu Umar ra., mengatakan bahwa “Rasulullah SAW bersabda, ‘Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua Jum’at.’”.

Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum’at.” (HR. An Nasa’i dan Baihaqi).

Siapa yang membaca surat Al-Kahfi, maka jadilah baginya cahaya dari kepala hingga kakinya, dan siapa yang membaca keseluruhannya maka jadilah baginya cahaya antara langit dan bumi.” (HR Ahmad).

Seperti juga surat lain dalam Al-Quran, Al-Kahfi juga menceritakan banyak kisah hikmah. Surat Al-Kahfi dibuka dengan penegasan bahwa Al-Quran adalah kitab yang lurus, tidak ada kebengkokan di dalamnya. Ia adalah petunjuk, bimbingan sekaligus peringatan bahwa orang beriman dan beramal sholeh, tempatnya kelak adalah surga. Sedangkan orang kafir yaitu orang-orang yang berkeyakinan bahwa Allah Subhana wa ta’ala mempunyai anak, tempatnya adalah neraka.

Setidaknya ada 4 kisah menarik dalam surat ini, yaitu kisah tentang pemuda penghuni gua Kahfi, kisah 2 pemilik kebun, kisah nabi Musa dengan nabi Khidir, dan terakhir kisah raja Dzulkarnaen, dan sedikit kaitannya dengan Yajuj Majuj yang akan muncul di akhir zaman nanti.

Ke 4 kisah tersebut menunjukkan bahwa manusia dalam mengarungi hidupnya akan menghadapi berbagai fitnah dan cobaan. Siapa yang berhasil lolos mereka akan masuk surga sedangkan yang kalah akan masuk neraka. Fitnah dan cobaan yang harus dihadapi manusia paling tidak ada 4, yaitu fitnah agama sebagaimana yang dihadapi para pemuda Kahfi, fitnah kekayaan sebagaimana kisah 2 pemilik kebun, fitnah ilmu seperti kisah nabi Musa yang berguru kepada nabi Khidir, serta fitnah kekuasaan yang dikisahkan melalui raja alim Dzukarnaen.

1. Fitnah agama.

Ini adalah fitnah terbesar dan terberat dalam hidup. Tak salah bila Allah swt menempatkan kisah Pemuda Penghuni Gua Kahfi( Ashabul Kahfi) pada bagian awal surat Al-Kahfi. Kisah ini terdapat pada ayat 9 hingga ayat 26, dibuka dengan ayat tentang keheranan sebagian orang tentang bagaimana mungkin orang bisa tertidur selama ratusan tahun di dalam sebuah gua. 

Selanjutnya pada ayat 13 Allah swt menegaskan bahwa para pemuda yang ditidurkan-Nya tersebut adalah orang-orang beriman.  Mereka hidup pada saat raja dan masyarakat dimana mereka tinggal adalah kafir. Maka demi menyelamatkan aqidah mereka memilih untuk menjauh, pergi meninggalkan kota. Lalu Allah pun berkenan menyembunyikan para pemuda tersebut ke dalam sebuah gua, bahkan menidurkannya selama 300 tahun ditambah 9 tahun.

Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi)”. ( Terjemah Al-Kahfi(18):25).

Namun para pemuda tersebut tidak menyadari bahwa mereka tidur selama itu. Dan ketika akhirnya Allah swt membangunkan mereka, keadaan telah berubah. Raja dan masyarakat telah menjadi orang-orang yang beriman.

Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: “Sudah berapa lamakah kamu berada (di sini?)”. Mereka menjawab: “Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari”. Berkata (yang lain lagi): “Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). … …”. ( Terjemah Al-Kahfi(18):19).

Banyak hikmah dari kisah di atas, namun yang terpenting adalah bahwa aqidah di atas segalanya. Kenikmatan duniawi betapa berlimpahnya tidak ada artinya tanpa aqidah yang kuat.

dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri lalu mereka berkata: “Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran”.  ( Terjemah Al-Kahfi(18):14).   

2. Fitnah Kekayaan.

Pada ayat 32 Allah swt memberikan perumpamaan dua orang lelaki, yang satu kaya raya yang lain tidak. Si kaya Allah anugerahi 2 buah kebun anggur  yang dikelilingi pohon-pohon kurma, dan diantara ke 2 kebun tersebut terdapat ladang. Ini masih ditambah lagi dengan mengalirnya sungai di celah-celah kebun hingga tak syak lagi selalu menghasilkan buah yang berlimpah.

Namun sayangnya si pemilik kebun adalah orang yang congkak dan sombong. Ia merasa jumawa dengan harta dan banyaknya pengikut lebih hebat dari temannya. Ia bahkan juga mendustakan hari Kiamat.

Hingga suatu hari dengan pongahnya ia memasuki kebunnya dengan maksud  untuk memanen hasilnya. Namun apa yang terjadi???

Dan harta kekayaannya dibinasakan, lalu ia membolak-balikkan kedua tangannya (tanda menyesal) terhadap apa yang ia telah belanjakan untuk itu, sedang pohon anggur itu roboh bersama para-paranya dan dia berkata: “Aduhai kiranya dulu aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku”.    ( Terjemah Al-Kahfi(18):42).   

Salah satu hikmah yang dapat kita petik dari kisah yang tertera dari ayat 32 hingga 46 surat Al-Kahfi di atas adalah bahwa kekayaan termasuk anak dan keluarga, tidaklah kekal. Ia hanyalah titipan yang suatu hari harus dikembalikan pada Empunya, Allah Azza wa Jala. Maka tak sepantasnya orang merasa sombong apalagi menyekutukan-Nya. 

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”. ( Terjemah Al-Kahfi(18):46).   

3. Fitnah Ilmu.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. ( Terjemah QS. Al-Alaq(96):1-5).

Ayat di atas adalah ayat yang pertama kali diturunkan Allah Azza wa Jala kepada Rasulullah saw. Maknanya, Islam mengajarkan bahwa mencari ilmu ( melalui perintah “Bacalah!”) adalah hal yang sangat penting dan utama. 

Nabi Musa alahi salam adalah salah satu dari ulul azmi yang lima, yang sudah pasti ilmunya tidak perlu lagi diragukan. Nabi Musa di anugerahi mukjizat yang sangat banyak, yang paling fenomenal adalah tongkat yang atas izin Allah swt mampu membelah laut hingga dapat menyelamatkan nabi Musa dan pengikutnya dari kejaran Fir’aun yang kejam.

Namun dalam surat Al-Kahfi kisah yang diangkat mengenai nabi Musa tidak sama dengan ayat-ayat dalam surat lain. Yaitu kisah pertemuan dengan nabi Khidir, nabi yang tidak populer dan bahkan kemungkinan tidak mempunyai pengikut. Pada ayat 66 surat tersebut diberitakan bahwa nabi Musa ingin berguru kepada nabi Khidir demi mendapatkan ilmu yang dimiliki nabi tersebut. 

Musa berkata kepada Khidhr: “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?” ( Terjemah Al-Kahfi(18):66).

Rupanya itu adalah cara Allah swt menegur nabi Musa as, karena suatu ketika nabi Musa pernah merasa dirinya adalah orang yang paling pandai.

Dari Ubay bin Ka’ab, Rasulullah bersabda, “Pada suatu ketika Musa berbicara di hadapan Bani Israil, kemudian ada seseorang yang bertanya, ‘Siapakah orang yang paling pandai itu?’ Musa menjawab, ‘Aku.’

Nabi Musapun segera menyadari kesalahannya. Maka dengan ikhlas ia mematuhi perintah Tuhannya untuk mencari nabi Khidir dan mempelajari ilmu darinya. Meski pada perjalanannya nabi Musa sering kehilangan kesabaran karena tidak mampu memahami ilmu tersebut hingga sering memprotes. Diantaranya sebagaimana ayat 71 berikut :

Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhr melobanginya. Musa berkata: “Mengapa kamu melobangi perahu itu yang akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?” Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar”.  

Padahal sejak awal nabi Khidir sudah memperingatkannya bahwa ia tidak akan sabar berguru padanya.

Dia menjawab: “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku”. ( Terjemah Al-Kahfi(18):67).

“Musa berkata: “Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai seorang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun“. ( Terjemah Al-Kahfi(18):69).

Tiga kali nabi Musa mempertanyakan apa yang dilakukan nabi Khidir. Hingga akhirnya nabi Khidirpun memutuskan untuk mengakhiri pertemuan mereka dan kemudian menjelaskan apa yang dilakukannya sebagaimana yang terekam dalam ayat 78-82 surat Al-Kahfi.

Banyak hikmah yang bisa diambil dari kisah di atas. Namun yang terpenting adalah bahwa ilmu adalah cobaan yang harus dipertanggung-jawabkan. Ilmu sangat banyak dan beragam tetapi yang paling mulia di sisi-Nya adalah yang mampu menambah keimanan bukan malah menjadi sombong apalagi takabur.

( Bersambung).

Read Full Post »