Feeds:
Posts
Comments

Archive for May 23rd, 2023

Membaca kisah perjalanan mualaf dari berbagai negara dalam menemukan hidayahNya selalu menarik untuk diikuti. Allah SWT lah yang memberi hidayah dan petunjuk kepada siapa saja yang Ia kehendaki. Dan ini berlaku sepanjang masa sejak diciptakannya manusia pertama hingga akhir dunia nanti.

Termasuk juga para sahabat di zaman awal lahirnya Islam seperti Abu Bakar ra dll. Bahkan Umar ibnul Khattab pemuda gagah berani bertemparamen keras yang sangat membenci Islam hingga berniat membunuh Rasulullah Muhammad SAW. Namun ketika kemudian ia diberi tahu bahwa adik perempuannya sendiri diam-diam memeluk Islam. Maka ia membelokkan langkahnya menuju rumah adiknya tersebut untuk mendampratnya. Namun apa yang terjadi?? Ketika adiknya menunjukkan potongan surat Thoha ayat 1 hingga 8, hatinyapun tiba-tiba luluh.

Thaahaa. Kami tidak menurunkan Al Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah, tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah), yaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi.  (Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy. Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah. Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi. Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang baik)”.

Umar segera mengayunkan langkahnya menuju Darul Arqam dimana Rasulullah biasa berkumpul bersama para sahabat untuk mengkaji Al-Quranul Karim. Begitu mengetahui Umar yang terkenal keji berada di depan pintu, para sahabat segera bersiap dengan pedang mereka.

Namun ternyata Umar  yang di kemudian hari menjabat sebagai amirul mukminin dengan gelar Al-Faruq yang artinya pemisah antara yang haq (benar) dan batil (salah) itu datang tidak dengan menghunuskan pedang melainkan untuk menyatakan ke-Islam-annya.

Rupanya Allah swt tengah mengabulkan doa Rasulullah sebagai berikut, “Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang yang lebih Engkau cintai dari kedua laki-laki ini, Abu Jahal atau Umar bin Al-Khaththab.”

Demikianlah Allah Azza wa Jala memberi hidayah kepada siapa yang Ia kehendaki, dengan cara apapun yang Ia kehendaki.

**********

Pada suatu hari di tahun 2009, seorang pria bertubuh tinggi kekar berjalan menuju masjid dengan kepala tertunduk dan wajah merah padam menyimpan kemarahan yang siap meledak. Hari itu adalah hari Jumat dan masjid dipenuhi jemaah yang bersiap melaksanakan shalat Magrib.

Pria bertato itu adalah Richard McKinney, seorang mantan anggota Angkatan Laut AS yang membenci Islam sejak bertempur di Irak dan Afghanistan. Kebencian dan kemarahannya semakin memuncak ketika ia pulang ke kampung halamannya di Muncie, Indiana, Amerika Serikat, melihat banyak Muslim di kotanya.

Ia memasuki masjid tentu saja bukan untuk beribadah melainkan  untuk menghancurkan tempat suci tersebut dengan bom. Ia menyebutnya sebagai misi terakhirnya dengan taruhan rela mati.  Sore itu ia pergi ke masjid dengan niat untuk mengamati lokasi dimana ia akan meletakkan bom yang dibawanya sekaligus mengumpulkan informasi intelijen untuk mendukung asumsinya bahwa Islam adalah ideologi kejam. 

Islam adalah kanker dan saya seorang dokter bedah yang akan mengobatinya,” ujarnya sesumbar kepada banyak orang yang ditemuinya.

Dalam benaknya terbayang pemandangan indah meledak dan matinya para teroris Islam, dari tempat parkirnya.

Namun begitu memasuki masjid, terjadi sesuatu yang tak disangkanya.  Beberapa orang jamaah masjid yang tampaknya menaruh curiga terhadapnya, mendekati dan bahkan melucutinya tanpa ia bisa berbuat sesuatu.  

Dan sebelum ia sempat berpikir panjang, Mohammad S Bahrami, warga Afghanistan salah satu pendiri Islamic Center tersebut datang memeluknya dan menangis. Kemudia ia memberinya Al-Quran, dan meminta untuk membaca dan mempelajarinya. Serta menawarkannya untuk datang kapan saja ke masjid tersebut untuk menanyakan apapun yang ia ingin ketahui tentang Islam.

McKinney benar-benar dibuat terpukau atas apa yang terjadi. Istri Mohammad S Bahrami, Bibi Bahrami, yang diberi julukan “Ibu Teresa” oleh komunitas Muslim di Muncie bahkan mengundangnya datang ke rumah mereka. Dan menghidangkannya hidangan lezat khas Afghanistan.

8 bulan kemudian setelah yakin akan kebenaran Islam, McKinney pun bersyahadat. Kini McKinney bukan lagi orang asing yang berdiri di gerbang masjid. Ia telah menemukan ikatan persaudaraan di sana, bukan dalam panasnya pertempuran, tapi dalam keyakinan. Ia bahkan sempat menjabat sebagai Presiden Islamic Center Muncie selama dua tahun.

Sebuah pelajaran menarik, disamping hidayah, doa dari orang-orang sholeh yang menginginkan seseorang memeluk Islam adalah penting.

Beberapa tahun kemudian, Josh Seftel seorang sutradara film yang memproduksi film seri documenter berjudul “The Secret Life of Muslims” tertarik dengan kisah Mc Kinney. Maka iapun mengangkat kisah tersebut menjadi film pendek dokumenter berjudul “Stranger at the Gate”. Film ini memenangkan penghargaan khusus di Festival Film Tribeca 2022.

Film ini bukan sekedar berbagi kisah nyata dalam ber-Islam. Tetapi untuk  memotivasi agar orang mau bertindak melawan kebencian”, McKinney menjelaskan alasannya bersedia kisahnya didokumentasikan dalam film.

Itu untuk semua orang. Dengan semua ‘isme’ yang harus kita hadapi setiap hari di negara ini”, imbuhnya.

Wallahu’alam bish shawwab.

Jakarta, 23 Mei 2023.

Vien AM.

Sumber :

https://www.merdeka.com/dunia/tentara-itu-masuk-ke-masjid-membawa-bom-tapi-calon-korbannya-malah-mengubah-hidupnya.html

Read Full Post »