Feeds:
Posts
Comments

Posts Tagged ‘palestina’

Bila orang Perancis biasa menyapa dengan kata “Bonjour”  maka “Ola” adalah sapaan yang akrab terdengar di telinga ketika kita pergi mengunjungi  kota-kota di Spanyol. Namun demikian warga Andalusia, wilayah Spanyol yang terletak diujung selatan semenanjung Iberia ini, meng-klaim bahwa mereka adalah warga Spanyol yang paling ramah dan hangat dibanding saudara-saudara  mereka yang tinggal di wilayah lain. Dan ini memang terbukti. Karena selama kurang lebih satu minggu kami berada di Andalusia, mulai dari penjaga pintu tol, resepsionis hotel hingga orang-orang yang kami temui dan tanyai ketika kami tersesat atau membutuhkan informasi, tanggapan dan sambutan mereka selalu baik dan ramah.

Perjalanan ke Andalusia yang dikenal dengan peninggalan dan sejarah Islamnya yang sangat kental ini, dimulai dari Pau- Perancis Selatan, dimana kami tinggal untuk sementara. Tujuan utama adalah kota Malaga. Berhubung  tidak ada penerbangan langsung dari Pau maka dengan mengendarai kendaraan pribadi kami melaju  ke Bilbao – Spanyol, sekitar 250 km ke arah barat Pau. Setelah menitipkan kendaraan di airport,   kamipun terbang menuju Malaga selama 1 jam 20 menit. Pesawat take off pada pukul 9 malam. Ini adalah satu-satunya penerbangan Bilbao – Malaga. Apa boleh buat kami harus merelakan satu malam untuk istirahat di hotel sebelum memulai perjalanan panjang.

Esoknya dengan kendaraan sewaan yang kami ambil di airport Malaga, kami menuju Granada. Jarak Granada – Malaga sebenarnya hanya sekitar 120 km. Namun karena jalan yang kami pilih bukan autoroute  maupun jalan toll karena kami ingin melihat keindahan kota-kota sepanjang pantai yang bakal kami lalui maka diperlukan waktu hampir 3 jam untuk sampai ke tujuan.

Granada adalah sebuah kota sarat sejarah. Wilayah ini selama 8 abad lamanya berada dibawah kekuasaan kerajaan Islam, yaitu sejak tahun 749 M – 1492M. Setelah kerajaan yang tadinya bersatu kemudian terpecah-pecah Granada adalah merupakan kerajaan kecil  Islam di Eropa yang terakhir kali jatuh. Kota ini berkembang pesat dibawah pemerintahan dinasti Almoravid dan Almohad yang memerintah antara tahun 1090 M – 1238 M.

Adalah Abdul Rahman ad-Dakhil bin Muawiyah, raja terakhir bani Umayyah yang pada masa akhir kejatuhannya berhasil lari dari kejaran bani Abbasiyyah. Tujuannya adalah semenanjung Iberia yang ketika itu telah ditaklukan oleh panglima Muawiyah, Thariq bin Ziyad . Dengan menyeberangi selat yang memisahkan antara benua Afrika dan benua Eropa, bersama panglima besar Musa bin Nushair, Thariq berhasil mengalahkan raja Ludzrig dari kerajaan Wisigoth, pada tahun 710 M. Selat tersebut dikemudian hari dikenal dengan nama selat Jibraltar. ( Berasal dari kata Jabar dalam bahasa Arab berarti gunung dan Thariq. Di selat tersebut memang berdiri sebuah gunung karang ).

Abdul Rahman menjadi raja Andalusia dengan menjadikan Cordoba sebagai ibu kota kerajaajannya pada tahun 755 M. Kerajaan Andalusia makin lama makin berkembang hingga akhirnya pada tahun 976 M meliputi seluruh semenanjung Iberia. ( Saat ini adalah wilayah yang meliputi Spanyol dan Portugal).

Namun tidak sampai seratus tahun kemudian karena rajanya yang lemah Andalusia terpecah-pecah menjadi lebih dari 20 kerajaan kecil yang terpencar-pencar ( taifa atau muluk thawaif’ ) hingga sedikit demi sedikit  jatuh  ke tangan raja Kristen Spanyol. Ini dikarenakan kerajaan-kerajaan tersebut selalu bertikai, saling fitnah dan selalu dalam peperangan antar mereka sendiri. Meskipun secara ekonomi, sains dan peradaban mereka maju pesat.

Kelihatannya mereka lupa pada hadits tentang pentingnya kesatuan, persaudaraan dan silaturahmi. Padahal dalam shalat berjamaah yang dipimpin oleh seorang imam dan hukumnya setengah wajib bagi kaum lelaki ini terutama ketika Isya dan Subuh tersirat hikmah betapa pentingnya persatuan dan kesatuan pimpinan.

Abdullah bin Umar RA mengatakan, Rasulullah SAW bersabda: “Orang muslim adalah saudara bagi saudaranya yang lain, tidak berbuat zalim kepadanya dan tidak menghinakannya. Barang siapa peduli pada kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barang siapa menghilangkan kesusahan seorang muslim, maka Allah akan menghilangkan kesusahannya pada hari kiamat kelak. Dan barang siapa menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat kelak “.. ( Hadits Riwayat Mutafakkun ‘Alaih).

Yang dimaksud Andalusia saat ini adalah provinsi paling selatan Spanyol yang meliputi kota-kota seperti Malaga, Granada, Cordoba, Sevilla, Ronda, Almeira, Marbella  dll. Napak tilas dimulai dari istana Alhambra yang dalam bahasa Arab berarti Istana Merah.

Salah satu gerbang Alhambra, Granada

Salah satu gerbang Alhambra, Granada

Alhambra20Alhambra8Istana yang dibangun pada sekitar tahun 1240 M ketika Granada berada dibawah pemerintahan  dinasti Nasrid ini terletak di ketinggian di sebelah Timur Laut kota. Dengan tembok tuanya  yang terbuat dari bata merah lengkap dengan 27 buah menara pengawasnya yang tinggi menjulang, istana kelihatan sangat mencolok. Selain sebagai pembatas, tembok sepanjang 1,4 km ini berfungsi sebagai benteng pertahanan ( Alcazaba ) pusat pemerintahan. Dari sinilah segala kebijaksaan kerajaan diambil.

Kecantikan istana yang kental dengan nilai seni Islam yang amat tinggi ini terlihat begitu kita memasuki pintu gerbangnya. Makin kedalam kecantikan tersebut semakin memukau. Kaligrafi yang sungguh menakjubkan dengan detil gambar bunga dan dedaunan diantara huruf-hurufnya ini tampak menghiasi seluruh permukaan dinding dan langit-langitnya.

Alhambra9Alhambra6Alhambra12Alhambra13Alhambra14Bahkan beberapa ruang menampilkan seni yang teramat tinggi. Kaligrafi berwarna biru muda dan putih yang dibuat di langit-langit yang tinggi sedemikian rupa hingga menyerupai sarang lebah yang bertingkat-tingkat. Ukirannya begitu halus dan detil.

Alhambra4Alhambra5Alhambra11Tak syak lagi, pasti dibutuhkan tidak saja ketelitian dan seni yang tinggi namun juga perhitungan matematis yang akurat. Yang lebih menakjubkan lagi di setiap dinding selalu dibuat kaligrafi yang berbunyi “ La illaha illa Allah”, bisa vertikal bisa  juga horizontal. Hebatnya lagi, ukiran-ukiran tersebut masih jelas dan nyata terbaca padahal umurnya telah dari 700 tahun !! Subhanallah ….

Albaycin dari jendela Alhambra

Albaycin dari jendela Alhambra

pasar GranadaSetelah puas menikmati keindahan istana, keesokan harinya kami mengunjungi Kathedral dan Albaycin. Keduanya terletak tidak jauh dari Alhambra. Albaycin adalah kawasan pemukiman Granada tertua dimana umat Islam dulu bertempat tinggal. Ini adalah satu-satunya pemukiman yang tetap terjaga hingga saat ini. Disini pula kini berdiri satu diantara dua masjid di Granada yang kembali berdiri setelah ratusan tahun lamanya dilarang. Sementara gereja raksasa Kathedral Granada dibangun dilokasi bekas masjid raya yang terletak ditengah-tengah pemukiman. Bahkan mihrabnyapun hingga detik ini masih bertahan didalam gereja tersebut. Karena ketika itu masjid berubah fungsi begitu kerajaan jatuh ke tangan Kristen tanpa mereka perlu merubah apa yang ada di dalamnya.

Saya tidak dapat membayangkan bagaimana perasaan saudara-saudara kita yang hidup di masa tersebut. Bagaimana dengan perasaan tertekan  mereka terpaksa merelakan masjid yang biasa mereka pergunakan untuk shalat sehari-hari tiba-tiba dijadikan rumah ibadah agama lain. ( Dalam hati saya bertanya-tanya  inikah nasib yang bakal dialami masjid Aqsho dan Masjid Kubah Batu di Yerusalem bila kita terus saja diam membisu ketika pihak Israel dengan diam-diam terus merangsek kedalam kedua masjid agung tersebut ?? Astaghfirullah … ).

Tidak cukup itu saja, umat Islam Granada ini bahkan dipaksa meninggalkan ajaran Islam dan berganti agama bila mereka ingin bertahan hidup dan tinggal di kota kelahiran  mereka. ( click   “ https://vienmuhadi.com/2009/08/21/menilik-jejak-islam-yang-hilang-di-eropa-1-%e2%80%93-aragon/ “  untuk mengetahui sejarah Andalusia yang lebih lengkap). Maka sejak saat itulah musnah sikap toleransi dan saling menghargai antar agama yang telah susah payah dibangun umat Islam di Spanyol. Saat ini dapat kita buktikan dengan adanya perbandingan jumlah gereja dan masjid yang ada di Indonesia yang mayoritas Muslim dan Negara-negara Barat yang mayoritas Kristen.

IMG_3234Namun demikian kesedihan hati ini sedikit terobati ketika kami melewati sebuah toko kecil yang dimiliki oleh seorang Muslimah ( awalnya terlihat dari jilbabnya). Dari percakapan ala tarzan inilah , karena ia hanya bisa sedikit berbahasa Inggris, akhirnya kami tahu bahwa jumlah Muslim di Granada saat ini cukup banyak. Bahkan kami juga sempat mendengar alunan ayat suci Al-Quran yang keluar dari salah satu toko souvenir yang berada di sepanjang jalan menuju Alhambra. Alhamdulillah….

Itulah (karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu), dan sesungguhnya Allah melemahkan tipu daya orang-orang yang kafir “. (QS. Al-Anfal(8):18).

( Bersambung, ke  “ Menilik Jejak Islam Di Eropa (3) – Andalusia , click di sini).

Wallahu’alam bi shawab.

Semoga bermanfaat.

Pau – France, 10 November 2009.

Vien AM.

Read Full Post »

( Sambungan dari Suka Duka Muslim di Perancis (4)).

Bepergian dan mengenal bangsa, bahasa dan budaya negara lain bagi sebagian besar orang tentu hal yang sangat diimpikan. Apalagi bila kemudian kita bisa mengambil hikmahnya. Kita contoh adab dan kebiasaan mereka yang baik dan kita buang hal-hal yang negative dan berpotensi memalingkan kita dari mengingat Sang Khalik. Diantara prilaku bangsa Barat yang baik adalah kebiasaan mengantri, disiplin ( menghargai waktu), menjaga kebersihan serta mengucap salam ( mungkin ini hanya orang Perancis) . Sedangkan sikap yang tidak patut ditiru adalah terlalu materialistis dan yang terparah tidak mau mengakui keberadaan-Nya alias Atheis!

Namun berbicara diluar ke-Atheisme-an mereka, jujur, dibanding kita sebenarnya sifat dan sikap orang Barat lebih banyak baiknya daripada buruknya. Sikap buruk seperti hubungan bebas antara lelaki dan perempuan, berpesta dan bermabuk-mabukan yang ada pada mereka pada dasarnya karena mereka tidak mau memegang aturan agama. Itu sebabnya ketika orang Barat bersyahadat biasanya mereka sangat serius, pasrah sepenuhnya kepada aturan-Nya. Berbeda dengan kebanyakan dari kita yang meskipun mengaku beriman dan berislam namun ternyata dalam penerapannya tidak serius. Contohnya diantaranya ya itu tadi, kurang dalam menjaga kebersihan dan kedisiplinan.

Padahal Rasulullah bersabda : “ Kebersihan adalah bagian Keimanan” ?; “ Bukanlah orang Mukmin orang yang selalu mencela, mengutuk, berkata keji dan berkata kotor”.(HR. Muslim)

Buat saya pribadi, hal yang paling menyusahkan ketika bepergian ke negri dimana Muslim adalah kaum minoritas adalah dalam hal makanan. Padahal sebagian diantara kita ada yang salah satu tujuan bepergian adalah demi kuliner atau mengenal masakan negri yang dikunjunginya. Perancis adalah negara yang terkenal diantaranya karena masakannya. Orang Perancis memang dikenal sebagai pemuja makanan lezat. Bahkan dalam acara jamuan makan mereka bisa betah berjam-jam menghabiskan waktu untuk menikmati tahapan demi tahapan makan sambil membicarakan makanan tersebut. Mulai dari bahan dasarnya, cara pembuatannya hingga akhirnya berkembang ke segala macam pembicaraan bahkan perdebatan. Jangan lupa orang Perancis benar-benar hobby berdebat dalam segala hal!

Namun yang membuat kita susah adalah karena disamping mereka penggemar masakan yang terbuat dari daging babi mereka juga hampir selalu menambahkan alkohol, baik itu jenis wine, rhum maupun jenis lainnya. Bahkan saladpun yang kelihatannya hanya ‘sayuran’ tetap saja sausnya dicampur dengan alkohol jenis tertentu. Begitupun ‘entrée’ ;

Quiche Lorraine

Quiche Lorraine

Tarte Aux Pommes

Tarte Aux Pommes

makanan kecil pembuka dan dessert ; makanan penutup seperti quiche , tarte tatin, sorbet, joghurt dll yang sungguh tidak bakal mampu menahan air liur kita untuk tidak keluar …nyammm… Bila tidak menggunakan alkohol bisa jadi gelatinnya yang musti dipertanyakan. Itu sebabnya saya lebih memilih membeli makanan kecil pembuka dan penutup di supermarket daripada di restoran walaupun mungkin rasanya tidak seenak di resto. Mengapa? Karena di supermarket biasanya dicantumkan isi dan kadungannya.. Lebih aman kan?

Sorbet a La Fraise

Sorbet a La Fraise

” Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”. ( QS. Al-Maidah (5):90).

Yaah pikir-pikir jihad deh..jauh kan dibanding musti berperang seperti misalnya rakyat Palestina yang tertindas di negrinya sendiri atau rakyat Afganistan dll… Yaahh. g ada apa-apanya lah..

Hal lain adalah soal shalat karena sulitnya mencari masjid. Jalan keluarnya paling-paling ya digabung alias diqadha. Itupun hanya dikerjakan di dalam mobil atau duduk dimana saja yang memungkinkan. Namun bagi anak perempuan saya yang saat ini duduk di Lycee atau SMA agak berbeda kasusnya. Di musim panas dimana waktu siang amat panjang karena matahari baru terbenam pukul 9 – 10 malam, ia bisa meng-qodho zuhur dan asar sepulang sekolah. Meskipun terus terang saya agak kurang setuju karena kita bakal tinggal di negri ini hingga 3 tahun-an. Masalahnya adalah ketika musim dingin dimana.jam 5 matahari sudah mulai terbenam. Padahal sekolah baru bubar pukul 6 an.

Dengan alasan tersebut akhirnya saya berdua suami datang menghadap wali kelas dimana anak saya bersekolah. Ketika itu ia memang tidak langsung menjawab. Ia hanya mengatakan bahwa selama bertahun-tahun mengajar belum pernah ada permintaan seperti itu. Padahal sekolah memiliki cukup banyak murid Muslim, akunya. Hal yang cukup mengejutkan bagi kami. Karena kami pikir anak kami satu-satunya murid Muslim di sekolah tersebut. Namun demikian ia berjanji akan menyampaikannya kepada kepala sekolah. Beberapa hari kemudian anak saya menyampaikan bahwa ia mendapat izin menggunakan ruang wali kelas untuk shalat… Alhamdulillah.

Namun esok harinya anak saya kembali dipanggil guru lain. Katanya anak saya tidak mungkin menggunakan salah satu ruang untuk shalat karena nanti yang lain juga pasti menuntut hal yang sama. Ini kan sekolah Kristen, tambahnya . Kalau kamu memaksa silahkan saja shalat di halaman sekolah. Yaah bener juga , pikir saya. Siapa suruh sekolah di sekolah Kristen… Pertimbangan kami ketika itu disamping karena masuk sekolah negri lebih sulit juga karena di sekolah negri murid-muridnya lebih tidak ber-akhlak. Di sekolah Kristen minimal mereka mengenal Tuhan. Jadi otomatis mereka mengenal kata dosa ..

Hal lain adalah ketika suatu ketika saya harus cek kesehatan di kantor Imigrasi Paris. Ini adalah prosedur standard bagi pendatang. Karena suami datang ke negri ini lebih awal maka ia sudah cek lebih dulu. Ia mengingatkan saya untuk minta dipriksa oleh dokter perempuan karena berdasarkan pengalamannya pasien hanya diperbolehkan mengenakkan penutup bagian bawah tubuh seperti rok atau celana sementara bagian atas harus terbuka kecuali ( maaf…. ) kutang untuk kaum hawa!. Dan ini berlaku tidak hanya ketika dokter memeriksa tubuh pasien saja namun begitu kita memasuki ruang dokter untuk konsultasi..Astagfirullah..persis ‘ketek’ alias monmon, keluh saya.

Ironisnya lagi, permintaan saya untuk diperiksa oleh dokter perempuan ditolak walaupun sampai tiga kali saya memohon kepada tiga perawat yang berbeda. Alasannya dokter hanya 4 yang perempuan hanya satu. Jadi tidak bisa pilih-pilih. Yaah.. saya hanya bisa pasrah dan terus berdoa semoga saya kebagian dokter perempuan. Saya terus menghitung urut-urutan pasien sebelum saya dengan hati berdebar. Hingga tiba saatnya salah satu pintu ruang dokter lelaki terbuka ( sementara di dalam ruang dokter perempuan pasien belum juga keluar). Mata saya tidak berkedip mengikuti langkah sang dokter menuju ruang dimana setumpuk file pasien menanti. Menurut urutan normal mustinya itu giliran saya. Dokter mengambil satu file. Namun ntah mengapa tiba-tiba ia berbalik lagi. Meletakkan file, pergi sebentar kemudian mengambil file lagi kemudian memanggil sebuah nama. Pandangan saya sudah mulai agak kabur ketika tiba-tiba saya tersadar bahwa bukan nama saya yang dipanggil! Saya benar-benar tercengang karena yang dipanggil adalah nama pasien perempuan lain yang datang setelah saya. Allahu Akbar…” Trima-kasih Ya Allah”, bisik saya..

Selanjutnya tatapan saya beralih ke pintu ruang dokter perempuan yang belum juga terbuka. “ Kliik..”, tiba-tiba terdengar pintu ruang lain yang terbuka. “ Yaah.. g selamet deh”, pikir saya lagi. Tapi ternyata tidak juga. Dokter memanggil pasien lain lagi. Tak lama kemudian dokter perempuan yang amat saya harapkanpun keluar, pergi menuju ruang file dan memanggil nama …saya. Alhamdulillah..saya langsung tersenyum ceria seolah ada beban berat yang tiba-tiba menghilang. Saya tidak peduli apa yang ada dalam pikiran dokter yang telah menyelamatkan saya itu hingga pasiennya koq bisa seceria itu …Yang jelas sebelum saya keluar sang dokter sempat berkata “ Selamat jalan” sambil tersenyum simpul… Loh..koq ngomong bahasa Indonesia….

Beberapa menit kemudian sayapun telah berada didalam taxi menuju airport Charles De Gaulle – Paris. Ketika itulah saya menyaksikan dengan kepala sendiri seorang peminta-minta menyelinap di tengah jalanan yang macet di kota Paris. Ironisnya lagi, peminta-minta tersebut adalah seorang Muslimah! Dan saya yakin pasti orang tersebut adalah pengungsi korban perang salah satu Negara Muslim atau tepatnya bukan korban perang melainkan korban kerusuhan yang memang sengaja ditimbulkan musuh-musuh Islam! Hal yang beberapa tahun yang lalu tidak pernah saya saksikan. Fenomena ini dulu juga sudah ada. Namun biasanya mereka hanya duduk di perempatan jalan bawah tanah ( Metro) dimana di hadapan mereka tergeletak sebuah kotak untuk menaruh uang receh plus karton yang berisi tulisan bahwa mereka perlu untuk uang makan padahal mereka punya beberapa anak yang harus dihidupi. Disamping itu mereka juga bukan satu-satunya pengemis karena banyak juga orang Perancis asli yang hidup dengan cara seperti itu.

Camp Pengungsi Callais

Camp Pengungsi Callais

Tiba-tiba saya teringat peristiwa beberapa hari yang lalu dimana polisi Perancis menggelar operasi besar-besaran untuk membongkar paksa camp pengungsian di sebuah hutan di Callais, perbatasan Inggris- Perancis. Camp yang dihuni sekitar 270 orang pengungsi Afganistan ini, lebih dari separuhnya dikabarkan adalah anak-anak dibawah umur, sebenarnya telah ada sejak beberapa bulan lamanya. Berkat bantuan para relawan hingga saat penggebrekan beberapa waktu lalu mereka masih tetap aman. Mereka bahkan masih bisa menjalankan shalat berjamaah.

Saya tidak dapat membayangkan bagaimana mereka dapat bertahan hidup di dalam tenda terbuka di hutan dengan segala keterbatasannya. Apalagi sebentar lagi musin dingin akan tiba. Saya pikir penggerebekan polisi kali ini adalah salah satu bentuk pertolongan-Nya. Karena biasanya di Perancis orang yang tertangkap karena tidak memiliki tempat tinggal akan ditempatkan di tempat penampungan. Separah-parahnya.paling lelaki dewasa akan dideportasi dengan biaya di tanggung pemerintah Perancis. Sekali lagi ini adalah cara Allah swt mengatur para hamba-Nya. Menurut Islam lelaki dewasa wajib meneruskan jihad mempertahankan negara dan agamanya setelah ia mengantar para perempuan yang lemah dan anak2 ke tempat yang lebih aman. Allahu Akbar..

Sementara dilihat dari sisi lain, disamping para pelajar, mahasiswa, expatriate dan para imigran Muslim sebenarnya keberadaan pengungsi (Muslim) ke belahan dunia Barat adalah bagian dari cara penyebaran Islam. Dengan cara ini minimal tuan rumah menjadi tahu bahwa Islam itu eksis. Adalah tugas mulia bila para pengungsi ini dapat membawa ajaran Islam dengan baik walaupun mereka hidup serba kekurangan dan mungkin kurang dihargai. Ini adalah cobaan sekaligus jihad bagi mereka. Patut diingat, bila boleh dan bisa memilih tentu tak ada seorangpun di dunia ini yang mau menjalani hidup seperti itu. Jadi sungguh beruntung kita yang tidak mengalami nasib seperti mereka.

Sebaliknya bagi pihak/negara penerima pengungsi. Harus diingat bahwa ‘ perang’ Afganistan, penindasan, kerusuhan dan kekacauan di berbagai negara Islam seperti Palestina, Irak dll jelas bukan perang. Afganistan misalnya. Negara ini ramai-ramai di’satroni’ dan dikeroyok Barat dengan alasan demi memerangi terorisme. Padahal nyatanya bukankah justru pengeroyokan itulah yang menyebabkan rakyat menderita, bukan? Demikian juga rakyat Palestina yang jelas-jelas ditindas di atas tanah negrinya sendiri…Apa sebenarnya motif di belakang ini semua? Minyak dan kekayaan alam Timur Tengah? Egoisme Yahudi ( dengan kendaran Amrik-nya) demi mendirikan negaranya? Atau gabungan antara keduanya….

Jadi sudah sepantasnya bila negara-negara yang saat ini didatangi para pengungsi itu mustinya bertanggung-jawab atas apa yang mereka lakukan. Namun bagaimana dengan tanggung –jawab dan reaksi para negara saudara seiman seperti Arab Saudi dll ??

 “ Kamu akan melihat kepada orang-orang Mukmin itu dalam hal kasih-sayang diantara mereka, dalam kecintaan dan belas kasihan diantara mereka adalah seperti satu tubuh. Jika satu anggota tubuh itu merasa sakit maka akan menjalarlah kesakitan itu pada anggota tubuh yang lain dengan menyebabkan tidak dapat tidur dan merasakan demam.”(HR Bukhari).

Wallahu’alam bi shawab.

Pau-France, 28/9/2009.

Vien AM.

Read Full Post »

“Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah neraka Jahannam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya”.(QS.At-Taubah(9):73).

Jihad dengan jiwa adalah berperang di jalan Allah demi membela kebenaran yang hakiki, kebenaran sejati yang bukan berdasarkan pemikiran dan hawa nafsu manusia semata. Dialah yang Maha Mengetahui, Dialah Sang Pencipta segala yang ada di alam semesta ini, Dialah Sang Pemilik. Dengan demikian memang hanya Dialah Sang Kebenaran, Allah Azza wa Jalla, Tuhan Yang Satu.

Allah SWT menyuruh manusia agar bersabar terhadap segala urusan. Sabar adalah ibadah dan Allah menyukai mahluknya yang memiliki kesabaran yang tinggi. Dan tidak seperti ibadah-ibadah lain yang memiliki ganjaran yang terbatas yaitu hingga 700 kali lipat, tidak demikian dengan sabar.

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (QS.Al-Baqarah(2):261).

Allah SWT tidak membatasi pahala orang yang bersabar karena sesungguhnya sabar adalah hakikat ibadah, yaitu inti dari ketundukkan, kepatuhan dan kepasrahan.

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”. (QS.Az-Zumar(39):10).

 Kesabaran dalam Islam tidak mengenal batas. Namun sabar yang bagaimanakah itu? Difinisi sabar dalam Islam yaitu menahan diri sesuai dengan tuntutan akal dan tuntutan syariah. Islam mengajarkan sebuah kedisiplinan yang tinggi. Islam bukan untuk dipermainkan. Siapa yang tidak mau menegakkan kebenaran dan keadilan berarti ia memusuhi Allah. Disinilah keimanan kita ditantang.

“Barangsiapa diantaramu yang melihat kejelekan maka rubahlah dengan tangannya. Maka jika tidak sanggup maka rubahlah dengan perkataanya. Dan jika tidak sanggup rubahlah dengan hatinya, dan itulah selemah-lemah iman”.(HR Bukhari-Muslim).

Allah SWT tidak menurunkan ayat jihad dengan jiwa pada awal diturunkannya Al-Quran. Padahal ketika itu Islam begitu dimusuhi dan ditentang. Namun Allah memerintahkan untuk tetap bersabar karena perang dalam Islam bukan ditujukan demi memenuhi nafsu amarah belaka. Sebaliknya perintah Allah untuk berperang dan memerangi orang-orang kafir baru ada setelah Rasulullah berdakwah lebih dari 12 tahun. Hal tersebut dikarenakan umat Islam tidak dapat bebas menjalankan perintah Allah SWT untuk beramal-ibadah dengan tenang. Karena dalam menjalankan ajarannya umat Islam memerlukan adanya sistim dan prinsip-prinsip Islam agar hak dan kewajiban mereka terlindungi dengan baik. Apalagi bila mereka sampai terusir dari tempat tinggalnya sendiri hanya dikarenakan mereka ingin menegakkan kalimat Tauhid maka satu-satunya jalan hanyalah melawan dan berperang.

”Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah”…..(QS.Al-Hajj(22):39-40).

Rasulullah SAW berdakwah di Makkah secara sembunyi-sembunyi 3 tahun lamanya. Setelah itu turun ayat agar beliau berdakwah secara terang-terangan. Namun ajakannya menuju kebaikan, menuju penyembahan Tauhid yang benar, tidak disambut dengan baik. Sebaliknya Rasulullah dan para sahabat malah diejek, dilecehkan dan dianiaya. Sejumlah sahabat seperti Sumayyah dan suaminya disiksa kemudian dibunuh. Siksaan demi siksaan terus ditingkatkan. Kaum musyrikin yang keras kepala tersebut bahkan melakukan pemboikotan. Selama 2 atau 3 tahun para sahabat hidup dalam kesulitan baik dalam hal makanan dan minuman maupun berinteraksi dengan dunia luar.  Padahal mereka tidak berbuat kejahatan, mereka hanya ingin memurnikan penghambaan dan penyembahan kepada yang berhak.  Bahkan Rasulullahpun tidak luput dari ancaman pembunuhan sehingga akhirnya kaum Muslimin terpaksa menuju Madinah meninggalkan kota kelahiran mereka, Makkah, kota dimana mereka mencari nafkah kehidupan selama ini, meninggalkan sanak saudara, harta dan semua yang dicintai dan dimiliki.     

Namun di kota baru tersebut, kaum Muslimin tetap tidak dapat hidup dengan  tenang. Kali ini kaum Yahudi yang banyak menempati wilayah-wilayah tertentu di Madinah, ikut memusuhi kaum Muslimin. Mereka merasa benci dan dengki karena Sang Mesiah, utusan yang dijanjikan dalam kitab mereka, ternyata bukan datang dari kalangan mereka, melainkan dari bangsa Arab yang selama ini mereka lecehkan. ‘ Perjanjian Madinah ‘ yang isinya antara lain saling menghormati ajaran masing-masingpun mereka langgar. Orang-orang Yahudi ini malah memprovokasi penduduk Makkah dan sekitarnya agar mereka bersatu menyerang dan mengenyahkan ajaran Islam yang baru tumbuh tersebut. Akhirnya muncullah peperangan demi peperangan : Perang Badar, Perang Uhud,  Perang Parit, Perang Khaibar dan sebagainya.

“ Jika mereka merusak sumpah (janji) nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya, agar supaya mereka berhenti”.(QS.At-Taubah(9):12).

Perang yang mendapat izin dari-Nya mulanya memang hanya untuk mempertahankan diri.  Kemudian setelah Islam  berdiri tegak, perang diperintahkan dengan tujuan untuk menghilangkan penyembahan terhadap berhala dan kembali ke ajaran Tauhid. Kecuali bila kaum atau bangsa tersebut memiliki perjanjian damai dan mereka tidak melanggar perjanjian tersebut.. Yang demikian ini, selain harus diberi kesempatan untuk mengenal ajaran Islam dengan baik mereka juga harus dilindungi.

“Dan jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui. ”.(QS.At-Taubah(9):6).

Namun bila mereka melanggar perjanjian, mereka harus diperangi. Islam adalah ajaran yang tegas. Demi keadilan hukum harus ditegakkan. Setelah takluk dan berada di bawah kekuasaan pemerintahan Islam, sebagai jaminan perlindungan mereka wajib  membayar jiziah. Ini adalah sebuah kewajiban sebagaimana  penduduk Muslim wajib membayar uang zakat. Dan sebagai gantinya, kaum dzimmi, sebutan bagi non Muslim pembayar jiziah, hak hidup, harta dan agama mereka dilindungi oleh penguasa.  

Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk ”.(QS.At-Taubah(9):29).

Sementara bagi kaum atau bangsa yang tidak memiliki ikatan perjanjian apapun bila setelah didakwahi secara baik-baik tetap menolak dan tetap pada pendirian semula, apalagi bila mereka mengganggu dan menghalangi ajaran Islam maka mereka wajib diperangi. Namun demikian perempuan, anak-anak, orang tua bahkan tanamanpun sekalipun dilarang untuk dihancurkan kecuali karena sebab-sebab khusus. Jadi perang dalam Islam bukan untuk kepentingan pribadi, kelompok, ras maupun  golongan tertentu apalagi politik. Perang dalam Islam juga bukan untuk melampiaskan hawa nafsu, kemarahan dan yang semacamnya. Perang adalah  demi ketaatan dalam menjalankan perintah-Nya. Perang adalah pilihan terakhir demi tercapainya masyarakat yang adil, damai, tunduk dan patuh terhadap aturan Sang Pemilik Yang Tunggal. Upah dan imbalan yang diharapkanpun bukan upah duniawi!  

” Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam”.(QS.Asy-Syuara’(26):107-109).

Demikianlah  yang dikatakan semua Rasul dan Nabi-Nya.

Bila kita perhatikan suasana di Timur Tengah saat ini, akan terlihat nyata betapa kaum kafir telah mempermainkan, melecehkan bahkan telah sampai pada tahap penganiayaan terhadap saudara-saudara kita seiman. Rakyat Palestina telah terusir dari kampung halamannya. Mereka ditindas dan diperlakukan secara tidak adil di kampung halaman mereka sendiri. Maka wajib hukumnya bagi umat Muslim dimanapun berada untuk membela hak dan keimanan mereka. Jiwa mereka terancam, bahkan demi melaksanakan kewajiban segala perintah dan larangan-Nya.

 “Kamu akan melihat kepada orang-orang Mukmin itu dalam hal kasih-sayang diantara mereka, dalam kecintaan dan belas kasihan diantara mereka adalah seperti satu tubuh. Jika satu anggota tubuh itu merasa sakit maka akan menjalarlah kesakitan itu pada anggota tubuh yang lain dengan menyebabkan tidak dapat tidur dan merasakan demam.”(HR Bukhari).

 Jalan bagi mereka tiada kata selain berjihad dengan jiwa yaitu berperang. Musuh mereka dalam hal ini adalah musuh yang nyata, syaitan dalam bentuk manusia. Mereka adalah orang-orang kafir yang berusaha menyesatkan manusia dari menyembah hanya kepada-Nya. Dan kita sebagai saudara seiman, wajib untuk membantu dengan segala upaya karena sesama mukmin adalah saudara. Dalam jihad menghadapi orang kafir Allah SWT menghendaki agar kaum mukmin bersatu, saling membantu dan saling menasehati.

 “Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”. (QS.Al-Hujurat (49):10).

 Namun  sayang  pada  kenyataannya, kaum  kafir  telah  berhasil meng-adu domba sesama  mukmin.   Tampak  nyata  bahwa zionis  Israel, dibidani para    Freemansori    yang    bersembunyi    dibalik   pemerintahan  Amerika  Serikat,  telah  berhasil  memaksakan   kemauan mereka dengan menolak  pemerintahan resmi Palestina yang nyata-nyata dimenangkan secara demokrasi hingga  menimbulkan perpecahan didalam negri tersebut. Bahkan mereka telah berhasil memaksakan boikot ekonomi terhadap negeri yang telah menjadi  sedemikian  sempit ini.  Dengan kekuatan  mereka   dibidang  penyiaran baik  penyiaran  melalui media   cetak   maupun media  elektronik,  mereka berhasil  secara  sepihak memaksakan   opini  mereka    ke pihak   lain.

 Menurut   pengakuan  seorang  warga-negara  Australia  asal Jerman, Frederick Toben, peristiwa Holocaust, yaitu peristwa pembantaian bangsa Yahudi secara besar-besaran oleh pihak Jerman di masa lalu yang menghebohkan itu, adalah suatu peristiwa yang terlalu dibesar-besarkan. Hal tersebut sengaja dilakukan sebagai alasan dan jalan untuk lebih memudahkan pihak Yahudi agar dapat membentuk negara dan kerajaan yang mereka cita-citakan di atas tanah yang lebih dari ribuan tahun telah menjadi tempat tinggal bangsa Palestina. Dengan alasan itulah Zionis berhasil mendoktrin orang Yahudi di seluruh dunia untuk ’kembali’ berkumpul di tanah yang mereka klaim sebagai tanah leluhur. Maka dengan izin dan restu PBB yang sangat pro Barat, sekarang ini Yahudi berhasil mendirikan negara Israel. Bahkan hingga detik ini dengan cara semen-mena negara ini terus berupaya memperluas wilayah kekuasaannya tanpa mau menghormati perjanjian internasional yang telah disepakati bersama. 

 Bila diperhatikan, di Barat saat ini orang dapat dengan mudah melontarkan kritik terhadap apapun bahkan terhadap Yesus sekalipun. Namun tidak bila terhadap Holocaust maupun segala yang berhubungan dengan kebijaksanaan Israel, zionisme Yahudi khususnya. Hal tersebut terbukti nyata ketika beberapa waktu yang lalu Presiden Iran, Ahmadinejad, menyelenggarakan konferensi pers membahas tentang kebohongan Holocaust. Sontak pihak Baratpun bereaksi keras, mereka mengancam dengan menjatuhkan hukuman berat bagi para nara sumber yang turut berpartisipasi dalam konferensi tersebut. Sesuatu yang sungguh mengherankan!

 “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”. (QS. Asf-Shaff(61):4).

 Demikian pula keadaan negara-negara Muslim seperti Irak dan Afganistan yang telah dijajah dan diduduki oleh orang-orang kafir dengan berbagai alasannya. Allah SWT telah berulang-kali mengingatkan bahwa orang-orang kafir itu ingin menyesatkan diri orang mukmin dengan cara yang tidak kita sadari. Islam mengajarkan suatu ketegasan bila kita ingin menang dan ingin dihargai. Kita harus melawan dan menunjukkan jati diri sebagai pasukan Allah demi menumpas kemungkaran.

 “Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong (mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong, kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada sesuatu kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada perjanjian (damai) atau orang-orang yang datang kepada kamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kamu dan memerangi kaumnya. Kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu. Tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka”. (QS.An-Ni’sa(4):89-90).

 Dan pahala bagi orang yang berperang karena membela agama Allah adalah pahala yang besar baik di dunia maupun di akhirat nanti. Orang-orang ini adalah orang-orang yang bertakwa, yang berperang karena mengharap ridho’-Nya, yang pantang menyerah, yang bersabar sambil senantiasa berdoa agar Allah SWT mengampuni segala kesalahan atas dosa dan tindakan yang berlebihan dalam berperang serta memohon agar teguh dalam berpendirian.

 ‘Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka, sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. Tidak ada do`a mereka selain ucapan: “Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir“. Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan”.(QS.Ali-Imraan (3):146-148).

 Sedangkan balasan bagi mereka yang mati syahid (dalam berperang) adalah kenikmatan di akhirat bersama para nabi. Semuanya itu disebabkan ketaatannya kepada Allah dan Rasul-Nya.

 “Dan barangsiapa yang menta`ati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya”.(QS.An-Nisa (4):69).

 Disamping itu cobalah kita perhatikan  jumlah korban dalam sejarah peperangan Islam.  Selama hampir 23 tahun itu tercatat telah terjadi kurang lebih 20 perang besar dibawah kepemimpinan Rasulullah saw. Berdasarkan penelitian yang dilakukan seorang sejarahwan Dr. Muhammad Imarah ternyata jumlah korban yang jatuh selama itu hanyalah 386 orang saja, baik dari pihak Muslim maupun pihak musuh. Bandingkan dengan perang saudara antara Katholik vs Protestan yang terjadi selama 30 tahun antara 1618-1648. Perang ini menelan korban jiwa 10 juta orang! Menurut Voltaire (1694-1778), seorang filsuf Perancis, jumlah tersebut sama dengan jumlah 40% penduduk Eropa Tengah pada abad pertengahan.

 Bandingkan juga dengan  jumlah korban suku Indian yang tewas paska lahirnya UU Indian Removal Act tahun 1830 yang menyebabkan 70.000 orang Indian tewas dan terusir dari tempat tinggalnya sendiri. Atau bandingkan dengan jumlah korban bom atom di Hirosima dan Nagasaki pada tahun 1945 oleh pihak Amerika Serikat pimpinan Presiden F.D.Rosevelt. yang katanya menjunjung tinggi nilai HAM. Dalam waktu hitungan sekian menit peristiwa biadab ini menelan korban tewas 140 ribu penduduk tak berdosa Hirosima dan 70 ribu penduduk Nagasaki. Belum lagi korban cacat akibat radiasi kimianya yang berdampak.benar-benar berbahaya.

 Jadi jelas, jihad fisik dalam Islam bukan bentuk pemaksaan agar seseorang mau memeluk agama yang lurus ini, sebagaimana sering dituduhkan bahwa Islam adalah agama pedang. Allah SWT memang memerintahkan agar umat Islam berdakwah, yaitu menyadarkan kembali ingatan mahluknya yang lupa, mengajak sekaligus mengajarkan agar seluruh manusia kembali ke jalan yang benar, yaitu menyembah hanya kepada-Nya sebagaimana yang diajarkan Islam melalui Rasulullah SAW dan para Rasul pendahulunya sebelum diselewengkan. Karena yang demikian itu selain akan membebaskan manusia dari api neraka kelak, juga akan memancing ridho Allah agar bumi dan seluruh isinya tetap terjaga dalam keamanan, kemakmuran dan kestabilannya sebagaimana bergulirnya sistim alam semesta yang selalu dalam ketaatan dan kepatuhannya. Tidak ada paksaan dalam hal ini karena manusia memang diperbolehkan memilih, takwa atau durhaka.

 “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui…”. (QS.Al-Baqarah (2): 256).

 Namun satu hal yang tidak boleh dilupakan bila seseorang telah memilih dan menentukan jalan hidupnya ia wajib mengikuti dan mematuhi aturan hukum jalan yang dipilihnya itu, terpaksa ataupun tidak terpaksa!

 Wallahu’alam bishawab.

Jakarta, Juli 2007.

Vien AM.

Read Full Post »