Feeds:
Posts
Comments

Posts Tagged ‘Yerusalem’

Pegunungan Apennis adalah rantai pegunungan sepanjang 1000 km di Italia yang membentang dari Italia bagian utara hingga Italia bagian selatan. Secara geografis pegunungan ini dibagi menjadi 3 kelompok besar yaitu Apennis utara, Appenis Tengah dan Apennis Selatan. Di Appenis Selatan inilah berdiri 2 gunung berapi teraktif  di Eropa yaitu gunung Etna ( 3330 m) dan gunung Vesuvius ( 1281 m ).

Gunung Etna tercatat sebagai salah satu gunung paling berbahaya di dunia. Hampir setiap tahun gunung ini memperlihatkan kemarahannya dengan menumpahkan lahar merah panasnya. Bahkan hingga detik ini pemerintah Italia belum bisa mengendurkan pengawasannya terhadap kegiatan berbahaya gunung yang terletak di pulau Sisilia  itu.

Sementara gunung Vesuvius yang terletak di teluk Naples di pantai Tirrenia tercatat sebagai gunung paling terkenal di dunia karena akibat letusannya mampu mengubur kota Pompei dan sekitarnya plus ribuan penduduknya yang tidak berhasil menyelamatkan diri.  Ironisnya lagi, bekas dan sisa kejadian memilukan yang  terjadi pada tahun 79 M ini hingga kini masih dapat kita saksikan. Mayat-mayat bergelimpangan di seluruh penjuru kota dengan berbagai posisi mengerikan. Dari ekspresi wajahnya jelas tampak bahwa mereka ini meninggal dunia dalam keadaan menahan sakit luar biasa. Para peneliti menemukan fakta bahwa leher dan rongga pernafasan korban disesaki lumpur dan debu ! Astaghfirullahaladzim ..

( Youtube Pompei, The Lost City, click :  http://www.youtube.com/watch?v=gmwylbF3-CA&feature=related )

“Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)”.(QS.Ali-Imran (3):137).                

Masyarakat Romawi dibawah raja Nero Claudius pada awal Masehi adalah masyarakat pagan. Mereka menyembah dewa dewi seperti Isis, Eleusis dan Mithras. Nero sendiri diangkat sebagai raja pada tahun 54 M pada usia 17 tahun.. Ia dikenal sebagai raja yang amat kejam. Bahkan kakak tiri dan ibunya sendiri dikabarkan dibunuh atas perintahnya ! Nero juga adalah raja yang mempopulerkan adu antara manusia dengan singa sebagaimana film The Gladiator yang mengerikan itu. Ironisnya, ia sendiri meninggal bunuh diri karena khawatir dibantai rakyatnya. Ini terjadi ketika militer melakukan kudeta terhadap kekuasaannya pada tahun 68 M.      

Yerusalem sebelum datangnya nabi Isa as.

Yerusalem di bawah kekuasan nabi Daud dan nabi Sulaiman  ( King Solomon) pada 1000 SM berada pada masa puncak kejayaan Yahudi. Sayang masa keemasan kerajaan ini hanya berlangsung tidak lebih dari 80 tahun saja. Setelah nabi Sulaiman wafat, kerajaan terpecah-pecah dibawah para raja yang zalim. Mereka tidak lagi mau mentaati dan menjadikan bekas raja mereka yang sholeh itu sebagai panutan. Perintah Allah yang tertulis pada kitab suci Taurat yang dibawa nabi Musa as tidak dijalankan dengan baik. Bahkan sebagian besar ayat-ayat tersebut mereka sembunyikan dan diputar balikan.

Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya dikala mereka berkata: “Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia”. Katakanlah: “Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebagiannya) dan kamu sembunyikan sebagian besarnya, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui (nya)?”….”.(QS. Al-An’am(6):91).

Akibatnya pertolongan Allahpun menjauh. Yerusalem kini menjadi bulan-bulanan para penguasa asing yang datang menjajah mereka.  Syria, Assyria, Babylon, Mesir dan  Romawi adalah diantaranya. Bahkan orang-orang Yahudi ini beberapa kali harus mengulangi sejarah pahit sebagai budak belian, persis seperti ketika mereka berada dibawah kekuasaan Fir’aun di Mesir pada masa nabi Musa as. Mereka hidup sebagai budak di negrinya sendiri, dibawa ke berbagai negri yang menjajahnya sebagai budak atau dipaksa pergi meninggalkan negrinya dan hidup terlunta-lunta. Inilah yang di kemudian hari dikenal dengan istilah Diaspora.

Bahasa Aramaic, bahasa asli bangsa Yahudi juga terkena dampaknya. Sedikit demi sedikit bahasa ini punah digantikan oleh bahasa Yunani. Ironisnya, kitab Tauratpun tak bisa mereka pertahankan dalam bahasa aslinya. Kitab ini diterjemahkan kedalam bahasa Yunani, diutak atik dan diubah disana sini hingga akhirnya jauh dari aslinya.      

Setelah beberapa ratus tahun berlalu, bangsa Yahudi akhirnya dapat kembali dan berkumpul di Yerusalem. Dengan sangat antusias mereka kembali mendirikan tempat peribadatan yang dulu sempat dihancurkan para penguasa. Ajaran Yahudi kembali dihidupkan walaupun sebenarnya telah mengalami penyimpangan. Namun tak lama   kemudian Yerusalem jatuh ke tangan kekaisaran Romawi. Pada masa inilah ajaran Yunani yang pagan masuk kedalam ke ajaran Yahudi. Karena penguasanya ketika itu memang memerintahkan hal tersebut.

Tentu saja para ulama dan penganut fanatik Yahudi memberontak. Namun dengan tangan besi mereka ini ditangkapi dan dikucilkan. Bahkan dibawah raja Herod I, raja Yahudi penguasa Yerusalem yang diangkat Romawi, mengeluarkan perintah agar seluruh anak lelaki Yahudi yang berumur dibawah 2 tahun dibasmi. Ini dilakukannya agar Romawi tetap memberinya kepercayaan sebagai penguasa Yerusalem. Herod I memegang tampuk pemerintahan tertinggi antara tahun 37 SM hingga  4 M.

Pada masa inilah Allah swt mengutus nabi Isa as ke kota Yerusalem. Ia diutus kepada  bangsa Yahudi agar mereka kembali ke jalan yang lurus. Yang menjadi raja Yerusalem ketika itu adalah pengganti Herode I yaitu Pontius Pilate yang naik tahta karena ditunjuk Romawi. Dibawah kekuasaannya bangsa Yahudi benar-benar mengalami penderitaan berat. Siapapun yang menentang kebijaksanaan Romawi harus dibunuh dengan cara disalib atau dibakar hidup-hidup !

Nabi Isa as dengan susah payah mengingatkan kaumnya agar tetap bertahan dan menyembah hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah swt. Namun hingga akhir hayatnya murid setianya hanya 12 orang. Itupun salah satunya mengkhianatinya. Nabi Isa  dijebak dan difitnah hingga akhirnya penguasa menangkap dan memutuskan bahwa beliau harus dihukum salib. Namun atas izin-Nya Isa as diselamatkan-Nya dari kematian yang hina tersebut. Peristiwa ini terjadi pada tahun 33 M.     

“ dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, `Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan `Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) `Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah `Isa.(QS. An-Nisa (4):157).

Meletusnya Gunung Vesuvius.

Hingga wafatnya nabi Isa as tidak berhasil mengajak kaumnya ke jalan yang benar. Baik penduduk Yerusalem maupun penduduk Romawi, keduanya sama. Mereka bergelimang dalam kesesatan. Ritual dan penyembahan dewa dewi terjadi dimana-mana. Akhlak merekapun sungguh bejat. Perebutan kekuasaan, fitnah, saling bunuh dan kemaksiatan terus saja terjadi. Sementara pengikut nabi Isa yang hanya sedikit itupun terus diburu dan dibunuh. Murkakah Sang Khalik akan hal tersebut ??

Sejarah mencatat bahwa pada masa kekuasaan raja Nero, yaitu pada tahun 62 M terjadi gempa hebat di kota Pompei dan sekitarnya. Sejak itu gempa terjadi hampir  setiap tahun dan mengakibatkan kerusakan yang tidak sedikit. Ketika itu belum diketahui apa penyebabnya. Selanjutnya pada suatu malam ditahun 64 M, terjadi kebakaran besar di kota Roma. Kebakaran hebat yang hanya menyisakan 4 dari 14 distrik Roma ini berlangsung hingga 6 hari tujuh malam.    

Puncaknya adalah bulan Agustus tahun 79 M. Sumur-sumur dan sumber air mengering. Disusul dengan terjadinya gempa selama 4 hari yang makin lama makin kuat. Kemudian tepat satu hari sebelum Vulcanalia, perayaan hari besar dewa api Yunani, terjadi letusan hebat gunung Vesuvius yang terletak tidak jauh dari Naples. Letusan ini didahului dengan terjadinya hujan batu runcing hingga menutupi permukaan tanah Pompei setebal 2.8 m.  Ini terjadi hanya dalam waktu 2 jam yaitu pukul 18.00 hingga 20.00 !.

Setelah itu baru keluar awan panas yang membakar apa saja yang ditemuinya. Gunung Vesuvius meletus. Debu super tebal berterbangan dan mengubur habis kota Pompei, Herculanum, Oplontis dan Stabies berikut penduduknya  yang tidak mempunyai kesempatan untuk menyelamatkan diri. 

Dan hingga detik ini atas kehendak-Nya kita dapat menyaksikan Pompei yang diselimuti debu dan lumpur tebal berikut jasad-jasad dengan berbagai posisi  masih utuh ditempatnya. Betulkah ini azab Allah swt ? Wallahu’alam ..

 “(Ingatlah), ketika Allah berfirman: “Hai `Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya”. Adapun orang-orang yang kafir, maka akan Ku-siksa mereka dengan siksa yang sangat keras di dunia dan di akhirat, dan mereka tidak memperoleh penolong”. (QS.Ali Imran (3):55-56).

Lalu bagaimana pula dengan berbagai bencana yang akhir-akhir ini terus bermunculan di sekitar kita. Apakah ini tanda-tanda  kemurkaan-Nya?  Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang lalai terhadap ayat-ayat-Nya apalagi mengingkarinya .. Astaghfirullahaladzim ..  

Lebih ironis lagi, ratusan tahun kemudian kitab yang dibawa nabi Isa as ( Injil) malah disatukan dengan Taurat yang jelas-jelas sudah diselewengkan itu. Taurat dinamakan perjanjian lama dan Injil disebut perjanjian baru. 

Wallahu’alam bishawab.

Pau – France, 11 Februari 2010.

Vien AM.

Read Full Post »

Bila orang Perancis biasa menyapa dengan kata “Bonjour”  maka “Ola” adalah sapaan yang akrab terdengar di telinga ketika kita pergi mengunjungi  kota-kota di Spanyol. Namun demikian warga Andalusia, wilayah Spanyol yang terletak diujung selatan semenanjung Iberia ini, meng-klaim bahwa mereka adalah warga Spanyol yang paling ramah dan hangat dibanding saudara-saudara  mereka yang tinggal di wilayah lain. Dan ini memang terbukti. Karena selama kurang lebih satu minggu kami berada di Andalusia, mulai dari penjaga pintu tol, resepsionis hotel hingga orang-orang yang kami temui dan tanyai ketika kami tersesat atau membutuhkan informasi, tanggapan dan sambutan mereka selalu baik dan ramah.

Perjalanan ke Andalusia yang dikenal dengan peninggalan dan sejarah Islamnya yang sangat kental ini, dimulai dari Pau- Perancis Selatan, dimana kami tinggal untuk sementara. Tujuan utama adalah kota Malaga. Berhubung  tidak ada penerbangan langsung dari Pau maka dengan mengendarai kendaraan pribadi kami melaju  ke Bilbao – Spanyol, sekitar 250 km ke arah barat Pau. Setelah menitipkan kendaraan di airport,   kamipun terbang menuju Malaga selama 1 jam 20 menit. Pesawat take off pada pukul 9 malam. Ini adalah satu-satunya penerbangan Bilbao – Malaga. Apa boleh buat kami harus merelakan satu malam untuk istirahat di hotel sebelum memulai perjalanan panjang.

Esoknya dengan kendaraan sewaan yang kami ambil di airport Malaga, kami menuju Granada. Jarak Granada – Malaga sebenarnya hanya sekitar 120 km. Namun karena jalan yang kami pilih bukan autoroute  maupun jalan toll karena kami ingin melihat keindahan kota-kota sepanjang pantai yang bakal kami lalui maka diperlukan waktu hampir 3 jam untuk sampai ke tujuan.

Granada adalah sebuah kota sarat sejarah. Wilayah ini selama 8 abad lamanya berada dibawah kekuasaan kerajaan Islam, yaitu sejak tahun 749 M – 1492M. Setelah kerajaan yang tadinya bersatu kemudian terpecah-pecah Granada adalah merupakan kerajaan kecil  Islam di Eropa yang terakhir kali jatuh. Kota ini berkembang pesat dibawah pemerintahan dinasti Almoravid dan Almohad yang memerintah antara tahun 1090 M – 1238 M.

Adalah Abdul Rahman ad-Dakhil bin Muawiyah, raja terakhir bani Umayyah yang pada masa akhir kejatuhannya berhasil lari dari kejaran bani Abbasiyyah. Tujuannya adalah semenanjung Iberia yang ketika itu telah ditaklukan oleh panglima Muawiyah, Thariq bin Ziyad . Dengan menyeberangi selat yang memisahkan antara benua Afrika dan benua Eropa, bersama panglima besar Musa bin Nushair, Thariq berhasil mengalahkan raja Ludzrig dari kerajaan Wisigoth, pada tahun 710 M. Selat tersebut dikemudian hari dikenal dengan nama selat Jibraltar. ( Berasal dari kata Jabar dalam bahasa Arab berarti gunung dan Thariq. Di selat tersebut memang berdiri sebuah gunung karang ).

Abdul Rahman menjadi raja Andalusia dengan menjadikan Cordoba sebagai ibu kota kerajaajannya pada tahun 755 M. Kerajaan Andalusia makin lama makin berkembang hingga akhirnya pada tahun 976 M meliputi seluruh semenanjung Iberia. ( Saat ini adalah wilayah yang meliputi Spanyol dan Portugal).

Namun tidak sampai seratus tahun kemudian karena rajanya yang lemah Andalusia terpecah-pecah menjadi lebih dari 20 kerajaan kecil yang terpencar-pencar ( taifa atau muluk thawaif’ ) hingga sedikit demi sedikit  jatuh  ke tangan raja Kristen Spanyol. Ini dikarenakan kerajaan-kerajaan tersebut selalu bertikai, saling fitnah dan selalu dalam peperangan antar mereka sendiri. Meskipun secara ekonomi, sains dan peradaban mereka maju pesat.

Kelihatannya mereka lupa pada hadits tentang pentingnya kesatuan, persaudaraan dan silaturahmi. Padahal dalam shalat berjamaah yang dipimpin oleh seorang imam dan hukumnya setengah wajib bagi kaum lelaki ini terutama ketika Isya dan Subuh tersirat hikmah betapa pentingnya persatuan dan kesatuan pimpinan.

Abdullah bin Umar RA mengatakan, Rasulullah SAW bersabda: “Orang muslim adalah saudara bagi saudaranya yang lain, tidak berbuat zalim kepadanya dan tidak menghinakannya. Barang siapa peduli pada kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barang siapa menghilangkan kesusahan seorang muslim, maka Allah akan menghilangkan kesusahannya pada hari kiamat kelak. Dan barang siapa menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat kelak “.. ( Hadits Riwayat Mutafakkun ‘Alaih).

Yang dimaksud Andalusia saat ini adalah provinsi paling selatan Spanyol yang meliputi kota-kota seperti Malaga, Granada, Cordoba, Sevilla, Ronda, Almeira, Marbella  dll. Napak tilas dimulai dari istana Alhambra yang dalam bahasa Arab berarti Istana Merah.

Salah satu gerbang Alhambra, Granada

Salah satu gerbang Alhambra, Granada

Alhambra20Alhambra8Istana yang dibangun pada sekitar tahun 1240 M ketika Granada berada dibawah pemerintahan  dinasti Nasrid ini terletak di ketinggian di sebelah Timur Laut kota. Dengan tembok tuanya  yang terbuat dari bata merah lengkap dengan 27 buah menara pengawasnya yang tinggi menjulang, istana kelihatan sangat mencolok. Selain sebagai pembatas, tembok sepanjang 1,4 km ini berfungsi sebagai benteng pertahanan ( Alcazaba ) pusat pemerintahan. Dari sinilah segala kebijaksaan kerajaan diambil.

Kecantikan istana yang kental dengan nilai seni Islam yang amat tinggi ini terlihat begitu kita memasuki pintu gerbangnya. Makin kedalam kecantikan tersebut semakin memukau. Kaligrafi yang sungguh menakjubkan dengan detil gambar bunga dan dedaunan diantara huruf-hurufnya ini tampak menghiasi seluruh permukaan dinding dan langit-langitnya.

Alhambra9Alhambra6Alhambra12Alhambra13Alhambra14Bahkan beberapa ruang menampilkan seni yang teramat tinggi. Kaligrafi berwarna biru muda dan putih yang dibuat di langit-langit yang tinggi sedemikian rupa hingga menyerupai sarang lebah yang bertingkat-tingkat. Ukirannya begitu halus dan detil.

Alhambra4Alhambra5Alhambra11Tak syak lagi, pasti dibutuhkan tidak saja ketelitian dan seni yang tinggi namun juga perhitungan matematis yang akurat. Yang lebih menakjubkan lagi di setiap dinding selalu dibuat kaligrafi yang berbunyi “ La illaha illa Allah”, bisa vertikal bisa  juga horizontal. Hebatnya lagi, ukiran-ukiran tersebut masih jelas dan nyata terbaca padahal umurnya telah dari 700 tahun !! Subhanallah ….

Albaycin dari jendela Alhambra

Albaycin dari jendela Alhambra

pasar GranadaSetelah puas menikmati keindahan istana, keesokan harinya kami mengunjungi Kathedral dan Albaycin. Keduanya terletak tidak jauh dari Alhambra. Albaycin adalah kawasan pemukiman Granada tertua dimana umat Islam dulu bertempat tinggal. Ini adalah satu-satunya pemukiman yang tetap terjaga hingga saat ini. Disini pula kini berdiri satu diantara dua masjid di Granada yang kembali berdiri setelah ratusan tahun lamanya dilarang. Sementara gereja raksasa Kathedral Granada dibangun dilokasi bekas masjid raya yang terletak ditengah-tengah pemukiman. Bahkan mihrabnyapun hingga detik ini masih bertahan didalam gereja tersebut. Karena ketika itu masjid berubah fungsi begitu kerajaan jatuh ke tangan Kristen tanpa mereka perlu merubah apa yang ada di dalamnya.

Saya tidak dapat membayangkan bagaimana perasaan saudara-saudara kita yang hidup di masa tersebut. Bagaimana dengan perasaan tertekan  mereka terpaksa merelakan masjid yang biasa mereka pergunakan untuk shalat sehari-hari tiba-tiba dijadikan rumah ibadah agama lain. ( Dalam hati saya bertanya-tanya  inikah nasib yang bakal dialami masjid Aqsho dan Masjid Kubah Batu di Yerusalem bila kita terus saja diam membisu ketika pihak Israel dengan diam-diam terus merangsek kedalam kedua masjid agung tersebut ?? Astaghfirullah … ).

Tidak cukup itu saja, umat Islam Granada ini bahkan dipaksa meninggalkan ajaran Islam dan berganti agama bila mereka ingin bertahan hidup dan tinggal di kota kelahiran  mereka. ( click   “ https://vienmuhadi.com/2009/08/21/menilik-jejak-islam-yang-hilang-di-eropa-1-%e2%80%93-aragon/ “  untuk mengetahui sejarah Andalusia yang lebih lengkap). Maka sejak saat itulah musnah sikap toleransi dan saling menghargai antar agama yang telah susah payah dibangun umat Islam di Spanyol. Saat ini dapat kita buktikan dengan adanya perbandingan jumlah gereja dan masjid yang ada di Indonesia yang mayoritas Muslim dan Negara-negara Barat yang mayoritas Kristen.

IMG_3234Namun demikian kesedihan hati ini sedikit terobati ketika kami melewati sebuah toko kecil yang dimiliki oleh seorang Muslimah ( awalnya terlihat dari jilbabnya). Dari percakapan ala tarzan inilah , karena ia hanya bisa sedikit berbahasa Inggris, akhirnya kami tahu bahwa jumlah Muslim di Granada saat ini cukup banyak. Bahkan kami juga sempat mendengar alunan ayat suci Al-Quran yang keluar dari salah satu toko souvenir yang berada di sepanjang jalan menuju Alhambra. Alhamdulillah….

Itulah (karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu), dan sesungguhnya Allah melemahkan tipu daya orang-orang yang kafir “. (QS. Al-Anfal(8):18).

( Bersambung, ke  “ Menilik Jejak Islam Di Eropa (3) – Andalusia , click di sini).

Wallahu’alam bi shawab.

Semoga bermanfaat.

Pau – France, 10 November 2009.

Vien AM.

Read Full Post »

Khilafah Islamiyah adalah kerajaan Islam yang menaungi negara-negara Islam di dunia, yang membentang dari Andalusia di Spanyol, sepanjang Afrika Utara, seluruh semenanjung Arab, Asia Kecil, Asia Tengah, Eropa Timur dan Yunani hingga perbatasan timur negri China juga termasuk didalamnya daerah-daerah yang dahulunya dikuasai pihak kafir, yaitu kekuatan Barat (Nasrani) di Turki dan kekuatan Timur (Majusi) di Persia.( lihat bab ‘Khilafah Islamiyah’). Kejayaaan ini berlangsung secara bertahap mulai abad ke 7 hingga awal abad ke 20. Kejayaan tersebut juga kemudian hancur secara bertahap hingga akhirnya lenyap sama sekali pada tahun 1923 ketika berada dibawah kekuasaan khilafah Utsmaniyah yang berpusat di Konstatinopel atau yang sekarang dinamakan Istanbul, Turki.

Namun tidak berarti selama masa kejayaan yang amat panjang tersebut sama sekali tidak terjadi gangguan yang serius. Adalah Paus Urban, seorang pemimpin yang berkedudukan di Perancis Selatan. Ialah yang menyeru umat Nasrani di seluruh dunia agar merebut Yerusalem dari tangan kaum Muslimin. Hal ini terjadi sekitar 350 tahun setelah pasukan Muslim tanpa kekerasan berhasil menguasai kota suci tersebut. Sejarah mencatat, penyerahan kunci kota berlangsung secara khusus dan damai, dari pemuka ( patriakh) Yerusalem langsung kepada Umar bin Khatab RA, sang khalifah Islam. Didampingi pemuka tersebut, khalifah Umar memasuki gerbang kota dan berkeliling melihat keadaan. Dengan penuh ketakjuban penduduk menyaksikan betapa sederhananya pimpinan tertinggi Islam tersebut.

Akan tetapi apa yang terjadi pada tahun 1099 adalah kebalikannya. Pasukan bentukan Paus Urban yang kemudian dikenal dengan nama Pasukan Salib memang berhasil menguasai Yerusalem. Namun setelah berperang selama 3 hari 3 malam dengan membantai lebih dari 30.000 penduduk kota, termasuk perempuan dan anak-anak Muslim yang berlindung di dalam masjid Al-Aqsa. Mereka juga membunuhi kaum Yahudi yang bermukim disekitar kota tua tersebut dan juga kaum Yahudi yang hidup di perkampungan sepanjang perjalanan mereka dari Perancis ke Yerusalem secara brutal dan kejam.

Delapan puluh delapan tahun kemudian yaitu pada tahun 1187, dibawah kekuasaan Sultan Salahuddin, pasukan Muslim kembali berhasil menguasai Yerusalem. Dan sebagaimana pendudukan Yerusalem oleh pasukan Muslim pada kali pertama, kali inipun tidak terjadi pembantaian. Bahkan para penguasa yang ditaklukkan tersebut selain diampuni juga diberi keleluasaan untuk meninggalkan kota dengan membawa seluruh harta bendanya. Peristiwa bersejarah ini pada tahun 2005 pernah diabadikan dengan sangat baik dalam film “The Kingdom of a Heaven” yang disutradarai oleh Sir Ridley Scott dan dibintangi aktor kenamaan Orlando Bloom. Peperangan yang kemudian dikenal dengan nama “Perang Salib” ini terus terjadi hingga beberapa kali selama hampir 200 tahun namun pihak Salib tidak pernah berhasil menguasai kembali Yerusalem.

Sesungguhnya perseteruan antara Islam dan para ahli kitab telah terjadi sejak masa awal kerasulan di Madinah. Orang-orang Yahudi yang ketika itu memang banyak bermukim di kota tersebut amat kecewa ketika mengetahui bahwa nabi yang dijanjikan dalam kitab mereka, Taurat (dan juga Injil) ternyata bukan datang dari kaum mereka, melainkan datang dari bangsa Arab, bangsa yang selama ini mereka remehkan. Inilah bibit awal kebencian dan kedengkian sebagian ahli kitab.

Namun mereka akhirnya menyadari bahwa pasukan Muslim tidak akan pernah dapat ditaklukan secara perang terbuka. Perang di jalan Allah untuk mempertahankan kebenaran bagi umat Islam adalah jihad, imbalan bagi mereka adalah surga, kemenangan yang hakiki adalah di akhirat. Oleh sebab itu mereka tidak mengenal kata takut mati. Sebaliknya pihak Nasrani (bergabung dengan orang-orang Yahudi) mereka mendambakan kemenangan dunia. Kematian adalah kekalahan dan amat menakutkan. Jadi mereka mengambil kesimpulan bahwa untuk mengalahkan umat Islam harus dicari jalan lain, bukan dengan perang senjata secara terbuka. Tipu daya apakah yang sebenarnya mereka rencanakan itu?

Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma`afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”(QS.Al-Baqarah(2):109)

Dan mereka memang ternyata berhasil. Sayangnya, umat Islam tidak menyadarinya. Apa yang sebenarnya mereka lakukan?

Yerusalem dibawah kekuasaan khilafah Islamiyah sejak abad 7 memang tidak pernah tertutup bagi umat agama lain. Mereka bebas mengunjungi kota suci bagi 3 agama besar didunia ini. Namun ia tidak hanya menarik karena sejarah ritualnya namun juga karena kota ini pada waktu itu telah berkembang menjadi kota intelektual. Ilmu berkembang pesat disini. Orang-orang Nasrani ( ahli kitab) datang tidak hanya sekedar untuk melakukan ibadah dan kunjungan keagamaan melainkan juga untuk mempelajari ilmu baik ilmu pengetahuan umum dan sains maupun ilmu hukum termasuk juga belajar tentang Islam dan Al-Quran.

Sayangnya, sebenarnya banyak diantara mereka ini, datang dengan tujuan untuk mencari celah dan kemudian menyerang Islam secara diam-diam. Mereka kemudian melemparkan fitnah yang keji baik terhadap nabi Muhammad SAW maupun terhadap ajaran itu sendiri. Mereka menuduh bahwa Islam adalah agama pedang, Islam disebarkan dengan cara paksa dan kekerasan. Hal tersebut disengaja untuk menyakiti dan memancing emosi umat Islam. Dari sini mereka mencoba menaklukkan Islam sebagai ganti kekalahan mereka pada perang-perang yang terjadi sebelumnya. Mereka mencoba mengusik rasa kesatuan, keimanan dan kebanggaan umat Islam terhadap agamanya dengan berbagai cara.

Inggris contohnya. Ratu Inggris berkenan untuk menganugerahkan gelar kehormatan “Sir” kepada pengarang buku “Ayat-ayat Setan “atau yang di Barat dikenal “The Satanic Verses”, Salman Rushdi. Padahal buku karangannya tersebut jelas-jelas melecehkan ajaran Islam dan telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia. Apa kepentingan dan keinginan pemerintah Inggris dengan adanya pemberian penghargaan tersebut ??

Mereka juga menyerang dengan terobosan-terobosan baru dalam bidang kebudayaan dan peradaban, yang tidak semuanya sesuai dengan akidah Islam, yaitu dengan melontarkan berbagai pemikiran seperti feminisme , demokrasi, sekulerisasi (pemisahan agama dari Negara), sukuisme dan nasionalisme yang berlebihan. Dengan alasan itu pula pemerintah Perancis mengeluarkan larangan resmi pemakaian jilbab bagi perempuan yang bekerja di instansi pemerintah, termasuk pula murid sekolah negri.

Juga di Denmark, salah satu negara Skandinavia ini dikenal sering sekali memancing emosi kaum Muslim dengan berbagai karikatur Rasulullah. Bahkan saat ini salah satu partai di negara tersebut, dengan dalih kebebasan berpendapat, mereka menggunakan gambar Rasulullah sebagai lambang partai mereka! Ntah apa tujuan utamanya. Yang Padahal pasti mereka tahu bahwa hal tersebut sangat menyakitkan hati umat Islam karena Islam memang melarang penggambaran/ilustrasi Rasulullah dalam bentuk apapun. Berbagai hal diatas sengaja dilakukan dengan maksud dan harapan agar rasa persatuan Islam menghilang. Ini yang kelak disebut Perang Pemikiran atau Al-Ghazw Al-Fikri.

Saat ini dapat kita amati dengan jelas hampir semua negara-negara Islam di dunia memiliki wajah baru yang tidak sedikitpun menyisakan ke-Islam-annya. Budaya Barat telah jauh merasuk kedalam kehidupan masyarakat. “Barangsiapa yang menyerupai (kebiasaan jelek) suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka”. (HR Ibnu Daud).

Dengan dalih demi kemajuan, kebebasan dan modernisasi penyerbuan peradaban ini masuk secara sistematis, perlahan namun pasti sehingga umat pada umumnya tidak menyadarinya. Hal ini menyusup melalui media cetak dan elektronik, slogan-slogan pendidikan dan hiburan yang jauh dari ajaran Islam. Umat terus dicekoki dengan pemikiran, nilai dan norma Barat yang cenderung bebas dan materialistis sebagaimana halnya dengan ekonomi kapitalis yang samasekali tidak Islami hingga akhirnya umat melupakan seluruh nilai-nilai dan sendi-sendi Islam. Bahkan para tokoh agamapun bobol pertahanannya. Hingga lahirlah apa yang disebut JIL ( Jaringan Islam Liberal) dan berbagai jaringan dan aliran Islam lainnya, yang mengedepankan SIPILIS yaitu Sekulerisasi ( pemisahan kehidupan beragama dengan kehidupan sehari-hari), Pluralisasi ( semua agama adalah benar) dan Liberalisme ( penafsiran Al-Quran sebebas-bebasnya), dan akhirnya berkembang liar tanpa dapat dicegah, hingga hari ini.

“…….. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”(QS.Al-Baqarah(2):120).

Hal ini pula yang sebenarnya mempercepat kejatuhan kekhilafahan Ustmaniyah pada masa lalu selain tentunya berbagai penyebab seperti ketidak-adilan, perpecahan antar umat, tidak majunya ilmu pengetahuan dan juga kebobrokan iman sebagian pemimpinnya. Mereka telah menukar keimanan dengan keduniawian.

“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”(QS.Al-Maidah(5):50).

Dan seakan belum puas dengan semua ini, saat ini kaum kafir tengah menambah gempurannya dengan serangan psikologi mutakhirnya yaitu dengan melempar isu Terorisme dan Extrimisme seperti tercermin dengan adanya peristiwa biadab 11 September 2001. Umat dipojokkan seakan ajaran Islam identik dengan kekerasan. Jihad mereka artikan identik dengan kekerasan dan harus dienyahkan. Mereka terus mencekoki umat bahwa jihad sama dengan tidak menghargai nyawa manusia yang juga berarti melanggar hak asasi manusia sebagai simbol peradaban modern.

Padahal ini adalah fitnah besar. Sesungguhnya tidak saja sebagian besar muslimin yang meyakini bahwa peristiwa tersebut adalah sebuah rekayasa, namun juga sejumlah pakar sains. Salah satunya adalah Professor Thomas W Eager, seorang guru besar Material Engineering and Engineering System pada sebuah institut terkenal di Amerika Serikat. Berdasarkan pengalamannya sebagai peneliti struktur bangunan baja, ia berpendapat bahwa mustahil sebuah bangunan sekokoh menara WTC dapat ambruk hanya dikarenakan ditabrak 2 pesawat komersial. Bahkan sebenarnya dari cara Pemerintahan Bush membersihkan lokasi reruntuhanpun terkesan begitu terburu-buru sehingga menimbulkan kecurigaan seolah-olah ia ingin segera menghilangkan bukti-bukti penting.

Cara tersebut ternyata terbukti ampuh. Karena risih dan sungkan akhirnya sebagian besar pemimpin Islam pun mengumumkan bahwa karena Islam adalah agama perdamaian maka sedikit demi sedikit istilah jihadpun dihapuskan dan dipinggirkan. Kaum Musliminpun akhirnya menjadi lupa akan sumpah setia mereka kepada Sang Pencipta, Allah SWT untuk menegakkan ajaran Tauhid, untuk menegakkan kebenaran. Pasukan Muslimin telah dengan sukarela melepaskan kekuatan jihad yang sangat ditakuti musuh. Inilah yang ditunggu dan diharapkan! Padahal mereka tetap mempersiapkan diri untuk berperang. Namun kali ini mereka tidak perlu lagi khawatir terhadap perang senjata secara terbuka. Bagi umat yang kurang keimanannya hal ini dapat menyebabkan mereka menjadi benci dan malu terhadap agama mereka sendiri dan mereka menjadi tidak percaya diri yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kemurtadan. Ini adalah akibat sampingan namun fatal.

Selain itu tampak bahwa negara-negara Islam juga dihambat kemajuannya agar mereka tetap terus dalam kemiskinan dan terus bergantung kepada Barat hingga akhirnya mereka jatuh. Padahal sebaliknya, mari kita perhatikan. Amerika Serikat adalah sebuah negara besar yang sering membanggakan diri sebagai sebuah negara yang mengedepankan kedamaian dan keamanan. Namun sesungguhnya justru negara inilah yang menjadi penyulut peperangan di berbagai tempat, seperti di Irak, Afganistan dan Timur Tengah. Mereka tengah melempar batu sembunyi tangan.

Negara-negara Muslim tersebut tengah diadu domba disaksikan sang sutradara, Amerika Serikat, sebuah negara produsen senjata terbesar di dunia. Menurut harian The Strait Times, 24 Mei 2007, negara ini pada 2001 meraup US$ 10 milyar hingga US$ 13 milyar dari penjualan senjata. Dan angka ini terus melonjak tiap tahunnya. Negara adi kuasa, mitra kental Yahudi ini memang punya kepentingan pribadi dengan adanya perang yang terus diupayakan terjadi agar keuntungan yang diraihnya terus berkepanjangan setelah sebelumnya mencekoki rakyatnya dengan barang-barang kebutuhan sehari-hari produksi mereka. Sebuah modus yang mirip dengan produsen obat-obatan terlarang yang dilakukannya ke berbagai negara. Jadi siapakah sesungguhnya sang raja teroris?

Namun sesungguhnya serangan yang bertubi-tubi tersebut bila dihadapi umat Islam secara kompak dan bersatu tentu mereka tidak akan mampu melumpuhkan dan mengalahkan umat ini. Bila saja umat memiliki sikap, keteguhan dan keimanan sebagaimana para sahabat di masa lampau tentu kita akan menang.

Rasulullah SAW bersabda : ”Aku memohon kepada Tuhanku atas tiga perkara. Maka Allah mengabulkan dua perkara untukku sedangkan yang satu ditolak. Aku memohon kepada Tuhanku agar jangan membinasakan umatku dengan musim paceklik maka Dia mengabulkannya. Aku memohon kepada Tuhanku agar jangan membinasakan umatku dengan air bah (banjir bandang) maka Dia mengabulkannya. Aku mohon pada-Nya agar tidak menjadikan mereka saling berperang namun Dia menolak permohonanku itu”. (HR Muslim).

Akan tetapi hadis diatas bukanlah alasan bagi kita untuk terus menjadi pasrah dan menerima kenyataan tersebut. Seharusnya kita malah lebih berhati-hati agar perbedaan yang ada, selama masih sesuai dengan nash-nash Al-Quran dan hadits,  tidak menjadikan kita berperang sendiri sehingga kita mudah dikalahkan.

Beruntung Allah SWT berkenan menepati janji-Nya untuk terus menegakkan Islam dimuka bumi. Hal ini terbukti dengan malah makin banyaknya orang yang berpindah dan memeluk agama Islam secara sukarela.

“Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci.”(QS.Ash-Shaff(61):8).

Dan kebanyakan dari mereka ini justru lebih baik akidah dan keimanannya daripada orang-orang yang terlahir Islam. Lalu kita sebagai umat yang disebut belakangan ini alias Islam ‘terlahir’ bagaimanakah sikap kita? Akankah kita ini hanya menjadi bagian dari yang menyaksikan kebesaran Islam tanpa ikut serta didalamnya??

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”(QS.Al-Maidah(5):51).

Wallahu’alam bishawab.

Jakarta, Agustus 2008

Vien AM.

Read Full Post »