Feeds:
Posts
Comments

Archive for October 12th, 2010

Banyak hal menarik terjadi pada hari-hari terakhir kami di Pau. Sebenarnya sudah sejak agak lama saya punya keluhan di punggung, di sekitar tulang belikat. Orang sering menyebutnya syaraf kejepit. Demikian pula yang dikatakan dokter Perancis beberapa tahun yang lalu. Sudah berulang kali saya menjalani beberapa terapi namun hingga kini keluhan tersebut tidak juga sembuh secara tuntas. Hingga suatu hari dokter yang menangani saya merujuk agar pergi menemui seorang Kinetherapi.

Kalau di tanah air, Kinetherapi kurang lebih adalah seorang ‘tukang urut’. Tapi jangan salah, bila tukang urut di negri kita biasanya turun temurun maka di Perancis ini mereka harus kuliah dulu selama 3 tahun ! Itu sebabnya seorang dokter bisa merujuk mereka sebagai partner kerja.   Hebat ya .. J ..

Tapi bukan ini lho yang ingin saya bahas dalam tulisan saya kali ini. Kinetherapeuse ( sebutan untuk ‘ tukang urut’ perempuan ) saya adalah seorang perempuan bule asli Perancis yang berusia sekitar 30 tahunan. Badannya tinggi besar dan penampilannyapun tomboy alias kelaki-lakian. Harus diakui ia menguasai ilmunya dengan baik. Ia memulai perawatan dengan mencatat keluhan saya. Setelah itu baru ia memulai pengobatan / mengurut.

Ketika ia mengurut itulah kemudian saya katakan bahwa saya sering duduk lama keasyikan di depan komputer. Ia menerangkan posisi duduk yang seperti itu kemungkinan besar bisa menjadi penyebab keluhan saya. Ia lalu menanyakan apa yang saya kerjakan. Setelah saya menerangkan bahwa saya mempunyai blog yang isinya tentang ajaran Islam akhirnya pembicaraanpun mengarah pada masalah keagamaan.

Ia bercerita bahwa dulu ia adalah seorang Kristen pratiquant. ( Pratiquant adalah sebutan bagi orang yang menjalankan ajaran agama, agama apapun ). Ayahnya adalah seorang pendeta Kristen. Setiap hari Minggu ia bersama teman-teman dan saudara-saudaranya selalu pergi ke gereja dan berdoa. Namun menginjak usia SMA ia mulai meragukan kebenaran ajarannya tersebut. Sejak itu ia jarang ke gereja. Bahkan kini ia tidak pernah pergi lagi ke tempat tersebut. Meski demikian ia berkata bahwa ia tetap yakin bahwa Tuhan itu ada. Tapi ya hanya sebatas itu saja. ( Harap dicatat, sebagian besar orang Perancis saat ini adalah Atheis alias tidak percaya akan adanya Tuhan alias kafir ).

Saya menjalani perawatan hingga 6 kali pertemuan. Dan hampir pada setiap pertemuan tersebut kami selalu membahas hal-hal yang berhubungan dengan Islam. Menurutnya sebagian orang Perancis sebenarnya tidak percaya bahwa Islam adalah agama yang menyebarkan kekerasan dan terorisme.  Ia bahkan ikut prihatin mengapa pemerintahnya harus seperti orang kebakaran jenggot dengan cara berpakaian Muslimah. “ Negri kami adalah negri demokrasi yang menjunjung tinggi nilai kebebasan. Saya tidak mengerti mengapa sekarang mereka sibuk memikirkan penampilan Muslim ”, begitu ujarnya setengah kecewa.

Pada pertemuan terakhir, setelah cukup lama bimbang, akhirnya saya menghadiahinya sebuah Al-Quran dengan terjemahan bahasa Perancis yang saya beli di sebuah toko buku di dekat rumah. ( Saya cukup surprised ternyata toko buku terbesar di Perancis tersebut menjual sejumlah buku tentang Islam,termasuk Al-Quran dan hadits. Hal yang tidak mungkin saya temui beberapa tahun yang lalu). Sungguh puas hati ini mengetahui bahwa ia benar-benar gembira menerima hadiah tersebut. “ Kalau anda ada waktu lowong dibaca ya”, demikian saya berpesan.

Namun ternyata itu bukan hari terakhir kami bertemu karena dokter merujuk agar saya meneruskan perawatan satu putaran lagi supaya keluhan saya tuntas. Tetapi berhubung sang kine sedang cuti jadi saya dirawat oleh koleganya. Padahal dalam hati saya ingin mendengar komentarnya … L

Pada pertemuan ke 5 sesi kedua akhirnya saya bertemu lagi dengannya. Namun demikian saya berusaha untuk bersabar dan menunggu ia yang memulai pembicaraan. Setelah menunggu beberapa waktu dengan hati berdebar, tiba-tiba ia menanyakan “ Ayat tentang hijab di Al-Quran ada di surat mana ya?”, tanyanya mengagetkan.

“ Mengapa anda  menanyakan hal tersebut, bukannya hal lain?”, tanya saya penasaran. “ Tidak apa-apa, hanya ingin tahu saja”, jawabnya tenang. Untung kebetulan saya hafal letak ayat tersebut, Alhamdulillah …

“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang”.(QS.Al-Ahzab (33):59).

Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya … … ”.(QS.An-Nuur(24):31).

Selanjutnya ia bercerita tentang temannya,seorang Muslimah keturunan Maroko yang baru saja menikah. “ Asyik juga menghadiri pernikahan dimana tamu laki-laki dan perempuan dipisahkan. Kita, tamu-tamu perempuan berpesta sambil menari-nari tanpa seorangpun lelaki di dalamnya ”, ceritanya seru. Saya hanya manggut-manggut karena memang tidak pernah menghadiri acara walimah yang sangat Islami itu.

Ia juga bercerita bahwa ketika ia liburan kemarin ia dan kakak lelakinya sempat berbincang lama dengan kenalan orang-tuanya, seorang Muslim Aljazair, tentang Al-Quran !  Dengan tersenyum ia mengatakan entah mengapa ia sekarang jadi suka berbicara mengenai Islam.

Di akhir pertemuan saya memberinya referensi tentang surat Maryam yang bercerita tentang ibunda nabi Isa as. Dengan semangat ia langsung mencatat di buku kecil miliknya. Saya sering mendengar bahwa surat ini sering menjadi penyebab kembalinya pemeluk Nasrani ke Islam. Allahuakbar ..

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda : “Tiada anak manusia yang dilahirkan kecuali dengan kecenderungan alamiahnya (fitrah). Maka orang-tuanyalah yang membuat anak manusia itu menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi”.

Saya hanya berharap semoga Allah swt mencatat dakwah saya ini apapun hasilnya. Pesan saya padanya kali ini :”  Sempatkan untuk membacanya “, bukan “ Bacalah kalau ada waktu “.

( Click untukmendengarkan surat Maryam : http://www.youtube.com/watch?v=T5aIi3OqOJU )

Pengalaman mengesankan lain adalah ketika seorang teman menelpon dan sambil tersenyum menanyakan apakah saya ingin ikut terlibat dalam proyek akhirat dengannya. Tentu saja saya jawab cepat : “ Mau banget dong .. apa tuh Ndah ?“.

Teman saya itu kemudian mengatakan bahwa ada teman bulenya yang tiba-tiba menelpon dan minta diajari cara shalat. Subhanallah .. Sayapun segera mencari buku cara shalat dalam bahasa Perancis. Alhamdulillah tanpa kesulitan saya segera mendapatkannya, lagi-lagi di Fnac, toko buku terbesar di Perancis dimana sebelumnya saya membeli Al-Quran untuk sang Kine beberapa minggu yang lalu. Tapi di kota yang berbeda. Karena hari itu kebetulan kami memang sedang bepergian ke luar kota. Saya benar-benar puas karena buku panduan shalat tersebut bergambar dan berwarna pula. Lengkap dengan cara wudhu, bacaan doa dalam bahasa Arab dan cara bacanya plus artinya dalam bahasa Perancis.

Singkat kata,pada hari yang telah ditentukan kami berduapun menuju ke rumah teman bule tersebut. Selidik punya selidik ternyata bule tersebut sudah memeluk Islam sejak 8 tahun yang lalu. Ironisnya, suaminya yang seorang Muslim asal Aljazair itu tidak pernah mengajarkannya cara shalat. Bahkan masih menurutnya, suaminya itu tidak pernah mengerjakan shalat ! Astaghfirullah .. Yang juga menyedihkan, di apartemen tempatnya tinggal itu sebenarnya ada sejumlah warga keturunan Maroko Muslim dan Muslimah namun ia tidak yakin apakah mereka menjalankan shalat atau tidak .. L

Tiba-tiba saya jadi teringat pengalaman beberapa minggu yang lalu. Ketika itu saya bersama suami, anak dan beberapa teman sedang bepergian ke suatu kota tidak jauh dari tempat tinggal kami. Salah satu dari mereka adalah keluarga Perancis, sahabat baik anak perempuan saya.

Ketika kami sedang berjalan sambil asyik bercengkerama, dua anak muda berwajah Arab menghampiri kami. Keduanya menyapa ramah dengan ucapan “ Assalamualykum”. Belum sempat kami menjawab tiba-tiba salah satu dari mereka berkata : ” Indonesia, Malaysia ? Selamat Pagi “.

Tentu saja kami terkejut dibuatnya. Ternyata mereka adalah warga Perancis keturunan Aljazair yang telah lama mukim di kota tersebut. Keduanya pernah tinggal dan bekerja di Indonesia dan Malaysia selama beberapa tahun. Akhirnya kamipun terlibat percakapan cukup hangat.

Namun sayang kelihatannya telah terjadi kesalah pahaman. Anak perempuan saya diam-diam mencolek saya hingga beberapa kali. Ia berbisik : “ Bu, jangan dilayani .. orang itu kurang ajar. Dia gangguin kita, cewek-cewek ..”. Haah .. tersentak saya dibuatnya.

Tiba-tiba saya tersadar akan maksud pertanyaan anak muda tersebut “ Kamu dah kahwin ?” .. “ Kamu ? .. Kamu ?” sambil bergantian menunjuk ke arah anak-anak perempuan kami. Ketika ia bertambah nekat hendak mencolek Emily, teman bule anak kami, suami saya langsung mendampratnya. “ Hei .. jaga sikap kamu sebagai Muslim .. Jangan bikin malu !! “.

Anak muda tersebut berusaha membela diri sambil terus memandang kurang ajar ke arah gadis yang mulai pucat ketakutan itu. Kami segera meninggalkan anak muda tersebut sementara suami saya terus berusaha menasehatinya. Beruntung temannya segera menyadari kelakuan buruk temannya itu dan mengajaknya pergi menjauh.

Selanjutnya orang tua Emily bercerita bahwa ini bukan kali pertama mereka diganggu oleh anak-anak muda berparas Arab seperti kedua orang tadi. Dengan penuh penyesalan mereka mengaku bahwa sebagian besar orang Perancis memang mengganggap orang Muslim ( dari wajah Arabnya) adalah orang yang mempunyai kebisaan buruk .. Astaghfirullah .. sedihnya hati ini. Menurut mereka kalau tadi itu yang menegur ayah Emily pasti bakal panjang urusannya .. L.

Sebenarnya kami telah berulang kali mengatakan kepada kenalan dan teman-teman non Muslim agar jangan menilai sebuah agama dari prilaku orang-orangnya. Islam memang lahir ditanah Arab bahkan Al-Quranpun  berbahasa Arab. Namun ini bukan jaminan bahwa orang Arab adalah orang yang alim dan patut dijadikan sebagai contoh keteladanan umat Islam.

Belum juga kami berhasil menghapus image buruk Islam .. eh, selang beberapa bulan kemudian terjadi hal yang lebih memalukan lagi. Kali ini kejadiannya di tanah air, negri kita, Indonesia tercinta.

Suatu hari di bulan Agustus, Emily beserta ayah, ibu dan adiknya berlibur ke Indonesia; Bali dan Sulawesi. Tentu saja kami senang dan dengan bangga memamerkan keindahan alam dan keramah-tamahan bangsa kita.

Namun apa lacur, baru beberapa hari berlalu, mereka telah menelpon kami dan dengan suara panik meminta tolong agar mencarikan penerbangan pulang ke Perancis secepat mungkin. Ya Allah , apa yang terjadi, pikir kami ikut prihatin.

Selidik punya selidik, akhirnya mereka mengaku bahwa mereka telah ‘dipalak’ dan ‘dikerjai’  penduduk setempat. Bahkan di Sulawesi tengah, selama perjalanan 8 jam (dari Luwuk ke Ampana; tujuan mereka adalah kepulauan Togian) mereka diteror dengan iring-iringan 3 kendaraan yang terus membuntuti taxi yang mereka sewa !

Yaah .. apa mau dikata .. mengapa umat Islam ini ( bagaimanapun saya merasa bahwa Indonesia yang berpenduduk mayoritas Muslim ini mustinya bisa menjadi teladan Muslim ) tidak bisa menjaga prilaku Islami mereka.

“Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan”. (QS.Asy Syu’araa (28):183).

“Tetangga itu ada tiga macam; di antara mereka itu ada yang mempunyai tiga hak, di antaranya lagi ada yang mempunyai dua hak dan di antaranya lagi ada yang hanya mempunyai satu hak. Tetangga yang mempunyai tiga hak adalah tetanggamu yang masih kerabat dan muslim; tetangga yang mempu-nyai dua hak adalah tetanggamu yang muslim; dan tetanggamu yang hanya mempunyai satu hak adalah tetanggamu yang dzimmi (non-muslim)”. (Tanbihul Ghafilin)

“Tidak demi Allah tidak beriman, tidak demi Allah tidak beriman, tidak demi Allah tidak beriman. Mereka bertanya: siapakah itu wahai Rasulullah ? Beliau menjawab: “Orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatannya.” . (HR Bukhari).

Wallahu’alam bish shawab.

Paris, 12 Oktober 2010.

Vien AM.

Read Full Post »