“Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, orang yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan shalat, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang”.(QS. An-Nur(24):36-37).
Itulah masjid, tempat yang dimuliakan dimana didalamnya para hamba yang takwa menyebut-nyebut nama-Nya, meng-agung-kan-Nya.
Masjid bagi umat Islam bukanlah sekedar lambang atau tempat suci untuk mengerjakan shalat. Namun juga tempat untuk mengerjakan segala sesuatu yang sifatnya demi mengagungkan dan membesarkan Sang Khalik, Allah azza wa jalla. Meski tanpa itu semuapun Allah swt tetap dalam ke-Agung-an dan ke-Besar-an-Nya.
Masjid adalah rumah yang paling mulia. Tempat ini merupakan tempat paling baik bagi umat Islam untuk berkumpul melaksanakan shalat, membaca ayat-ayat suci Al-Quran, memahami dan mengkajinya. Dengan berkumpul di masjid minimal 5 kali sehari, tua muda, kaya miskin dan apapun kebangsaan serta warna kulitnya akan terbentuk ikatan persaudaraan yang kuat dengan landasan cinta dan patuh hanya kepada-Nya.
Dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “ Shalat berjamaah itu lebih utama dari shalat sendirian dengan 27 derajat”.
Masjid adalah tempat terbaik untuk berdoa dan mendirikan shalat, baik shalat sendiri apalagi shalat jamaah. Di dalam masjid inilah diharapkan terbangun ukhuwah dan mahabbah antar sesama kaum Muslimin. Dan semua ini diikat karena ketaatan dan kecintaan kepada Sang Khalik, Allah Azza wa Jalla Yang Esa.
Maka adalah wajar bila umat Islam dimanapun berada, sampai kapanpun, akan selalu memerlukan keberadaan masjid. Perumpamaan kaum Muslimin dengan masjidnya adalah laksana ikan di dalam lautan. Ia akan mati bila harus dikeluarkan dari habitat aslinya.

Masjid Quba
Itu sebabnya hal pertama yang dibangun begitu Rasulullah hijrah ke Madinah adalah membangun masjid. Masjid tersebut adalah masjid Quba yang terletak 5 km di sebelah tenggara Madinah. Masjid ini dibangun pada tahun 1 H atau tahun 622 M, hanya beberapa saat sebelum memasuki Madinah.
Rumah ibadah tersebut amat sangat sederhana. Bahkan pembangunannyapun hanya dalam hitungan hari. Karena bangunan masjid memang tidak rumit. Tidak perlu hiasan, lukisan dan sebagainya. Dari sini jelas terlihat betapa penting dan tingginya kedudukan masjid itu.
« … Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu bersembahyang di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih”.(QS.At-Taubah(9) :108).
Masjid Quba yang kita lihat saat ini telah berubah jauh dari awal pembangunannya. Masjid ini setiap hari selalu ramai dikunjungi jamaah yang melakukan ibadah haji maupun umrah. Meski demikian berdasarkan hadist dibawah ini, masjid Quba bukan termasuk ke dalam 3 masjid yang memiliki ke-utama-an bagi umat Islam.
Dari Abu Ad-Darda’ ra, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ”Sholat di Masjidil Haram lebih utama seratus ribu kali lipat daripada sholat di masjid-masjid lainnya. Sholat di Masjid Nabawi lebih utama seribu kali lipat. Dan sholat di Masjidil Aqsa lebih utama lima ratus kali lipat.” (HR Ahmad).
1. Masjidil Haram.
Masjidil Haram di Mekah adalah rumah ibadah di dunia yang pertama kali didirikan. Dasar Rumah ibadah ini sudah ada sejak zaman nabi Adam as. Nabi Ibrahim as dibantu putranya nabi Ismail as meneruskan pendiriannya beberapa ratus kemudian ( atau ribu tahun ?? ) karena adanya perintah dari Sang Pemilik, Allah swt.
“ Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdo`a): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.(QS.Al-Baqarah(2):127).
Keutamaan masjid ini adalah karena adanya Ka’bah di dalam masjid tersebut. Di masjid inilah setiap tahun pada bulan Zulhjjah umat Islam melaksanakan ibadah haji. Sementara setiap waktu umat Islam datang membanjiri bait Allah ini untuk melaksanakan ibadah umrah.
Masjid ini pertama kali diperluas pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, yaitu pada tahun 17 H atau 639 M. Saat ini Masjidil Haram yang mempunyai luas 328.000 meter persegi dapat menampung 730.000 jamaah dalam satu waktu sholat berjamaah. Pada musim haji pemerintah Arab Saudi mampu menerima lebih dari 1.5 juta tamu Allah belum termasuk jamaah tuan rumah. Indonesia sendiri tahun ini dikabarkan mendapat tambahan kuota haji sebesar 10 ribu hingga totalnya mencapai 211 ribu jamaah.
2. Masjid Nabawi.
Masjid Nabawi didirikan begitu Rasulullah usai mendirikan masjid Quba dan shalat di dalam masjid tersebut. Dari Quba beliau saw segera meneruskan perjalanan. Di ambang pintu Madinah ( dulu Yatsrib), dimana penduduk kota mengelu-elukan kedatangan sang utusan, Rasulullah membiarkan untanya berjalan sendiri tanpa kendali hingga akhirnya berhenti di suatu tempat. Tempat itu adalah tanah milik dua anak yatim piatu. Ini adalah petunjuk dan kehendak Allah swt. Rasulullah kemudian membeli tanah tersebut dan menjadikannya masjid. Itulah masjid Nabawi atau masjid Nabi.
Di dalam masjid ini terdapat makam nabi yang dinamakan Raudhah yang artinya taman surga. Raudhah dapat dengan mudah dikenali dengan melihat kubah hijau yang terletak di bagian selatan masjid, disamping mimbar dimana imam biasa memimpin shalat.
Pada awal pendiriannya masjid ini hanya berukuran sekitar 50 m × 50 m, dengan tinggi atap sekitar 3,5 m. Dindingnya terbuat dari batu bata dan tanah, sedangkan atapnya dari daun kurma dengan tiang-tiang penopangnya dari batang kurma. Sebagian atapnya dibiarkan terbuka. Rasulullah saw turut membangunnya dengan tangannya sendiri, bersama-sama dengan para sahabat dan kaum muslimin.
Rasulullah dan keluarga mendiami salah satu sisi masjid sederhana ini. Sementara sejumlah fakir miskin yang tidak memiliki rumah menempati salah satu bagian lain. Masjid juga merangkap madrasah yaitu tempat belajar. Didalam masjid inilah para sahabat selalu berkumpul. Dari kegiatan ibadah seperti shalat, mengkaji ayat-ayat, memotong kurban, membicarakan masalah keseharian penduduk hingga membahas strategi perang.
Islam adalah pandangan hidup, way of life. Karenanya tidak ada pemisahan antara kehidupan spiritual dengan kehidupan sosial dan politik. Semua menjadi suatu kesatuan. Kehidupan dunia bagi umat Islam adalah karena-Nya dan untuk-Nya.
Selama beberapa waktu masjid Nabawi tetap dalam keadaan demikian hingga akhirnya direnovasi dan diperluas untuk pertama kalinya pada masa kekhalifahn Umar bin Khattab pada tahun 17 H. Saat ini masjid memiliki luas hampir 100.000 m², belum termasuk lantai atas yang mempunyai luas 67.000 m². Masjid Nabawi saat ini dapat menampung sekitar 535.000 jemaah setiap harinya.
” Barangsiapa mendatangi masjidku ini dan ia tidak mendatanginya melainkan untuk mempelajari suatu kebaikan dan mengajarkannya maka kedudukannya laksana pejuang fi sabilillah. Namun barangsiapa datang bukan dengan tujuan tersebut maka ia seperti orang yang melihat harta orang lain”. (HR Bukhari).
3. Masjidil Aqsho.
Selanjutnya adalah Masjidil Aqsho. Masjid ini adalah kiblat pertama umat Islam sebelum dipindahkan ke Makah.
“ … Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. … “(QS.Al-Baqarah(2):143).
Dari Al-Barra’ bin Azib ra, ia berkata, “Kami sholat bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menghadap ke Baitul Maqdis selama enam belas atau tujuh belas bulan, kemudian beliau mengalihkan arah ke kiblat (di Mekkah).” (HR Bukhari dan Muslim).

Masjid As-Saqrah

Bagian dalam kubah As-Saqrah yg sedang di renovasi

Masjidil Aqsho
Masjid suci ke 3 setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi ini terletak di Yerusalem Timur. Masjidil Aqsho terletak di dalam sebuah kawasan yang dinamakan Haram al Quds al Syarif. Di dalam kawasan ini berdiri 2 masjid, yaitu Masjidil Aqsho yang berkubah abu-abu, dan Masjid As-Saqrah ( Masjid Kubah Batu/ Dome of the Rock) yang kubahnya ke-emas-an dimana di dalamnya terdapat “batu terbang”.
https://teguhimanprasetya.wordpress.com/2010/02/12/batu-terbang-masjid-al-aqsha-dan-kubah-emas/
Dari batu tersebut Rasulullah menuju singgasana-Nya dengan mengendarai buroq, sejenis kuda putih bersayap. Disanalah Rasulullah menerima perintah dari Tuhannya agar mendirikan shalat 5x dalam sehari.
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. ( Terjemah QS. Al-Isra(17):1)
Dikisahkan dalam hadist Nabi Muhammad SAW yang artinya:
“Lalu Allah mewahyukan kepadaku apa yang Dia wahyukan. Allah mewajibkan kepadaku 50 shalat sehari semalam. Kemudian aku turun menemui Musa ’alaihis salam. Lalu dia bertanya: “Apa yang diwajibkan Tuhanmu atas ummatmu?” Aku menjawab: “50 shalat”. Dia berkata: “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan, karena sesungguhnya ummatmu tidak akan mampu mengerjakannya. Sesungguhnya aku telah menguji dan mencoba Bani Israil”.
Beliau bersabda :“Maka akupun kembali kepada Tuhanku seraya berkata: “Wahai Tuhanku, ringankanlah untuk ummatku”. Maka dikurangi dariku 5 shalat. Kemudian aku kembali kepada Musa dan berkata:“Allah mengurangi untukku 5 shalat”. Dia berkata:“Sesungguhnya ummatmu tidak akan mampu mengerjakannya, maka kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan”.
Maka terus menerus aku pulang balik antara Tuhanku Tabaraka wa Ta’ala dan Musa ‘alaihis salaam, sampai pada akhirnya Allah berfirman: “Wahai Muhammad, sesungguhnya ini adalah 5 shalat sehari semalam, setiap shalat (pahalanya) 10, maka semuanya 50 shalat. Barangsiapa yang meniatkan kejelekan lalu dia tidak mengerjakannya, maka tidak ditulis (dosa baginya) sedikitpun. Jika dia mengerjakannya, maka ditulis (baginya) satu kejelekan”. Kemudian aku turun sampai aku bertemu dengan Musa’alaihis salaam seraya aku ceritakan hal ini kepadanya. Dia berkata: “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan”, maka akupun berkata: “Sungguh aku telah kembali kepada Tuhanku sampai akupun malu kepada-Nya”. (HR. Muslim)
Ironisnya, saat ini, sangat sulit bagi umat Islam untuk menunaikan shalat didalam rumah suci ini. Pemerintah pendudukan Yahudi yang sejak puluhan tahun menguasai negri ini adalah penyebabnya. Itu sebabnya umat Islam begitu gigih berjuang agar Zionis Israel segera hengkang dari tanah yang mereka jajah dan duduki sejak tahun 1967 tersebut.
Wallahu’alam bish shawwab.
Paris, 1 Maret 2011.
Vien AM.
Wahai oranG2 Yg Beriman, Dirimu & kluargaMu dari Api neraka Yg bahan BakarnYa adalah Manusia & Batu” (Qs At – Tahrim.<66.)
Indahnya….
sholat LAH selagi kau bisa….