Kubah, menara, mihrab dan mimbar adalah 4 hal yang umumnya menjadi tanda sebuah masjid. Meski sebenarnya bukan menjadi keharusan. Sebaliknya patung dan gambar mahluk hidup haram hukumnya. Itu sebabnya ketika Rasulullah memasuki Ka’bah setelah penaklukan Makkah ( Fathu’ Makkah) hal pertama yang dilakukan Rasulullah adalah menurunkan patung-patung dan menghapus gambar-gambar yang ada didalam bangunan kubus tersebut.
Pada masa kejayaan Islam, masjid tumbuh bagaikan jamur di musim hujan. Saking banyaknya masjid di kota Kairo yang ditaklukan pada tahun 640 M, kota ini memperoleh gelar negri 1000 menara. Begitu juga kota-kota di Andalusia Spanyol yang selama 7 abad memang pernah berada di bawah kekuasaan Islam. Masjid dan madrasah terlihat dimana-mana. Bahkan hingga kini bila kita berkendaraan di wilayah tersebut menara-menara tua bekas masjid masih terlihat dari kejauhan.

Katedral Malaga – Spanyol
Peninggalan masjid dan madrasah di Spanyol hingga kini masih bisa disaksikan. Sejumlah katedral seperti katedral di Sevilla, Cordoba, Granada, Toledo, Malaga dan Saragosa adalah bekas masjid yang sudah direnovasi sedemikan rupa. Demikian pula katedral-katedral di Sisilia, Italia. Bahkan mihrabnyapun di sebagian kecil gereja-geraja tersebut masih ada yang dipertahankan.
( Baca https://vienmuhadi.com/2009/11/10/menilik-jejak-islam-di-eropa-2-andalusia/

Masjid Marbella – Spanyol
Sayang ketika berada Andalusia Spanyol, kami tidak sempat mengunjungi masjid cantik King Abdul Aziz, nama lain masjid Marbella, yang dibangun megah di perbukitan kota pantai Marbella itu.
Selain ke 4 hal diatas, kaligrafi yang menjadi ciri khas masjid juga bisa dijadikan tanda bahwa sebuah bangunan tadinya adalah masjid. Pada masa itu masjid-masjid selain jamaahnya membludak juga indah. Masjid besar selain dilengkapi dengan madrasah lengkap plus perpustakaannya dan pasar yang tidak seberapa jauh, biasanya juga diperindah dengan taman dengan air mancur air mancurnya.
Sebaliknya ada hadist yang mengatakan bila masjid hanya diperindah dan orang berlomba membangun masjid namun tidak meramaikannya ( tidak menggunakannya untuk shalat dan kegiatan keagamaan lainnya) maka itu adalah salah satu tanda datangnya hari Kiamat.
HR.Khamsah, kecuali Imam Tirmidzi dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dari jalan Anas ra. dari Nabi saw. “Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum orang-orang saling berbangga diri dengan masjid-masjidnya”.
Di negri kita tercinta, Indonesia, tampaknya tanda-tanda tersebut mulai terlihat. Orang-orang kaya berlomba membangun masjid yang bagus dan indah namun tidak banyak orang yang mengerjakan shalat di dalamnya.
Terbalik dengan apa yang terjadi di benua Eropa. Masjid di daratan Eropa yang lumayan indah bisa dihitung dengan jari. Tetapi ini harus kita syukuri. Karena sungguh tidak mudah membangun rumah ibadah bagi umat Islam di benua ini. Apalagi pasca tragedi September 2001. Sejak beberapa tahun lalu Swis, negara yang dikenal dengan sebutan Euro Islam ini, melarang pembangunan menara masjid. Hal ini kemudian menjalar ke negara-negara tetangga seperti Jerman, Belanda, Belgia dan Italia.
Namun demikian, di Roterdam Belanda pada tahun 2012 dan dua masjid besar yang ada di Jenewa dan Zurich, dua kota terbesar di Swis, memiliki menara yang lumayan tinggi. Bahkan kabarnya negara yang luasnya hanya 1\3 pulau Jawa ini memiliki ratusan masjid meski hanya majid-masjid kecil. ( atau mungkin hanya mushola ??).
Sementara itu Muslim di Perancis pantas bersyukur karena di Paris berdiri dengan megahnya sebuah masjid, yaitu Grande Mosquee de Paris. Masjid dengan menara setinggi 33 meter ini berdiri setelah melewati perjuangan panjang seorang diplomat Maroko kelahiran Andalusia. Masjid yang terletak dipusat kota ini akhirnya dapat berdiri dengan tegak pada tahun 1926 M, 20 tahun setelah peletakkan batu pertamanya. Masjid ini didirikan sebagai tanda terima kasih atas pengorbanan 70.000 tentara Muslim ( sebagian besar keturunan Aljazair, Tunis dan Maroko di Afrika Utara) yang berperang untuk Perancis. Untuk diingat, ketiga negara tersebut adalah Negara bekas jajahan Perancis.
Masjid ini memiliki arsitektur gaya Maure-Hispano, gaya Muslim Spanyol. Masjid Karaiyun Fez di Maroko yang menjadi inspirasi masjid ini. Seperti juga masjid-masjid di Andalusia dan istana Alhambra di Granda, Spanyol, taman dengan sejumlah air mancurnya menghiasi masjid ini.
Saat ini meski masjid terlihat kurang terawat karena kekurangan dana ( itu sebabnya, belakangan ini masjid dibuka untuk turis. Dengan biaya 3 euro para turis bisa berkeliling melihat-lihat masjid) masjid masih digunakan secara aktif. Bahkan pada waktu shalat Jumat kaum Muslimin harus berdesak-desakan mencari tempat. Tidak saja jamaah lelakinya namun juga jamaah perempuannya. Masjid ini juga dilengkapi dengan madrasah, perpustakaan, hamam dan restoran.
Suatu ketika, ba’da shalat Jumat, seorang gadis ber-abaya hitam menghampiri saya. Rupanya ia penasaran dengan Al-Quran yang saya baca. Ia menanyakan mengapa Al-Quran saya banyak keterangan-keterangannya. Kebetulan saya hari itu memang membawa Al-Quran dimana tertulis Asbabun- nuzul ayat. Ia juga terheran-heran ketika saya terangkan bahwa kalimat yang ada di bawah setiap kata itu bukan cara membacanya namun artinya.
“ Jadi anda bisa membaca huruf-huruf Arab tersebut?”, tanyanya terheran-heran. Saya katakan bahwa rata-rata Muslim Indonesia bisa membaca Al-Quran walaupun tidak tahu artinya. Dalam hati, saya berkata, malu juga hati ini .. masak bertahun-tahun shalat minimal 5 kali sehari dan mengaji namun tidak juga faham artinya … 😦 ..
Namun lebih lucu lagi, gadis keturunan Tunisia kelahiran Paris itu berkata bahwa ia dan rata-rata teman Muslim Arabnya malah tidak bisa membaca huruf-huruf Al-Quran! Ia membaca Al-Quran berkat bantuan tulisan latin dibawahnya. Olala ..
Tetapi ia bersyukur, beberapa tahun belakangan ini Mosquee de Paris membuka kursus tajwid. Juga kursus agama dan bahasa Arab. Setiap Sabtu sekarang ia mengikuti berbagai ilmu agama di masjid tersebut. “ Gratis pula .. “, katanya senang. Ia menambahkan dari hari ke hari makin banyak saja orang Perancis yang tertarik dengan ajaran Islam. Allahuakbar ..
Berikut beberapa masjid lumayan besar kota-kota utama Perancis yang berhasil kami tandangi.
Sebenarnya Grande Mosquee de Paris bukan satu-satunya masjid di Paris. Melalui http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_mosques_in_Europe saya menemukan bahwa masjid di Paris bahkan Perancis dan Eropa ini cukup banyak. Namun ketika kami berjalan-jalan dan mencoba mencari lokasi masjid, dengan bantuan GPS, sesuai list tersebut, ternyata kami sulit menemukannya. Karena ternyata sebagian besar masjid itu hanya masjid kecil yang letaknya amat terpencil dan seringkali tidak terlihat dari luar. Bahkan tulisan dan tanda-tandanyapun tidak ada. Kita baru bisa menemukannya bila kebetulan berpapasan dengan Muslim lain,menanyakannya, dan sangat beruntung bila ia mengetahuinya !
Begitupun masjid dimana suami saya selalu melakukan shalat. Masjid ini adalah bangunan apartemen 3 lantai milik Mulim yang diwakafkan. Karena tidak memadai akhirnya shalat Jumat terpaksa dilaksanakan dua kali. Bahkan dibeberapa tempat dan kota( seperti Marseilles dimana jumlah Muslim dikabarkan amat banyak) sejumlah Muslim terpaksa melaksanakan shalat Jumat di jalan-jalan. Hal inilah yang hingga detik ini menjadi pemicu debat berkepanjangan di parlemen. Hampir setiap hari televisi menyiarkan berita dan debat mengenai Islam, mengenai penting tidaknya pemerintah mendirikan masjid dll.
Saya pikir, ‘ Inikah yang disebut tipu daya Allah? “. Tujuan mereka ingin menjelekkan dan menjauhkan masyarakat yang makin lama makin tertarik dengan ajaran Islam. Namun nyatanya dengan sering munculnya perdebatan mengenai Islam justru makin banyak lagi orang Perancis yang memeluk Islam! Tidak hanya di Perancis tetapi juga di Inggris, Belanda dan negara-negara Eropa lainnya.
« Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya ».(QS. Ali Imran (3) :54).
Lain lagi dengan masjid di Toulouse, Perancis Selatan. Masjid yang nyaris siap pakai tersebut di protes masyarakat sekitar. Padahal masjid tersebut sengaja di bangun di lokasi yang tidak jauh dari masjid lama yang kecil dan terpencil.
Kabar terakhir dari Marseilles. Yves Moraine, pemimpin partai berkuasa UMP seperti dikutip BBC belum lama ini menerangkan bahwa lebih baik memberi tempat berkumpul ( maksudnya masjid ) yang terbuka dan terlihat secara jelas kepada kaum Muslimin dari pada mereka harus diam-diam berkumpul dan membicarakan serta merencanakan sesuatu ( maksudnya terorisme) di gudang-gudang atau apartemen lusuh. Karena, masih menurutnya, pemerintah akan lebih mudah mengawasi gerak-gerik kaum Muslimin. ( Baca : http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/10/07/13/124461-muslim-marseille-menyulap-katredal-menjadi-masjid ).
Untuk itu, Notre Dame de la Garde, katedral yang berdiri di atas ketinggian Marseille, kabarmya akan dihibahkan untuk umat Islam. Katedral yang memiliki corak bergaris hitam putih mirip masjid ini memang terlihat kurang terawat karena lama ditinggalkan umatnya. Sejarah mencatat, betapa banyaknya gereja tua di Eropa yang tak terawat akhirnya dibeli oleh kaum Muslimin kemudian dijadikan masjid. Masjid di Dublin Irlandia adalah salah satu contohnya. Subhanallah …
Bila hal ini benar-benar terlaksana masjid agung Marseille ini bakal mampu menampung 7000 jamaah. Dengan demikian masjid yang rencananya akan dilengkapi perpustakaan raksasa ini bakal menjadi masjid terbesar di seantero Perancis.
Namun banyak pihak yang menentang rencana ini. Politikus kawakan Marie Le Pen dan putrinya Marine Le Pen yang dikenal sangat anti Islam tentu saja yang paling merasa jengkel bagai kebakaran jenggot.
“Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci”.(QS.Ash-Shaf(61):8)
Tampaknya saudara-saudara Muslim kita di Perancis masih harus bersabar menanti Islam menjadi tuan rumah di negri Sarkozi ini. Agar pemerintah segera mengizinkan warga Muslimnya memiliki rumah sendiri, yaitu masjid. Bersabar agar dapat kembali ke habitat sebagaimana ikan bersabar menanti dimasukkan kembali ke lautan atau keburu menggelepar kehabisan oksigen .. Apalagi, jajak pendapat terakhir mengatakan bahwa Marine Le Pen berhasil mengungguli sang presiden berkuasa !
Wallahu’alam bish shawwab.
Paris, 2 Maret 2011.
Vien AM.
Leave a Reply