Pada awal hijrahnya Rasulullah dan para sahabat dari Makkah ke Madinah di tahun 622 M, umat Islam belum mengenal apa yang kini dinamakan “adzan”. Ketika itu para sahabat berkumpul di masjid Nabawi di awal waktu tanpa adanya seruan khusus.
Hingga suatu hari di tahun ke 2 Hijriyah, Rasulullah saw meminta para sahabat agar memberikan masukan cara terbaik panggilan untuk shalat. Para sahabatpun berlomba memberikan usul dan pendapat. Ada yang mengusulkan meniup terompet, tetapi beliau membencinya karena itu tradisi Yahudi. Ada yang mengusulkan lonceng, tetapi beliau juga tidak menyukainya karena itu tradisi Nasrani.
Sementara itu seorang sahabat bernama Abdullah bin Zaid bin Tsa`labah bin Abdi Rabbih, saudara Balharits bin Al-Khazraj, bermimpi tentang suatu seruan. Iapun segera mendatangi Rasulullah saw untuk menceritakan mimpinya itu.
“Wahai Rasulullah, tadi malam aku bermimpi ada seorang laki-laki yang mengitariku, lalu melintas seorang laki-laki berpakaian gamis berwarna hijau, dia membawa lonceng di tangannya“
Lalu aku berkata: “Apa gunanya lonceng ini bagimu?“
Aku berkata: “Untuk memanggil orang shalat“
Ia berkata: “Maukah engkau kutunjukan yang lebih baik dari ini?“
Aku menjawab: “Apa itu?“
Ia berkata: “Ucapkanlah“:
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ.اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ.اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ.اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ.
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ
Aku bersaksi tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah 2x
أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ. أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ.
Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah 2x
حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ
Marilah shalat 2x
حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ
Marilah menuju kemenangan 2x
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ.اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ.
Allah maha besar 2x
لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ
Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah
Mendengar itu, Rasulullah saw bersabda:
“Sungguh ini adalah mimpi yang benar insya Allah, berdirilah engkau, ajarkan Bilal bacaan tersebut agar dia mengumandangkannya karena suaranya lebih merdu darimu“
Maka ketika Bilal ra mengumandangkan adzan tersebut, Umar bin Khattab ra yang ketika itu mendengarnya, segera keluar rumah dan menuju Rasulullah saw. Sambil menarik sorbannya ia berkata: “Wahai nabi Allah, Demi yang mengutusmu dengan kebenaran! Sungguh aku telah bermimpi seperti mimpinya.“
Rasulullah bersabda:
“Falillahi alhamd (segala puji bagi Allah)” Al-bidayah wa An-nihayah jili.IV hal 573-574.
Dalam riwayat Tirmidzi dari Muhammad bin Abdullah bin Zaid dari bapaknya, ia berkata: “Ketika paginya aku mendatangi Rasulullah saw memberitahukan mimpiku, beliau bersabda:“ Sungguh ini adalah mimpi yang benar, berdirilah engkau dan Bilal karena suaranya lebih merdu dan nafasnya lebih panjang darimu dan ajarkan dia bacaan tersebut agar dia mengumandangkannya“
Ketika Bilal ra mengumandangkan adzan tersebut, Umar bin Khattab ra segera keluar dan menuju Rasulullah saw. Sambil menarik sarungnya, ia berkata:
“Wahai Rasulullah, Demi yang mengutusmu dengan kebenaran! Sungguh aku telah bermimpi seperti yang ia ucapkan.“
Rasulullah saw bersabda:
“Segala puji hanya bagi Allah, ini semakin kuat” HR. Tirmidzi no.189.
Wallahu’alam bish shawab.
Jakarta, 22 Februari 2012.
Vien AM.
Baca juga kisah Bilal bin Rahah, sang muazdin yang sungguh menggetarkan sebagai berikut :
https://vienmuhadi.com/2012/03/20/kisah-bilal-bin-rabah-sang-muadzin-rasulullah/
Leave a Reply