Feeds:
Posts
Comments

Archive for May 20th, 2012

Senin 30 April 2012 pukul 10.25 pagi, saya dan suami menjadi bagian dari grup kecil wisatawan dari Paris – Perancis yang terbang menuju Dublin – Irlandia selama 1.5 jam. Beda waktu antara Perancis dan Irlandia adalah 1 jam, Irlandia lebih awal. Grup perjalanan dimana kali ini kami bergabung  adalah grup perjalanan khusus bagi karyawan perusahaan dimana suami bekerja, tetapi agen perjalannya sendiri adalah swasta.  Meski demikian, sebagian besar dari mereka, sebelum ini,  tidak saling mengenal, karena perusahaan raksasa Perancis ini memang  mempunyai pegawai hingga belasan ribu orang. Grup ini terdiri atas 15 orang.  Pegawai diizinkan membawa pasangan masing-masing. Itu sebabnya saya berada di sini, Alhamdulillah .. Dan yang juga tak kalah penting, ongkos perjalanannyapun istimewa. Perusahaan memberikan potongan yang cukup signifikan.

Maka ni`mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman (55):13).

Dublin_day1_098

Sungai Liffey – Dublin

Dublin_day1_120Irlandia adalah sebuah negara pulau yang terletak di sebelah barat Inggris. Negara dengan ibu kota Dublin ini selama 8 abad berada di bawah kekuasaan Inggris sebelum akhirnya memerdekan diri pada tahun  1948. Sementara Irlandia bagian utara yang mencakup 1/6 bagian dari pulau, dengan Belfast sebagai ibu kotanya, tetap berada di bawah kekuasaan Inggris. Hingga detik ini negara kerajaan di bawah ratu Elizabeth II ini masih harus kewalahan menghadapi perlawawan rakyat Irlandia utara.

Dibanding Negara-negara tetangganya di Eropa, Irlandia yang sejak tahun 2000 masuk menjadi bagian Uni Eropa, tampak tertinggal. Bahkan wajahDublin, kota dimana sungai Liffey membaginya menjadi 2 bagian, Dublin utara dan Dublin selatan, tampak tua dan kuyu. Yang terlihat mencolok dari kota ini adalah bentuk pintu rumahnya. Rumah, apartemen bahkan hotel-hotelnya memiliki kemiripan bentuk pintu yang diberi warna-warna mencolok, seperti merah, kuning, hijau dan biru. Sementara toko-tokonya, temboklah yang dicat war-warni. Ini kesan pertama yang tertangkap di semua kota yang kami kunjungi.

Di Dublin, kami mengunjungi Trinity College – universitas tertua di negri ini,  the Old Jameson – tempat penyulingan wisky dan braseri Guinness – tempat pembuatan bir hitam Guiness. Ke 3 tempat ini kabarnya adalah merupakan daya tarik utama wisatawan mancanegara ke Irlandia. Irlandia memang dikenal dengan wiski ( Irish whisky) dan bir Guinessnya. Tampaknya wiski dan bir bagi masyarakat negri ini ibarat nafas dalam kehidupan. Betapa tidak, ke2 jenis minuman beralkohol ( khamar) yang bagi umat Islam terlarang ini, bagi mereka adalah mutlak keberadaannya.

Dublin_day1_054Di setiap sudut kota, baik kota besar maupun kota kecil, bar-bar bertebaran menawarkan keduanya. Di tempat inilah berkumpul penduduk untuk sekedar bersilaturahmi, membicarakan berbagai macam masalah. Anehnya, beberapa sumber mengatakan, bahwa wiski dan alkohol di negri ini bukan penyebab utama kerusuhan dan keributan sebagaimana biasanya terjadi ditempat lain. Alasannya, alkohol yang dikandungnya sangat sedikit .

« Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfa`at bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfa`atnya“. … Demikian ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir, »(QS. Al-Baqarah (2) :219).

Apapun alasannya, bagi kita, turis Muslim, hal ini agak merepotkan. Ini pengalaman kami. Pada hari pertama kunjungan, rombongan makan siang di sebuah bar ( bar di sana adalah resto biasa yang tidak hanya untuk minum minuman keras). Tidak banyak pilihan makanan. Daging halal, tentu saja kami tidak berharap banyak. Inilah kekurangan bepergian dengan tur asing, ke negri minoritas muslim pula.  Pilihan kami tinggal makanan laut, binatang yang tidak perlu disembelih ketika kita hendak mengkonsumsinya.

“ Maka makanlah binatang-binatang (yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayat-Nya. Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar-benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas”. (QS. Al-Anám(6):118-119).

Ayat diatas memang memberikan kita keringanan yaitu boleh memakannya bila terpaksa. Namun karena saat itu kami masih mempunyai pilihan maka kami tidak/belum ingin menggunakan keringanan tersebut, dengan mengkonsumsi ayam atau daging yang tidak halal, misalnya. Bukan babi, tentunya.

Ketika itu, satu-satunya makanan laut yang tersedia hanya fish n chips, makanan favorit asal Inggris, yang juga menjadi makanan favorit Irlandia, Australia, New Zealand, Canada dan Afrika selatan. Ke 5 negara tersebut memang bekas koloni Inggris. Di kemudian hari, nyaris selama 8 hari tur tersebut, makanan inilah yang selalu menjadi menu utama kami semua. Alhamdulillah … 🙂

Yang menjadi masalah, tepung yang menjadi baham campuran utama penggoreng ikan, ternyata dicampur dengan wiski ! Ealah … 😦  .. Untung, akhirnya pihak resto mau mengerti keberatan kami hingga bersedia mengganti masakan tersebut dengan masakan yang bebas alkohol, setelah kami memintanya, tentu saja. Alhamdulillah .. Tetapi jangan lupa, saking sukanya dengan wiski, teh dan kopi merekapun dicampur dengan wiski lho, begitu pula permennya. Irish coffee, yang merupakan minuman khas Irlandia yang terkenal di dunia itu, mengandung wiski.

Yang menggembirakan, sejak kejadian di hari pertama itu, ada saja anggota grup yang sengaja mendekati kami untuk berbincang seputar hukum Islam. Diantaranya adalah seorang perempuan setengah baya berdarah Iran. Mulanya kami tidak mengira kalau ia seorang Muslim. Apalagi melihat wajah suaminya yang asli bule, seorang dokter asli Canada, yang ternyata adalah suami keduanya. Mereka baru menikah 5 tahun yang lalu. Kebetulan ulang tahun perkawinan mereka jatuh pada salah satu hari tur kami ini.

Dari perbincangan tersebut kami jadi tahu bahwa ia hijrah ke Paris dari Teheran, Iran, pada era kejatuhan Syah Reza Pahlevi di tahun 1979. Kami membahas banyak mengenai hukum Islam diantaranya tentang makanan halal, jilbab dan kedudukan perempuan dalam Islam.

Tu n’est pas une bonne musulman, alors “, demikian komentar suaminya di tengah-tengah percakapan, sambil memandang tajam istrinya.  Arti kalimat diatas kurang lebih adalah « kalau begitu kamu bukan Muslim yang baik dong ». Dari situlah kami baru tahu kalau perempuan bernama Choleh ( agak aneh ya, biasanya kalau di negri kita, Shaleh ini nama laki-laki) ini adalah seorang Muslimah. « Saya Syiah », akunya.

Malah ketika kami menceritakan alasan mengapa anak perempuan kami yang berusia 18 tahun memilih kembali ke tanah air karena sulit menjaga shalat, dengan nada pahit ia berkomentar : « Betapa  menyakitkannya hal tersebut ». Pandangannya terlihat menerawang jauh. Saya yakin, pasti ia teringat saat-saat pertama dulu ia pindah ke negri ini.

Saya hanya berharap semoga sekarang ia bisa menjalankan agama dengan lebih baik meski penampilannya yang terbuka disana-sini tidak mencerminkan hal tersebut. Bahkan sekali-sekali ia terlihat mau mencicipi bir yang ditawarkan sang suami tercinta yang tampaknya seorang penikmat bir hitam Guiness .. 😦   Minimal lega hati ini mendengar pengakuannya bahwa perkawinannya dengan pak dokter bule itu secara Islam.

Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mu’min lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mu’min) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mu’min lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran”.(QS.Al-Baqarah (2):221).

Perlu dicatat, salah satu hal menarik mengapa kami ingin berkunjung ke Irlandia adalah karena adanya info bahwa beberapa tahun belakangan, Muslim di negri terujung barat Eropa ini berkembang cukup pesat. Foto masjid dengan bentuk unik yang saya temukan di internet sebelum keberangkatan kami, membuat kami makin mantab menjelajahi negri yang terkenal memiliki keindahan alam ini.

Sengaja kami mencatat alamat masjid dan cara bagaimana mencapainya. Alhamdulillah, di sore hari pertama tur itu, dengan menumpangi bus umum kami berhasil menemukannya. Kami sempat bertemu dan berbincang dengan 2 mahasiswi asal Malaysia yang kebetulan berada dalam satu bus dengan tujuan sama. Dari keduanya kami mengetahui bahwa Muslim banyak didapati di  Dublin ini. Bahkan di Griffith College, perguruan tinggi dimana mereka menuntut ilmu, Muslim bisa dibilang mendominasi kampus tersebut, sebagian besar mahasiswa asal Malaysia .. Subhanallah …

Masjid Dublin dibangun pada tahun 1983 oleh mahasiswa Muslim Dublin yang merasakan perlunya rumah ibadah bagi mereka, karena tak satupun masjid ada di kota ini. Dengan berpatungan membeli rumah penduduk yang terletak di sebelah kampus ( Griffith College) merekapun kemudian sedikit merenovasinya hingga layak menjadi tempat shalat. Di kantin masjid inilah berkumpul tidak saja mahasiswa Muslim kampus tersebut namun juga mahasiswa non Muslim hingga kerap terjadi dialog antar keduanya.

Hingga pada tahun 1996 akhirnya dibangun masjid terbesar di Dublin karena masjid kampus tidak lagi mampu menampung membludaknya jamaah. Sayang kami tidak sempat mengunjunginya karena info tersebut baru kami terima sore itu.  Seorang Muslim asal Pakistan yang menceritakan hak tersebut. Kami bertemu dengannya ketika kami sedang mengantri bus kembali dari masjid.

Dublin bukan rumah kami, umat Muslim pendatang. Maka dengan berlaku sopan dan tahu diri, tidak menjelek-jelekan agama mereka dan memojokannya, insya Allah justru membuka hati tuan rumah untuk mengenal Islam dan menerima kami dengan lebih baik ”, terangnya. Alangkah indahnya, teduh hati ini mendengarnya  …

“ Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan”. (QS. Al-Anám(6):108).

Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.

( Bersambung)

Paris, 20 Mei 2012.

Vien AM.

Read Full Post »