( Sambungan ).
Penduduk Irlandia saat ini memang mayoritas Kristen Katolik. Namun dulunya mereka adalah pemeluk agama pagan alias penyembah dewa-dewa, agama warisan nenek moyang mereka, yaitu bangsa Celtes. Nama Irlandia sendiri berasal dari kata Eire atau Eiru yang dalam bahasa Irlandia, adalah nama dewi menantu dewa Ogma, salah satu dewa yang disembah orang Celtes.
Odille, guide kami, menerangkan bahwa agama Kristen masuk ke negara pulau ini pada abad 5 melalui santo Patrik. Ajaran ini dengan mudah masuk dan berkembang berkat kelihaian santo tersebut menggabungkannya dengan kepercayaan pagan, yang juga merupakan kepercayaan Romawi pada abad tersebut.
Menurut legenda, santo Patrik ini pulalah yang memberi inspirasi bangsa Irlandia untuk menggunakan shamrock ( clover), sejenis semanggi yang mempunyai tiga helai daun, sebagai lambang Negara. Ketiga helai daun tersebut menunjukkan keyakinan Kristen tentang konsep tritunggal, ‘tiga pribadi dalam satu Allah’ yang bertentangan dengan keyakinan Arianisme yang populer pada masa itu.
“Arianisme adalah sebuah pandangan kristologis yang dianut oleh para pengikut Arius, seorang presbiter Kristen yang hidup dan mengajar di Alexandria, Mesir, pada awal abad ke-4. Arius mengajarkan bahwa berbeda dengan Allah Bapa, Allah Anak tidak sama-sama kekal dengan Sang Bapa. Ia mengajarkan bahwa Yesus sebelum menjelma adalah makhluk ilahi, namun ia diciptakan oleh Sang Bapa pada suatu saat tertentu — dan oleh karenanya statusnya lebih rendah daripada Sang Bapa. Sebelum penciptaan-Nya itu, Sang Putra tidak ada. Dalam bahasa yang lebih sederhana, kadang-kadang dikatakan bahwa kaum Arian percaya bahwa Yesus, dalam konteks ini, adalah suatu “makhluk”. Kata yang digunakan dalam pengertian aslinya adalah “makhluk ciptaan.”
Konflik antara Arianisme dan keyakinan Trinitarian adalah konfrontasi doktriner besar pertama dalam gereja setelah agama Kristen dilegalisasikan oleh Kaisar Konstantin I. Kontroversi tentang Arianisme ini meluas hingga sebagian besar dari abad ke-4 dan melibatkan sebagian terbesar anggota gereja, orang-orang percaya yang sederhana dan para biarawan, serta para uskup dan kaisar. Sementara Arianisme memang selama beberapa dasawarsa mendominasi di kalangan keluarga kaisar, kaum bangsawan kekaisaran dan para rohaniwan yang lebih tinggi kedudukannya, pada akhirnya Trinitarianismelah yang menang secara teologis dan politik pada akhir abad ke-4. dan sejak saat itu telah menjadi doktrin yang praktis tidak tertandingi di semua cabang utama gereja Timur dan Barat. Arianisme, yang diajarkan oleh misionaris Arian Ulfilas kepada suku-suku Jermanik, memang bertahan selama beberapa abad di antara sejumlah suku Jermanik di Eropa barat, khususnya suku-suku Goth dan Longobard tetapi sejak itu tidak memainkan peranan teologis yang penting lagi.”
(tulisan bercetak miring dalam tanda kutip diatas adalah copy paste dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Arianisme .
Baca juga : http://id.wikipedia.org/wiki/Konsili_Nicea_ tentang perjanjian Nicea yang dilakukan di Nicaea ( sekarang Iznik, Turki) pada tahun 325 M oleh kaisar Romawi Konstantin I).
Yang juga penting untuk diketahui, kerajaan Romawi yang pada abad 5 merupakan kekuatan terbesar di dunia adalah penganut pagan, seperti umumnya penduduk dunia saat itu. Dewa matahari adalah dewa tertinggi yang mereka sembah. Kaisar Konstantin I, kaisar Romawi Timur ketika itu, menjadi gusar sekaligus panik ketika mengetahui bahwa ternyata sebagian besar rakyatnya mulai tertarik pada ajaran yang dibawa nabi Isa as.
Padahal ajaran tersebut datang pada awal-awal abad 1. Artinya ada jeda beberapa ratus tahun antara datangnya ajaran dan mulai tersebarnya ajaran Monotheisme itu. Hal yang sangat berlawanan dengan ajaran pagan yang menyembah banyak dewa. Maka demi mencegah perpecahan rakyat yang mungkin terjadi, sang kaisarpun segera menggabungkan kedua kepercayaan tersebut, Kristen dan pagan. Bagaimana caranya ?
Dari beberapa sumber, termasuk juga Odille, dikatakan bahwa nabi Isa as atau Yesus di identikkan dengan dewa matahari. Itu sebabnya dalam penggambaran orang-orang suci Kristen selalu terlihat lingkaran bersinar di belakang kepala. Tanggal 25 Desember, hari di saat mana matahari berada pada titik terjauh dari katulistiwa ( The Winter Saltice ) sekaligus hari lahir dewa matahari ditetapkan sebagai hari lahir Yesus. Sun day atau hari matahari yang dianggap hari suci bagi pagan ditetapkan sebagai hari suci Kristen.
« Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, `Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara ».(QS.An-Nisa(4) :171).
Begitulah akhirnya pada tahun 325 M dibawah perjanjian Nicea yang ditanda tangani kaisar Konstantin I, Kristen menjadi agama resmi Romawi. Dan tersebar ke Eropa termasuk Irlandia. Bahkan rakyat Irlandia hingga beberapa tahun belakangan masih tercatat sebagai rakyat yang sangat religius dibanding Negara Eropa lainnya. Meski tidak dapat dipungkiri percampurannya dengan ajaran pagan lebih terlihat kental dari pada Negara Eropa yang lain.
Agak kaget juga saya mendengar penjelasan Odille yang dengan jujur dan tegas berani mengatakan semua itu di depan tamu-tamu Perancisnya yang kemungkinan besar beragama Kristen. Ingin rasanya saya melihat reaksi dan air muka mereka. Namun mustahil karena penjelasan tersebut di berikan guide cantik kami itu di dalam bus. Dan lagi penjelasan tersebut diberikan secara sebagian-sebagian dalam beberapa hari sesuai keadaan dan kondisi hingga tidak terkesan membosankan apalagi mendikte.
Setiap malam kami memang menginap di kota yang berbeda. Berangkat pukul 8.30 dan masuk hotel berikutnya sekitar pukul 7 malam kemudian keluar lagi untuk makan malam bersama. Begitulah ritual kami selama 8 hari. … 🙂
“ Orang Perancis kan rata-rata atheis”, bisik suami saya mengingatkan. Saya jadi teringat, Pauline, teman sekaligus guru saya bahasa Inggris di Paris pernah mengatakan bahwa sejak tahun 80-an anak muda Irlandia banyak yang mengikuti jejak saudara-saudara mereka di daratan Eropa, yaitu tidak mempercayai adanya Tuhan alias atheis. Pauline, perempuan setengah baya warga Irlandia yang taat pada agamanya, Kriten Katolik itu menceritakan kondisi tersebut dengan nada sedih campur kecewa.
Janji Sang Khalik terbukti benar, tipu daya manusia tidak mungkin dapat mengalahkan-Nya.
“ Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya”.(QS.Ali Imran(3):54).
“ Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu. Dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya ‘.(QS.Al-An’am(6):123).
Di era modern seperti sekarang ini informasi memang tidak mungkin dapat dibendung. Dengan hanya duduk manis di depan komputer atau bahkan hanya dengan modal HP seseorang dapat surfing kemanapun ia suka untuk mendapatkan berbagai informasi. Dunia maya yang penuh misteri dapat dijelajahinya. Bahkan ayat-ayat suci Al-Quran dan hadist berikut penjelasannya dapat dengan mudah di acces. Meski tentu saja mempelajari keduanya tanpa bimbingan sama sekali sangat berbahaya, karena Al-Quran memang bukan bacaan biasa yang dapat ditafsirkan sesuka orang yang membacanya.
Dari pengalaman selama 8 hari di Irlandia, saya juga jadi tahu bahwa rakyat Irlandia ternyata sangat menyukai sesuatu yang bersifat mistis. Mereka beranggapan bahwa beberapa batu-batuan memiliki kekuatan tertentu. Ini terbukti dengan banyaknya batu-batu berwarna tertentu dengan macam-macam bentuk seperti kalung, cincin, bros dll yang dijual di semua toko di kota-kota yang kami kunjungi. Disitu dicantumkan dengan jelas bahwa tiap warna batu mempunyai sifat dan keberuntungannya masing-masing.
Hal ini membuat saya teringat akan kisah bagaimana orang-orang Quraisy dahulu suka membawa-bawa batu pemujaan ketika mereka bepergian, dengan harapan membawa keselamatan dan kesuksesan perdagangan mereka. Suatu hal yang menjadi penyebab utama diutusnya rasulullah Muhammad saw agar mengingatkan mereka bahwa hal tersebut adalah hal yang keliru. Ini adalah termasuk dosa syirik, dosa besar yang tak terampuni.
“ Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar “.(QS.An-Nisa (4): 48).
Hikmah lain yang juga patut untuk dicatat adalah pengalaman 2 orang teman sebagai berikut.
“ Vin, coba dong fromage-nya”, bujuk Monique, seorang warga Perancis asal Vietnam yang bersuamikan orang asli Perancis, sambil menyodorkan keju ke hadapan saya. “ Dulu saya anti sama yang namanya keju, tapi saya sekarang suka sekali. Dulu saya tidak pernah minum wine, sekarang tidak ketemu wine sehari rasanya garing mulut ini”, ujarnya sambil tersenyum. Lebih dari separuh hidup perempuan berambut pendek ini memang dilewatkannya di Perancis. Ia meninggalkan tanah airnya ketika ia baru berumur 5 tahun dimana kemudian ia diadopsi oleh keluarga Perancis.
Sementara Tandar, seorang gadis budha asli Myanmar bercerita : ” Di negri kami, makan tidak boleh sambil berbicara, makan harus perlahan-lahan, makanan di dalam piring tidak boleh habis sampai licin”. “ Disini, saya makan selalu diolok-olok karena lambat. Orang selalu mengajak saya bicara dan diprotes kalau makanan di piring bersisa”. “ Akibatnya, ketika saya pulang kampung, saya dipelototi keluarga besar saya karena saya makan cepat sampai piringnya licin dan sambil berbicara pula”. Ia sudah 3 tahun bekerja di Paris dan akan selesai penugasan akhir tahun ini. “ Gawat nih”, katanya sambil tertawa lebar.
Penyesuaian diri memang sangat diperlukan. Selama hal itu tidak bertentangan dengan akidah dan mempunyai nilai positif, mengapa tidak .. Yang berbahaya kalau sampai mengganggu akidah. Tidak ringan memang perjuangan hidup di negri yang berbeda kultur dan kepercayaan , batin saya.
Suatu hari Odille menceritakan bahwa rakyat Irlandia, pada umumnya sangat menyukai taruhan, diantaranya yaitu balapan anjing atau greyhound. Untuk itulah maka kami diajak menyaksikan balapan yang cukup bergengsi ini. Balapan diadakan di stadion khusus di kota Tralee. Di luar dugaan kami, saya dan suami, ternyata stadion tersebut merangkap sebagai restoran. Jadi sambil menikmati hidangan, pelayan datang berkeliling mencatat anjing mana yang kita jagokan sekaligus membayar taruhannya. Na’udzubilah min dzalik ..Tak urung, terbersit rasa malu di hati ini .. Meski tiap taruhan minimum hanya perlu membayar 2 euro sekali putaran tetap saja ini dilarang dalam Islam.
“ Kalian tidak ikut taruhan ?”, tanya Nicole, teman kami semeja, teman satu grup tur. Dengan sopan dan sedikit tersenyum saya hanya menjawab : “ Non, c’est pas bien”, maksudnya itu tidak baik. Kontan wajah perempuan setengah baya tersebut langsung memerah, malu. “ Iya sih, tapi ini kan hanya main-main. Cuma 2 euro koq. Dan lagi sebenarnya baru 2x ini saya ikut. Sebelumnya pernah sekali menemani anak lelaki saya, bertahun-tahun yang lalu”, katanya berusaha membela diri. Kami hanya tersenyum menanggapinya.
Namun yang juga tak kalah mengagetkan, ternyata peristiwa ini sekaligus untuk merayakan hari terakhir para gadis yang akan menikah keesokan harinya. Kami berdua sempat terhenyak melihat sejumlah miss Tralee membopong-bopong organ vital tubuh lelaki yang tidak pantas di perlihatkan di muka umum, ke atas podium. Padahal disitu banyak anak-anak menyaksikan peristiwa tersebut. Merupakan tradisi, mereka beralasan. Astaghfirullahaladzim, kami hanya bisa mengelus dada.
Saya bergidik ngeri, tidakkah kebiasaan dan tradisi buruk seperti diatas ditambah lagi dengan hobby meminum minuman beralkohol, mempercayai kekuatan batu-batuan, penyembahan tuhan yang tidak tepat alias kesyirikan dll, akan memancing kemurkaan Sang khalik ?? Bukankah mereka orang-orang beragama ?
Dalam hati saya berpikir, ternyata beragama saja tanpa mempertanyakan apakah agama dan Tuhan yang disembah itu sudah benar dan tepat, tidaklah cukup. Allah swt, Tuhan seluruh alam semesta yang Satu, yang tidak lazim beranak dan diperanakkan, telah mengutus sejumlah rasul untuk mengingatkan dan mengajak kepada penyembahan yang benar. Namun bila ternyata manusia tidak mau mendengar ajakan tersebut ?? Bahkan mendustakannya …
Tidakkah mereka memahami bagaimana Sang Khalik mengazab kaum yang demikian, melalui berbagai bencana seperti gempa, angin puyuh dll .. Tidakkah mereka memperhatikan apa yang terjadi pada penduduk kota Pompei di Italia yang sungguh mengenaskan itu … Berlindung dibalik sains dan pengetahuan alam, orang-orang pandai selalu berdalih bahwa bencana alam adalah memang fenomena alam yang sudah seharusnya demikian. Tidakkah mereka mengetahui bahwa tanpa izin dan ridho Sang Pemilik semua itu tidak akan terjadi ??
“ Kami tidaklah mengutus seseorang nabipun kepada sesuatu negeri, (lalu penduduknya mendustakan nabi itu), melainkan Kami timpakan kepada penduduknya kesempitan dan penderitaan supaya mereka tunduk dengan merendahkan diri. Kemudian Kami ganti kesusahan itu dengan kesenangan hingga keturunan dan harta mereka bertambah banyak, dan mereka berkata: “Sesungguhnya nenek moyang kamipun telah merasai penderitaan dan kesenangan”, maka Kami timpakan siksaan atas mereka dengan sekonyong-konyong sedang mereka tidak menyadarinya. Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”.(QS. Al-A’raf(7): 94-96).
“ Dan tidakkah mereka memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, kemudian mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pengajaran?” (QS.At-Taubah(9):126).
Padahal begitu banyak nikmat yang telah dilimpahkan kepada rakyat Irlandia. Kecantikan alam yang begitu mempesona, ikan salmon yang hanya bisa ditemui di lautan Atlantik dan lautan Pasifik dengan cara hidupnya yang menakjubkan itu, domba dan sapi yang begitu mudah hidup dan berkembang hingga daging, susu dan bulunya dapat mereka manfaatkan.
Oya, kami sempat dibawa ke peternakan lho, untuk menyaksikan peternak domba mencukur bulu dombanya. Juga ke tempat penggembala domba lain untuk menyaksikan bagaimana ia melatih 2 ekor anjingnya dalam membantu menggembalakan 1300 domba miliknya !.
“ Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa) nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu onta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu)”.(QS. An-Nahl (16):80).
“Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum daripada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya”.(QS. An-Nahl(16):66).
Mungkin inilah saat yang tepat bagi kaum Muslimin untuk memberikan informasi yang benar tentang Sang Khalik, tuhan semesta alam yang mustinya harus disembah seluruh manusia tanpa perlu merasa congkak dan sombong karena kita lebih dahulu tahu dari mereka. Bahkan Allah swt berjanji mengganjar pahala 2 x lipat bagi ahli kitab yang mau kembali ke jalan yang benar, sebagaimana yang diterima raja Habasyah yang memeluk Islam setelah mendengar surat Maryam dibacakan oleh Ja’far bin Abi Thalib, salah satu sahabat yang ketika itu hijrah ke negrinya.
“ Dan apabila dibacakan (Al Qur’an itu) kepada mereka, mereka berkata: “Kami beriman kepadanya; sesungguhnya; Al Qur’an itu adalah suatu kebenaran dari Tuhan Kami, sesungguhnya Kami sebelumnya adalah orang-orang yang membenarkan (nya). Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka, mereka nafkahkan” .(QS.Al-Qashash(28):54).
Jadi mungkin tidak berlebihan jika saya berharap semoga Allah swt menghitung perjalanan kami berdua ke Irlandia ini sebagai amal ibadah. Paling tidak, semoga keberadaan kami diantara 15 anggota grup kecil ini dapat sedikit memberikan gambaran mengenai Islam. Tentang apa itu makanan halal, bagaimana puasa, apa itu ijtihaj dll. Karena memang selama perjalanan tersebut ada saja teman yang menanyakan hal-hal tersebut. Bahkan juga ada yang bertanya tentang perempuan bekerja dalam Islam, tentang hubungan madu dan akhir zaman. Meski sebenarnya, dengan berjilbab saja tanpa peru berkata banyak, seorang Muslimah bisa dianggap berdakwah.
“Wow, kamu mencuci sepatu kamu? Debu banget yaa !», komentar Lawrence, seorang teman seperjalanan ketika melihat saya sedang mengelap sepatu saya sebagai bagian dari wudhu, di toilet perempuan.
“ Bukan, ini persiapan untuk shalat”, jawab saya.
“ Kamu mau shalat dimana?” tanyanya lagi.
“ Ya di bus saja. Karena hari ini perjalanan sangat padat, kalau harus menunggu sampai kami masuk hotel, seperti yang biasa kami lakukan, g akan keburu », jawab saya lagi.
“ Saya dengar, Al-Quran berkata bahwa kalau madu sudah sulit ditemukan di muka bumi ini, artinya itulah tanda akhir zaman, betul g ?”, begitu tanya Caroline, perempuan asli Perancis asal Lille, utara Perancis yang tampaknya seorang pecinta madu itu.
“ Wah, kalau Al-Quran rasanya g pernah dengar tuh, mungkin hadist. Yang pasti saya tahu, salah satu tanda akhir zaman itu bila homoseksual makin merajalale di muka bumi, seperti sekarang ini », jawab saya, yakin.
“Oh, soalnya homoseksual membuat terhentinya perkembangan manusia sih ya .. “, katanya lagi, juga yakin.
Wallahu’alam bish shawwab.
Jakarta, 1 Juni 2012.
Vien AM.
Leave a Reply