Feeds:
Posts
Comments

Archive for August, 2012

Menggapai Lailatul Qadar

“ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”,(QS.Al-Baqarah(2):183).

Menjelang Ramadhan ayat diatas makin sering muncul. Berpuasalah agar kita, umat Islam menjadi orang-orang yang takwa. Ayat diatas secara jelas menegaskan bahwa berpuasa (di bulan Ramadhan) itu bukanlah sekedar menahan makan, minum dan berhubungan suami istri di siang hari. Puasa yang diperintahkan-Nya adalah puasa hingga kita bisa mencapai takwa.  Pertanyaannya, adakah semua umat Islam di dunia ini mengetahui persis bagaimanakah orang yang takwa itu?

“ Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat”.(QS.Al-Baqarah(2):2-4).

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa orang takwa adalah orang yang meyakini rukun Iman dan rukun Islam sebagai berikut :

1.Beriman/yakin kepada yang ghaib ( Allah swt, para malaikat dan bangsa jin)

2.Mendirikan shalat ( bukan sekedar melaksanakan shalat, artinya shalat dengan penuh kesadaran akan maknanya).

3. Berinfak sodaqoh.

4. Beriman/yakin kepada kitab-kitab suci ( Al-Quran, Injil, Taurat dan Zabur).

5. Beriman/yakin akan adanya Hari Kiamat.

Keyakinan terhadap kitab-kitab dan hal-hal ghaib diatas bukan hanya yakin sekedar yakin saja. Namun yakin yang melahirkan rasa takut, syukur, tunduk dan takluk kepada Sang Khalik, Allah Azza wa Jalla hingga dengan suka rela mau melaksanakan hukum dan menjalani  ketetapan-Nya, menjalankan segala perintah dan larangan-Nya, apapun bentuknya.

Dari Abu Abdul Rahman Abdullah ibn ‘Umar ibn al-Khatthab, beliau berkata:  Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “ lslam itu terbina atas lima perkara:  bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad itu adalah utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke Baitullah dan menunaikan puasa pada bulan Ramadhan”.

Allah swt menciptakan  bulan Ramadhan sebagai bulan penggemblengan, bulan pelatihan sekaligus bulan cobaan, sebagai pembuktian seberapa dalam ketaatan kita pada-Nya.  Sementara 10 hari terakhir di bulan Ramadhan atau apa yang disebut Lailatul Qadar adalah hari-hari penobatan bagi siapa yang paling bertakwa. Sayangnya, hari istimewa tersebut dirahasiakan-Nya dari kita. Kitalah yang harus mencarinya.

“Carilah dengan segala upayamu malam Lailatul Qadar pada malam-malam yang ganjil daripada 10 akhir dalam Ramadan”-( HR.Ima Bukhari).

“ Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan( Lailatul Qadr). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan”.Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar”. (QS. Al-Qadr(97):1-5).

Diriwayatkan oleh Aisyah r.a. “Barangsiapa menghidupkan (beribadat sepanjang malam) malam Lailatul-Qadar dan mendirikan shalat dua rakaat, kemudian memohon ampunan  Tuhannya, maka diampunkan dia oleh Allah swt  dan dimasukkan kedalam rahmatNya, kemudian disapukan dia oleh Jibril a.s. dengan dua sayapnya. Barangsiapa disapu oleh Jibril dengan sayapnya maka didalam syurgalah tempatnya…..”.

Dalam riwayat lain,“Barangsiapa mendirikan shalat  empat rakaat dengan membaca surah al-Fatihah, al-Kauthar dan al-Ikhlas tiga kali, dimudahkan menghadapi sakratul maut, dikecualikan daripada azab kubur dan dikurniakan empat tiang daripada nur tiap- tiap satunya terdiri 1000 mahligai“.

“ Barangsiapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, maka diampunkan baginya dosa yang telah lalu dan siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, maka diampunkan baginya dosa yang telah lalu”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Masih banyak lagi hadis tentang Lailatul Qadar ini. Intinya  pada malam itu Allah swt memerintahkan para malaikat termasuk malaikat Jibril as untuk memperhatikan, mendengar  dan mencatat apa yang dilakukan dan diminta hamba-hamba-Nya.  Dan doa dan permohonan pada malam tersebut akan dikabukan-Nya.

Menurut riwayat, adalah Mujahid, seorang sahabat, yang bercerita bahwa ayat tentang Lailatul Qadar turun setelah Rasulullah berkisah tentang seorang shaleh dari bani Israel yang selama 80 tahun rajin berjihad. Riwayat lain dari Ali bin Aurah, pada satu hari Rasulullah telah menyebut 4 orang Bani Israel yang telah beribadah kepada Allah selama 80 tahun. Mereka sedikitpun tidak durhaka kepada Allah lalu para sahabat kagum dengan perbuatan mereka itu. Para sahabat merasa iri karena tidak dapat berbuat seperti mereka.

Jibril kemudian datang memberitahukan Rasulullah saw bahwa Allah swt menurunkan ayat yang lebih baik dari amalan orang-orang Yahudi itu. Itulah  surah Al Qadar yang membuat Rasulullah dan para sahabat amat gembira. Allah Azza wa Jalla menjanjikan pahala lebih dari 1000 bulan atau sekitar 84 tahun bagi kaum Muslimin yang beribadah pada malam Lailatul Qadar. Mereka yang dengan ikhlas ikhtikaf ( berzikir minimal sejak Magrib hingga Subuh hari berikutnya di rumah-Nya), tafakur dan bermunajab, berharap malaikat Jibril as mendatangi mereka.

Namun demikian, janji Allah tersebut sesungguhnya hanya berlaku bagi hamba-hamba Allah yang selama satu tahun terakhir berhasil lolos seleksi pemilihan. Puncaknya  di 20 hari pertama Ramadhan berhasil melaksanakan puasa dan ibadah-ibadah Ramadhan dengan baik.  Merekalah itulah  kandidat pemenang Lailatul Qadar yang sesungguhnya, yang tercatat dalam catatan para malaikat sebagai calon yang memenuhi persyaratan untuk di datangi, untuk menerima janji Tuhannya.

Itulah ganjaran pahala yang setara dengan beribadah selama 1000 bulan atau 84 tahun, 4 tahun lebih banyak dari ganjaran orang Yahudi yang berjihad selama 80 tahun. Jadi bukan mereka yang tafakur dan ikhtikaf hanya selama malam-malam suci di mana Al-Quran pertama kali diturunkan.

Apalagi sekedar membaca dan khatam  Al-Quran dalam bulan Ramadhan namun tanpa mengkajinya, meski pahalanya tentu saja kita dapatkan, insya Allah. Karena sesungguhnya hikmah keberadaan ayat-ayat tersebut baru terasa bila kita mau merenungkan  dan mengkajinya dengan seksama.

Demikian juga  shalat malam seperti  tarawih dan tahajud, berinfak sedekah serta amal kebajikan yang dikerjakan hanya ketika Ramadhan datang. Ini semua tidak cukup menjadi jaminan bahwa seorang hamba bakal lolos seleksi untuk ikut dalam lomba mencapai Lailatul Qadar.

Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah bersabda : “ Apabila masuk bulan Ramadhan, dibukakan pintu-pintu langit dan ditutup pintu-pintu neraka Jahannam, serta dibelenggu  syaitan-syaitan”. (HR. Bukhari).

Hadis diatas banyak disebut ketika memasuki bulan Ramadhan. Yang menjadi pertanyaan, bila selama bulan suci tersebut syaitan-syaitan dibelenggu, mengapa kejahatan tetap saja terjadi pada bulan tersebut ?

Ini sebuah kenyataan yang sungguh mengerikan.  Karena hal ini justru menjadi bukti bahwa tanpa gangguan syaitanpun ternyata manusia bisa tetap berbuat jahat. Artinya, sifat, kebiasaan dan pengaruh syaitan itu bisa menjadikan manusia menjelma menjadi syaitan itu sendiri!

Hal-hal yang tampaknya kecil dan sederhana;   tertib dalam  shalat misalnya, Ini adalah perintah rutin imam agar merapatkan dan merapikan shaf sebelum shalat jamaah dimulai, yang acap kali diabaikan makmum. Padahal bukankah dari kecil kita sering diberi tahu  bahwa shaf yang tidak rapat bakal diselipi syaitan yang akan mengganggu konsentrasi shalat kita?

Bukan sekali dua kali saja, saya melihat, terutama jamaah perempuan, memulai shalat tanpa menggubris peringatan imam. Masing-masing bersikukuh berdiri di tengah-tengah sajadah yang lebarnya bisa mencapai 50 cm. Boleh jadi sajadahnya memang rapat tapi tidak orangnya. Ini masih lebih baik. Karena sering juga terjadi, lagi-lagi biasanya di bagian perempuan, shaf yang “bolong-bolong” di sana sini.

Belum lagi, kebiasaan makmum yang sering mendahului gerakan imam. Belum juga imam selesai mengucap takbir, makmum sudah bergerak mengganti gerakan. Tiba-tiba saya teringat ucapan seorang da’i pada salah satu tausiyah Ramadhan yang  mengingatkan bahwa hal-hal tersebut beresiko mengeluarkan seseorang dari jamaah shalat yang ganjarannya 27 x lipat itu. Sungguh ironis bukan ?

Ramadhan dengan  Lailatul Qadarnya memang telah lewat. Tapi bila Allah berkehendak, saat-saat indah yang penuh berkah tersebut mungkin masih bisa kita nikmati tahun depan. Jika kita memang benar-benar ingin mendapatkan keberkahan tersebut, mengapa kita tidak mempersiapkannnya sedini mungkin.

Dengan puasa syawal yang 6 hari ini misalnya. Puasa ini sangat istimewa karena Allah swt mengganjarnya dengan puasa satu tahun penuh. Mumpung masih ada waktu.

“Puasa Ramadhan (ganjarannya) sebanding dgn (puasa) sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari (di bulan Syawal, pahalanya) sebanding dengan (puasa) 2 bulan, maka itulah bagaikan berpuasa selama setahun penuh.” ( HR.Ibnu Khuzaimah & Ibnu Hibban).

Atau dengan mulai membiasakan diri shalat subuh berjamaah di masjid ( bagi kaum laki-laki) serta tertib dalam mengerjakannya. Atau memulainya dengan berusaha  membuang sifat-sifat syaitan dan kebiasaan-kebiasaan buruk, hingga ketika Ramadhan tiba nanti kebiasaan-kebiasan tersebut benar-benar telah hilang.

Wallahu’alam bish shawwab.

Jakarta, 29 Agustus  2012.

Vien AM.

Read Full Post »

Buah Ramadhan

Kaum Muslimin adalah kaum yang paling beruntung di dunia ini. Sungguh, betapa banyaknya nikmat yang dilimpahkan Sang Khalik kepada umat nabi terakhir, Rasulullah Muhammad saw ini.  Bulan suci Ramadhan adalah salah satu buktinya.

Betapa tidak … Sekali dalam setahun, sebulan lamanya, Allah swt menawarkan diskon besar2an. Inilah pesta obral terbesar bagi kaum Muslimin yang harus kita manfaatkan sebaik-baiknya. Pada bulan suci ini Sang Khalik melipat gandakan balasan setiap amal perbuatan kita. Dan balasan terbesar adalah dibersihkannya kita dari segala kotoran dan dosa hingga bagaikan bersihnya hati seorang bayi yang baru dilahirkan ! Subhanallah ..

Seorang Muslim yang beruntung menerima ganjaran diatas akan terlihat dari sikap dan prilakunya, setelah berakhirnya Ramadhan. Tindak-tanduknya akan jauh lebih baik dari sebelum bulan diskon tersebut.  Bila sebelumnya ia ‘cuek’ atau tidak/kurang  peduli terhadap orang-orang yang ada di sekitarnya; khususnya kedua orang tua, orang-orang miskin dan anak-anak yatim piatu, maka setelah Ramadhan ia lebih perhatian dan peka terhadap orang-orang tersebut.

“ Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,” (QS.An-Nisa(4):36).

Dari Abi Hurairah dari Nabi Muhammad saw bersabda : “Sebaik-baik rumah orang muslim adalah apabila di dalamnya terdapat anak yatim yang diperlakukan dengan baik dan sejelek-jelek rumah orang muslim adalah apabila terdapat anak yatim yang diperlakukan dengan buruk”.

Dari  Abi Hurairah, bahwa Rasulullah saw pernah bersabda :“ Orang yang menolong para janda serta orang miskin sama ( pahalanya ) dengan orang yang berjihad dijalan Allah swt”.  

Ditambah lagi, ia lebih sabar dan dapat menahan amarah dari pada sebelum bulan suci Ramadhan.  Ia pandai meniru apa yang dicontohkan Rasulullah saw yang memang sudah seharusnya menjadi panutan kaum Muslimin. Yaitu segera berwudhu ketika godaan syaitan datang menggoda agar tidak menahan sabar dan amarah. Setelah itu iapun mendirikan shalat sunnah 2 rakaat.

“ Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.(QS.Al-Baqarah(2):153).

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang dapat menahan amarahnya, sementara ia dapat meluapkannya, maka Allah akan memanggilnya di hadapan segenap mahluk. Setelah itu, Allah  menyuruhnya memilih bidadari surga dan menikahkannya dengan siapa yang ia kehendaki.” (HR.Ahmad).

“Jika salah seorang di antara kalian marah ketika berdiri, maka hendaklah ia duduk. Apabila marahnya tidak hilang juga, maka hendaklah ia berbaring.” (HR Ahmad).

Namun demikian seorang hamba yang telah dibersihkan hatinya itu tidak berarti tidak boleh marah. Bila ia telah merubah posisinya dari berdiri, duduk kemudian berbaring, setelah itu berwudhu kemudian shalat dengan khusuk, namun rasa marah tetap berada di dalam hatinya, berarti marah tersebut adalah marah yang diridhoi-Nya.

Dari Muadz bin Anas al-Juhani bahwa Rasulullah saw. bersabda: “ Barangsiapa yang memberi karena Allah, tidak memberi karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, berarti ia telah sempurna imannya”.

Seseorang yang telah dibersihkan dosa dan kesalahannya jadi pandai memaafkan kesalahan orang lain. Ia tidak perlu menunggu  orang yang telah menyakiti hatinya meminta maaf terlebih dahulu. Tanpa diminta ia mampu memaafkan  saudaranya itu. Tidak ada rasa dendam dan permusuhan dalam diri orang yang bersih hatinya.  Ucapan maaf tidak hanya sekedar ucapan di bibir melainkan tulus dari lubuk hati yang terdalam. Ikhlas adalah kuncinya. Inilah ciri khas orang yang takwa.

“…Dan memberi maaf itu lebih dekat kepada takwa” (QS. Al-Baqarah: 237).

“ Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang takwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema`afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”.(QS.Ali Imran(3):133-134).

Islam mengajarkan “ yang terlebih dahulu datang untuk menjalin hubungan, jauh lebih utama di sisi Allah daripada yang menunggu.”

Ciri khas orang takwa yang lain adalah segera bertaubat ketika melakukan kesalahan serta tidak mengulanginya kembali. Ia tidak menunda-nundanya hingga datang kesulitan, sakit apalagi sakratul maut. Intinya ia selalu berusaha untuk mendekatkan diri ( taqarub) pada Sang Khalik, Allah Azza wa Jalla.

Singkat kata, tindak tanduk orang yang berhasil mencapai takwa dalam bulan Ramadhan adalah :

1.Memiliki tingkat kepedulian sosial yang tinggi.

2. Tidak murah marah.

3. Cepat memaafkan kesalahan orang lain.

4. Segera bertaubat ketika melakukan kesalahan.

Itulah buah Ramadhan. Dapat dibayangkan bila saja setiap tahun sejumlah hamba berhasil memetik buah ini  alangkah damainya bumi kita tercinta ini. Tidak ada korupsi, tidak ada kemiskinan, tidak ada kecurangan, kezaliman dll. Bahkan kesulitanpun akan hilang. Karena janji Allah sebagai berikut :

… … Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. … … Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya  … … … Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. … …  dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya”.(QS.At-Thalaq(65):2-5).

Hal penting yang patut menjadi perhatian, malaikat Jibril as pernah meminta Rasulullah saw agar mengamini doanya. Doa tersebut adalah permintaan agar Allah tidak menerima puasa seseorang ketika :

1.  seorang hamba masih menyakiti hati kedua orang-tuanya.

2.  seorang istri masih juga membangkang suaminya atau seorang suami masih mendzalimi  istrinya.

3.  seorang hamba masih  menyimpan rasa dendam dan permusuhan terhadap hamba yang lain.

Wallahu’alam bish shawwab.

Jakarta, 22 Agustus 2012.

Vien AM.

( Disarikan dari khutbah Iedul Fitri 1433 H di lapangan RS Dr. Soeyoto jln Veteran, Jakarta Selatan).

Read Full Post »

Namun yang mengejutkan, penelitian terakhir melaporkan bahwa Tutankhamon kemungkinan besar bukan putra pasangan Akhenaton dan permaisuri Nefertiti, namun dengan adik kandung Akhenaton sendiri !  Cacat fisik yang diderita fir’aun muda tersebut dan terdeteksi melalui pemeriksaan CT scan membuktikan bahwa ia lahir dari produk incest, alias hubungan seks antara saudara kandung.

Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”,(QS.An-Nisa(4):23).

Zulkarnaen memang hidup jauh sebelum Al-Quran diturunkan. Tetapi sebagai seorang hamba yang dikisahkan Al-Quran sebagai sosok yang diagungkan-Nya rasanya sungguh mustahil berbuat zalim, meski pada zaman itu perkawinan antar anggota keluarga adalah hal yang lazim saja, terutama antar anggota kerajaan.

Kabar terbaru, Februari 2010, mummi Akhenaton telah ditemukan. Mummi ini sebenarnya telah lama ditemukan, yaitu pada tahun 1907, lagi2 di Wadi Al-Mulk.  Namun baru pada tahun 2005-2009 diteliti oleh tim khusus melalui pemeriksaan DNA. Dan kesimpulannya, mummi tersebut adalah  mummi Akhenaton yang selama ini dianggap raib itu.

Bagaimana dengan orang mukmin dari keluarga fir’aun yang hidup di masa nabi Musa as, pada ayat 28 surat Al-Mukminin, yang pernah dianggap sebagai Zulkarnaen? Fir’aun mana yang dimaksud ayat tersebut? Betulkah firaun yang mengejar nabi Musa ketika melintasi laut dan akhirnya ditenggelamkan-Nya?

Sejak lama orang Barat beranggapan bahwa fir’aun yang dimaksud adalah Ramses II. Ini  berdasarkan pendapat seorang pendeta Yahudi yang hidup pada tahun 300 an SM, jauh sebelum ditemukannya mummi fir’aun tersebut. Mummi  baru ditemukan pada tahun 1881 M di Wadi Al-Mulk. Namun sejak tahun1960-an dengan makin majunya ilmu pengetahuan, para arkeolog mulai meragukan kebenaran hal tersebut.

Adalah Maurice Bucaille, seorang dokter Perancis yang meminta agar pemerintahnya ‘meminjam’ mumi Ramses II yang disimpan di museum Kairo untuk diteliti melalui CTscan dinegaranya. Dari hasil penelitian inilah disimpulkan bahwa Ramses II adalah Pharaoh the Exodus atau fir’aun yang hidup di zaman nabi Musa as. Ini karena banyaknya kadar garam yang ditemukan dalam tubuh mumi tersebut.

Disimpulkan bahwa fir’aun yang tenggelam di laut Merah ini segera dimumikan dan dimakamkan di Wadi Al-Mulk, makam para fir’aun, begitu jenazahnya ditemukan mengambang di tepi laut.

“ Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami”.(QS.Yunus(10):92).

Kabarnya, temuan yang sangat cocok dengan ayat diatas inilah yang kemudian membuat Bucaille, sang dokter Perancis Nasrani tersebut, memeluk Islam. Subhanallah .. Meski di belakang hari, akibat pendapat dan buku2nya yang cenderung selalu mengaitkan Islam dengan sains yang dianggap berlebihan, membuat sebagian ulama meragukan ke-islam-annya itu. Karena sains, bagaimanapun bisa keliru dan terus berkembang. Sementara ayat Al-Quran adalah abadi. Sains yang harus mengikuti Al-Quran bukan sebaliknya.

Seperti juga temuan-temuan mumi fir’aun yang bisa saja keliru, Istri Ramses II, contohnya. Sains menyatakan bahwa Nefertari dan Isisnefret adalah permaisuri Ramses II. Dikatakan bahwa Nefertari memiliki 5 anak lelaki dan 4 anak perempuan. Sedangkan Isisnefret mempunyai  3 anak lelaki dan 2 anak perempuan.

Padahal Islam menyakini bahwa Asiah binti Muzahim, permaisuri kesayangan fir’aun yang hidup di zaman nabi Musa as, tidak memiliki seorangpun anak. Itu sebabnya ia memohon suaminya agar mau mengambil Musa menjadi anak angkat mereka. Yang saking sayangnya terhadap permaisurinya ini fir’aun rela menahan amarahnya ketika anak angkatnya merenggut janggutnya. Janggut yang merupakan lambang kehormatannya sebagai penguasa tertinggi. Hebatnya lagi, dikisahkan bahwa Asiah tetap ‘virgin’ hingga akhir hayatnya karena Allah swt melindunginya dari kekuasaan fir’aun zalim tersebut, sebagai seorang suami.

Disamping itu Ramses II dikenal sebagai penguasa Mesir tersukses. Ia dianggap adil dan bijaksana. Selama kekuasaannya Mesir mencapai puncak kejayaan. Kekuasaannya sangat luas dan kekayaannya melimpah. Tulisan yang tergores di patung Obelisk yang berdiri tegak di Place de la Concorde, bundaran termegah dan terkenal di Paris, adalah salah satu buktinya.

« Ramses, penakluk seluruh rakyat asing, raja dari segala raja. Ramses yang menaklukan jutaan manusia, memerintahkan agar seluruh dunia tunduk kepada kekuasaannya, tunduk berdasarkan suara ayahnya, Amon ».   

Amon adalah dewa tertinggi, tuhannya orang Mesir kuno. Obelisk sendiri adalah tugu khas Mesir. Pemerintah Mesir menghadiahkan obelisk ini kepada pemerintah Perancis pada era Napoleon Bonaparte berkuasa.

Atau mungkinkah ayat berikut dimaksudkan bagi Ramses II, penguasa terbesar Mesir tersebut?

“ Musa berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir`aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya Tuhan kami akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksan yang pedih.”(Yunus(10):88).

Sementara Al-Quran juga menceritakan bagaimana pada suatu waktu fir’aun ini pernah memerintahkan agar para bayi lelaki yang lahir segera dibunuh karena takut akan ramalan bahwa ia bakal terguling karena adanya bayi tersebut.

“Sesungguhnya Fir`aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir`aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan”.(QS.Al-Qashsosh(28):4).

Alangkah indahnya bila saja para cendekiawan Muslim bersatu membuat penelitian ilmiah dengan dasar dan pegangan Al-Quran untuk menggali segala macam peninggalan sejarah di dunia ini, termasuk para fir’aun dan orang-orang yang diabadikan-Nya, baik maupun buruk. Peninggalan Karun misalnya ..

 “ Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: “Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri“.(QS.Qashash(28):76).

Bila peninggalan Tutankhamon saja bisa sebegitu hebohnya, bisa membuat dunia terkagum-kagum dan menjadi ladang emas bagi penemunya, padahal Al-Quran tidak mengabadikannya, bagaimana dengan Karun, yang bahkan kunci-kunci gudangnya saja sampai harus dipikul sejumlah orang kuat ….

Peninggalan tersebut kabarnya memang telah ditemukan yaitu di Al-Fayyum, sekitar 150 km di barat daya Kairo. Tempat ini berdekatan dengan danau Qarun. Namun temuan tersebut masih sangat minim, mengingat Allah swt mengabadikannya dalam Al-Quran.

Adalah tugas kita sebagai Muslim yang mewarisi Al-Quran, yang dipercaya menerima  kabar ghaib itu langsung dari Sang Khalik. Agar mencari, menggali, meneliti dan membuktikan kebenaran ayat-ayat-Nya.

Wallahu’alam bish shawwab.

Jakarta,9 Agustus 2012.

Vien AM.

Read Full Post »

Kompleks makam para firaun periode Kerajaan Baru ( the New Kingdom) di Wadi Al-Mulk ( Valley of the King atau Lembah para raja) yang dibangun sejak abad 16 SM hingga 11 SM jauh lebih baru dibanding makam fir’aun berbentuk piramid di Mesir. Piramid yang jumlahnya 135 ( yang sudah ditemukan ) dan tersebar di negri berjulukan 1000 menara  ini dibangun pada abad 20 SM, antara tahun 2575 SM – 2150 SM pada periode Kerajaan Lama ( the Old Kingdom) yang terdiri dari dinasti 4, 5 dan 6.  Yang paling terkenal adalah kompleks makam piramid Giza Necropolis  di Kairo.

Expedisi pencarian dan penggalian makam para fir’aun sebenarnya telah terjadi sejak lama. Tercatat, pada tahun 1799 anggota expedisi Napoleon Bonaparte, kaisar Perancis kala itu, pernah membuat peta makam firaun di Wadi Al-Mulk. Jadi terungkapnya makam keluarga besar para raja dari New Kingdom ini sebenarnya berlangsung  selama bertahun-tahun dan secara bertahap pula. Namun temuan Howard pada tahun 1922 atas makam raja yang di kemudian hari diidentifikasikan sebagai firaun Tutankhamon adalah yang terbesar dan terheboh. Dengan adanya temuan spektakuler ini ditutup sudah penggalian kompleks  makam di Wadi Al-Mulk. Makam ini dianggap sebagai makam terakhir di lembah tersebut.

Temuan inilah yang kami saksikan pamerannya sambil ngabuburit minggu lalu. Pameran yang  diberi judul “Tutankhamon ; makam dan harta peninggalannya “ ini kabarnya memakan waktu 5 tahun untuk persiapannya saja. Pertunjukkan diawali dengan sajian film dokumenter tentang sejarah singkat Mesir era para firaun. Dilanjutkan lagi dengan film, juga dokumenter, tentang proses penemuan dan penggalian pemakaman. Juga film tentang riwayat singkat penemunya, Howard Carter, yang pada usia 17 tahun telah bergabung dengan tim expedisi penggalian makam para firaun.

Selanjutnya adalah pameran harta peninggalan itu sendiri. Meski sebagian besar temuan  yang kami saksikan di pameran tersebut hanya duplikatnya saja tetap saja mampu membuat para penonton berdecak kagum. Duplikat tersebut dibuat sedemikian rupa menyerupai aslinya, baik bentuk, ukuran maupun detailnya. Bahkan bahan dan metodenyapun diusahakan sedapat mungkin mirip dengan aslinya.

Demikian pula nasib mummi sang firaun itu sendiri. Mummi ini baru berhasil dibuat duplikatnya setelah mengalami penelitian 2 tahun lamanya. Sementara topeng muka Tuthankamon yang asli baru pada tahun 2005 diputuskan untuk tidak lagi dibawa berkeliling dunia untuk dipamerkan.  Pihak pemerintah Mesir  memutuskan hal ini, demi mencegah makin rusaknya barang berharga tersebut.

Duplikat inilah yang kemudian dipamerkan di berbagai  expo di sejumlah kota-kota besar dunia. Amerika Serikat,  Rusia, Jepang, Kanada dan Jerman adalah diantaranya. Tercatat expo pada tahun 1972 di British Museum, London adalah penyelenggaraan tersukses temuan Howard tersebut.

Akan halnya expo Paris, kami disuguhi sebanyak 1000 macam peninggalan berharga  Tutankhamon. Mulai peti raksasa pertama hingga peti ketiga dimana tersimpan mummi sang firaun, peti tempat penyimpanan organ dalam,   tempat penyimpanan mummi 4 janin anak2  Tutankhamon, kursi kerajaan, kereta kuda hingga pernak-pernik perhiasan semua berada di tempat tersebut.  Sebagian besar harta tersebut  berlapiskan emas dan bertahtakan batu- batu mulia warna-warni yang sungguh cantik.

Termasuk  juga yang paling menarik perhatian  yaitu  topeng dan peti mumi sang raja belia, Tutankhamon yang pada usia 8 atau 9 tahun telah diangkat menjadi raja dan pada usia 18 tahun telah meninggal dunia.

Ini yang sebenarnya membuat temuan tersebut menjadi buah bibir di seluruh penjuru dunia.  Sang raja yang telah dibalsem dan dijadikan mumi itu ditemukan terkubur bersama 5000 macam barang tetek bengek, yang kesemuanya nyaris terbuat dari emas murni. Mumi itu sendiri ditemukan tersimpan rapi di dalam peti emas berukir berukuran 187 cm x 51 cm x 51 cm dengan berat 110.5 kg ! Peti ini terletak di di dalam peti ke 3 yang kesemuanya adalah  emas murni. Sementara hartanya tersimpan didalam 2 ruang lain di sisi kiri dan kanan ruang “tidurnya”. Saat ini, seluruh temuan tersebut disimpan dan dipamerkan di Museum Kairo, Mesir. Legenda mengatakan bahwa sebagian harta tersebut adalah harta yang bakal diperlukan sang penguasa di dunia selanjutnya, setelah ia dibangunkan lagi. Itulah alam akhirat, nanti …

Merinding bulu kuduk ini, mengingat bagaimana nantinya nasib orang yang menyimpan harta, emas dan peraknya .. apalagi bila tanpa di zakatkan. Kalau saja firaun ini mengetahui ayat dan hadis dibawah ini, akankah ia tetap mengubur harta karunnya bersama dirinya seperti itu ?? Hiii … L

 “ … … Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,(QS.At-taubah(9):34).

Rasulullah bersabda : “ Tidaklah pemilik emas dan pemilik perak yang tidak menunaikan haknya (perak) darinya (yaitu zakat), kecuali jika telah terjadi hari kiamat (perak) dijadikan lempengan-lempengan di neraka, kemudian dipanaskan di dalam neraka Jahannam, lalu dibakarlah dahinya, lambungnya dan punggungnya. Tiap-tiap lempengan itu dingin, dikembalikan (dipanaskan di dalam Jahannam) untuk (menyiksa)nya. (Itu dilakukan pada hari kiamat), yang satu hari ukurannya 50 ribu tahun, sehingga diputuskan (hukuman) diantara seluruh hamba. Kemudian dia akan melihat (atau: akan diperlihatkan) jalannya, kemungkinan menuju surga, dan kemungkinan menuju neraka.”

Nama Tutankhamon sendiri sebagai firaun sebenarnya sama sekali tidak dikenal kecuali setelah penemuan spektakuler tersebut.  Untuk  saya pribadi, yang lebih menarik dari firaun muda ini adalah kenyataan bahwa Tutankhamon yang memerintah Mesir pada  1337 SM hingga 1327 SM itu adalah putra dari Akhenaton. Akhenaton atau Amenhotep IV adalah firaun yang dianggap oleh sejumlah cendekiawan Muslim Mesir sebagai Dzuqarnaen, raja adil yang tersebut dalam Al-Qur’an, pada surat Al-Kahfi ayat 83 hingga 101.

“Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulqarnain. Katakanlah: “Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya“.(QS.Al-Kahfi(18):83).

Akhenaton memang secara umum dikenal sebagai satu-satunya penguasa negri para firaun yang menyembah Tuhan yang satu, yaitu Aton. Padahal semua firaun menyembah banyak tuhan bahkan sebagian mengganggap dirinya sendiri Tuhan, sebagaimana juga Tutankhamon. Demi menegakkan keyakinannya ini pulalah Akhenaton yang mulanya memiliki julukan Amenhotep IV mengganti gelarnya dengan Akhenaton yang artinya hamba Aton dan memindahkan ibu kota lamanya yang penuh berbagai patung dan sesembahan ke Amarna, sebelah selatan ibu kota lama, Thebes.

Ironisnya, begitu firaun yang dianggap kontroversial karena pendiriannya itu wafat, kota Amarna dihancurkan oleh putra mahkotanya sendiri, yaitu Tutankhamon. Sang firaun yang masih belia ini mengembalikan penyembahan kepada sesembahan lama, yaitu para dewa-dewi, Amon yang terbesar. Bahkan malah menganggap dirinya sebagai penjelmaan dewa itu sendiri.

Yang juga dijadikan alasan sebagian cendekiawan Muslim yang menduga bahwa Akhenaton adalah Zulkarnaen adalah kenyataan sejarah tentang fakta tidak adanya makam Akhenaton. Yang ‘ mustinya’ berada di Walid Al-Mulk, seperti lazimnya firaun2 lainnya yang pada umumnya dimakamkan di lembah tersebut.

Dengan demikian ini cocok  dengan ayat 83 hingga 96 surat Al-Kahfi, yang menyatakan kepergian hamba Allah yang shaleh tersebut ke suatu negri jauh diujung sana ( di timur, tempat matahari terbit) dimana ia tidak dapat memahami bahasanya. Negri dimana Zulkarnaen membangun tembok besi agar penduduknya terlindung dari kezaliman Ya’juj dan Ma’juj.

“Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu”,(QS.Al-Kahfi(18):90).

( bila berminat dengan analisa tentang Zulkarnaen ini silahkan baca «  Munculnya Ya’juj dan Ma’juj di Asia “ oleh Syaikh Hamdi bin Hamzah Abu Zaid).

( Bersambung)

Read Full Post »