Pagi ini kami sudah harus meninggalkan Kazan. Masih ada sedikit waktu untuk keliling kota. Dengan bantuan recepsionis hotel kami mendapatkan sopir taxi yang mau memenuhi keinginan tersebut. Alhamdulillah …
Kazan adalah ibu kota propinsi Tatarstan, merupakan kota ketiga terbesar di Rusia setelah Moskow dan St Petersburg. Selain dikenal sebagai pusat industri, sains, politik dan komunikasi, Kazan juga dikenal sebagai kota pelajar. Disamping Universitas Islam Rusia ( UIR), yang kami kunjungi kemarin, Kazan yang merupakan kota terpadat penduduk ke 8 di Rusia, juga memiliki Kazan State University.
Ke tempat inilah taxi membawa kami berkeliling, disamping gedung-gedung lain, yang terlewati jalur ke bandara, tentunya. Waktu kami memang tidak banyak, jadi kami hanya melewatinya saja. Universitas ini dibangun pada tahun 1804 dan menjadikannya salah satu universitas tertua di negri ini. Bahkan menduduki urutan ke 2 setelah Moskow University.
Perpustakaan universitas ini menempati ranking penting berkat koleksi bukunya yang mengagumkan. Sejumlah manuscript berbahasa Arab karya cendekiawan Muslim seperti Ibnu Sinna yang hidup di abad 11 ( 980 – 1037 M) melengkapi perpustakaan ini. Saat ini Kazan sedang mempersiapkan diri menjadi tuan rumah Summer Universiade 2013 yang akan berlangsung tanggal 6 – 17 Juli ini dan kejuaraan dunia sepak bola FIFA 2018.
Penduduk Kazan terbagi atas ras Rusia yang mayoritas Kristen Ortodoks dan suku Tatar yang Muslim. Di kota inilah sebagian besar Muslim Rusia berkumpul. Toleransi antar kedua agama besar ini telah ada sejak lama. Sejarah sejumlah kerajaan Islam yang pernah mendominasi daratan Rusia secara umum, tampaknya yang menjadi latar belakang hal ini.
Kehidupan beragama khususnya Islam yang sempat lama menjadi agama resmi kerajaan Khanat Kazan memang hancur sejak serbuan raja Rusia Ivan IV di tahun 1552. Raja ini mempunyai julukan Ivan the terrible karena kekejamannya. Salah satu contoh kekejamaannya adalah perintah untuk mencongkel mata seorang arsiteknya. Alasannya sederhana saja, agar sang arsitek tidak bisa lagi membuat bangunan yang lebih indah dari katedral St Basil, geraja ikon Moskow yang dibangun sebagai lambang jatuhnya Khanat Kazan, dan selanjutnya dijadikan simbol arsitektur tradisional Rusia !
Sejarah Islam makin terpuruk di era Uni Sovyet yang memberangus kehidupan beragama semua agama di negri komunis ini. Namun ternyata hal ini tidak berhasil menutup hasrat bangsa Tatar untuk kembali ke fitrah, yaitu Islam.
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui “,(QS.Ar-Ruum(30):30).
Saat ini ratusan masjid besar dan kecil bisa dijumpai di kota ini. Alhamdulillah pagi itu kami sempat melihat masjid yang diberi nama Masjid Marjani, meski hanya dari luar. Masjid berarsitektur gabungan khas Tatar dan baroque provinsial ini terletak di tepi danau dan menempati areal yang lumayan luas. Masjid terlihat bersih dan terawat baik. Masjid ini dibangun pada tahun 1766-1770, merupakan masjid yang pertama kali dibangun kerajaan Rusia sejak jatuhnya Kazan. Hebatnya, masjid ini dibangun justru di saat Kazan dalam keadaan rusak parah. Sebaliknya ia adalah satu-satunya masjid di Kazan yang lolos dari penutupan pemerintahan Sovyet.
Berbeda dengan ketika kemarin kami berjalan kaki untuk ‘hunting’masjid, dengan taxi menara sejumlah masjid terlihat lebih jelas dan mudah. Sultan Mosque dan Nurullah Mosque adalah diantaranya. Sementara menara Soyembika yang menjadi bagian dari salah satu masjid yang kini hanya tinggal menaranya saja, miring pula, ternyata menyimpan kisah sendiri. Menara ini terletak di dalam Kremlin, tidak jauh dari masjid biru Kul Syarif yang fenomenal itu.
Konon, adalah Soyembika, putri seorang bangsawan, yang juga permaisuri raja Khanat Kazan. Putri yang dikenal sangat jelita ini sempat menikah 3 kali dengan raja-raja pengganti suaminya, setiap kali mereka meninggal dunia. Hingga saat raja terakhir terbunuh paska penyerangan raja Ivan, ratu ini terpaksa ikut merasakan penderitaan yang mendalam. Ada 2 versi kisah akhir yang mengenaskan dari ratu ini. Yang pertama, ia diasingkan ke penjara Moskow bersama putranya yang masih belia, hingga wafatnya 3 tahun kemudian di usianya yang ke 38 tahun.
Yang kedua, tergiur oleh kecantikannya, Ivan sang penakluk yang kejam itu melamarnya. Soyembika menerima lamaran tersebut namun dengan syarat, yaitu membangun menara masjid berlantai 7 dalam waktu 7 hari. Ironisnya, begitu menara selesai tepat pada waktunya, dengan alasan ingin melihat kota untuk terakhir kalinya dari atas menara, sang putri calon mempelai malah melompat menjatuhkan diri hingga tewas.
( Click : http://web67.derternet.com/Kazan2006/photos/photo02160.htm ).
Setelah puas berkeliling kamipun meninggalkan kota dan menuju bandara. Gerbang kota dengan initial M raksasa, mengartikan Miliainaire untuk 1000 tahun ulang tahun Kazan, menutup kunjungan singkat kami di kota Muslim tercantik dan terbesar di Eropa ini.
Dan kurang lebih satu jam kemudian kamipun telah berada di ibu kota Rusia, Moskow. Bertolak belakang dengan sopir taxi Kazan, sopir taxi di kota metropolitan ini terlihat grasak-grusuk, serobot sana serobot sini, masuk verboden, hingga akhirnya tiba di hotel, dengan memarkir taxinya di atas trotoar jalanan yang padat pejalan kaki ..
Setelah cek in hotel, kami langsung keluar lagi. Udara cerah meski dingin mendukung kami. Stasiun metro berada tepat di depan hotel, Alhamdulillah. Tujuan kami adalah Moskow Cathedral Mosque. Saya mendengar masjid ini berkat youtube yang menayangkan shalat Ied dan shalat Iedul adha Muslim Rusia yang selalu membludak sampai ke jalanan, mengular hingga berkilo-kilo meter, Subhanallah. Saya yakin bahwa orang yang membuat video tersebut, yang tampak jelas merekam dengan niat busuk dan penuh kebencian, tidak sadar bahwa perbuatannya tersebut justru bisa menjadi dakwah tersendiri.
( Click : https://www.youtube.com/watch?v=4BYExXqM7k4 )
Sayangnya, September lalu dikabarkan bahwa masjid ini telah dibongkar hingga menuai protes banyak orang, padahal bangunan ini terdaftar sebagai warisan budaya. Masjid ini dibangun pada 1904 atas permintaan orang-orang Tatar yang sejak ratusan tahun telah menjadi penghuni Moskow. Masjid berwarna biru hijau pastel yang mampu menampung 2000 jamaah ini adalah satu-satunya masjid di Moskow yang selama era Sovyet lolos dari penutupan pemerintahan komunis.
Mustinya tidak sulit menemukan masjid ini karena orang sering menyebutnya dengan nama masjid Prospekt Myra, sesuai nama stasiun metro dimana masjid berlokasi. Namun yang diluar dugaan kami ternyata exit metro bukan cuma satu. Dan sayangnya kami ke luar di exit yang tidak benar, tanpa sadar bahwa kami salah. Akibatnya kami harus berputar-putar sebelum akhirnya sampai di tujuan, dan mendapati bahwa ternyata masjid bukan dibongkar melainkan diperbesar. Subhanallah …
Senangnya hati ini bisa menjadi saksi perluasan ini. Senangnya lagi kami masih melihat masjid lama dalam bentuk dan warna aslinya. Masjid baru berlantai 6 dengan rencana kapasitas 10 ribu jamaah ini dibangun tepat di samping masjid lama, ntah berapa kali lipat lebih besar. Yang pasti, masjid lama benar-benar terlihat imuut .. Dari menara masjid yang terletak tidak jauh dari stadion tertutup Olympic di pusat kota ini nantinya Kremlin Moskow dapat terlihat jelas.
Dari beberapa sumber, saya mendapat kesimpulan bahwa keberatan dan protes atas ‘diambrukannya’masjid ini terbagi menjadi 2 golongan. Golongan pertama adalah kaum Muslimin yang mengira bahwa masjid benar-benar diruntuhkan. Alasan yang sampai kepada golongan ini adalah kondisi masjid yang sudah tidak aman, ditambah mihrab yang kabarnya tidak menghadap sepenuhnya ke arah kiblat di Mekah (?).
Golongan kedua adalah mereka yang tahu pasti bahwa masjid bukan diambrukkan melainkan diperluas. Ini yang membuat mereka kesal dan merasa pemerintah terlalu memanjakan kaum Muslimin. Seorang politikus kenamaan Rusia beragumen bahwa mayoritas Muslim yang ada di Moskow bukan penduduk tetap. Namun pernyataan ini ditangkis politikus lain bahwa ia terlalu berlebihan dan cenderung rasis karena sebagian besar jamaah gereja juga bukan penduduk tetap Moskow.
Sementara mufti masjid besar Moskow menyatakan bahwa Muslim Moskow yang jumlahnya sekitar 2 juta itu sangat memerlukan rumah ibadah tambahan. Saat ini Moskow hanya memiliki 4 masjid. Menurutnya, paling tidak diperlukan 1 masjid untuk setiap distrik yang jumlahnya 12 itu. Sebagai catatan, kaum Muslimin di Rusia meliputi 20% dari 270 juta penduduk seluruh negara. Mereka terdiri lebih dari 35 suku yang memakai sekitar 100 bahasa yang berlainan. Rusia memang dikenal sebagai Negara mutietnis.
Kami tiba di lokasi sekitar pukul setengah 11. Masjid lama ditutup dan pagarnya digembok. Sebagai gantinya, sebuah tenda raksasa semi permanen dibangun di sisi kiri masjid. Untuk memasuki areal ini kami harus berputar. Kami menyempatkan diri masuk dan shalat tahiyatul masjid. Beberapa jamaah perempuan terlihat sedang berkumpul di sisi luar tenda. Sebelum keluar saya sempatkan meninggalkan Al-Quran dengan terjemah bahasa Perancis di loker yang tersedia di tenda tersebut. Bismillah, semoga jadi amal jariyah, aamiin ..
Setelah itu kami menuju ke semacam gerobak makanan yang ada di depan tenda. Huruf hijaiyah besar “HALAL” tertera di kacanya. Seorang perempuan Tatar terlihat sedang melayani beberapa tamu. Sejumlah makanan tradisional dipamerkan di etalase gerobak tersebut. Ditambah lagi dengan ‘nasi campur khas Rusia’nya, membuat kami tak tahan untuk tidak mencobanya. Dan memang yummy, lezat sekali … Akhirnya secangkir teh panas di hari yang memang sangat dingin itu menutup kenangan religius kami berada di Moskow Catedral Mosque, Moskow, Rusia.
( berikut foto2 kegiatan di sekitar masjid : http://www.demotix.com/news/1484381/four-mosques-2-million-muslims#media-1484374 ).
Aji Surya, seorang diplomat yang sedang bertugas di ibukota Rusia, dalam bukunya “Geliat Islam di Rusia” menuturkan pasca datangnya Perestroika dan Glasnost, ada hampir 7.000 masjid di Rusia dan tidak sedikit Muslim Rusia menjadi pejabat penting di negri ini, diantaranya yaitu sebagai wali kota dan gubernur.
Untuk itu ia memprediksi bahwa tidak sampai satu generasi ke depan, atau kira-kira 50 tahun lagi, Islam bisa menjadi agama mayoritas di Rusia. Tingginya tingkat kematian dan rendahnya kelahiran pada kelompok tertentu di Rusia dapat mendororong perubahan demografi.
“Jumlah umat Kristen Ortodok menurun di Rusia, sedangkan umat Islam di sana rata-rata mempunyai tiga hingga lima anak. Jika tren ini konstan, jumlah Muslim Rusia bisa meningkat 50 persen dari jumlah penduduk di sana”, begitu ia berujar.
Bukan hal yang berlebihan, saya rasa. Mungkin rekaman video youtube berikut bisa menjadi salah satu buktinya : http://www.youtube.com/watch?v=TOSFT3FxqgM
Sore itu kami menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan di pusat kota. Sepanjang perjalanan kami banyak dikejutkan banyaknya ‘masjid’ dengan tanda salib di puncak kubahnya yang warna-warni. Ya, itu memang bukan masjid melainkan gereja dan katedral yang dari kejauhan amat mirip dengan masjid sekiranya tidak ada tanda salibnya. Gereja dan juga museum di Moskow adalah obyek wisata andalan kota ini.
Malamnya kami mencoba masakan halal dari Uzbekistan. Uzbekistan adalah bekas wilayah Uni Sovyet yang penduduknya mayoritas Muslim. Itu sebabnya banyak Muslim Uzbek yang membuka resto di kota ini.
Esoknya giliran stasiun metro yang indah bagaikan museum dan merupakan bagian dari daya tarik kota menjadi tujuan wisata kami.
Yang paling unik adalah stasiun Ploshcad Revolyutsii dimana berdiri beberapa patung serdadu dengan anjingnya. Kabarnya, banyak pelajar yang beranggapan bahwa dengan mengelus moncong anjing tersebut mereka akan sukses melalui ujian sekolah. Dan dari pengamatan kami, ternyata bukan hanya pelajar yang berusaha melakukan hal itu, namun juga anak-anak kecil, orang dewasa laki dan perempuan bahkan nenek-nenek sekalipun, hingga moncong anjing tersebut berubah warna … 🙂 …
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”.(QS. Al-Maidah(5):90).
Semoga saja tidak satupun Muslim melakukan kesyirikan tersebut. Karena menggantungkan keberuntungan ( lulus ujian, misalnya) dengan mengelus patung sama dan mengundi nasib dengan anak panah, pada dasarnya adalah sama saja.
Tepat lima hari sudah kami berada di negri tirai bambu ini, persis dengan jumlah hari yang kami peroleh di visa kami. Kami harus terbang meninggalkan Rusia bagaimanapun caranya, meski dengan terpaksa bermalam di bandara Lituania, tetangga terdekat Rusia. Mengapa bisa demikian?
Sore menjelang magrib hari itu kami terjebak kemacetan luar biasa di jalanan Moskow, persis seperti kedatangan kami 5 hari lalu. Akibatnya beginilah, kami ketinggalan pesawat … Namun demikian kami tetap sempat melihat bahwa di bandara Moskow ada musholanya lho, Alhamdulillah …
Jakarta, 28 Juni 2013.
Vien AM.
Sumber :
http://www.sptimes.ru/index.php?action_id=2&story_id=36352 )
http://putrahermanto.wordpress.com/2009/10/12/sejarah-islam-di-rusia/
Leave a Reply