Beberapa minggu yang lalu saya menghadiri tausiyah yang diberikan Peggy Melati Sukma, seorang artis dan aktifis sosial yang pada tahun 1999 dikenal dengan jargon “ Pusiiiiing” dalam salah satu sinetron yang dibintanginya, yaitu “ Gerhana”. Artis berbakat dengan segudang kegiatan, diantaranya pernah ditunjuk sebagai duta Pendidikan Kesetaraan oleh Depdiknas dan Duta Teknologi oleh Kementerian Riset dan Teknologi ini, sejak 2012 lalu memang telah berhijrah, begitu ia menyebutnya.
( Baca kisah hijrah Peggy : http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,45-id,55962-lang,id-c,internasional-t,Kisah+Peggy+Melati+Sukma+Hijrah+ke+Dunia+Dakwah-.phpx ).
Sekali lagi terbukti, bahwa ketenaran, kekayaan dan kesuksesan bukan jaminan kebahagiaan yang hakiki. Kini Peggy melalui Komunitas Akhwat Bergerak yang dimotorinya sibuk berdakwah tidak saja di pelosok dalam negri namun juga ke manca Negara, tidak hanya sekedar Negara tetangga saja.
“Selain berbagi ilmu, kami juga mempunyai program donasi untuk akhwat Gaza bersinergi dengan ACT yaitu melakukan penggalangan donasi bagi persalinan akhwat (perempuan/ibu-ibu) Gaza. Target awal kita adalah akan men-cover 1000 ibu-ibu Gaza, per orang akan dibantu dana persalinan US$ 200,” tutur Peggy.
“ Karena Israel sesumbar mengatakanbahwa anak-anak Palestina dan para ibu hamil adalah target mereka. Jelas ini adalah sebuah pemasungan hak hidup yang harus dilawan ”, begitu kira-kira jawaban Peggy atas pertanyaan saya mengapa ia memilih menyalurkan dana bantuan untuk persalinan ibu-ibu Gaza.
Pada tanggal 21 September yang baru lalu Peggy bersama yayasannya, bekerja sama dengan ACT juga telah meresmikan sekolah difabel ( anak dengan keterbatasan/cacat) di Gaza. Sayangnya Peggy sendiri dan timnya tersebut tidak/belum bisa melihat sendiri sekolah tersebut.
Persis halnya dengan proyek bantuan persalinan ibu-ibu Gaza tahun lalu yang tidak dilihatnya sendiri, karena tertahan di pintu perbatasan Mesir. Padahal , masih menurutnya, tim bantuan dari Aljazair bisa masuk ke Gaza. Ini dimungkinkan karenakan adanya kesepakatan antara Negara tersebut dengan Mesir sebagai pemegang otoritas gerbang ke Israel.
Dengan nada sedikit kesal Peggy juga mempertanyakan dimana kepedulian pemerintah Indonesia terhadap nasib Palestina seperti yang pernah dijanjikan Jokowi saat kampanya sebelum terpilih menjadi presiden. Indonesia hingga detik ini memang tidak mempunyai kesepakatan seperti yang dimiliki Aljazair. Padahal Al-sisi, sang jendral presiden Mesir hasil kudeta militer itu baru saja menyelesaikan kunjungan resmi kenegaraannya ke Indonesia, meski protes datang berhamburan dari masyarakat, memperkuat kesan bahwa pemerintah saat ini memang tidak peduli terhadap nasib rakyat dan bangsa Palestina. Sekaligus juga menambah kesan tidak peduli terhadap kekuasaan hasil kudeta.
Seperti diketahui Al-Sisi menduduki kursi orang pertama di Mesir setelah menggulingkan presiden Mursi yang terpilih secara demokrasi. Mursi sendiri bisa maju ke kursi kepresidenan karena dukungan IM ( Ikhwanul Muslimin), organisasi binaan almarhum Hasan Al-Banna yang sangat mendukung berjalannya syariat Islam, sesuatu yang bagi sebagian masyarakat Indonesia termasuk pemerintah sebagai momok menakutkan, padahal mayoritas penduduk Indonesia mengaku Muslim.
Jadi sungguh memang tidak mengherankan bila nasib Palestina tidak berada di urutan prioritas pemerintah. Ironisnya bukan hanya pemerintahan Jokowi saat ini, namun juga rezim-rezim sebelumnya.
Dr Mahmud Hashem Anbar, seorang dosen ilmu Islam di Universitas Islam Gaza, pernah menyinggung bahwa hubungan antara pemerintahan Palestina dan Indonesia (Government to Government) atau G to G tidak kuat. Ini diutarakannya pada Konferensi Internasional Al Quds dan Palestina yang berlangsung di Bandung pada 4-5 Juli 2012 lalu.
“Hubungan antara Palestina dan Indonesia lebih kuat antar masyarakat. Ini bisa dilihat dalam beberapa hal, yang pertama dengan adanya beberapa pelajar Indonesia yang studi di rumah sakit Islam Gaza. Yang kedua adalah pembangunan rumah sakit disana. Tapi kita belum pernah tahu ada utusan resmi dari pemerintahan Indonesia,” keluhnya.
Perlakuan tidak manusiawi penjajah Israel terhadap rakyat Palestina terus saja terjadi selama puluhan tahun tanpa peduli reaksi dunia internasional yang terkesan tidak peduli atau mungkin bosan (?). Yang terakhir adalah yang dimulai sejak tanggal 13 September lalu hingga hari ini, dan sangat mungkin bakal melahirkan Intifadah III. Ironisnya, Israel menghadapi gerakan perlawanan rakyat bersenjatakan batu ini dengan peluru tajam, granat, gas beracun, air kimia dan aneka senjata berbahaya lainnya.
Tentara Zionis kembali memprovokasi rakyat Palestina dengan tindakan yang makin semena-mena terhadap Al-Quds ( Yerusalem) dengan Al-Haram Asy-Syarifnya dimana berdiri 2 bangunan suci milik umat Islam, yaitu Masjid Al-Aqsho dan Kubah Shakhrah (Dome of The Rock) yang merupakan kiblat pertama umat Islam, sekaligus juga masjid suci ke 3 setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Tentara penjajah Zionis tersebut seenaknya saja mengangkangi dan mengacak-acak Masjidil Aqsha, masjid yang merupakan titik keberangkatan Rasulullah Muhammad SAW menuju Sidrat al Muntaha dalam peristiwa Miraj.
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. … …” ( Terjemah QS. Al-Isra(17): 1).
Namun tanpa sedikitpun rasa gentar para pemuda Palestina dengan gigih menjaga rumah suci tersebut. Mereka yang berada di dalam masjid bertahan tidak membiarkan begitu saja musuh-musuh Allah masuk dan merusak bagian dalam masjid, meski senjata mereka hanya batu. Sementara mereka yang berada di luar masjid selain melempari tentara Yahudi itu dengan batu juga dengan bom-bom Molotov buatan sendiri. Mereka juga memasang barikade agar tentara ZIonis tersebut tidak dapat memasuki masjid.
Akibatnya bentrokanpun tak dapat dihindarkan. Pasukan Israel lengkap dengan senjata dan tamengnya terus mendesak warga Palestina, mendorong, menendang, memukul, bahkan tak segan-segan mengarahkan moncong senjata mereka kepada siapapun yang menghalangi, tak peduli apakah itu perempuan atau anak-anak sekalipun. Mereka juga menempatkan penembak jitu di atap masjid dan menggunakan peluru karet untuk menembaki warga yang menghalangi perbuatan brutal mereka, mengakibatkan puluhan warga cedera. Pasukan biadab tersebut juga menembakkan gas air mata dan granat kejut ke arah warga.
Tentara Zionis dengan seragam tentaranya berhelm, bermasker dan bersenjata tentunya, selama bertahun-tahun tidak pernah malu dan sungkan mengeroyok warga sipil, perempuan maupun kanak-kanak. Dengan semena-mena mereka juga menembak warga tanpa alasan yang jelas, melepas jilbab muslimah, misalnya. Atau juga menembak remaja hingga jatuh tak berdaya, lalu mengatai-ngatai dan membiarkannya kehabisan darah hingga meninggal dunia. Sungguh lebih biadab dari binatang apapun di dunia ini. Naudzubillah min dzalik … 😦
Beberapa hari lalu sebuah video berhasil merekam tindakan busuk mereka, yaitu menyusup dan menyamar sebagai warga Palestina, lalu memancing melempari polisi Israel dengan batu. Setelah warga terpancing mengikuti perbuatan mereka, tiba-tiba mereka berbalik menyerang para pemuda yang berada di sekitar mereka tadi.
( https://youtu.be/55Cpmy9xrSU )
Ajaibnya lagi, dengan tenangnya PM Israel Benyamin Netanyahu mengumumkan hukuman berat bagi para pelaku lempar batu. Hukuman juga berlaku bagi anak-anak dibawah umur, namun kedua orang-tuanyalah yang harus bertanggung-jawab. Untuk diketahui, sejak musim dingin tahun 2000, 2000 anak Palestina telah terbunuh. Sementara sekitar 500-700 anak Palestina tiap tahun ditangkap, dijebloskan ke penjara dan harus menjalani mahkamah militer.
Pemerintah penjajah Zionis ini juga dengan seenaknya menetapkan aturan bahwa ada waktu-waktu dan hari-hari tertentu masjid ditutup dan khusus hanya boleh digunakan pemeluk Yahudi untuk beribadah di dalamnya. Mereka tidak peduli ada beberapa Jumat di dalamnya, akibatnya kaum Muslimin tidak bisa shalat Jumat di dalam masjidnya sendiri !
Bukan rahasia lagi Israel secara provokatif memang ingin merebut Al-Haram Asy-Syarif dari pelukan kaum Muslimin. Mereka mengklaim bahwa area tersebut adalah milik mereka, bahwa ribuan tahun lalu, jauh sebelum datangnya Islam, berdiri bait Sulaiman, rumah suci Yahudi. Kini, kabarnya, secara diam-diam orang-orang Yahudi telah membangun kembali fondasi rumah suci tersebut, tepat dibawah Haram Asy-Syarif, yang pada saatnya nanti, akan berdiri tegak menggantikan Haram Asy-Syarif yang akan dihancurkan. Hal yang tidak mustahil bila kaum Muslimin di seluruh dunia tidak bersatu menjaganya.
Reaksi dari dunia Arabpun akhirnya bermunculan.
“Provokasi dalam bentuk apa pun di Jerusalem akan berpengaruh terhadap hubungan Israel-Yordania. Yordania tak punya pilihan lain, selain mengambil tindakan yang tegas,” kata Raja Abdullah dari Yordania. Yordania adalah negara yang bertanggung jawab atas aspek-aspek keIslaman di kompleks Al-Aqsa, karena adanya perjanjian damai dengan Israel
“Kami akan melawan agresi pendudukan atau agresi Israel di Masjid Al-Aqsa,” ujar Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir.
Bendera Palestina memang telah berkibar dengan gagahnya di markas PBB, New York, Amerika Serikat pada tanggal 30 September yang baru lalu. Upacara pengibaran bendera ini disaksikan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Sekjen PBB Ban Ki-moon.
Dalam sambutannya, Abbas menegaskan bahwa pengibaran bendera negaranya merupakan bukti telak bahwa kedaulatan Palestina merdeka telah diakui PBB. Ia juga menegaskan bahwa pihaknya tak lagi terikat oleh segala kesepakatan dengan Israel.
“Selama Israel tidak mau menghentikan ekspansi permukiman dan enggan melepaskan para tahanan Palestina, kami tak punya pilihan kecuali tak melepaskan diri dari kesepakatan-kesepakatan sebelumnya, apalagi sejauh ini hanya kami yang komit,” kata Mahmoud Abbas seperti dilansir BBC, Rabu (30/9).
Semoga harapan rakyat Palestina mendapatkan kemerdekaanya benar-benar akan menjadi kenyataan dalam waktu dekat ini, bukan hanya sekedar simbol pengibaran bendera di kantor PBB. Kemerdekaan penuh sebuah bangsa dan Negara, adalah hak seluruh orang di dunia ini, tak terkecuali rakyat Palestina yang selama puluhan tahun terpaksa mengubur dalam-dalam impian itu. Ini adalah bagian dari HAM yang tercantum dalam salah satu butir kesepakatan PBB yang dirancang Barat, Amerika Serikat khususnya. Namun siapa yang tidak tahu bahwa tanpa izin Negara adi daya tersebut mana mungkin Israel bisa berbuat semena-mena terhadap rakyat dan tanah air Palestina.
Maka, seperti yang telah berkali-kali diingatkan imam besar masjid Istiqal Ali Mustafa Yaqub agar kita mau merenungkan kembali Protokol Zionisme nomor 7 yaitu ” Untuk kawasan Eropa dan demikian pula benua-benua lain, kita wajib menciptakan konflik, mengobarkan api permusuhan dan pertentangan“.
Siapakah sebenarnya dalang dibalik berbagai kerusuhan yang melanda dunia Islam seperti Tragedi Arab Spring diantaranya konflik Suriah yang terus saja memanas hingga detik, kebiadaban ISIS, makin mengguritanya Syiah, JIL, JIN dll ??
Lihat pula bagaimana isi Talmud, kitab yang mereka anggap lebih suci dari Taurat yang diturunkan kepada nabi Musa as berikut ini :
“Hanya orang-orang Yahudi yang manusia, sedangkan orang-orang non Yahudi bukanlah manusia, melainkan binatang.” (Kerithuth 6b hal.78, Jebhammoth 61a)
“Orang-orang non-Yahudi harus dijauhi, bahkan lebih daripada babi yang sakit.” (Orach Chaiim 57, 6a)
Ahir kata salut buat Peggy Melati Sukma, selebritis yang dengan serius mau memberikan waktu dan perhatiannya untuk Palestina. Semoga kiprahnya dapat memotivasi kaum muda negri ini yang sibuk dengan gemerlapnya dunia hingga lupa memikirkan akhirat mereka, untuk segera berhijrah secara total dan mau peduli terhadap nasib dan penderitaan saudara-saudarinya sesama Muslim.
Salut juga untuk sejumlah PTN yang kabarnya telah memotivasi mahasiswanya agar shalat Subuh secara berjamaah. Karena sesungguhnya inilah yang paling ditakuti orang Yahudi, karena shalat yang demikian menandakan kekuatan dan kesatuan Islam yang tidak mungkin dapat dilawan musuh-musuh Islam, Yahudi khususnya. Ayo kita songsong kembalinya zaman kejayaan Islam yang telah makin dekat ini, yang juga sekaligus menandakan datangnya hari akhir.
http://inpasonline.com/new/harapan-baru-untuk-indonesia-gerakan-religius-di-kampus-negeri/
“Sesungguhnya sholat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak” (HR Bukhari dan Muslim)
Wallahu’alam bish shawwab.
Jakarta, 9 Oktober 2015.
Vien AM.
Leave a Reply