Para nabi dan rasul adalah manusia istimewa yang dipilih Tuhannya dengan tugas yang juga istimewa. Tugas tersebut tugas yang amat sangat berat, yaitu mengajak manusia untuk menyembah hanya kepada Allah subhanallahu wa ta’ala, Sang Maha Pencipta Yang Hanya Satu. Untuk itu Sang Khalik membekali mereka dengan berbagai bentuk mukjizat sebagai bukti kebenaran kenabian mereka, bahwa mereka benar-benar diutus oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Kata dasar Mukjizat adalah dari ‘Ajaza-Yu’jizu yang artinya membuat orang lemah. Maksudnya agar orang yang melihat mukjizat menjadi lemah tak berdaya karena tidak mempunyai alasan untuk tidak percaya apa yang dibawa para nabi dan rasul. Itu sebabnya Mukjizat adalah sesuatu yang di luar nalar dan pengetahuan manusia. Sesuatu yang luar biasa, yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia biasa. Mukjizat juga biasanya tidak bisa dilakukan lagi, hanya sekali terjadi, tidak bisa dilakukan berulang-ulang meski yang bersangkutan menginginkannya.
Mukjizat setiap nabi dan rasul berbeda-beda, biasanya Allah sesuaikan dengan keadaan kaumnya. Sebagai contoh mukjizat nabi Ibrahim as yang bisa keluar dari kobaran api dengan selamat tanpa tersentuh api sedikitpun. Atau nabi Musa as yang hidup di zaman keemasan sihir. Maka Allah memberikan nabi Musa mukjizat tongkat yang ketika dilempar berubah menjadi ular. Atau nabi Isa as yang diutus pada suatu kaum dimana ilmu kedokteran sedang berkembang pesat. Maka Allah berikan nabi Isa mukjizat menyembuhkan orang yang sakit lepra. Bahkan pernah suatu saat menghidupkan orang yang sudah mati, dengan izin Allah tentu saja.
Sementara nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang hidup di zaman tanah Arab berada pada puncak keemasan keindahan dan kefasihan bahasa dengan sya’ir-sya’irnya, maka Allah turunkan Al-Qur’an yang merupakan kalamullah/firman Allah, dengan ketinggian dan keindahan bahasanya. Yang di kemudian hari terbukti bukan hanya unggul dalam keindahan bahasanya tapi juga kandungannya yang sesuai ilmu pengetahuan dan sains hari ini. Karena Al-Quran memang Allah turunkan untuk semua manusia hingga akhir zaman nanti. Itu sebabnya Al-Quran disebut sebagai mukjizat terbesar nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Hal tersebut diakui banyak ilmuwan masa kini.
“Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: ‘Tidak seorang nabipun kecuali ia diberi beberapa mukjizat yang tak bisa diserupai oleh apapun sehingga manusia mengimaninya, dan sesungguhnya yang diberikan kepadaku adalah berupa wahyu yang Allah wahyukan kepadaku, maka aku berharap menjadi manusia yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat”.
Namun demikian sebenarnya Rasulullah memiliki mukjizat selain Al-Quran yang tak terhitung jumlahnya. Bahkan seperti nabi Sulaiman yang diberi kemampuan bisa berbicara dengan binatang dan menaklukan jin, begitu pula Rasulullah. Sayang riwayat-riwayat tersebut kurang dipublikasikan. Para ulama menyebutkan bahwa Allah swt mengaruniakan Rasulullah tak kurang dari tiga ribu mukjizat, selain Al-Qur’an. Padahal Al-Qur’an sendiri mengandung enam puluh atau tujuh puluh ribu mukjizat.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahumallah berkata, “Ayat-ayat dan burhan yang menunjukkan kenabian Nabi kita Muhammad sangat banyak dan beragam, lebih banyak dan lebih agung daripada ayat-ayat nabi sebelum beliau”.
Berikut beberapa mukjizat Rasulullah selain Al-Qur’anul Karim :
1. Isra’ Mi’raj.
Isra’Miraj adalah mukjizat Rasulullah terbesar setelah Al-Quran. Pada peristiwa tersebut dengan menaiki Buraq, binatang sejenis burung, Rasulullah terbang dari Mekah menuju Masjidil Aqsho di Palestina. Dari masjid ke tiga tersuci umat Islam tersebut Buraq membawa Rasulullah ke langit menuju singgasana Sang Khaliq. Disanalah Rasulullah menerima perintah shalat 5 waktu yang kemudian menjadi kewajiban seluruh umat Islam dimanapun berada.
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. ( Terjemah QS. Al-Isra(17):1).
“Hingga akhirnya Allah berfirman, “Hai Muhammad, shalat lima waktu itu untuk tiap sehari semalam; pada setiap shalat berpahala sepuluh shalat, maka itulah lima puluh kali shalat”. … … Setelah itu aku turun hingga sampai ke tempat nabi Musa, lalu aku ceritakan hal itu kepadanya. Maka ia berkata, “Kembalilah kepada Rabbmu, lalu mintalah kepada-Nya keringanan buat umatmu, karena sesungguhnya umatmu tidak akan kuat melaksanakannya”. Maka aku menjawab, “Aku telah mondar-mandir kepada Rabbku hingga aku malu terhadap-Nya”. (Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim; dan lafal hadis ini berdasarkan Imam Muslim).
2. Terbelahnya bulan
Suatu ketika orang-orang kafir Mekah menantang Rasulullah untuk membuktikan ke-rasulannya. Maka Allah menunjukkannya dengan terbelahnya bulan di hadapan mereka.
“Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat sesuatu tanda (mu`jizat), mereka berpaling dan berkata: “(Ini adalah) sihir yang terus menerus“.(Terjemah QS. Al-Qomar(54):1-2).
Peristiwa terbelahnya bulan tidak hanya dijelaskan dalam Al-Quran tapi juga dalam hadist. Itupun tidak hanya sekali melainkan dua kali sebagaimana hadist berikut :
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu. Ia berkata,
“Dua kali beliau perlihatkan bulan terbelah.” (HR. Muslim dalam Kitab Sifat al-Qiyamah wa al-Jannah wa an-Nar 2802 dan Ahmad 13177).
Peristiwa pertama terjadi di Mina.
“Bulan terbelah. Saat itu kami bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di Mina.” (HR. al-Bukhari dalam Kitab Fadhail ash-Shahabah 3656).
Dan kejadian kedua terjadi di Mekah. Yaitu sebagaimana diriwayatkan Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu:
“Aku melihat bulan terbelah menjadi dua bagian sebanyak dua kali. Peristiwa ini terjadi di Mekah sebelum hijrahnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Satu potongan di atas Gunung Abu Qubais dan potongan lainnya di atas as-Suwaida. Mereka berkata, ‘Bulan telah disihir’. Turunlah firman-Nya: ‘Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan’.” (HR. al-Hakim 3757. Ia berkata, “Hadits ini shahih sesuai dengan syarat al-Bukhari dan muslim walaupun keduanya tidak meriwayatkannya. Disepakati oleh adz-Dzhabai).
Mukjizat tersebut disaksikan tidak hanya oleh para sahabat tapi juga orang-orang kafir Mekkah. Meski demikian orang-orang kafir tersebut mendustakan beliau bahkan menyebutnya sebagai sihir. Dikemudian hari sejumlah ilmuwan yang meneliti bulan mengakui bahwa ada tanda-tanda bahwasanya pada suatu ketika bulan pernah terbelah.
3. Air memancar dari sela-sela jemari.
Sebuah wadah air pernah disodorkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mencelupkan tangannya ke dalam wadah air itu. Maka, air memancar dari sela-sela jemari tangan beliau. Dengan air itu, para sahabat berwudhu. Jumlah mereka waktu itu adalah 300 orang. (HR. Al-Bukhari, no. 3572).
Bersambung.
Leave a Reply