Ketika orang mendengar kalimat “the City that Never Sleeps” yang langsung terbayang biasanya adalah kota New York di Amerika Serikat. Paling tidak itulah yang dipopulerkan penyanyi legendaris Frank Sinatra melalui lagunya yang terkenal yaitu New York New York. New York adalah kota terpadat di Amerika Serikat dimana bertebaran berbagai tempat hiburan seperti restoran, café, bar, club malam dll yang buka hingga pagi hari. Bahkan transportasi bawah tanah kota tersebut buka selama 24 jam penuh.
Namun yang akan dibahas dalam tulisan ini bukan New York yang merupakan gudang kemaksiatan dan kesenangan duniawi. Melainkan 2 kota di semenanjung Arab yaitu Mekkah dan Madinah yang merupakan pusat peribadatan kaum Muslimin dari seluruh pelosok dunia. Mekah dan Madinah tidak pernah sepi dari pengunjung sepanjang hari sepanjang pekan sepanjang bulan sepanjang tahun. Setiap saat tamu-tamu dari berbagai negara dengan bermacam bangsa, bahasa, ras dan warna kulit berdatangan memadati jalan dan hotel di dua kota suci tersebut.
Di Mekkah pusat keramaian berada di sekitar Ka’bah yang merupakan kiblat/arah shalat seluruh pemeluk Islam di muka bumi. Ka’bah ini berada di dalam Masjidil Haram. Sedangkan di Madinah, Raudhah yang merupakan makam nabi Muhammad saw merupakan tempat yang paling dimuliakan. Makam ini berada di bawah kubah hijau di dalam Masjid Nabawi. Shalat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi memiliki nilai berlipat ganda dibanding di masjid lain. Itu sebabnya kaum Muslimin berbondong-bondong pergi mengunjungi ke dua masjid tersebut tanpa mengenal waktu.







”Sholat di Masjidil Haram lebih utama seratus ribu kali lipat daripada sholat di masjid-masjid lainnya. Sholat di Masjid Nabawi lebih utama seribu kali lipat. Dan sholat di Masjidil Aqsa lebih utama lima ratus kali lipat.” (HR Ahmad dari Abu Darda).
Jam berapapun Raudah dan Ka’bah khususnya, selalu ramai dengan orang-orang yang thawaf, sai dan shalat. Thawaf dan Sai adalah ibadah yang usianya telah mencapai ribuan tahun yaitu sejak zaman nabi Ibrahim as, seperti juga Mekkah yang merupakan kota tertua di muka bumi bahkan sebagai pusat bumi.
https://www.republika.co.id/berita/o7s4s3394/kabah-ternyata-terletak-tepat-di-pusat-bumi
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdo`a): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. “Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”. ( Terjemah QS. Al-Baqarah (2):127-128).
Mekah dan Madinah mencapai puncak kepadatannya pada musim Haji yang jatuh pada setiap bulan Dzulhijjah. Berhaji adalah kewajiban kaum Muslimin sekali dalam seumur hidup bagi yang mampu. Sekitar 2.5 juta jamaah dari berbagai negara tumpah ruah di Mekah tepatnya di Padang Arafah pada satu hari dan waktu yang sama. Selanjutnya selama kurang lebih 1 bulan lamanya sebagian besar jamaah haji tersebut akan memadati Mekah dan Madinah untuk beribadah seperti shalat, membaca Al-Quran, berdzikir dll, tanpa mengenal waktu siang dan malam.
” … mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; …” ( Terjemah QS. Ali IMran (3):97)
Tak salah bila kemudian sejumlah astronout seperti Noguchi Soichi dari Jepang (2019), Sergey Ryazanskiy dari Rusia (2017), Randy Bresnik asal Amerika Serikat (2014) membagikan hasil jepretan Mekah dengan Kabahnya dari luar angkasa. Ketiganya mengatakan bahwa pada malam hari Ka’bah dan sekitarnya terlihat sangat mencolok dari tempat mereka berada. Sesuatu yang sangat sejalan dengan hadist berikut:
“Sesungguhnya, rumah yang dibacakan di dalamnya Alquran, maka rumah tersebut akan terlihat oleh para penduduk langit sebagaimana terlihatnya bintang-bintang oleh penduduk bumi” (HR Ahmad).
Selain melaksanakan ibadah haji dan umrah, selama di tanah suci jamaah biasanya juga mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang berada di sekitar ke dua kota tersebut. Diantaranya yaitu gua Hira dimana Rasulullah menerima wahyu pertama, gua Tsur tempat Rasulullah berlindung dari kejaran musyirikin Quraisy ketika hijrah ke Madinah, masjid Quba masjid yang pertama kali dibangun Rasulullah di Madinah, masjid Qiblatain masjid dimana turun perintah Allah swt agar merubah qiblat dari Baitul Maqdis (Palestina) ke Baitul Haram (Makkah) dll.
Di luar tempat-tempat tersebut di atas yang harus ditempuh dengan kendaraan, ada beberapa tempat bersejarah yang dapat dicapai hanya dengan berjalan kaki. Diantaranya yaitu masjid Awan Al-Ghomamah. Masjid yang dibangun pada masa khalifah Ustman bin Affan ini hanya berjarak beberapa puluh meter dari Masjid Nabawi. Masjid ini berada di depan bangunan hotel-hotel baru yang dibangun belakangan. Di tempat yang di masa Rasulullah hanya berupa tanah lapang ini Rasulullah pernah memimpin kaum Muslimin melakukan shalat Istisqa, yaitu shalat memohon hujan. Setelah shalat yang sangat lama, Allah swt kemudian berkenan mengirimkan awan (ghomamah) lalu hujan lebatpun turun.




Tak jauh dari masjid Al-Ghomamah berdiri pula masjid Abu Bakar as Siddiq yang tadinya merupakan rumah sahabat terdekat nabi ini. Di sekitar tempat tersebut sebenarnya terdapat pula masjid Ali bin Abi Thalib dan masjid Umar bin Khattab yang pada awalnya juga adalah rumah tempat tinggal mereka. Sayangnya keduanya tidak dapat dilihat karena tertutup oleh suatu pembatas. Masjid Ali bin Abi Thalib masih terlihat atap dan menaranya sedangkan masjid Umar bin Khattab sama sekali tidak terlihat. Kabarnya ke dua masjid bersejarah tersebut akan dirobohkan guna perluasan Masjid Nabawi yang masuk dalam program Saudi Vision 2030. Beruntung kami masih berkesempatan mengunjunginya meski hanya dari luar. Karena selama ini tampaknya terlupakan oleh sebagian besar travel haji dan umrah yang ada. Museum Sirah Muhammad The Messenger of Allah Exhibition yang terletak di salah satu sisi masjid Nabawi adalah bagian dari mega proyek tersebut. Museum ini diresmikan pada Februari 2021.
Sementara di Mekah bangunan peninggalan bersejarah hanya tersisa sedikit sekali. Berdasarkan estimasi Gulf Institute 95 persen bangunan yang rata-rata berumur 1,000 tahun tersebut telah dihancurkan dalam 20 tahun terakhir. Diantaranya adalah rumah dimana Rasulullah dilahirkan yang kini menjadi perpustakaan, rumah Khadijah ra di posisi toilet umum sekarang berada dan rumah Abu Bakar Siddiq yang skemudian dijadikan masjid hingga kini namun posisinya telah berada di suatu lantai hotel mewah di samping masjidil Haram.
https://nu.or.id/internasional/95-persen-situs-berusia-1000-tahun-telah-dihancurkan-LKpZm
Sedangkan masjid Jin yang terletak tidak jauh dari pemakaman umum Ma’la adalah termasuk yang luput dari penggusuran. Masjid ini dinamakan masjid Jin karena ketika Rasulullah membacakan surat Al-Jin di tempat tersebut, para jin berdatangan lalu mengimani Allah dan kerasulan Muhammad SAW.
Akhir kata semoga dengan adanya mega proyek Saudi Vision 2030 yang tinggal beberapa tahun ini, denyut dan gemerlap cahaya Mekkah dan Madinah berkat tamu-tamunya yang datang untuk beribadah demi mengagungkannya akan terus bertambah. Bukan malah sebaliknya seperti NewYork dengan segala macam pusat hiburan dan wisatanya, yang berpotensi mengurangi kwalitas ibadah para tamu-tamu-Nya, naudzu’billah min dzalik …..
Meski sebenarnya umrah dan haji tidak harus melulu ibadah namun juga memerlukan istirahat, makan bahkan juga bisa jadi belanja ( atau juga berjualan) baik untuk keperluan diri sendiri maupun oleh-oleh yang tak dapat dipungkiri memiliki nilai keindahan tersendiri. Dalam kesempatan ini pula kita bisa menemukan berbagai barang khas buatan negara lain yang dibawa oleh para jamaah berbagai negara, seperti boneka kayu khas Rusa dll. Di sini pula kita melihat dan mengenal wajah, bahasa dan kebiasaan saudara-saudara kita sesama Muslim dari belahan dunia lain. Masya Allah ….
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.( Terjemah QS. Al-Hujurat(49):13)
Namun demikian kegiatan tersebut diisi untuk sambil menunggu waktu shalat bukan sebailknya seperti yang biasa dilakukan banyak orang ketika sedang tidak berumrah/haji. Itu sebabnya restoran dan toko di Mekkah dan Madinah segera tutup begitu adzan berkumandang … Allahu Akbar ….
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku“.( Terjemah QS. Adz-Dzariyat(51):56).
Mega proyek Saudi Vision 2030 yang merupakan ide putra mahkota Mohammad bin Salman demi memodernisasi negaranya tak dapat disangkal memang mengundang pro dan kontra, bukan saja oleh rakyatnya tapi juga umat Islam di seluruh dunia. Maklum sejatinya Mekkah dan Madinah adalah milik umat Islam bukan milik bangsa Arab semata.
Wallahu ‘alam bi shawwab.
Jakarta, 6 Februari 2023.
Vien AM.
Leave a Reply