Catatan statistik resmi Italia pada Januari 2005, menunjukkan bahwa jumlah Muslim adalah 1.4 % dari penduduk Italia. Jumlah yang sangat kecil ini memang merupakan persentasi terkecil dari Muslim di Eropa. Sementara itu dari total 2.400.000 penduduk asing yang tinggal di Italia, sekitar 820.000 atau 34 % diantaranya adalah Muslim. Mereka ini sebagian besar adalah para imigran dari Albania dan Maroko.
Sementara itu catatan pada tahun 2009 menunjukkan adanya sedikit peningkatan yaitu menjadi sekitar 1.6 % atau 1 juta jiwa. Data diatas tampaknya dapat dijadikan kesimpulan bahwa Italia hingga saat ini nyaris belum tersentuh ajaran Islam.
Namun setahun kemudian walikota Milan mengumumkan bahwa jumlah warga Muslim di kotanya meningkat 20 kali lipat dibanding 13 tahun lalu. Mereka berasal dari berbagai negara diantaranya Iran, Mesir, Etiopia, Maroko dan Albania. Menurutnya jumlah Muslim saat ini mencapai 70.000 orang, 52.000 orang tercatat resmi sementara sisanya adalah imigran illegal alias tidak tercatat.
Kepolisian Italia juga melaporkan bahwa negaranya saat ini menjadi sasaran empuk bagi Muslim dalam rangka menjejakkan kaki mencapai benua Eropa. Ini disebabkan panjangnya garis pantai yang dimiliki negara ini, yaitu 8000 km. Menurut mereka sangat sulit mencegah masuknya imigran gelap. Para imigran ini biasanya hanya menjadikan Italia sebagai batu loncatan. Jerman, Perancis da : Inggris adalah tujuan utamanya.
Tiba-tiba saya teringat hadis berikut :
Dari Abdullah bin Amr bin Al-”Ash berkata, “Saat kami sedang menulis di sekeliling Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau ditanya tentang kota manakah dari kedua kota yang akan dibebaskan terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma. Maka Rasulullah saw menjawab, “Kota Heraclius akan dibebaskan terlebih dahulu.” Maksudnya adalah Konstantinopel. (HR Ahmad)
Konstantinopel yang kini bernama Istanbul, ibu kota khilafah Islamiyah Turki Utsmani di masa lalu adalah pusat peradaban Barat (Romawi Timur) di bawah pimpinan Kaisar Heraklius. Penaklukkan negri ini baru terlaksana 7 abad setelah hadis di atas. Setelah beberapa kali gagal akhirnya pada tahun 1453 M dibawah pemerintahan Sultan Muhammad Al-Fatih (the Conqueror), khalifah Turki Utsmani ketika itu Konstantinopelpun jatuh ke tangan Islam.
Namun kota Roma, kota yang di sebut Rasulullah bakal jatuh ke tangan Islam setelah Konstantinopel hingga detik ini tampaknya belum berhasil ditaklukkan Islam. Berdasarkan perkiraan Dr. Yusuf Al-Qaradawi, kota yang saat ini menjadi pusat agama Kristen (Roma/ Vatikan) akan takluk pada abad ini. Tapi bukan melalui perang fisik seperti pada masa lalu melainkan dengan pena, buku dan internet. Wallahu’alam ..
Yang menjadi pertanyaan apakah sejak dahulu negri asalnya Pizza, makanan kesukaan anak muda ini benar-benar belum pernah mengenal Islam ?
Sungguh beruntung Allah swt telah memberi kami kesempatan untuk mengunjungi beberapa kota besar Italia. Diantaranya adalah Roma, Milan, Venezia, Florence dan Pisa. Roma dan Venezia kami kunjungi 8 tahun lalu. Sayangnya waktu itu kesadaran saya dalam mencari jejak Islam masih kurang hingga saya kurang memperhatikan hal tersebut.
Tetapi dari hasil surfing internet, saya menemukan beberapa fakta menarik tentang pengaruh dan keberadaan Islam masa lalu di kedua kota besar Italia tersebut. Yang pertama tentang Venizia. Pada tahun 2005 sebuah museum di New York, Amerika Serikat pernah menggelar pameran berjudul “ Venice and the Islamic World, 828–1797“. Pameran ini digelar berdasarkan buku dengan judul yang sama. Si penulis, Stefano Carboni, seorang pengamat dan pakar seni Islam dari Italia dengan gamblang mempertanyakan dari mana sebenarnya datangnya seni dan tatanan kota Venezia. Menurutnya kota ini amat mirip dengan ciri khas kota-kota Islam.
Walaupun begitu ia menambahkan bisa jadi ini disebabkan adanya ikatan yang erat antara Venezia ( Republik Venezia ketika itu ) dengan negara-negara islam tetangganya seperti Mamluks di Mesir, Ottomans di Turki dan Safavids di Iran pada abad 8. Hubungan erat ini dalam berbagai bidang diantaranya ekonomi, perdagangan dan budaya. Negara-negara Islam tersebut pada saat itu memang sedang berada di pucak kejayaannya.
Yang lebih mengejutkan lagi adalah temuan bahwa kota Roma pada tahun 846 M sebenarnya pernah dikepung oleh pasukan Islam. Bahkan gereja tua basilik St Paul yang pada abad 5 lebih besar dari basilik St Peter di Vatikan pun tak luput dari ancaman yang dilakukan oleh pasukan Islam yang berjuang dalam rangka menegakkan kebesaran Allah swt, satu-satunya Tuhan alam semesta yang patut disembah oleh semua mahluk di dunia ini. Sebuah buku berjudul “ The Legacy of Jihad” yang ditulis oleh seorang penulis Amerika mengatakan bahwa dokumen penting tentang peristiwa ini sebenarnya sudah lama di tutup rapat.
Bagi pihak barat ( Kristen/ Vatikan) yang menjadikan Roma dan Vatikan sebagai lambang kebesaran Kristen, peristiwa tersebut adalah aib besar. Adalah tabu untuk membicarakannya. Masih menurut buku tersebut itu sebabnya Leon IV yang ketika itu baru saja diangkat menjadi paus memerintahkan dibangunnya tembok setinggi 12 m yang mengelilingi Vatikan saat ini. (baca : http://en.wikipedia.org/wiki/Basilica_of_Saint_Paul_Outside_the_Walls )
Sementara itu Milan, Florence dan Pisa baru kami kunjungi beberapa bulan yang lalu. Kunjungan inilah yang kali ini ingin saya laporkan. Seperti umumnya turis yang mengunjungi kota Pisa, menara Pisa adalah tujuan utama. Sebelum berangkat saya sengaja ‘surfing’ mencari alamat masjid.
Seperti biasa saya tidak pernah berharap muluk bakal menemukan masjid yang besar apalagi megah di daratan Eropa ini. Namun rupanya Allah berkehendak lain. Ia membimbing hamba-Nya yang hina ini ke suatu alamat blog yang menyatakan adanya masjid besar di Pisa. Beberapa kali saya buka tutup dan mengulangnya namun tetap saja data yang sama kembali muncul. Saya tidak percaya karena keterangan tersebut menunjukkan Kathedral di Pisa sebagai Masjid !!
Rasa penasaran saya makin meningkat. Saya mulai mencari-cari informasi tentang Kathedral tersebut. Akhirnya saya menemukan sebuah cuplikan tulisan yang mengulas adanya temuan inskripsi berbahasa Arab pada salah satu kubah kathedral tersebut.
Ini adalah dokumen yang tidak dipublikasikan secara umum. Pada tahun 1918 dilaporkan adanya pembangunan ulang kathedral Pisa. Ketika itulah ditemukan sebuah tulisan/ inskripsi berbahasa Arab di puncak kubahnya. Prof Carlo Nallino menerjemahkannya dengan “ Al-Fath, si pematung – hamba-Nya”. Berdasarkan intial inilah, Nallino, sang ilmuwan Italia yang memperdalam ilmu ke-Islam-an dan di belakang hari beralih memeluk Islam ini berani memastikan bahwa Al-Fath, adalah orang yang sama dengan Al-Fath sang arsitek yang membangun istana kenamaan Madina Al-Zahra di Andalusia pada zaman raja Abdur Rahman di tahun 954 M.
Ia memang tidak berani menyatakan bahwa gereja besar itu mungkin dulunya masjid. Ia hanya merasa heran mengapa ada tulisan Arab diatas bangunan yang merupakan lambang kebesaran dan kebanggan Kristen. Bahkan berada di puncaknya pula ! Mengapa pula arsiteknya seorang arsitek kenamaan Muslim?
Ia hanya berani mengambil kesimpulan bahwa pada abad 10 pengaruh
Islam telah masuk ke negaranya, Italia. Tentu saja saya sangat meyakini hal ini apalagi setelah melihat sendiri bentuk dan model lantai teratas menara Pisa miring yang terkenal itu. Menara yang mulai dibangun pada tahun 1173 dan baru selesai 2 abad kemudian itu lantai atasnya benar-benar mirip masjid ! Lantai ini merupakan teras terbuka yang dikelilingi tembok dan memiliki beberapa gapura dengan lonceng-lonceng di bawahnya.
Demikian pula dengan kota tua Florence. Bagi yang pernah mengunjungi ko ta-kota tua Islam seperti Marakech atau Damaskus, kota ini memiliki banyak sekali persamaan. Jalan-jalan sempit dengan tembok-temboknya yang tinggi, jembatan-jembatannya juga taman dengan pelataran dan air mancurnya mirip sekali dengan rumah-rumah tradisional di kota-kota timur tengah dan Afrika Utara.
Begitu pula Duomo de Florence. Gereja besar ini sangat mirip dengan Masjid As-Sakroh di Yerusalem, baik bentuk maupun motif marmernya. Menurut data yang saya temukan, adalah Brunelleschi, arsitek Italia yang membangun gereja yang menjadi lambang kebanggaan kota ini. Para peneliti mengemukakan bahwa blueprint atau cetak biru yang digunakannya ternyata meniru mausoleum ( makam) Oljeitu yang terdapat di Soltanyeh di Iran. Makam ini di bangun 150 tahun sebelum Duomo de Florence, yaitu antara tahun 1304 – 1313.
Disini kembali saya tidak sedang berusaha mengatakan bahwa kota turis di Tuscani ini pernah berada di bawah kekuasaan Islam. Saya hanya mengatakan bahwa pengaruh Islam pernah amat sangat terasa di kota-kota Italia. Itu saja ..
Namun demikian ada hal yang tidak perlu diperdebatkan lagi. Yaitu bahwa Sisilia dan Sardinia, dua kepulauan di selatan Italia pernah lama berada di bawah kekuasaan Islam. Bangunan-bangunan tua bersejarah di kota –kota seperti Palermo dan Messina tidak berhasil menyembunyikan kenyataan ini.
Akan tetapi ternyata hal ini tidak berarti bahwa Italia bagian utara tidak pernah mengenal Islam. Karena saya menemukan data bahwa pada abad 7 dan 8, sebagian Lombard, keluarga bangsawan Italia yang memerintah Italia Utara dilaporkan berpindah memeluk Islam ! Mereka ini tadinya adalah para pemeluk Arianisme, cabang ajaran Kristen yang tidak sepaham dengan Katolik. Para mualaf ini pada masa lalu dipanggil dengan nama Al-Ankubarti.
Jumlah Muslim di Italia Utara ketika itu memang tidak sebanyak saudaranya di Italia Selatan. Sebaliknya dengan saat ini. Hampir 55% Muslim mendiami Italia Utara. Di selatan hanya sekitar 20 %. Sementara di bagian tengah termasuk Roma sekitar 25%.
Benarkah perkiraan Dr. Yusuf Al-Qaradawi bahwa Roma bakal ditaklukan pada abad ini ? Bukan melalui perang fisik seperti pada masa lalu melainkan dengan pena, buku dan internet ? Wallahu’alam .. Tampaknya ini yang menjadi tugas generasi kita terutama anak-anak muda kita untuk segera memanfaatkan jaringan tehnologi dunia maya yang makin lama makin canggih ini.
Jakarta, 3 Juli 2010.
Vien AM.
Luar biasa, informasi anda sangat berguna bagi saya karena saya akan berkunjung ke italy 2 bulan lagi. INSYA ALLAH. Sayangnya anda tidak menulis alamat mesjid tersebut di-kota2 yang anda kinjungi, kebetulan saya juga akan mengunjungi kota2 yang anda ceritakan itu. Saya juga surfing internet untuk mencari-cari alamat2 mesjid dibeberapa negara2 yang akan saya kunjungi, agar saya dapat shalat dengan tenang dan khusuk. Semoga ISLAM kembali berjaya di benua eropa seperti sediakala. amien. Terima kasih sebelumnya atas informasi anda yang sangat bermanfaat ini. Assalamualaikum.
Wa alaykumsalam,
Alhamdulillah ..
Saya akan usahakan mencari kembali alamat yang dimaksud Yetty itu .. Insya Allah akan saya attach di blog sehingga memudahkan orang yang kebetulan membutuhkannya. Sementara alamat ini yang saya dapat berikan :
http://paris-hallal.com/
http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_mosques_in_Europe
Semoga cukup membantu ..
Amiin …
Selamat jalan .. semoga banyak hikmah yang dapat dipetik dari perjalanan tersebut dan semoga mendapat ridho dari Allah swt, amiin ..
tujuh abad setelah Rosulullah bersabda Constantinopel jatuh ke Islam… mudahan tujuh abad setelah constantinopel jatuh, Roma juga jatuh ke tangan Islam.. yang berarti ………….. ya kita berdoa abad ini….
mas, ijin share ya. kebetulan saya kemarin barusan di sana juga. terima kasih