Sabtu, 21 Juli 2012, saya berdua suami ‘ngabuburit ‘, istilah bahasa Sunda untuk mengisi waktu sambil menunggu waktu berbuka puasa, dengan mengunjungi expo « Tutankhamon, makam dan harta peninggalannya ». Pameran ini diselenggarkan Paris Expo, di hall 8 Porte De Versailles, Paris, selama 3.5 bulan, sejak tanggal 12 Mei 2012 hingga 1 September 2012. Tujuan utama pameran ini adalah untuk memperlihatkan hasil temuan Howard Carter, arkeolog Inggris pada tahun 1922 lalu, lengkap dengan prosesnya, melalui video serta replika temuan spektakuler tersebut.
Tak dapat dipungkiri, berita mengenai Mesir dengan fir’aun dan temuannya selalu menarik untuk disimak. Bahkan sampai muncul imu untuk mempelajari hal ini. Egyptology, begitulah nama ilmu tersebut. Ilmu ini secara khusus mempelajari sejarah Mesir kuno, yaitu Mesir sejak tahun 5000 SM hingga abad 4 AD. Termasuk didalamnya tentang bahasa, agama, seni dan segala hal yang berhubungan dengannya.
Saya sendiri secara pribadi tertarik mengikuti sejarah firáun karena Al-Quran dan juga hadist banyak menyinggung hal ini. Kisah nabi Ibrahim as bersama istri pertamanya Saras, pergi ke Mesir hingga akhirnya kembali ke negri asalnya dengan membawa Siti Hajar yang merupakan hadiah dari fir’aun, nabi Yusuf as dengan kisah panjang hidupnya hingga diangkat menjadi penasehat fir’aun di Mesir dan yang paling ‘heboh’ adalah kisah nabi Musa as.
Kisah nabi bertubuh gagah perkasa ini diabadikan dalam Al-Quran dalam banyak surat, secara acak. Dari beliau masih bayi dan dihanyutkan di sungai hingga dewasa, menikah dan berdakwah melawan kekejaman fir’aun yang tak lain ayah angkatnya sendiri.
« Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir`aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir`aun dan Haman beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah. Dan berkatalah isteri Fir`aun: “(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfa`at kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak“, sedang mereka tiada menyadari ».(QS.Al-Qashash(28) :8-9).
Rasulullah bersabda, “Ada empat wanita mulia yang juga penghulu segala wanita di dunia. Mereka adalah Asiah binti Muzahim, istri Fir’aun; Maryam binti Imran, ibunda Isa; Khadijah binti Khuwalid, istri Rasulullah SAW; dan Fatimah binti Muhammad” (HR Bukhari).
Istri fir’aun yang dimaksud ayat 9 surat .Al-Qashash di atas adalah Asiah binti Muzahim, sebagaimana sabda Rasulullah di atas. Rasulullah saw menyebutkan bahwa Asiah sederajat dengan Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwalid, dan Fatimah binti Muhammad, putri Rasulullah karena meski suami Asiah seorang tokoh yang sangat kejam, zalim dan menuhankan diri, Asiah tetap kokoh berani mempertahankan keimanannya.
“Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mu’jizat yang besar. Tetapi Fir’aun mendustakan dan mendurhakai. Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa). Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya. (Seraya) berkata: “Akulah tuhanmu yang paling tinggi”.”. ( QS. An-Naziyat (79):20-24).
Pada beberapa kisah nabi Musa juga disinggung adanya Karun, pembesar Mesir kaya raya yang bahkan kunci-kunci gudang hartanya saja harus dipikul sejumlah bodyguard, saking beratnya.
“ Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: “Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri“.(QS.Qashash(28):76).
Sementara kehidupan nabi Yusuf as diabadikan dalam surat 12 dengan nama yang sama yaitu, surat Yusuf. Ini merupakan satu-satunya kisah nabi Allah yang diceritakan secara utuh dan berurut dalam satu surat Al-Quranul Karim. Ayat 54 dan ayat 55 surat Yusuf berikut adalah ayat yang menunjukkan bahwa nabi yang dikisahkan sebagai nabi yang paling tampan ini, pernah menduduki jabatan penting di Mesir.
“Dan raja berkata: “Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku”. Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata: “Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercaya pada sisi kami”.
Berkata Yusuf: “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan.”
Sedangkan kisah nabi Ibrahim di Mesir diceritakan oleh Rasulullah melalui beberapa hadist. Disamping itu masih ada ayat lain tentang negri Mesir yang juga cukup menarik. Yaitu kisah Dzul Qarnain, yang berarti si pemilik dua tanduk. Dikisahkan bahwa Dzul Qarnain adalah seorang raja yang sangat adil dan bijaksana. Kekuasaannya meluas hingga ke dataran tinggi Cina dimana disana ia membangun tembok besi. Al-Quran menceritakan bahwa di akhir zaman nanti tembok ini akan dihancurkan oleh Ya’juj Ma’juj, orang-orang jahat bermata sipit pembuat kerusakan, sebagai salah satu tanda datangnya Hari Kiamat.
“ Mereka berkata: “Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?” “.(QS.Al-Kahfi(18):94).
“ Dzulqarnain berkata: “Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar“.(QS.Al-Kahfi(18):98).
Meski Al-Quran tidak menerangkan lebih jauh siapa raja adil tersebut, namun ada sebagian cendekiawan Muslim yang memperkirakan bahwa raja tersebut adalah salah satu fir’aun, yaitu Akhenaton. Sejarah mengatakan bahwa Akhenaton adalah satu-satunya raja Mesir yang menganut Monotheisme ( satu tuhan), berlawanan dengan fir’aun lain yang Polytheisme ( banyak tuhan) dan Paganisme.
Menariknya lagi, raja tersebut ada kemungkinan adalah orang dekat fir’aun yang hidup pada zaman nabi Musa as dan diam-diam calon raja tersebut telah beriman kepada Tuhan-nya Musa. Dengan lantang, laki-laki ini berani menantang fir’aun, sang tirani, dengan membela Musa dan ajaran Tauhidnya.
“ Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir`aun yang menyembunyikan imannya berkata: “Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: “Tuhanku ialah Allah, padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu”. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta”.(QS.Al-Ghafir(40):28).
Pendapat lain mengatakan bahwa Dzulqarnaen kemungkinan adalah Alexander the great, raja dari Masedonia yang terkenal itu. Namun mayoritas ulama menolaknya.
Kembali ke expo tentang Tutankhamon. Howard Carter ( 1874-1939) memulai karirnya di Mesir pada tahun 1891 di usianya yang ke 17 tahun sebagai seorang seniman. Ia dipekerjakan tim expedisi penggalian makam para firáun karena keahliannya dalam menggambar dan meniru dekorasi peninggalan barang-barang berharga temuan tim. Ia mewarisi bakat seni tersebut dari darah ayahnya, yang memang seorang seniman.
Howard mulai bergabung pada tahun 1907 dengan tim expedisi yang dipimpin Lord Carnavon, seorang bangsawan milyarder Inggris yang sangat terobsesi dengan sejarah para firaun. Pada tahun 1922, setelah melalui perjuangan yang panjang dan sempat terhenti oleh adanya PD I ( 1914 – 1917 ) akhirnya Howard dan timnya berhasil menemukan makam Tutankhamon, fir’aun ke 11 dari dinasti ke 18, Kerajaan Baru ( the New Kingdom).
Kompleks pemakaman spektakuler ini ditemukan di Valley of the king ( Wadi Al-Mulk atau lembah para raja) yang terletak di bukit Theban di tepi sungai Nil, Thebes ( Luxor) 900 km di selatan Kairo. Ini adalah kompleks makam raksasa milik para firaun dari dinasti 18- dinasti 19 yang berlangsung selama 5 abad, yaitu dari 16 SM hingga 11 SM. Di bawah lembah inilah selama kurang lebih 3700 tahun tersembunyi 63 makam dan ratusan ruangan berisi peninggalan berharga para firaun, penguasa Mesir yang sering dianggap dan menggagap diri tuhan itu.
Sesuai adat dan kebiasaan Mesir kuno, jenasah para fir’aun itu ditemukan dalam keadaan sudah dibalsem alias dibuat menjadi mumi. Diantara mumi para fir’aun ini terdapat mumi Ramses II, fir’aun terakhir The New Kingdom. Ramses II terdaftar sebagai firaun ke 3 dari dinasti ke 19. Ia memerintah Mesir dari tahun 1279 SM hingga 1213 SM. Ia mendapat julukan Ramses the Great karena dianggap sebagai firaun yang paling sukses dan terkenal.
Lebih menarik lagi, Ramses II inilah yang paling sering dianggap sebagai firaun yang hidup pada zaman nabi Musa as. Dasarnya adalah karena muminya mengandung kadar garam yang sangat banyak, cocok dengan firaun yang ditenggemkan Sang Khalik di laut Merah.
“ Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: “Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)”. Maka Fir`aun dengan bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka”. (QS. Toha(20):77-78).
Maha Benar Allah Dengan Segala Firman-Nya.
( Bersambung).
Ada pula yang berpendapat bahwa ia adalah Cyrus, kaisar Persia. Ada juga yang menganggap ia adalah seorang raja yang shalih yang hidup sezaman dengan Nabi Ibrahim. Belum lagi perdebatan soal apakah ia seorang nabi ataukah bukan.
Trimakasih atas tanggapan dan sharenya ..