Belum genap 3 minggu Turki berduka dengan adanya rangkaian ledakan bom di bandara internasional Ataturk, Istanbul dan menewaskan 42 korban meninggal serta 239 korban luka berat dan ringan. Ironisnya tidak ada liputan khusus sebagaimana serangan teroris yang terjadi di Paris, Nice atau Orlando beberapa waktu lalu. Tidak juga hash tag “Pray for Istanbul” atau yang sejenisnya di media social. Bahkan UEFA, Federasi Sepakbola Eropa, yang sedang menyelenggarakan pesta bola Eropa 2016 ketika peristiwa nahas itu terjadi, menolak usulan mengheningkan cipta (hold minute’s silence before games) yang biasanya merupakan bagian dari pertandingan bila terjadi tragedy seperti Paris Attack 2015 lalu. Padahal Turki termasuk yang berpartisipasi dalam pesta bola akbar tersebut.
Kini Turki kembali dilanda duka, kali ini percobaan kudeta. Meski akhirnya gagal berkat partisipasi rakyat yang datang secara massif demi membela negara dan presiden yang mereka cintai. Percobaan merebut kekuasaan oleh sekelompok militer ini terjadi di dua kota utama Turki yaitu Istanbul dan Ankara, pada hari Jumat malam, 15 Juli 2016.
Pengkudeta berhasil menguasai stasiun tv pemerintah serta sempat mengumumkan bahwa mereka telah mengambil alih pemerintahan. Bahkan istana kepresidenan di Ankarapun kabarnya sempat dikuasai meski ketika itu Recep Tayyip Erdogan, sang presiden yang memegang tampuk pimpinan melalui proses demokrasi yang sah, sedang berada di peristirahatan di luar Ankara. Untuk catatan, bukan hanya kali ini presiden Turki tersebut mengalami percobaan pembunuhan.
Mantan Jaksa Agung Turki, Mohammad Dameer pada akhir desember 2014 mengatakan bahwa pihak asing berkordinasi dengan dengan berbagai institusi dalam negeri Turki pernah merencanakan untuk menghabisi Presiden Racep Tayyeb Erdogan setelah mereka gagal mengkudeta pemerintahan Erdogan. Seperti yang dilansir oleh arabic.yenisafak.com (23/12/2014).
Damer mengatakan bahwa banyak pihak tidak senang atas berbagai prestasi sukses dan keunggulan serta pertumbuhan ekonomi yang kini dicapai Turki, mereka ingin menghambat dan membatasi kemajuan Turki dengan melemparkan berbagai tuduhan palsu dan melakukan makar-makar murahan, dan setelah mereka gagal mewujudkannya lewat pemilu akhirnya mereka menempuh cara kotor dengan rencana pembunuhan Presiden Erdogan, namun semua rencana buruk mereka gagal.
http://www.muslimdaily.net/berita/internasional/jaksa-agung-turki-rencana-pembunuhan-erdogan.html
Begitu pula dengan percobaan kudeta dan pembunuhan kali ini. Dengan pertolongan Allah swt, Erdogan berhasil memanfaatkan kecanggihan teknologi ponsel. Yaitu dengan mengirim pesan darurat ke sebuah stasiun tv dan meminta rakyat turun ke jalan sebagai tanda menolak kudeta. Permintaan di pagi buta Sabtu tersebut segera disambut masjid di seantero negri dengan bergemanya takbir bersahut-sahutan, membangunkan rakyat yang serentak berbondong-bondong ke luar rumah dan tanpa rasa takut mencegat para tentara pengkhianat, Allhuakbar …
“ Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya”. ( Terjemah QS. Ali Imran (3):54).
Meski demikian tak urung tercatat 265 orang tewas dalam upaya kudeta yang digagalkan dalam semalam itu. 104 diantaranya adalah dari pihak pengkudeta. Sementara itu dilaporkan 1.440 orang terluka di ibu kota Ankara dan Istanbul.
Kudeta, bagi negara yang dulu pernah lama mengenyam masa kejayaan Islam, bukan hal asing. Sejak berdirinya Turki Baru yang sekular pada tahun 1924, negara ini telah beberapa kali mengalami kudeta. Kudeta yang dilancarkan militer ini terjadi setiap kali penguasa Turki dinilai akan meninggalkan ke-sekuleran-nya menuju ke arah ke-Islam-an. Militer sejak awal pembentukan Turki Baru oleh pendirinya, Mustafa Kemal Ataturk yang kabarnya seorang Yahudi tulen, memang disumpah sebagai penjaga kesekuleran negara, atau yang dikemudian hari dikenal sebagai penganut Kemalisme.
Turki sejak berada di bawah pemerintahan Kemal Ataturk berubah drastis. Tak tampak sedikitpun sisa wajah Islam. Azan memang masih berkumandang namun tidak dalam bahasa aslinya yaitu Arab, meainkan dalam bahasa Turki, karena Ataturk yang sangat membenci Islam dan segala yang berbau Islam dan Arab, melarangnya. Ialah yang memperkenalkan budaya ke-Barat-an, melarang pemakaian jilbab, merubah fungsi Hagia Sofa dari masjid menjadi museum dll.
Penguasa pertama Turki yang menjadi korban kudeta adalah Ali Adnan Menderes. Kudeta terhadap presiden yang terpilih 2x secara demokratis, yaitu pada tahun 1950 dan 1953, terjadi pada tahun 1960. Begitu terpilih Menderes merealisasikan janjinya ketika kampanye yaitu mengembalikan adzan ke dalam bahasa Arab, mencabut UU larangan pakaian muslimah, pendididkan agama di sekolah dan pemakmuran masjid.
Namun demikian kudeta baru terjadi 4 tahun setelah Menderes mengusir dubes Israel untuk Turki. Itupun setelah sebelumnya terjadi beberapa kali percobaan pembunuhan terhadap dirinya, termasuk “ kecelakaan” pesawat pada tahun 1959 dimana ia bisa lolos secara ajaib. Nasib Menderes berakhir di tiang gantungan paska kudeta.
Sedangkan kudeta pada awal tahun 1997 terhadap Nekmettin Erbakan yang ketika itu sedang memegang tampuk kekuasaan, militer hanya memaksa sang presiden agar membentuk pemerintahan baru. Hal ini disebabkan tudingan militer bahwa Erbakan telah mencoreng ke-sekuler-an Turki dengan aturan syariat yaitu dengan diperbolehkannya hijab, pendirian pendidikan pesantren, dan beragam kebijakan islami lainnya.
Akan halnya kudeta yang baru beberapa hari menimpa pemerintahan Recep Tayyip Erdoğan. Erdogan yang merupakan murid Erbakan, terpilih menjadi orang no 1 Turki setelah menang dalam pemilihan presiden 2014 secara demokratis, hal yang sangat dipuja Barat khususnya. Sebelumnya Erdogan pernah menjadi wali kota Istanbul, yaitu pada 1994 – 1998. Dan sebagai perdana mentri selama 3 periode yaitu 2003, 2007 serta 2011.
Turki selama berada dibawah Erdogan, banyak prestasi yang telah dicapai. Erdogan bukan hanya berhasil mengembalikan wajah Islam yang selama ini tertutup namun juga dalam bidang ekonomi dan pembangunan. Erdogan telah mampu membuat lompatan besar, dari rangking 111 dunia ke peringkat 16, dengan rata-rata peningkatan 10 % pertahun, yang berarti masuknya Turki kedalam 20 negara besar terkuat (G-20) di dunia.
Kabar terakhir Erdogan telah berhasil mengembalikan fungsi Hagia Sofia sebagai masjid dimana adzan dapat berkumandang dengan lantangnya, dalam bahasa aslinya, Arab tentu saja. Ia juga memberi kebebasan pelajar dan mahasiswi Muslimah untuk berhijab. Serta berhasil memotivasi para pemuda agar melaksanakan shalat Subuh berjamaah di masjid. Kini bukan merupakan pemandangan yang aneh melihat anak-anak muda Turki datang berbondong-bondong memenuhi panggilan Subuh di masjid-masjid.
“Sesungguhnya, apabila mereka mengetahui apa yang ada dalam shalat Subuh dan Isya’ maka mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak.” (HR. Muslim dan AnNasaa’i).
Hal yang ternyata sangat ditakuti kaum Yahudi, yaitu ketika Subuh berjamaah di masjid lebih ramai dari shalat Jumat. Dan fenomena ini telah terbukti dengan gagalnya kudeta yang baru lalu, disamping militer yang saat ini terpecah antara pendukung sekuler dan yang tidak sekuler.
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. (Terjemah QS. Al-Baqarah (2):120).
Sejarah mencatat bahwa perang Salib dan sejumlah perang antara kaum Muslimin dan kaum Salibis/Yahudi yang pernah terjadi ratusan tahun silam adalah bukti nyata ayat di atas. Perseteruan dan persaingan antar agama langit ini tampaknya sudah menjadi suratan takdir yang tak mungkin dapat dihindari hingga akhir zaman nanti. Rasulullah saw menceritakan perang akhir zaman tersebut dalam banyak hadist. Yang ternyata amat sangat sesuai dengan apa yang sedang terjadi hari ini. Pendudukan Zionis di Palestina dan perang Suriah adalah salah satu diantaranya.
http://www.fimadani.com/prediksi-perang-akhir-zaman-sampai-kiamat/
( Bersambung)
Leave a Reply