Feeds:
Posts
Comments

Archive for November, 2020

Hijab adalah Fitrah.

Lauren Booth adalah jurnalis Inggris yang dikenal gencar membela Palestina dan menentang perang Irak. Pada tahun 2008 bersama 46 aktivis, saudari tiri istri mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair ini, dengan menumpang kapal dari Siprus memasuki Gaza. Rombongan aktivis tersebut datang  dengan membawa misi kemanusiaan.  2 tahun kemudian yaitu tahun 2010 ia mengumumkan ke-Islam-annya.

Berikut adalah cerita Booth mengenai reaksi kedua putrinya yang berusia 8 dan 10 tahun ketika ia mengatakan akan memeluk Islam.

Kami punya 3 pertanyaan, tolong ibu jawab”, pinta kedua putri Booth.

“Pertanyaan pertama, ketika ibu sudah masuk Islam, apakah ibu masih menjadi ibu kami?

Tentu aku tetap menjadi ibumu, bahkan aku akan menjadi ibu yang lebih baik dari sebelumnya’, jawab Booth.

Pertanyaan kedua, ketika ibu sudah masuk Islam, apakah ibu  masih minum alkohol?

Ibu tidak akan pernah mendekati alkohol setelah ini. Selama-lamanya”, jawab Booth lagi.

Pertanyaan ketiga, ketika ibu sudah masuk Islam, apakah ibu masih memakai baju yang memperlihatkan sebagian tubuh ibu?

Kenapa kalian bertanya seperti ini?”, tanya Booth keheranan.

Karena ibu suka memakai baju yang kelihatan dadanya. Dan kami tidak suka itu”, jawab Holy, salah satu putri Booth.

Setelah aku masuk Islam, maka aku akan terus memakai baju yang tertutup ketika keluar rumah”, jawab Booth.

Tiba-tiba keduanyapun berteriak: “Aku suka kalau ibu masuk Islam. Aku suka agama Islam”.

Itulah yang terjadi. Dan Alhamdulillah anak-anakku sekarang adalah muslimah dan shalat bersamaku. Subhanallah”, ujar Booth mengakhiri ceritanya.

Masya Allah … Alangkah indahnya Islam. Tampak jelas bahwa menutup aurat adalah fitrah perempuan. Bahkan anak umur 8 dan 10 tahunpun sudah bisa merasa risih melihat ibunya berpakaian memperlihatkan sebagian dadanya. Tampaknya anak-anak tersebut sudah bisa membedakan kehormatan yang ditrima perempuan yang mengumbar aurat dengan yang menjaganya dengan baik.

Maklum ratu mereka yaitu ratu Inggris, selalu tampil anggun dengan gaun panjang lengkap dengan sarung tangan panjang hingga setengah lengan. Dan hanya orang tertentu saja yang bisa mendapat izin mencium tangan ratu mereka, dengan penuh khidmad pula.

Atau bisa jadi anak-anak tersebut sering melihat suster gereja berpakaian rapat menutup aurat, dari ujung rambut hingga ujung kaki, persis yang diajarkan Islam. Namun dalam Islam menutup aurat bukan khusus untuk “orang suci”, tapi untuk semua perempuan yang mengaku beriman.     

Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang”. ( Terjemah QS. Al-Ahzab (33):59).

Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka … … Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”. ( Terjemah QS. An-Nuur (24):31).

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata: “Semoga Allah merahmati para perempuan generasi pertama yang berhijrah, ketika turun ayat: “dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya”, maka mereka segera merobek kain panjang/baju mantel mereka untuk kemudian menggunakannya sebagai khimar penutup tubuh bagian atas mereka.

Begitulah reaksi umat Islam generasi awal menyikapi ayat-ayat yang turun. Mereka segera melaksanakan perintah-Nya.

Sungguh alangkah beruntungnya Lauren Booth. Berapa banyak Muslimah yang sejak lahir sudah Islam namun tidak menutup aurat mereka sebagaimana perintah-Nya. Tidakkah mereka menyadari betapa Islam begitu memuliakan mereka???

Perumpamaannya ibarat emas permata berlian yang dijual di toko mewah dengan pengawasan cctv, ditata rapi di dalam lemari kaca terkunci, dibandingkan dengan perhiasan imitasi yang dijual di emperan yang bisa dan boleh disentuh siapapun tanpa harus membelinya.

Ironisnya peradaban Barat yang dianggap maju dan modern, telah berhasil menyesatkan kaum Muslimah bahwa kecantikan dan daya tarik kaum hawa boleh dinikmati bukan hanya dirinya sendiri tapi juga untuk orang lain termasuk lelaki yang bukan muhrimnya. Kita bisa menyaksikan bagaimana film-film barat dengan ringannya mengekspos tubuh perempuan sebagai komoditi yang sangat menguntungkan. Tanpa sedikitpun rasa risih mereka menampilkan perbuatan zina yang dalam kaca mata Islam merupakan dosa besar.

Hingga akhirnya sebagian muda-mudi Islampun memandangnya sebagai hal yang biasa. Padahal Islam mengajarkan bahkan mendekatinyapun haram. Namun apa daya pacaran/berduaan/nge-date  yang sejatinya merupakan budaya Barat sekarang ini sudah dianggap lumrah oleh sebagian besar Muslim di negri tercinta ini.

Laki-laki dan perempuan memang ditakdirkan memiliki saling ketertarikan. Lewat hubungan intim antar ke dua mahluk inilah Allah swt melanggengkan keberadaan manusia di muka bumi. Namun Islam mengajarkan harus melalui ikatan pernikahan agar jelas pertanggung-jawabannya.

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”. ( Terjemah QS. Al-Isra’(17):32).

Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, jangan sekali-kali ia berdua-duaan dengan wanita (ajnabiyah/ yang bukan mahram) tanpa disertai oleh mahram si wanita karena yang ketiganya adalah setan.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Hebatnya lagi bila kaum perempuan diwajibkan menutup aurat maka kaum lelaki diperintahkan untuk menjaga pandangan dan nafsu birahi mereka.

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat“. ( Terjemah QS. An-Nuur (24):30).

Sebaliknya perempuan Barat yang sudah terbiasa mengumbar aurat dan melakukan seks bebas pada titik tertentu justru menemukan kejenuhan. Mereka merasa telah dijadikan objek pemuasan nafsu laki-laki yang tidak bertanggung-jawab, yang dengan mudahnya mencampakkan mereka begitu merasa bosan dan menemukan perempuan lain. Hidup bebas tanpa aturan pada akhirnya hanya menyisakan kekosongan jiwa.   

Itu sebabnya ketika Nazma Khan, seorang Muslimah asal Amerika, menyerukan hak perempuan ber-hijab dihormati mereka bisa memahaminya. Nazma dan kawan-kawan memilih 1 Februari 2020 sebagai hari gerakan perempuan dunia yang mereka namakan “World Hijab Day”. Hijab diartikan tidak sebagai fashion/ pakaian, bahkan juga tidak sebagai simbol agama tertentu, melainkan sebagai simbol gerakan kaum perempuan sedunia agar diakui kehormatan dan pilihannya dalam berhijab.

Bagi yang belum mengenakan jilbab, momen ini bisa membantu mereka menguatkan niatnya untuk menutupi auratnya,” ujar Nazma.

Tema hijab yang mereka usung memang bukan persoalan agama semata. Karena salah satu tujuannya adalah untuk melawan hijab-phobia akut, yaitu ketakutan orang kepada para perempuan ber-hijab. Jadi tak usah heran pada hari tersebut kaum hawa non Muslim dari berbagai negara ikut berpartisipasi mengenakan hijab.   

Semoga kaum Muslimah segera menyadari betapa Allah Azza wa Jala sangat memuliakan kaum perempuan. Berhijab adalah fitrah yang mempunyai banyak keuntungan, dan bila dikerjakan demi menggapai ridho-Nya akan mendapat balasan tinggi dari-Nya.

Wallahu’alam bi shawwab.

Jakarta, 25 November 2020.

Vien AM.

Read Full Post »

Sebaliknya Perancis yang katanya negara maju, modern, beradab dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan/humanisme, nyatanya tidak mampu melihat dan menghormati perbedaan. Menyakiti hati orang yang berbeda keyakinan apalagi secara sengaja sudah pasti bukan perbuatan orang yang beradab, apapun alasannya, termasuk kebebasan berpendapat.

Macron tampaknya lupa pada kejadian Agustus tahun lalu yaitu ketika istrinya yang berumur 25 tahun lebih tua darinya itu dijadikan bahan olok-olok oleh Bolsonaro, presiden Brasil. Peristiwa memalukan itu terjadi di tengah panasnya pertemuan KTT G7 di Biarritz, Perancis. Sebelumnya hubungan antara Macron dan Bolsonaro memang tidak baik, Hinaan Bolsonaro tak ayal menambah sengitnya hubungan mereka.    

Apa yang bisa saya katakan? Menyedihkan. Menyedihkan baginya dan bagi orang Brasil. Saya rasa para wanita Brasil mungkin malu membaca bahwa presiden mereka telah melakukan itu.”

Saya pikir orang Brasil, orang-orang hebat, sedikit malu dengan perilaku ini,” ujar Macron kesal.

https://www.merdeka.com/dunia/macron-kecam-presiden-brasil-karena-ejek-istrinya-di-facebook.html

Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”. (Terjmah QS. Hujuraat(49):11).

Hari ini giliran rakyat Perancis yang harusnya menanggung malu perbuatan pemimpinnya yang tampaknya lupa bagaimana rasanya sakit hati. Tak tanggung-tanggung bukan cuma istri yang ia hina melainkan nabi!! Kalau saja mereka tahu ayat di atas, bagaimana Islam yang pemimpinnya menyebut agama krisis agama teroris, mengajarkan orang beradab harusnya berprilaku. 

Menyebalkannya lagi Olivier Chambard, duta besar Perancis untuk Indonesia beberapa waktu lalu menanggapi boikot yang dilakukan kaum Musllimin di berbagai negara termasuk Indonesia, dengan cara yang sungguh menyakitkan. Ia mengatakan boikot tidak hanya merugikan negaranya tapi juga rakyat Indonesia sendiri. Jelas terasa jelas kesan pongah dan mengancam dalam ucapannya.

Ada 50 ribu orang yang bekerja di perusahaan Perancis di Indonesia. Ada banyak orang yang terdampak jika aksi boikot terus dilakukan”, katanya.

Ada 200 perusahaan Perancis, dengan ukuran yang berbeda. Jika Anda bicara Danone, itu adalah perusahaan besar di Prancis, di dunia dengan 30 pabrik di Indonesia”, tambahnya.

Alih-alih meminta maaf, Chambard malah menerangkan bahwa ucapan Macron yang telah membuat gaduh dunia Islam itu sejatinya ditujukan bagi kelompok “Islam radikal” di dunia termasuk di Perancis. Ia bahkan berani mengatakan “ seperti juga di lndonesia”, ada “Islam moderat” ada “Islam radikal”. Apa maksudnya ?!?! Apa yang ia ketahui tentang ajaran Islam?

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5247558/dubes-prancis-blak-blakan-soal-boikot-orang-indonesia-terdampak/2

Islam adalah ajaran yang rahmatan lillaalamiin ( rahmat/kebahagiaan untuk semesta alam/semua orang). Namun tidak berarti boleh dan bisa dilecehkan dan dipermainkan. Ini yang ingin dimanfaatkan Barat. Islam yang diam ketika mereka olok-olok bahkan tunduk kepada kemauan dan aturan mereka adalah Islam moderat. Sedangkan yang tidak demikian adalah Islam radikal.

Sayangnya umat Islam tidak menyadari bahwa mereka sedang diadu domba. Kita lihat hari ini betapa parahnya perpecahan dan perseteruan sesama Muslim. Padahal Islam mengajarkan pentingnya persatuan, saling menyayangi agar kuat dan tidak mudah di lecehkan dan dikalahkan.    

Perumpamaan kaum Mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim].

Pengalaman membuktikan adu domba terhadap sesama Muslim adalah senjata ampuh yang sangat efektif. Lihat apa yang terjadi di negara-negara seperti Suriah, Irak dll. Siapa yang paling diuntungkan kalau bukan para pembuat senjata perang??

Paska tragedy mengenaskan 911 dengan ambruknya Menara Kembar WTC pada tahun 2001 berujung dengan  pengerahan kekuatan militer Amerika Serikat ke Afghanistan dan Irak. Dalihnya untuk memerangi terorisme, seperti yang dikatakan Bush “ either with me or the terrorists”. Mantan presiden AS yang sangat kental ke-Yahudi-annya ini jelas memposisikan umat Islam. Siapa yang tidak mau bekerja sama dengan Barat berarti teroris !!   

Politik adu domba/ pecah-belah/devide et impera yang dilakukan Barat sudah dikenal sejak lama. Itulah penyebab utama kekalahan Islam, termasuk Indonesia hingga jatuh ke tangan penjajah Belanda.    

“ … … Mereka ( orang-orang kafir) tidak henti-hentinya memerangi kamu (kaum Muslimin) sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. … … “.(Terjemah QS. Al-Baqarah(2):217).    

Indonesia saat ini memang sudah merdeka dari penjajah Belanda. Tapi secara ekonomi, teknologi dll sudahkah kita merdeka?? Apa yang dikatakan duta besar Perancis di atas bisa jadi benar. Boikot tidak hanya merugikan Perancis tapi juga Indonesia.  

Tapi kita tidak perlu takut dan pesimis. Ini adalah saat yang tepat bagi kita untuk segera keluar dari ketergantungan kita dari dominasi Barat. Ketergantungan yang menyebabkan kita lemah dan tidak memiliki harga diri maupun harga tawar.    

Sebaliknya Perancis dengan semboyan Fraternity (persaudaran), Egalite (persamaan) dan Liberte (kebebasan) sejatinya tidak konsisten  dengan semboyannya sendiri. Setidaknya bagi rakyatnya yang Muslim. Di negara tersebut tidak ada yang namanya libur lebaran, bahkan di kalendernya tercantumpun tidak, masjid diawasi, jilbab apalagi cadar dilarang. Bandingkan dengan Indonesia dimana pemeluk Nasrani, Hindu, Budha yang meskipun minoritas tetap dihormati, diberi tempat ibadah dan bebas melakukan ibadah. 

Perancis beberapa waktu lalu menerima kabar gembira dengan dibebaskannya Sophie Petronin, seorang relawan kemanusiaan Perancis. Perempuan berusia 75 tahun itu beserta dua warga negara Italia dan seorang politisi Mali terkemuka telah disandera selama 4 tahun oleh sebuah kelompok Dukungan untuk Islam dan Muslim (GSIM) yang kabarnya berafiliasi dengan Al-Qaeda.

Macron khusus datang ke bandara untuk menyambut pembebasan yang ditebusnya dengan uang senilai 10 Juta Euro ditambah pembebasan 200 tahanan tersebut. Namun di luar dugaan siapapun, Petronin muncul dengan hijab di kepala dan pakaian tertutup ala Muslimah. Ternyata Petronin telah memeluk Islam. Selanjutnya, tanpa pemberitahuan jelas, Macron yang sedianya akan memberikan sambutan membatalkannya. Ada apakah gerangan?? Kecewakah ia karena mantan misionaris itu berpindah ke agama yang ia sebut sebagai agama krisis???

Akan halnya Petronin, ia berkata bahwa ia masuk Islam secara sukarela, tanpa paksaan. Ia menceritakan ke-Islam-annya diantaranya karena perlakuan baik para penyanderanya. Bandingkan dengan perlakuan kejam penjara Guantanamo terhadap dokter perempuan Aafia Siddiqui, seorang dokter ahli syaraf perempuan asal Pakistan yang ditangkap dan dipenjara bersama 3 anaknya oleh FBI, dengan tuduhan tidak jelas. 

https://tausyah.wordpress.com/2012/10/17/dr-aafia-siddiqui-seorang-ilmuwan-muslimah-pakistan-yang-di-perkosa-disiksa-dan-dilecehkan-di-dalam-penjara-beserta-pidato-lauren-booth-bahwa-aafia-kerap-bermimpi-bertemu-dengan-rasulullah-dan-aisya/

Kabar terakhir Siddiqiu dalam keadaan stress dan ingatan yang kacau saking seringnya menerima siksaan di penjara yang dikenal paling sadis di dunia itu. Dokter dengan nomor 650 yang dikenai hukuman 86 tahun penjara ini dikenal juga dikenal sebagai seorang yang taat ibadah sekaligus seorang hafizah (penghafal Al-Quran).

https://tausyah.wordpress.com/2012/10/17/dr-aafia-siddiqui-seorang-ilmuwan-muslimah-pakistan-yang-di-perkosa-disiksa-dan-dilecehkan-di-dalam-penjara-beserta-pidato-lauren-booth-bahwa-aafia-kerap-bermimpi-bertemu-dengan-rasulullah-dan-aisya/

Berikut surat ibunda dokter Aafia Siddiqui kepada PM Pakistan Imran Khan sebelum kunjungannya ke AS, memohon pembebasan putri tercintanya. 

https://mediaumat.news/ibunda-aafia-siddiqui-tulis-surat-kepada-pm-pakistan-sebelum-kunjungannya-ke-as/

Lebih lanjut, Petronin menceritakan sering melihat para penjaganya shalat dan membaca Al-Quran.  Petronin sejak lama memang sering mengunjungi Mali demi tugas misionaris yang diembannya. Jadi ia sudah mengenal Islam walaupun tidak banyak. Beruntung Allah swt memberinya hidayah.

Akhir kata semoga Macron mau segera menyadari kesalahannya, meminta maaf dan mencabut kebijakannya atas kebebasan menghina Islam, khususnya nabi Muhammad, sebelum radikalisme makin merajalela.

Sebaliknya umat Islam agar dapat merenung mengapa umat Islam begitu lemah tak berdaya hingga mudah dibully dan di olok-olok oleh musuh-musuh Islam. Mari kita bersatu bergandengan tangan, jauhkan perbedaan, jadikan moment untuk belajar mandiri tidak bergantung kepada kaum lain, dan yang terpenting, segera kembali menjadikan Al-Quranul Karim dan As-Sunnah sebagai pegangan hidup.

Wallahu’alam bish shawwab.

Jakarta, 15 November 2020.

Vien AM.

Read Full Post »

Macron dan Karikatur (1).

Perancis berulah lagi. Awal Oktober lalu presiden Perancis, Emmanuel Macron, mengumumkan rencana undang-undang yang lebih ketat untuk mengatasi hal yang ia sebut “separatisme Islam” di Prancis. Ia mengatakan kelompok minoritas Muslim di Prancis – terdiri dari kira-kira enam juta orang yang berpotensi membentuk “masyarakat tandingan”. Ia menggambarkan Islam sebagai agama “dalam krisis”, agama bermasalah yang perlu dibendung. Dengan keji ia juga mengatakan itu semua akibat makanan halal yang dikonsumsi kaum Muslimin. Ia menegaskan pengawasan yang lebih ketat pada sekolah dan kontrol yang lebih baik atas pendanaan masjid dari pihak asing.

Macron juga menegaskan dengan dalih kebebasan berekspresi, tidak akan mencegah penerbitan kartun yang menghina Nabi Muhammad. Tak tanggung-tanggung poster karikatur penghinaanpun dipasang di gedung pemerintahan. Padahal ia tahu persis kartun penggambaran seperti itu terbukti telah menimbulkan kemarahan besar kaum Muslimin dimanapun berada. Islam dengan berbagai alasan memang melarang penggambaran nabi terakhir itu dalam bentuk apapun. Apalagi dalam bentuk penghinaan!!. Meski penghinaan dalam bentuk apapun tidak akan membuat rasulullah menjadi hina.

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.(Terjemah QS. Al-Ahzab(33):21).

Adalah majalah satir karikatur Perancis Charlie Hebdo yang pada tahun 2006 mencetak ulang karikatur nabi Muhammad saw yang setahun sebelumnya pernah diterbitkan surat kabar Denmark.  Kejadian tersebut  menyulut gelombang protes di berbagai tempat, mengutuk keras perbuatan yang menyakitkan hati jutaan umat muslim dunia. Namun hal tersebut tidak membuat mereka jera. Pada tahun 2011 dan 2012 majalah tersebut bahkan menerbitkan lebih banyak lagi karikatur kontroversial tersebut. Akhirnya pada tahun 2015, dua orang yang diduga sebagai anggota Al-Qaeda melakukan serangan brutal ke kantor majalah satir tersebut hingga menewaskan 12 orang korban meninggal. 

Tampak jelas Macron tidak bisa mengambil pelajaran tragedy berdarah tersebut. Ntah setan apa yang membuatnya mengambil keputusan berbahaya tersebut. Dan seperti yang sudah diperkirakan dunia Islampun geger. Mulai dari rakyat biasa hingga tokoh-tokoh dari Turki, Mesir, Libia, Yaman, Yordan, Palestina, Pakistan, Indonesia, Malaysia dll. Demo di depan kedutaan Perancis untuk menunjukkan kemarahan kaum Muslimin yang tersakiti hatinya terus bermunculan hingga hari ini (2/11/2020). 

Islam adalah agama damai dan tidak memiliki tempat untuk terorisme, Prancis adalah sumber terorisme”, kata seorang tokoh lokal Palestina dalam unjuk rasa yang digelar. “Kami tidak melupakan pembunuhan 1,5 juta orang di Aljazair oleh Prancis,” tambahnya.

Recep Tayyip Erdogan presiden Turki yang dikenal memiliki ghiroh (kecintaan dam semangat tinggi membela Islam) melayangkan kegusarannya. Ia menyebut Macron sebagai orang yang sakit mental, yang tidak bisa menghargai perbedaan dan agama lain padahal di negrinya hidup kaum Muslimin meski hanya minoritas. Untuk itu ia menyerukan dunia agar memboikot produk Perancis. Sambutan tersebut langsung disambut negara-negara timur tengah yang merupakan konsumen besar produk Perancis.  Sambutan juga datang dari MUI (Majelis Ulama Indonesia).    

https://news.detik.com/berita/d-5235701/bergema-seruan-boikot-produk-prancis-dari-majelis-ulama-indonesia/3

Macron terbukti telah memprovokasi makin suburnya radikalisme yang tidak hanya merugikan kaum Muslimin tapi juga membahayakan rakyatnya sendiri. Seorang pemuda Chechnya usia 18 tahun nekad membunuh guru kelas dramanya setelah sebelumnya menunjukkan karikatur nabi Muhammad saw di depan kelas. Menyusul 2 pekan kemudian tragedi mengerikan yang menewaskan 3 orang yang sedang berada di dalam gereja Notredame Nice. Macron mengatakan kejadian tragis 29 Oktober, tak sampai 1 bulan setelah pengumumannya, bahwa penikaman itu adalah “serangan teroris kelompok Islamis”.

Akibatnya mudah ditebak, Islamophobiapun makin menjadi-jadi. Kaum Muslimin terpaksa menjalankan shalat Jumat di jalanan karena masjid ditutup. Itupun tetap diganggu dengan orang-orang yang mendatangi jalanan tempat kaum Muslim shalat sembari membawa spanduk bertuliskan kebencian terhadap Islam. 

Macron juga berhasil memperuncing perseteruannya dengan Erdogan. Paska pernyataan Erdogan yang menyebutnya sebagai sakit mental, presiden Perancis tersebur segera memanggil pulang dubesnya di Turki. Dengan culasnya Charlie Hebdopun memanfaatkan keahliannya dengan mempublikasikan karikatur menghina Erdogan demi mengeruk keuntungan dari orang-orang yang membenci Islam.

Sebuah pertanyaan besar apa sebenarnya maksud dan tujuan Macron melakukan ini semua??

Dari berbagai sumber dapat disimpulkan setidaknya ada 3 hal penyebabnya, yaitu :  

1. Ketakutan yang berlebihan terhadap perkembangan Islam yang makin tak terbendung tidak saja di Perancis tapi juga di Barat. Sebaiknya umat Nasrani makin berkurang, terbukti dari banyaknya gereja yang dijual karena sepi jamaah dan dibeli kaum Muslimin untuk dijadikan masjid karena jumlah masjid yang jauh kurang dari kebutuhan. Di Perancis makanah halal juga makin menjamur.   

2. Popularitas Macron di dalam negri yang makin menurun. Kekalahan partai pengusung Macron dalam pemilu pemanasan yang dilakukan bulan Juli lalu membuktikan hal tersebut. Partainya kembali harus bersaing ketat dengan partai pengusung Marine Le Pen yang dikenal sangat anti Isam.

https://mediaindonesia.com/read/detail/323995-partai-macron-menderita-kekalahan-besar-dalam-pemilu-prancis

3. Ketidak-pahamannya tentang Islam bahwa agama dalam pandangan Islam adalah di atas segalanya. Bahwa mencintai nabinya yaitu Muhammad saw, adalah menunjukkan ketinggian iman seseorang.

“Katakanlah: “Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik”. (Terjemah QS. At-Taubah(9):24).

Abdullah bin Hisyam menceritakan, suatu hari ia dan sejumlah sahabat melihat Nabi Muhammad SAW sedang menjabat tangan Umar bin Khatab. Sambil berjabat tangan itu, Umar berkata, “Demi Allah wahai Rasulullah, engkau lebih aku cintai daripada segalanya, kecuali diriku sendiri.”

Mendengar perkataan Umar, Nabi berujar, “Tidak beriman salah seorang dari kamu sampai aku lebih dicintai daripada dirinya sendiri.”

Mendengar sabda Nabi, Umar pun berkata, “Kalau begitu, demi Allah engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri.

Mendengar jawaban sahabatnya ini, Rasulullah menegaskan, “Sekarang inilah imanmu telah sempurna, wahai Umar.”

Seorang pengamat Turki, Mustafa Guldagi, bahkan berani mengatakan bahwa perseteruan Macron dengan Erdogan menambah penyebab keputusan kontroversial Macron. Turki baru-baru ini meluncurkan penerbangan Turkish Air ke seluruh Afrika. Padahal selama ini sebagian besar negara Afrika yang merupakan bekas jajahan Perancis tidak punya pilihan lain selain menggunakan penerbangan Perancis.

Bekas negara-negara Perancis yang kelihatannya sudah bebas merdeka tersebut sejatinya memang belum merdeka penuh. Merdeka mereka adalah merdeka bersyarat. Selain masalah penerbangan, mereka harus tergabung dalam apa yang dinamakan “Francophonie” yang mewajibkan Perancis sebagai Bahasa ibu. Mereka juga wajib tergabung dalam CFA sebuah sistem moneter Perancis yang mengontrol keuangan mereka.      

https://hajinews.id/2020/10/29/mengapa-presiden-prancis-macron-menyerang-turki/

Itu sebabnya Macron sangat ketakutan bila Turkish Air bisa masuk Afrika dan merebut salah satu sumber keuangan terbesar mereka. Apalagi Turki dibawah Erdogan sekarang ini sangat Islami. Sementara penduduk negara-negara jajahan Perancis mayoritas adalah Muslim. Kejengkelan Macron ditambah lagi  dengan makin banyaknya orang Turki Muslim yang datang menempati kota-kota besar Perancis.    

Tidakkah Macron pernah mendengar cerita tentang kado istimewa Erdogan untuk Sarkozy, mantan presiden Perancis yang mengadakan kunjungan kerja 6 jam ke ibu kota Turki. Kunjungan itu dilakukan selaku ketua G-20 dimana Turki adalah salah satu anggotanya. Seperti juga Macron, Sarkozy memperlakukan kaum Muslimin di negaranya secara tidak adil. Dan Erdogan ingin memberikan pelajaran kepada Sarkozy bagaimana ber-sosialisasi yang baik.   

Untuk itu Erdogan memberikan sepucuk surat salinan yang diambil dari arsip Turki Utsmani. Surat yang ditulis pada tahun 932H/1525M tersebut merupakan surat balasan sultan Turki Utsmani kala itu yaitu  Sulaiman Al-Qonuni kepada raja Perancis, Francis I. Isinya memohon bantuan Turki Utsmani menghadapi pasukan Spanyol yang menyerang negaranya.  

Intinya surat itu menggambarkan bagaimana kerajaan Turki Ustmani sebagai negara adi daya yang luasnya jauh lebih besar dari Perancis bahkan dari Amerika Serikat, Rusia atau Cina sekarang, mau membantu negara yang membutuhkan bantuan, dengan ikhlas, tanpa syarat dan imbalan apapun. Sesuatu yang mustahil terjadi di zaman sekarang.

Hal itu dilakukan sebagai tanda persahabatan antar negara, meski Perancis bukan negara Islam. Hebatnya lagi sang raja Turki tak lupa melibatkan nama Allah di dalam surat resminya, baik sebagai kalimat pembuka maupun di alinea berikutnya.

Bersambung.

 

Read Full Post »