Feeds:
Posts
Comments

Archive for December, 2020

Keteguhan Hati Rasulullah.

Paman, demi Tuhan, andaikata mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku untuk memaksaku agar meninggalkan tugas suci ini, sungguh tidak akan aku tinggalkan sampai Tuhan memberiku kemenangan atau aku mati karenanya”.

Itulah jawaban tegas yang diucapkan Rasulullah Muhammad saw ketika Abu Thalib, paman yang amat disayangi dan dihormatinya itu memintanya untuk menghentikan dakwah yang membuat para pemuka Quraisy kebakaran jenggot. Abu Thalib yang selama itu senantiasa melindungi dan menjaga keponakan yang sangat dicintainya itu rupanya sudah tak tahan menghadapi tekanan para pejabat Quraisy tersebut.

Namun mendengar keteguhan Rasulullah yang begitu luar biasa Abu Thalibpun terdiam. Rasa kagum tak dapat dipungkiri merasuki hati Abu Thalib. Ia menyadari segala kerusakan yang terjadi di Mekah, kebejatan ahlak seperti mabuk-mabukan, perjudian, pelacuran, penindasan kaum yang lemah dll, memang sudah mencapai puncaknya.

Maka akhirnya Abu Thalib menyerah dan sejak itu tidak pernah sekalipun meminta keponakannya berhenti berdakwah. Bahkan melindunginya lebih ketat lagi, hingga akhir hayatnya. Hal ini membuat orang-orang Quraisy terutama para petingginya makin kesal. Dengan teganya mereka sebarkan berita bahwa bahwa Muhammad gila, tukang sihir dll. Namun dengan sabar Rasulullah menghadapi hinaan dan berbagai fitnah keji yang menimpa beliau.   

Mereka bahkan nekad memboikot tidak hanya rasulullah tapi juga keluarga besar rasulullah.Tiga tahun lamanya keluarga bani Hasyim dan bani Muthalib diasingkan dan dikucilkan dari pergaulan dan perekonomian. Mereka dipaksa hidup di pemukiman sempit dan terjal ( syi’ib) tanpa bisa keluar dan melakukan aktifitas apapun.

Suku Quraisy yang terdiri atas beberapa bani itu dilarang mengadakan jual beli dengan kedua keluarga bani tersebut. Tidak boleh ada perdamaian, belas kasih, pertemanan, persahabatan apalagi pernikahan dengan anggota ke dua bani tersebut. Bahkan dua putri rasulullah yang waktu itu masih berstatus sebagai istri dari dua anak Abu Lahab, dipaksa cerai oleh Abu Lahab. Puncaknya adalah rencana pembunuhan terhadap Rasulullah. Hal ini dilakukan begitu Abu Thalib meninggal.  

Akhirnya atas perintah Allah swt rasulullahpun berhijrah ke Madinah. Di kota ini Rasulullah mendapat sambutan hangat penduduk yang Allah namakan sebagai kaum Ashar. Sementara mereka yang berhijrah dinamakan sebagai kaum Muhajirin. Di Madinah (dulu Yatsrib) inilah Islam berkembang pesat.

Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung“. (Terjemah QS. Al-Hasyr (59):9).

Kecintaan dan rasa persaudaraan antara kaum Anshar dan Muhajirin yang dilandasi atas dasar takwa tersebut melahirkan kekuatan maha dasyat. Ini yang menjadi kunci kemenangan Islam. Perang terbuka antara kaum Muslimin melawan Quraisy yang didukung Yahudi Madinah yang merasa terancam kedudukan dan agamanyapun tak terhindarkan, bahkan beberapa kali terjadi.

Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling mencintai, saling menyayangi dan mengasihi adalah seperti satu tubuh, bila ada salah satu anggota tubuh mengaduh kesakitan, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakannya, yaitu dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (HR Bukhari dan Muslim).  

Dan hanya atas izin Allah Azza wa Jala, perjuangan panjang dan maha berat Rasulullah dibantu para sahabat akhirnya membuahkan hasilnya. Yaitu dengan terjadinya Penaklukan Mekah (Fathu Makkah) pada tahun 632 M/10 H, sekitar 22 tahun sejak turunnya ayat pertama yang menunjukkan diangkatnya Muhammad menjadi utusan Allah swt.

Ibnu Ishaq berkata, “ Setelah orang-orang berkumpul di sekitarnya, nabi saw sambil memegang kedua penyangga pintu Ka’bah mengucapkan khutbah kepada mereka”,

Tiada Ilah kecuali Allah semata. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Dialah ( Allah) yang menepati janji-Nya, memenangkan hamba-Nya ( Muhammad) dan mengalahkan musuh-musuh sendirian. Sesungguhnya segala macam balas dendam, harta dan darah semuanya berada di bawah kedua kakiku ini kecuali penjaga Ka’bah dan pemberi air minum kepada jamaah haji. Wahai kaum Quraisy! Sesungguhnya, Allah telah mencabut dari kalian kesombongan jahiliyah dan mengagungkan dengan keturunan. Semua orang berasal dari Adam dan Adam itu berasal dari tanah”.

Selanjutnya Rasulullah membacakan ajat 13 surat Al-Hujurat sebagai berikut :

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Ayat di atas menjadi bukti betapa sejak mula toleransi antar suku, bangsa dan agama adalah bagian dari ajaran Islam. Tidak ada paksaan dalam memasuki Islam. Namun begitu seseorang telah meng-ikrarkan diri sebagai Muslim/Muslimah maka ia terikat pada hukum lslam apapun bangsa, etnis, suku dan warna kulitnya. Islam bukan hanya urusan pribadi tapi juga dalam bermuamalah dan bermasyarakat karena Islam adalah way of life/pandangan hidup bukan sekedar agama dan keyakinan.

15 abad lewat sudah perjuangan berat Rasulullah mendakwahkan Islam. Berkat para sahabat dan ulama sebagai penerus nabi kita bangsa Indonesia mengenal Islam. Bahkan mayoritas penduduk negara kita tercinta adalah Muslim. Sungguh beruntung kita mempunyai Muhammad Rasulullah sebagai panutan dan contoh keteladanan.   

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.(Terjemah Al-Ahzab(33):21).

Namun dapat kita saksikan betapa buruknya keadaan kita sekarang ini. Korupsi, perjudian, pelacuran, perzinahan, homoseksual dll meraja-lela, persis keadaan Mekah di awal dakwah Rasulullah. Bedanya pada zaman nabi mereka belum mengenal ajaran Islam. Sedangkan sekarang???

Bahkan hari ini ulama yang berani menjalankan nahi mungkarpun dimusuhi karena dianggap melawan pemerintah. Adu domba dan perpecahan antar kelompok sesama Muslim makin meruncing. Ini masih ditambah lagi dengan fenomena akan diakuinya kelompok-kelompok seperti Syiah dan Ahmadiyah yang sudah jelas-jelas disahkan sesat oleh MUI. Sejarah mencatat Sunni dan Syiah tidak pernah bisa bersatu sampai kapanpun.

https://almanhaj.or.id/3630-pokok-pokok-kesesatan-aqidah-syiah.html

Pertanyaan besar, akankah kita menyia-nyiakan perjuangan berat Rasulullah dan para penerusnya?? Tegakah kita melihat masa depan anak cucu kita terpuruk, tidak saja di dunia tapi juga di akhirat???

Akhir kata, semoga Allah swt ridho mengeluarkan bangsa ini dari kerusakan moral, semoga kita mampu meneladani Rasulullah, dan para ulama khususnya berani dan tegar mencontoh keteguhan rasulullah dalam menegakkan Islam, aamiin yaa robbal ‘aalamiin …   

Ya Muqallibal qulub tsabbit qulubinna ‘ala dinika.”

Wahai Dzat yang membolak-balikan hati, teguhkanlah hati kami (agar) senantiasa berada di atas agamamu”. 

Wallahu’alam bi shawwab.

Jakarta, 26 Desember 2020.

Vien AM.

Read Full Post »

Siapa yang tak kenal Jenghis Khan, kaisar Mongol yang terkenal karena kebengisan dan kebrutalannya dalam menaklukkan tanah dan negri yang dimasukinya termasuk negri-negri Islam. Pada puncak kekuasaannya, Jenghis dan anak cucunya berhasil menaklukkan wilayah Asia Tengah, China, Rusia, sebagian Timur Tengah, dan Eropa Timur.

Namun karena penaklukkannya tersebut tidak berlandaskan ideology apapun kecuali bermodalkan kekuatan militer dan nafsu menguasai maka banyak di antara mereka yang pada akhirnya terpengaruh oleh budaya dan agama bangsa/penduduk yang mereka jajah. Bahkan kemudian memeluk Islam. Tughluk Timur adalah salah satunya. Sementara yang pertama masuk Islam adalah Berke Khan (w. 1266). Ia adalah cucu Jenghis Khan dari anak pertamanya, Jochi. Berke Khan masuk Islam di tangan Saifuddin Boharzi, seorang Syeikh sufi dari Bukhara,

Tughluk Timur merupakan keturunan Jenghis Khan yang ketujuh, dari jalur Chagatai. Ia hidup lebih dari satu abad setelah Jenghis Khan. Kekuasaannya pada jaman sekarang ini mencakup wilayah Uzbekistan, Tajikistan, Kyrgystan, Kazakhstan, dan Barat Laut China (Xinjiang) yang penduduknya ketika itu mayoritas beragama Budha.

Sejarah pemerintahan Tughluk Timur dan keturunannya secara khusus tertulis dalam buku Tarikh-i-Rashidi yang disusun oleh Mirza Muhammad Haidar, seorang emir dari keluarga Dughlat. Mirza sendiri sempat memimpin wilayah Kashmir dan meninggal di wilayah itu.

Tarikh-i-Rashidi menceritakan kisah masuk Islam-nya Tughluk Timur. Pada suatu hari, Tughluk Timur yang masih berumur 18 tahun pergi berburu bersama beberapa orang bawahannya. Ketika itu tampaknya ia baru menjelang diangkat sebagai khan atau pemimpin Moghulistan. Tughluk memerintahkan orang-orang untuk menyertainya berburu, tidak boleh ada yang absen.

Ketika itu, ia melihat ada beberapa orang yang sedang duduk beristirahat tak jauh dari tempatnya berburu. Maka ia pun memerintahkan agar orang-orang ini ditangkap, karena mereka telah melanggar perintahnya untuk ikut serta berburu. Mereka kemudian dibawa ke hadapan Tughluk Timur.

Orang-orang yang ditangkap ini adalah rombongan kecil yang dipimpin oleh Syeikh Jamaluddin, seorang ulama keturunan Tajik. Saat berada di hadapannya, Tughluk bertanya kepadanya, “Mengapa kalian melawan perintah saya?”

Syeikh Jamaluddin kemudian menjawab, “Kami ini orang asing yang meninggalkan reruntuhan kota Katak. Kami tidak mengerti tentang perburuan dan aturan dalam berburu, karena itu kami tidak melanggar perintahmu.”

Apa yang dikatakan Syeikh Jamaluddin memang benar, sehingga Tughluk tidak memiliki alasan untuk menahan atau menghukumnya. Ia pun memutuskan untuk membebaskan mereka. Tapi mungkin masih ada rasa kesal dalam hatinya terhadap Syeikh Jamaluddin, sehingga ia mengajukan pertanyaan terakhir yang bertujuan menghinakannya. Ketika itu ia sedang memberi makan anjingnya dengan potongan daging babi. Maka ia pun bertanya kepada Syeikh Jamaluddin, “Apakah kamu lebih baik daripada anjing ini; atau anjing ini yang lebih baik daripada kamu?”

Syeikh Jamaluddin memberikan jawaban yang bijak, “Kalau saya memiliki iman, maka saya lebih baik daripada anjing ini; tapi kalau saya tidak memiliki iman, maka anjing ini lebih baik daripada saya.”

Tughluk rupanya terkesan dengan jawaban ini. Setelah selesai dari aktivitasnya, ia memutuskan untuk pulang dan ia memerintahkan anak buahnya untuk menaikkan Syeikh Jamaluddin ke atas kuda dan membawanya untuk menemuinya. Anak buah Tughluk kemudian membawa seekor kuda dan mempersilahkan Syeikh Jamaluddin naik ke atasnya. Saat melihat ada bekas darah babi pada sadel kuda itu, Syeikh Jamaluddin memutuskan untuk berjalan kaki. Tapi karena terus didesak, ia akhirnya mengendarai kuda itu dengan meletakkan sehelai sapu tangan di atas sadel kuda itu.

Saat tiba di hadapan Tughluk, ia kembali ditanya, “Apa itu tadi yang sekiranya dimiliki oleh seseorang ia akan lebih baik daripada anjing?”

Iman,” jawab Syeikh Jamaluddin. Beliau kemudian menjelaskan apa itu iman dan menjelaskan tentang Islam kepada Tughluk Timur sehingga yang terakhir ini tersentuh dan menangis.

Tughluk kemudian berkata kepada Syeikh Jamaluddin, “Kalau nanti saya menjadi seorang Khan dan memiliki kekuasaan yang mutlak, kamu harus datang lagi kepada saya, dan saya berjanji akan menjadi seorang Muslim.” Ia kemudian menyuruh orang-orangnya untuk membawa pergi Syeikh Jamaluddin dengan penuh penghormatan.

Tak lama setelah kejadian itu, sebelum Tughluk diangkat menjadi seorang penguasa, Syeikh Jamaluddin meninggal dunia. Namun sebelum meninggalnya, ia menceritakan pengalamannya itu kepada anaknya yang bernama Arshaduddin yang juga alim dan soleh.

Ia berpesan kepada anaknya itu, “Karena saya mungkin akan meninggal dunia tak lama lagi, maka hendaknya hal ini menjadi perhatian kamu. Jika pemuda itu menjadi seorang Khan, ingatkan dia tentang janjinya untuk menjadi seorang Muslim; dengan begitu berkah kebaikan ini mudah-mudahan terjadi dengan perantaraanmu, dan karenanya dunia akan menjadi terang benderang (dengan cahaya Islam, pen.).”

Tidak lama setelah itu, Tughluk Timur diangkat menjadi seorang Khan yang berkuasa penuh atas wilayah Moghulistan. Saat mendengar hal ini, Syeikh Arshaduddin segera berangkat ke Moghulistan dan mencari jalan untuk bertemu dengan Tughluk Khan. Tetapi berkali-kali mencoba, ia tetap tidak berhasil menjumpainya.

Ia terus menunggu kesempatan untuk bertemu dengan Khan yang baru diangkat itu. Sementara itu, ia punya kebiasaan melantunkan azan subuh setiap pagi di tempat yang tidak terlalu jauh dari tenda tempat tinggal Tughluk Khan. Pada suatu pagi, Tughluk Khan memanggil seorang pengawalnya dan berkata, “Ada orang yang bersuara keras seperti ini setiap pagi, pergi dan bawalah ia ke sini.”

Syeikh Arshaduddin masih di tengah lantunan azannya ketika pengawal itu datang dan terus menangkap dan membawanya ke hadapan Tughluk Khan. Tughluk kemudian bertanya kepadanya, “Siapa kamu yang selalu mengganggu tidur saya setiap pagi di waktu yang awal ini?”

Saya putra seseorang yang pada satu ketika dulu Anda berjanji kepadanya untuk menjadi seorang Muslim,” jawab Syeikh Arshaduddin. Ia pun menceritakan apa yang dahulu pernah terjadi antara ayahnya dan Tughluk Khan sehingga yang terakhir ini ingat.

Engkau diterima,” kata Tughluk Khan, “dan dimana ayahmu?”

Ayah saya telah meninggal dunia, tetapi ia memberikan amanah misi ini kepada saya,” jawab Syeikh Arshad.

Sejak saya naik ke tampuk kepemimpinan saya ingat bahwa saya mempunyai sebuah janji, tetapi orang yang saya beri janji itu tidak pernah datang. Sekarang saya menerimamu. Apa yang mesti saya lakukan?”

Maka Syeikh Arshaduddin membimbingnya untuk melakukan wudhu dan mengucapkan kalimat syahadat selepasnya. Kemudian ia mengajarinya hal-hal yang mendasar dalam Islam. Mereka juga sepakat untuk mengajak setiap emir di pemerintahan Tughluk Khan untuk masuk Islam. Satu demi satu emir-emir kepercayaannya diseru kepada Islam dan mereka menerima ajakan ini. Ternyata beberapa emir itu ada yang sudah masuk Islam secara diam-diam sebelumnya. Mereka merahasiakan hal ini karena khawatir Tughluk Khan tidak akan menyukainya.

Keislaman Tughluk Timur Khan telah membawa perubahan besar dalam pemerintahan di Moghulistan. Ia lah yang secara resmi untuk pertama kalinya menjadikan Islam sebagai agama negara di wilayah ini. Semuanya berawal dari pertemuannya dengan seorang Syeikh yang soleh dan mampu menjelaskan kepadanya tentang hakikat iman; bahwa iman itulah yang menentukan nilai kemuliaan seorang hamba dan membedakannya dari seekor hewan.

https://www.hidayatullah.com/kajian/sejarah/read/2013/05/17/1376/kisah-islamnya-tughluk-timur-khan.html

Tughluk Timur gugur bersama putra mahkotanya Ilyas Khoja pada tahun 1363M ketika harus menghadapi Timur Lenk, penakluk Mongol yang tak kalah kejamnya dengan Jenghis Khan, padahal ia telah masuk Islam. Tughuk Timur berperang untuk mempertahankan kekuasaannya di Transoxiana (Uzbekistan dan Turkmenistan) yang ingin dikuasai calon penakluk Mongol tersebut. Mungkin saking senangnya Timur Lenk berperang ia tidak pernah sempat membaca dan mempelajari bahwa Islam melarang manusia berbuat zalim kepada siapapun, dan bahwa sesama Muslim adalah bersaudara.

Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan“. (Terjemah QS. Al-Isra(17):33).

Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam.” (HR Muslim).

Atau bisa jadi ajaran Islam yang ditrimanya tidak benar karena kabarnya Timur Lenk adalah seorang penganut Syiah yang menghalalkan darah penganut Suni. Na’udzubillah min dzalik …

https://ihram.co.id/berita/qaqpqy385/kisah-islam-dalam-rentang-kejayaan-kekaisaran-mongol-part1

https://almanhaj.or.id/3630-pokok-pokok-kesesatan-aqidah-syiah.html


Wallahu’alam bish shawwab.

Jakarta, 21 Desember 2020.

Vien AM.

Read Full Post »

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. … … “. (Terjemah QS. Ali Imran(3) :110).

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana“.(Terjemah At-Taubah:71).

2 ayat diatas adalah contoh dari banyak ayat Al-Quran yang memerintahkan kita agar ber-amar nahi mungkar, yaitu menyuruh kepada yang ma’ruf/kebaikan, dan mencegah dari yang mungkar/keburukan. Kebaikan dan keburukan yang dimaksud sudah pasti berdasarkan pandangan Islam karena kebaikan dan keburukan menurut kaca mata manusia tidak selalu sama. Meski pada fitrahnya harusnya sama. Iblislah yang kemudian menggelincirkan manusia hingga berbuat yang sebaliknya sebagaimana diabadikan surat Al-A’raf ayat 16 dan 17 berikut:.

Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, aku benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka (manusia) dari jalan Engkau yang lurus, kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta`at)”.  ( Terjemah QS. Al-A’raf(7):16-17).

Itu sebabnya dalam Islam sekedar mempunyai ahlak yang baik saja tidaklah cukup. Ahlak yang baik harus dilandasi iman dan niat karena Allah swt. Namun ibadah mahdhah/ibadah murni seperti shalat, zakat, umrah/haji dll meski diiringi ahlak yang baik juga kurang sempurna bila tidak ada unsur dakwahnya/mengajak orang untuk mencontohnya.

Inilah yang dilakukan Rasulullah Muhammad saw. Rasulullah adalah seorang hamba Allah yang taat dengan ahlak sempurna yang tak diragukan sedikitpun. Tetapi itu tidak cukup. Allah swt memerintahkan beliau untuk berdakwah, mengajak agar orang mengikuti beliau, agar ber-amar nahi mungkar.

Dan begitu Rasulullah melaksanakan perintah tersebut, putra Abdullah yang tadinya tak pernah dibenci dan dimusuhi seorangpun itu, sontak dijauhi dan dimusuhi, terutama oleh para penguasa yang merasa kekuasaannya terancam. Mereka ini bahkan berencana membunuh rasulullah saw.  

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung“. ( Terjemah QS. Al-Imron:104).

Menyuruh kepada yang ma’ruf, mungkin banyak yang bisa melakukannya. Contohnya menyuruh/mengingatkan orang agar shalat, ber-zakat, menolong orang dll. Namun tidak demikian dengan mencegah perbuatan mungkar/keburukan, seperti melarang mencuri, korupsi, ber-zina dll. Mengapa?? Karena mencegah kejahatan memerlukan keberanian khusus. Tidak semua orang mampu menjalankan tugas maha berat tersebut.

Dan agar dapat memberikan efek jera serta tidak diikuti/dicontoh orang lain pelaku kejahatan harus diberi hukuman setimpal dengan kejahatannya. Oleh sebab itu tugas mencegah kejahatan yang paling efektif seyogyanya di pegang/dikendalikan oleh penguasa negara.

https://almanhaj.or.id/2708-amar-maruf-nahi-mungkar-menurut-hukum-islam.html

Sayangnya, tugas berat tersebut sering kali tidak berjalan dengan baik. Tak heran bila akhirnya tokoh-tokoh super hero seperti Superman, Batman, Spiderman dll menjadi favorit tua muda pecinta dunia perfilman. Rupanya petugas keamanan seperti polisi, pejabat dll di seantero dunia sama saja, mudah disogok … Na’udzubillah min dzalik … Setidaknya itulah yang sering ditampilkan film-film tersebut.

Tak heran pula para tokoh super hero yang dipuja-puja rakyat hampir dapat dipastikan selalu dimusuhi para petugas dan penguasa. Yang bahkan balihonya saja bisa membuat si penguasa uring-uringan, seperti yang terjadi pada pamflet pangeran Diponegoro yang dibakar oleh pemerintah Hindia Belanda pada masa lalu. Maka tak perlu heran  bila di suatu negri antah berantah ada seorang yang begitu dipuja-puja karena  kegarangannya dalam memberantas kemungkaran terus dikejar dengan segala tuduhan dan fitnah yang mengada-ada oleh penguasa.  

Barang siapa yang melihat satu kemungkaran, maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan lisannya dan jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan itu selemah-lemahnya iman“. [HR Muslim].     

Sebaliknya tugas kita sebagai rakyat kecil, berpartisipasi dalam merubah kemungkaran dapat dimulai dari diri sendiri dan anggota keluarga kita. Mari kita kenalkan Al-Quran dan As-Sunnah pada anak sejak mereka kecil. Biasakan  mematuhi segala perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Yang juga tak kalah pentingnya anak dari kecil wajib dikenalkan nilai kebaikan menurut kaca mata agama kita. Jangan sampai mereka terbawa arus “modern” menyesatkan, yang membolak-balikkan kebaikan dan kejahatan. Hingga akhirnya salah memilih idola, bukannya Spiderman malah Joker si tokoh antagonis musuh utama Spiderman yang dijadikan panutan. Itulah salah satu tanda akhir zaman yang kini sedang terjadi di hadapan kita. 

“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu tiba-tiba, tetapi mencabutnya dengan mewafatkan para ulama, sampai tidak tersisa seorang berilmu. Akhirnya manusia menjadikan orang-orang bodoh (sebagai ulama), akhirnya mereka (orang-orang bodoh tadi) memberi fatwa tanpa ilmu dan mereka menyesatkan”.

Tanda-tanda Hari Kiamat adalah disingkirkannya orang-orang baik, dan diangkatnya orang-orang jahat“. (HR. Hakim dalam al-Mutadrak)

https://www.hidayatullah.com/kajian/oase-iman/read/2018/09/20/150993/karakter-ulama-su-dan-fitnah-akhir-zaman.html

Sebaliknya bila pemimpin tidak menjalankan kekuasaan dengan baik demo bisa menjadi pilihan. Beruntung negara kita tidak melarang demo alias unjuk rasa, dengan berbagai kekecualiannya. Hal ini masih sesuai dengan ajaran Islam meski ada beberapa perbedaan pendapat di kalangan ulama.   

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/09/25/jangan-asal-demo-pahami-aturannya

Namun bila kita merujuk bagaimana khalifah Abu Bakar ra dan Umar bin Khattab ra berujar pada hari mereka diangkat sebagai pemimpin tertinggi, yaitu bahwa pemimpin adalah amanah terberat dalam hidup. Umar yang dikenal keras hingga sempat membuat resah masyarakat Madinah ketika itu juga mengatakan bahwa sikap kerasnya telah Allah lembutkan kecuali kepada orang-orang yang berlaku zalim dan memusuhi kaum Muslimin.

Sebaliknya Umar juga meminta rakyatnya tidak ragu untuk menegurnya jika di kemudian hari ia membuat kesalahan. Bahkan Umar meminta rakyat tak ragu menuntutnya jika ia menyusahkan mereka.

“Bantulah aku dalam tugas menjalankan amar makruf nahi munkar dan bekalilah diriku dengan nasihat-nasihat kalian sehubungan dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku demi kepentingan saudara-saudara sekalian“, ujar Umar menutup pidato panjangnya.     

Adalah hak rakyat untuk berdemo mengemukakan pendapat bila dirasa ada hukum yang membuat hidup menjadi sulit apalagi yang berkaitan dengan ibadah kita sebagai kaum Muslimin, seperti  dihapusnya mata pelajaran agama, jam istirahat kerja yang terlalu sempit hingga tidak cukup untuk melakukan shalat dll. Selama demo dilakukan sesuai aturan yang berlaku pemerintah tidak berhak melarang apalagi memukuli dan menangkap peserta demo.

Namun bila demo tidak berhasil menyadarkan penguasa, kejahatan terus saja terjadi, korupsi, pelacuran, perjudian, khamr makin meraja-lela, ulama terus saja di bully, hukum yang tumpul ke atas tajam ke bawah dll, jangan salahkan bila kemudian muncul “super hero” bak Spiderman sang pahlawan pembela rakyat melawan kejahatan. Yang didukung ormasnya berani memberantas segala kejahatan menurut cara yang dibenarkan agamanya, agama mayoritas negri tercinta ini.

Semoga Allah swt meridhoi sepak terjang sang super hero dan senantiasa melindunginya dari segala keburukan. Dan semoga rezim ini dapat segera menyadari kesalahan serta memperbaiki cara kerja dan berpikir meteka, aamiin taa robbal ‘aalamiin. Kejahatan memang tidak akan mungkin berdampingan dengan kebaikan, selamanya.

Wallahu’alam bish shawwab.

Jakarta, 3 Desember 2020.

Vien AM.

Read Full Post »