Mukjizat yang diberikan Allah subhanallah wa ta’ala kepada Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebenarnya tidak hanya setelah Allah azza wa Jala mengangkat beliau sebagai nabi. Tapi juga sudah diberikan sejak nabi masih kecil, bahkan pada hari kelahiran beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Berikut beberapa kisahnya :
1. Jin Tidak Lagi Bisa Mencuri Berita.
“Dahulu kami bisa naik ke langit, tetapi hari ini kami telah di larang untuk naik”, berkata bangsa Jin. Iblis menjawab, “Menyebarlah kalian di muka bumi, dari barat sampai timur, dan perhatikan dengan seksama apa yang sebenarnya telah terjadi!”
Mereka lalu menyebar. Setelah mengeliling bumi dari timur ke barat, sampailah mereka ke kota Mekah. Di sana tampak oleh mereka seorang bayi yang baru dilahirkan sedang dikelilingi para malaikat, dan memancar cahaya dari dirinya hingga mencuat ke langit, sedangkan para malaikat-malaikat itu saling memberi ucapan selamat satu dengan yang lain.
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Terjemah QS. Al-Azhab(33): 56).
“Dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya)”. ( Terjemah Al-Jin (72):9).
2. Bintang Besar Bercahaya.
Para ahli kitab (kaum Yahudi dan Nasrani) melihat bintang besar dan bercahaya seperti berlensa tepat di hari kelahiran Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam., sebelumnya bintang itu tidak pernah terlihat. Di antara mereka ada yang berseru, “Nabi penutup zaman sudah lahir”.
Ka’bul Akhbar ra berkata; “Saya telah melihat di dalam Taurat bahwa Allah ta’ala telah mengabarkan kepada Kaum Musa tentang saat keluarnya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Sesungguhnya bintang tetap yang telah kamu ketahui itu, bila ia bergerak dari tempatnya menandakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah keluar”
3. Keberkahan menyelimuti keluarga Halim As Sa’diyah, ibu susu Rasulullah.
Sebelum menjadi ibu susu nabi, keluarga Halimah selalu dalam kesusahan. Bahkan air susu Halimahpun kering. Begitu pula kambing-kambing peliharaan mereka.
Namun begitu nabi tinggal bersama mereka mendadak keberkahan menyelimuti keluarga ibu susu Rasulullah tersebut. Air susu Halimah menjadi berlimpah hingga cukup tidak hanya untuk Muhammad yang ketika baru berusia beberapa bulan tapi juga bagi bayi Halimah As Sa’diyah dan Al-Harits, suami Halimah. Demikian pula kambing-kambing yang tadinya kurus kering tiba-tiba melimpah air susunya.
4. Dilindungi awan.
Ketika Muhammad berusia 12 tahun pernah diajak Abu Thalib paman beliau ke Syam untuk menjalankan perjalanan dagang. Namun di tengah perjalanan Bukhairah, seorang rahib Nasrani mengundang rombongan Abu Thalib untuk singgah di kediamannya. Pendeta tersebut mengundang mereka karena heran melihat awan yang senantiasa menaungi rombongan tersebut. Usut punya usut akhirnya terbukti bahwa awan tersebut mengikuti Muhammad kecil. Bukhairah juga akhirnya menemukan tanda kenabian yang terdapat pada pundak ponakan Abu Thalib tersebut sesuai yang tertulis pada kitab sucinya.
Bukahirapun lalu mengingatkan Abu Thalib agar segera kembali ke Mekah dan menjaga sang keponakan dengan baik karena ia meyakini bahwa semua nabi akan diganggu bahkan dicoba untuk dibunuh.
Beberapa tahun kemudian Maysaroh budak lelaki yang pernah menemani Rasulullah ke Syam membawa dagangan Khadijah, juga merasakan awan yang selalu menaungi mereka selama perjalanan jauh tersebut. Peristiwa tersebut tidak luput dari pengamatan Nestor pendeta Nasrani pengganti Bukhairah yang kemudian juga mengingatkan Maysarah agar menjaga majikannya sebaik mungkin. Kejadian ini terjadi sebelum Muhammad menikahi Khadijah, jauh sebelum kerasulan.
Begitulah sebagian mukjizat Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, satu dari 5 ulul azmi ( nabi dan rasul yang paling diutamakan yaitu Nabi Muhammad, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Nuh sholawatullah wa salaamuhu ‘alaihim ajma’iin) sekaligus nabi dan rasul terakhir.
Sayangnya mukjizat dasyat yang sengaja diberikan Allah subhanallah wa ta’ala kepada para manusia pilihan agar manusia mau mempercayai para utusan tersebut tidak membuat semua orang mau mengimaninya. Bahkan tidak sedikit orang yang mengalami dan melihat mukjizat para nabi terjadi di depan mereka tetap saja mereka dustakan.
Hal tersebut bukan hanya terjadi pada para nabi terdahulu tapi juga nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Contohnya adalah orang-orang Quraisy Mekah termasuk para paman dan kerabat Rasul. Bahkan Abu Thalib paman nabi yang merawat nabi sejak kecil dan sangat menyayangi beliau. Meski sebenarnya di akhir hidupnya sangat ingin bersyahadat tetapi karena pengaruh dan tekanan orang-orang yang berada di sekelilingnya maka batal. Sungguh ironis …
Hidayah memang milik Allah Yang Maha Tinggi, yang diberikan kepada yang Ia kehendaki. Namun tidak berarti manusia hanya bisa pasrah dan tidak berusaha menggapainya. Karena hidayah diberikan hanya kepada mereka yang menghendaki, yang berusaha mencari.
Mungkin apa yang suatu hari dikatakan Syeikh Ali Jabber kepada sopir ojek online yang sering nongkrong di sekitar mesjid ada benarnya. Sopir tersebut menolak ajakan shalat sang ulama dengan alasan khawatir kehilangan peluang mendapatkan pelanggan yang datang ketika ia sedang shalat.
“ Kenapa g pasrah aja mas … rezeki kan sudah ditentukan?”, sindir Syeikh sambil tersenyum penuh arti.
Akhir kata, semoga kita yang hidup jauuuh dari zaman Rasulullah, tidak pernah melihat apalagi bertemu, mau mengimaninya dengan sebaik-baik iman. Karena sejatinya berbagai mukjizat di atas sifatnya adalah lokal, yaitu hanya bisa dilihat saat itu. Tidak seperti mukizat Al-Quranul Karim yang terasa hingga akhir zaman nanti.
”Sesungguhnya orang-orang yang paling menakjubkan keimanannya di mata Allah adalah mereka yang datang sepeninggalanku, lalu mereka beriman kepadaku dan mempercayaiku meski tidak pernah melihatku. Maka mereka itulah saudara-saudaraku”. (HR. Bukhari).
Semoga kelak Allah subhanallah wa ta’ala membalasnya dengan sebaik-baik dan setinggi-tinggi balasan.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga `Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya”. ( Terjemah QS. Al-Bayyinah (98):7-8).
Wallahu’alam bish shawwab.
Jakarta, 8 Maret 2021.
Vien AM.