Bagi kaum Muslimin, dimanapun dan sampai kapanpun, tidak ada keteladanan yang lebih baik dan lebih tepat selain Rasulullah Muhammad saw. Nabiyullah yang selama hidupnya berjuang sekuat tenaga menyampaikan ajaran Islam berdasarkan Al-Quranul Karim, hingga selamatlah kita dari kekafiran. Apalagi Allah swt dengan secara jelas telah menyatakan ha tersebut melalui ayat-ayat berikut :
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. ( QS. Al-Ahzab(33):21).
“Dan sesungguhnya kamu ( Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung”. ( Terjemah QS. Al-Qalam (58):4-5).
Setidaknya ada 4 sifat Rasul yang wajib dijadikan keteladanan. Yaitu shidiq, amanah, tabligh dan fathonah.
1. Siddiq (benar/jujur).
Siddiq yaitu jujur atau benar. Sifat sidiq ini tersirat dalam kehidupan sehari-hari beliau sebagai seorang pedagang pada masa sebelum kerasulan. Al-Qur’an Karim menegaskan berbohong adalah sifat mustahil yang dimiliki semua utusan-Nya. Berbekal sifat inilah penduduk Mekah mencintai beliau meski hanya sebatas manusia bukan sebagai utusan-Nya. Dan di kemudian hari sebagai keteladan bagi para sahabat sekaligus disegani para lawan.
2. Amanah (terpercaya/tidak khianat).
Sifat nabi Muhammad SAW yang kedua yang perlu kita tiru ialah sifat amanah. Amanah artinya dapat dipercaya. Nabi Muhammad memiliki julukan sebagai Al-Amin yang artinya dapat dipercaya. Penduduk Mekah memberikan julukan tersebut kepada Rasulullah jauh sebelum masa kerasulan. Melalui sifat tersebut terbangunlah kepercayaan yang kuat.
3. Tabligh(menyampaikan).
Selanjutnya adalah tabligh yang artinya adalah menyampaikan. Sifat tabligh dalam diri Nabi Muhammad SAW tercermin pada bagaimana beliau SAW menyampaikan firman Allah SWT kepada penduduk Quraisy, yang kemudian berlanjut ke seluruh jazirah Arab. Firman Allah SWT yang pada masa khalifah Umar bin Khattab kemudian dibukukan dalam kitab suci Al-Quranul itu kini telah tersebar ke seluruh pelosok dunia tanpa sedikitpun perubahan di dalamnya.
4. Fathonah (cerdas).
Fathonah atau cerdas. Nabi Muhammad memiliki sifat fathonah maksudnya ialah seseorang yang dapat menggunakan kecerdasannya. Nabi Muhammad memaksimalkan kemampuan intelektualnya untuk melakukan berbagai urusan, mulai berdagang, berkomunikasi, berdakwah, berdiplomasi hingga berperang dsbnya.
Namun demikian ada beberapa sifat lain dari Rasulullah yang tak kalah penting dan menariknya. Berikut beberapa contohnya :
1. Tidak suka menyakiti hati.
– Suatu hari datang seorang lelaki miskin dari desa membawa semangkuk penuh buah anggur sebagai hadiah untuk Nabi Muhammad SAW. Dengan penuh percaya diri dan suka cita ia berkata, “Wahai Rasulullah, terimalah hadiah kecil ini dariku.”
Rasulullah tersenyum dan menerima pemberian tersebut. Dan sebagai penghargaan beliau langsung memakan anggur tersebut dihadapan si pemberi. Namun tak seperti biasanya, Rasulullah mengambil dan memakannya satu persatu hingga habis tuntas tanpa menawarkan kepada sahabat yang duduk bersamanya.
Setiap selesai memakan 1 buah anggur beliau selalu tersenyum sambil memandang si pemberi. Betapa senang dan bahagianya lelaki tersebut menyaksikan pemandangan tersebut. Ia merasa begitu tersanjung. Setelah puas melihat mangkuknya telah kosong iapun berpamitan pulang dengan hati yang berbunga-bunga.
Giliran para sahabat yang penuh keheranan menyaksikan hal tersebut, lalu bertanya, “Ya Rasulullah, tidak seperti biasa, anda tidak menawarkan kami (menyantap anggur) itu bersamamu. Ada apakah gerangan?”
Rasulullah SAW tersenyum penuh arti lalu berkata: “Tidakkah kalian lihat betapa bahagianya ia dengan mangkuk (anggur) itu? Ketahuilah ketika aku memakannya, anggur itu terasa asam. Maka aku khawatir apabila aku membaginya kepada kalian, maka kalian akan menampakkan reaksi sesuatu yang akan merusak kebahagiaannya”.
Para sahabat terdiam sambil mengangguk-anggukan kepala penuh rasa hormat.
– Tidak dapat dipungkiri bahwa para sahabat dan semua istri Rasulullah saw mengetahui bahwa Rasulullah memiliki rasa cinta dan sayang yang lebih terhadap Aisyah ra daripada istri-istri yang lain diluar Khadijah ra. Namun demikian Rasulullah tidak suka memperlihatkannya secara terang-terangan.
Alkisah, suatu hari Aisyah yang memang masih sangat muda, ingin agar Rasulullah menyatakan kelebihan cinta tersebut di hadapan istri-istri beliau yang lain. Aisyah memohon agar Rasulullah mengumpulkan mereka semua dan mengatakan bahwa hanya dirinya yang menerima uang sebesar 1 dinar sebagai ungkapan rasa cinta yang lebih besar. Rasulullahpun mengabulkan permintaan tersebut.
Para Umirul Mukmininpun dikumpulkan. Kemudian Rasululullah meminta agar mereka yang pagi ini menerima pemberian uang 1 dinar dari Rasulullah mengacungkan jarinya. Maka dengan penuh rasa bangga Aisyah segera mengangkat tangannya.
Namun apa yang terjadi?
Ketika Aisyah menengok ke kiri dan ke kanan ternyata semua istri Rasulpun mengangkat jari tangannya sambil tersenyum simpul penuh arti!
2. Sabar.
– Suatu hari Rasulullah memutuskan untuk pergi ke Thoif, suatu kota kecil berhawa sejuk tidak jauh dari Mekkah tempat para pemuka Quraisy berlibur. Ini dilakukan Rasulullah dengan harapan dalam suasana sejuk mereka mau menerima dakwah Islam.
Tapi siapa nyana Rasulullah justru mendapat perlakuan kasar. Beliau dilempari batu hingga terpaksa harus berlari mencari tempat berlindung. Melihat itu malaikat gunungpun tak trima dan menawarkan bila Rasulullah mengizinkan ia akan menimpakan gunung yang ada di dekat mereka. Tentu dengan izin Allah swt.
Namun apa jawaban Rasul?
“Aku bahkan menginginkan semoga Allah berkenan mengeluarkan dari anak keturunan mereka generasi yang menyembah Allah semata, tidak menyekutukannya dengan sesuatupun”.
Sungguh benar apa yang dikatakan Aisyah, “Akhlak Rasulullah adalah al-Qur’an”. (HR Ahmad).
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung”. (Terjemah QS. Ali Imran(3):200).
( Bersambung)
Leave a Reply