Feeds:
Posts
Comments

Posts Tagged ‘khalifah’

“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS.Ali Imraan (3):190-191)

Kata mukjizat lazimnya diartikan sebagai suatu keajaiban ataupun kejadian luar biasa yang sangat sulit diterima oleh akal sehat dalam keadaan normal. Dalam pengertian agama mukjizat biasa diberikan Allah SWT kepada para nabi dan rasul sebagai bukti suatu ke-Rasulan agar ia dapat diterima masyarakatnya. Namun mukjizat yang diberikan kepada nabi Muhammad SAW agak berbeda. Mukjizat terbesar nabi penutup ini justru terletak pada kitab suci Al-Quran itu sendiri.

Bila mukjizat para pendahulu biasanya dapat langsung dirasakan pada saat itu juga, tidak demikian dengan Al-Quran. Keajaiban Al-Quran justru terasa semakin lama semakin mengagumkan, mencengangkan sekaligus menggetarkan, sesuai dengan makin berkembang pesatnya ilmu pengetahuan. Oleh sebab itulah umat Islam dituntut dari waktu ke waktu untuk belajar dan terus belajar, mempelajari dan memperhatikan segala apa yang telah diciptakan-Nya.

“………Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat……..”. (QS.Al-Mujadillah(58:11).

Begitu berlimpahnya ayat-ayat berserakan di alam semesta ini bila manusia mau memperhatikan dan mempelajarinya. Hal ini tak lain agar manusia dapat mengenal Sang Pencipta, Allah Azza wa jalla. Berbeda dengan manusia yang cenderung ‘pelit’ baik dalam hal harta maupun ilmunya, Allah SWT berkehendak agar manusia dapat ikut memahami  dan mempelajari sebagian kecil dari ilmu-Nya, bagaimana caranya Ia  menciptakan alam semesta, bagaimana Ia menghamparkan bumi dan isinya, bagaimana Ia menciptakan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan, mengapa pula bisa terjadi berbagai  kejadian alam seperti hujan, angin, petir, badai dan sebagainya. Allah SWT sengaja memperlihatkan proses tersebut tahapan demi tahapan selain untuk memperlihatkan kekuasaan-Nya juga agar mempermudah manusia mempelajarinya dan agar manusia mau mensyukurinya.

“ Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.”(QS.Al-Jatsiyah(45):13).

Padahal bila Ia berkehendak cukup hanya mengatakan “KUN FAYAKUN” maka terjadilah semuanya.

“……Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): “Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: “Jadilah”, lalu jadilah dia.”(QS.Ali Imraan(3:47).

Maka bila demikian halnya tak satupun manusia akan mempunyai kesempatan untuk mengetahui sedikitpun rahasia-Nya. Manusia bakal bagaikan robot-robot yang patuh dan tunduk tanpa kemauan apapun.  Ia hanya dapat pasrah. Dan dengan demikian tentu semua manusia tanpa usaha akan masuk surga tanpa  proses secuilpun. Alangkah tidak dinamisnya hidup ini dan bila demikian tentu  tidak akan diperlukan adanya khalifah di bumi ini.

Namun syukurlah  karena  Allah SWT tidak menghendaki yang demikian. Dunia adalah permainan yang amat menarik dan dinamis. Allah SWT menantang manusia untuk berlomba menuju kemenangan. Dan sebagai imbalan Ia menyediakan surga bagi para pemenang dan neraka bagi para pecundang. Siapa saja yang mampu memecahkan teka-teki tersebut, baik muslim ataupun bukan, ia akan menguasai dunia, alam akan ditaklukan atas kehendak-Nya, ia akan mendapatkan manfaat yang banyak darinya, dengan satu syarat tidak boleh merusak alam tersebut.

“………… dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”(QS.Al-Fushilat(28):77).

Dan sebagai petunjuk Ia sebarkan ayat-ayat di segala penjuru alam semesta, itulah  Sunatullah. Bila ia melanggar aturan tersebut  ia akan merasakan akibatnya, itulah hukum sebab-akibat, aksi-reaksi. Manusia adalah pemeran utama sedangkan mahluk-mahluk lain seperti hewan, tumbuhan, gunung, sungai, bebatuan dan lain-lain adalah pemeran pembantu.

Mereka tidak mempunyai kehendak apapun, selain tunduk dan patuh pada aturan-Nya, semua prilakunya persis sesuai skenario Sang Sutradara. Allah SWT memerintahkan air untuk selalu tertarik ke pusat bumi sebaliknya  gas menjauh dari pusat bumi, bulan berputar mengelilingi bumi, bumi berputar mengelilingi matahari sambil berotasi terhadap dirinya sendiri demikian pula seluruh tatanan tata surya dan semua mahluk yang ada di alam semesta ini.

Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan dukhan(asap), lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”.(QS.Al-Fushilat(41):11).

Gravitasi hanyalah salah satu aturan main ciptaan-Nya agar manusia dapat ikut memahami permainan namun bila sekali-sekali Ia tidak ingin mengikuti aturan main tersebut, itu adalah hakNya. Tak satupun mahluk yang dapat mencegahnya. Sebaliknya, Allah SWT amat menyayangi mahluknya yang mau menggunakan hatinya untuk memahami, telinganya untuk mendengar,matanya untuk melihat dan  akalnya untuk berpikir.

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia,mereka mempunyai hati,tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata(tetapi)tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah)…….” (QS.Al-Araf (7):179).

Ilmu Pengetahuan, Tehnologi dan  Sains saat ini berkembang dengan amat sangat pesatnya. Sebagai seorang muslim sudah semestinya bila kita terus memantau perkembangan ini dengan seksama dan membandingkan berbagai temuan tersebut dengan apa yang telah disiratkan dalam Al-Quran.   Pada tahun 1940-an dengan  bantuan teleskop raksasa “Hubble”, muncul teori “Big Bang” dan “Big Crunch” yaitu awal  penciptaan alam semesta dan kebalikannya yaitu akhir dari alam semesta. Mereka berkesimpulan bahwa alam semesta ini bermula dari “singularitas”,”kenihilan” yang kemudian berdentum’ (‘Big Bang’) sehingga menjadi luas dan terus semakin luas dan mengembang sebelum akhirnya kembali mengkerut (‘Big Crunch’).

“ Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya…”(QS.Al-Anbiya(21):30). “Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya”. (QS. Adz-Zaariyat (51) :47).

“ (Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya……”.(QS.Al-Anbiya(21):104).

Dan bukankah  dari ilmu pengetahuan kita tahu bahwa hujan adalah suatu proses berkesinambungan antara awan, angin dan  fenomena alam lainnya?

“ Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus,………?” (QS.As-Sajdah(31):27).

Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan ke luar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya tiba-tiba mereka menjadi gembira”.(QS.Ar-Rum(30):48).

Bila kita mau memperhatikan ayat-ayat suci Al-Quran sungguh banyak sekali ayat-ayat yang sesuai dengan penemuan sains akhir-akhir ini. Allah SWT tidaklah menciptakan alam semesta ini dengan sembarangan. “ Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.” (QS. Al-Hijr(15):21).

“ Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS. Yaasiin (36) :40).

Para ilmuwan saat ini menyadari bahwa alam semesta tercipta berdasarkan aturan-aturan dan rumus-rumus yang amat sangat rumit namun akurat, bahkan sarat dengan perhitungan matematis.

Demi langit yang mempunyai jalan-jalan ” (QS. Adz-Dzariyat(51):7).

Pernahkah kita terpikir apa yang dimaksud dengan jalan-jalan dilangit ?

Manusia pada zaman dahulu mungkin tidak dapat membayangkan hal ini bahkan memikirkannyapun mungkin tidak. Namun sekarang ini di zaman yang serba canggih, di zaman dimana hampir semua orang dapat menikmati fasilitas telekomunikasi serba modern seperti radio, televisi, komputer dan juga aneka telepon genggam hal tersebut menjadi mengejutkan. Bukankah berbagai jenis gelombang radio yang mampu memberikan frekwensi tertentu untuk memberikan informasinya melalui berbagai fasilitas modern dan canggih itu berjalan melalui udara di atas kita? Itukah maksud langit yang mempunyai jalan-jalan itu? Wallahu’alam.

“ Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan………”.(QS. An-Naml(27):88).

“ Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? dan gunung-gunung sebagai pasak?”. (QS. An-Naba’(78):6-7).

Belakangan ini Sains membuktikan bahwa terjadi pergeseran lempeng kerak bumi 5-12cm pertahun dan disimpulkan bahwa dalam sejuta tahun pergeseran tersebut berpotensi memindahkan sebuah benua 50-120 km!!. Para ahli geologi juga mengatakan bahwa gunung-gunung sebenarnya dapat dikatakan memiliki “kaki” yang tertanam kuat didalam lapisan Astenosfer yg membuat kedudukan suatu benua/daratan mantap.

Sejarah mencatat, bahwa bumi yang ada sekarang ini tidaklah sama dengan bumi pada masa awal pembentukan 12 milyar tahun yang lalu. Diperkirakan 300 juta tahun yang lalu, di bumi ini hanya ada satu daratan yang amat luas, “Pangea” yang terletak di lautan  yang juga amat luas ”Panthalasea”. Kemudian 150 juta tahun kemudian daratan luas ini pecah menjadi “Gondwana” yang terdiri atas Antartika,Australia, Amerika Selatan serta Afrika dan “ Laurasia” yang terdiri dari Asia, Eropa dan Amerika Utara. Baru 50 juta kemudian  keduanya terpisah hingga akhirnya seperti yang tampak sekarang ini. Jadi begitulah agaknya cara gunung “berjalan”, ia tidak diam di tempat namun bergerak walaupun secara perlahan. Bagaimana pula dengan ayat berikut?

“  Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi……. .”(QS. AtThariq(65):12).

Sejak kapankah manusia mengetahui bahwa bumi mempunyai tujuh lapisan atmosfer? Lapisan Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, Ionosfer, Eksosfer dan Magnetosfer. Tepat tujuh lapis!

Dan pernahkah kita terpikir mengapa sungai yang bermuara kelaut airnya tidak asin sebagaimana air laut? Mengapa keduanya tidak menyatu dan bercampur, padahal tidak ada dinding pembatas diantara keduanya?

“ Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.”(QS.Al-Furqan(25):53).

Tidak hanya itu. Pada tahun 1948, gambar-gambar satelit memperlihatkan dengan jelas adanya batas-batas air di laut Tengah yang panas lagi sangat asin dan di samudra Atlantik yang temperatur airnya relatif lebih dingin serta kadar garamnya lebih rendah dari laut Tengah. Batas-batas juga terlihat di antara Laut Merah dan Teluk Aden. Bagaimana pula akibatnya  bila air yang diturunkan dari langit atau air  yang kita ambil dari dalam tanah untuk kita minum itu asin?

“ Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan? Kalau Kami kehendaki niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?” (QS.Al-Waqiyah(56):68-70).

Apa yang dikatakan sains tentang gosokan-gosokan  yang dapat menimbulkan percikan api?

Maka terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dari gosokan-gosokan kayu).Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kamikah yang menjadikannya?”(QS.Al-Waqiyah(56):71-72).

Pertanyaannya dari mana nabi Muhammad SAW yang hidup lebih dari 14 abad yang lalu itu mengetahui semua ini? Padahal kenyataan membuktikan diperlukan waktu berpuluh-puluh bahkan ratusan tahun bagi para ilmuwan untuk mengetahui suatu rahasia alam walaupun dengan alat yang canggih sekalipun.

Namun sebaliknya bila sekarang ini ada temuan sains yang terlihat bertentangan dengan teks Al-Quran, sebenarnya ada dua kemungkinan. Yang pertama mungkin data atau informasi yang didapat para ilmuwan belum tepat, sedang yang kedua mungkin pemahaman kita terhadap Al-Quranlah yang kurang tepat. Tidak mungkin keduanya saling bertentangan. Karena dengan makin majunya tehnologi, pengetahuan juga makin berkembang, maka akibatnya penafsiran terhadap Al-Quranpun juga dapat berkembang, terutama dalam hal yang berkaitan dengan ilmu ke-alam semestaan.

“ Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu adalah benar…….” (QS. Al-Fushilat(41):53).

Walahu’alam.

Jakarta, 26/2/2007

Vien AM.

Referensi :

– Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Alam oleh Prof.Achmad Baiquni, MSc.PhD.

Read Full Post »

“ dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Qur’an itulah yang hak dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya, dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus” . (QS.Al–Hajj(22):54).

      Bersyukurlah kita sebagai kaum Muslimin karena Allah swt telah berkenan memberikan kita ilmu yang benar, ilmu yang memberikan kita petunjuk kemana harus melangkah, kemana harus memohon pertolongan. Dengan adanya kitabullah, Al-Qur’anul Karim inilah kita menjadi tahu apa sesungguhnya hakekat hidup ini. Segala puji hanya bagi Allah yang telah begitu banyak memberikan kasih-sayangnya kepada kita semua. Dan Rasulullah Muhammad saw yang begitu gigih mengajak kaumnya untuk menuju kepada kebenaran sehingga hingga detik ini ajaran Islam bisa sampai kepada kita dengan izin-Nya, semoga Allah swt senantiasa memberikan balasan tertinggi baginya.

 Namun ilmu yang benar, sekalipun itu ilmu yang berasal dari –Nya, bila tidak membuat kita beriman, mempercayai dengan hati yang tunduk patuh serta ikhlas menyerahkan segala hajat keperluan serta mengerjakan perintah dan larangan-Nya, maka sia-sialah ilmu dan pengetahuan tersebut. Jiwa manusia pada fitrahnya adalah bersih. Ini yang menyebabkannya mampu bersumpah dan bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan hanya kepada-Nya ia menyembah dan mematuhi segala aturan-Nya. Namun dalam perjalanan hidupnya selama di dunia, dibutuhkan daya dan upaya agar ia tetap berada di jalan yang benar.

 Orang-tua dan keluarga adalah bagian terpenting dari perkembangan hidup seseorang. Berikutnya adalah lingkungan, termasuk sekolah serta pergaulannya.

 Dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda : “Tiada anak manusia yang dilahirkan kecuali dengan kecenderungan alamiahnya (fitrah). Maka orang-tuanyalah yang membuat anak manusia itu menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi”.

 Hidup di zaman sekarang memang berat. Padahal fasilitas dan segala kemudahan hidup telah jauh lebih baik dibanding tahun-tahun dimana orang-tua atau nenek-kakek kita hidup. Apalagi bila dibandingkan dengan masa dimana Rasulullah beserta para sahabat hidup. Namun sungguh ironis, bisa kita lihat secara kasat mata justru mutu akhlak sebagian manusia kacau. Yang hidup berkecukupan dan berlimpah kekayaan tidak memiliki kepedulian sosial, sebaliknya yang hidup kekuranganpun enggan memohon kepada-Nya. Mereka mengerjakan shalat namun prilakunya tidak mencerminkan keislamannya yang mustinya rahmatan lilalamin. Bahkan belakangan ini tidak saja pergaulan bebas muda-mudi yang meraja-lela namun bahkan pergaulan sesama jenis makin menggila!

 Iblis memang telah diberi tangguh siksanya dan ia diberi keleluasaan untuk mengganggu jalannya manusia menuju kebaikkan. Sifat Iblis memang demikian, ia keji dan mungkar. Ia tidak rela menjalani hukuman api neraka seorang diri. Dendam masa lalunya terhadap nenek moyang manusia, Adam as terus membakarnya. Itulah sebabnya ia berusaha sekuat tenaga menyesatkan manusia.

 “Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,”(QS.Al-Hijr(15):39).

 Sebaliknya bila manusia tetap berpegang teguh pada tali Allah, sesungguhnya Iblis dan bala tentaranya, yaitu syaitan baik dari jenis jin maupun dari jenis manusia tidak akan mampu menggoda dan menjerumuskan manusia. Sesungguhnya godaan syaitan hanya berhasil bila manusia memperturutkan hawa nafsu dan keinginan yang tidak didasari akal dan hati, bukan berdasarkan kebutuhan. Semakin seseorang mempercayai bisikan dan dugaan syaitan maka semakin besar pula pengaruh bisikan dan godaan syaitan tersebut. Allah mengikuti persangkaan hati manusia. Bila ia berburuk sangka pada-Nya dan berbaik sangka pada syaitan maka Allah akan mengabulkan persangkaannya tersebut. Begitupun sebaliknya.

 Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)”. (QS.Al-An’am (6):116).

 Rasulullah saw diutus agar membebaskan manusia dari ketakutan dan ketaklukan kepada yang selain dari Allah swt. Pertolongan, manfaat maupun mudharat hanya bisa datang dan terjadi karena kehendak-Nya. Bahkan ahli sihir, dukun, mantera-mantera, obat-obatan, dokter, kesembuhan dan penyakit, kekayaan dan kemiskinan, rezeki, kebahagiaan maupun kecelakaan semua dapat terjadi karena izin Allah. Allah memberikan akal bagi manusia agar manusia mau mencari ilmu. Dan dengan ilmunya itu manusia harus berusaha bagaimana mencari rezeki, bagaimana agar kita hidup sehat, bagaimana agar hidup bahagia. Namun hasil dari usaha dan upayanya itu Allah yang menentukan.

 Rasulullah bersabda : “Barangsiapa menginginkan (kebahagiaan) dunia, maka ia harus memiliki ilmunya; barangsiapa menghendaki (kebahagiaan) akhirat, ia harus memiliki ilmunya dan siapapun yang ingin meraih keduanya, maka ia harus memiliki ilmunya. (ilmu keduniaan dan ilmu akhirat)”.

Akhir kata, Rasulullah mengajarkan agar kita senantiasa memohon kepada-Nya agar dijauhkan dari ilmu yang tidak bermanfaat, ilmu yang akhirnya hanya menjadi penghancur diri manusia di akhirat kelak.

 

Allahumma innii asaluka rizqon thoyyibaan wa ’ilman naa fi’aan wa ’amalaan maqbuulaan

 

Artinya : “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada- Mu rizki yang baik dan ilmu yang bermanfa’at dan amal yang diterima”.

 ” Allahumma inni a’udzubika min ’ilmin laa yanfa’ wa qolbin laa yakhsya’ wa du’aain laa yusma’ wa nafsin laa tasyba’ ”  

Artinya : ” Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari ilmu yang tidak berguna, hati yang tidak pernah khusu’(tenang), doa yang yang tidak didengar dan dari nafsu yang tidak pernah puas

 Wallahu’alam bishawab.

Jakarta, April 2009.

Vien AM.

Baca lengkap click  subheader ” My e-Books” dikolom  paling atas atau kolom pages ” My e-Books” di kolom biru sebelah kanan.

Read Full Post »

Harus diakui manusia adalah bagian kecil dari jagat raya ini. Ia adalah awak kapal angkasa bernama Bumi yang melaju sepanjang tahun mengelilingi Matahari dengan kecepatan 107.275 kilometer perjam! Selama 4.5 milyar tahun jagat raya telah menunjukkan kepatuhannya terhadap sistim yang diciptakan Sang Maha Kuasa yang Maha Cerdas, Dialah Allah Azza wa Jalla. Dan kita tahu tak satupun diantara anggota yang berada di jagat tersebut berusaha melawan dan keluar dari aturan-aturan tersebut. Tampaknya hanya manusia satu-satunya anggota yang ingin melepaskan diri dari keterikatan tersebut. Hal ini dapat dipahami karena Allah SWT memang mengizinkannya. Manusia memang diciptakan sebagai mahluk bebas, sebagai pemimpin, sebagai khalifah walaupun hanya sebatas di muka bumi.

Tidak seperti mahluk atau benda langit seperti matahari, bulan, bintang maupun mahluk bumi lain seperti tumbuhan dan binatang, manusia diberi kebebasan untuk memilih, yaitu bertakwa atau menentang. Bila manusia memilih untuk bertakwa maka atas izin Allah SWT bumi dan seluruh isinya akan berada dalam ketenangan, keadilan dam kemakmurannya. Sebuah keadilan yang hakiki, yang berlaku bagi seluruh umat manusia apapun warna kulitnya, status ekonominya, laki-laki maupun perempuan, anak-anak maupun dewasa. Demikian pula flora dan faunanya. Dan bila Allah menghendaki ia akan tetap menjadi bagian dari simphoni zikir jagat raya yang telah dan akan meneruskan perjalanannya yang berdasarkan pengamatan para astronom, bersama milyaran matahari dan planet-planetnya akan menggenapi revolusi mengelilingi pusat Galaksi dalam tempo 200-250 juta tahun! Wallahu’alam.

Sebaliknya bila manusia memilih menentang aturan-Nya dan memutuskan untuk keluar dari sistim yang diciptakan-Nya maka bumi beserta isinyapun akan terlepas dari sistim tersebut. Bumi dan seluruh isinya akan mengalami kehancuran dan porak poranda. Dan manusia dengan segera harus mempertanggung-jawabkan keputusannya tersebut.

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.(QS.Al-Ashr(103:1-3).

Itu sebabnya Islam berkali-kali mengingatkan bahwa manusia adalah umat yang satu. Dalam rangka menjalankan tugas kekhalifahan manusia harus bersatu, saling mengingatkan, saling menasehati, agar manusia selalu ingat apa sesungguhnya tujuan dan tugas manusia. Tugas kekhalifahan adalah tugas yang maha berat. Tugas ini bukan sekedar tugas dan tanggung-jawab perorangan melainkan tugas dan tanggung-jawab semua manusia secara gotong-royong. Ini pula yang menjadi salah satu hikmah mengapa Islam sangat menganjurkan shalat berjamaah, terutama bagi kaum laki-laki. Itu pula sebabnya mengapa setiap Muslim sebagai manusia yang telah memiliki ilmu yang benar wajib berdakwah, mengajak dan mengingatkan orang lain apa sebenarnya tugas manusia.

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, …….”.(QS.Al-A’raf(7):96).

Rupanya Sang Maha Pencipta telah mempersiapkan salah satu bagian dari alam semesta ini sebagai tempat tinggal manusia, yaitu planet Bumi yang akan ditempati hingga waktu yang telah ditentukan.

Kita tahu, salah satu kebutuhan utama manusia adalah keberadaan air. Ilmu pengetahuan sains membuktikan bahwa dalam tata surya kita, Bima Sakti, air berwujud cair hanya ditemukan di bumi. Bahkan 70% permukaan bumi tertutup air. Begitu pula halnya dengan Oksigen yang merupakan kebutuhan vital bagi pernafasan. Oksigen tidak ditemukan keberadaannya di satupun planet lain kecuali planet bumi. Selain air dan Oksigen, manusia juga membutuhkan panas matahari yang pas. Dan ternyata jarak sebesar 147.072.376 kilometer antara bumi dan matahari serta derajat kemiringan sumbu bumi terhadap bidang orbitnya, yang 23.5 derajat tersebutpun memberi pengaruh terhadap suhu dan musim yang ada di bumi ini sehingga menjadi sangat ideal untuk kehidupan.

 

Kemudian dengan adanya lapisan ozon, maka manusia dan juga mahluk lainnya terlindung dari bahaya sinar ultraviolet yang dipancarkan matahari. Sedangkan sabuk magnet ‘Van Allen’, yaitu daerah medan magnet yang terdapat pada lapisan teratas atmosfer bumi, melindungi bumi dari bahaya jatuhnya benda-benda langit seperti meteorit dan sebagainya, yang diketahui sering menimpa planet-planet lain. Inilah yang disebut ‘atap yang terpelihara’ dalam ayat Al-Quran.

“Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya.”(QS.Al-Anbiyaa(21):32).

Tugas manusia terbagi atas 3 kelompok utama, yaitu :

1. Menjaga hubungan dengan Sang Pencipta.

2. Menjaga hubungan antar sesama manusia.

3. Menjaga hubungan dengan alam semesta.

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”.(QS.Azd-Dzariyat(51):56).

Pada hakekatnya, tugas manusia di bumi ini adalah untuk hanya menyembah kepada-Nya. Tugas kekhalifahan yang dibebankan kepada manusia sesungguhnya merupakan bentuk penyembahan kepada-Nya. Segala sesuatu yang dikerjakan dalam rangka dan hanya dikarenakan-Nya adalah ibadah. Ibadah inilah yang nantinya akan diperhitungkan di hari akhir kelak, surga atau neraka. Karena tempat kembali memang hanya dua yaitu, surga atau neraka. Sebaliknya segala perbuatan, walaupun perbuatan itu baik di mata manusia pada umumnya sekalipun, bila niatnya tidak karena-Nya, maka di akhirat kelak hal tersebut tidak akan diperhitungkan.

Dari Ibnu Mas’ud ra, ia berkata : Saya bertanya kepada Rasulullah saw, “Dosa apakah yang paling besar?”. Beliau bersabda:”Engkau membuat sekutu bagi Allah, padahal Dialah yang menciptakanmu”. Aku bertanya lagi : “Kemudian apa?”. Beliau bersabda :”Engkau membunuh anakmu karena takut ia akan makan bersamamu”. Aku bertanya lagi :”Kemudian apa?”. Beliau bersabda: ”Engkau berzina dengan istri tetanggamu”.

Bahkan perbuatan seperti shalat, zakat dan puasa bila tidak disebabkan oleh-Nya maka akan menjadi sia-sia belaka. Ibadah apapun yang dilakukan karena keterpaksaan tidak memiliki arti dalam pandangan Allah SWT. Yang diinginkan-Nya hanyalah keikhlasan dan ketulusan. Jadi sesungguhnya kunci ibadah adalah hati, karena hanya di hati adanya niat.

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya”.(QS.Al-Maa’un(107):4-6).

Rasulullah bersabda :”Barangsiapa yang mencintai karena Allah SWT, membenci karena Allah SWT, memberi karena Allah SWT dan melarang karena Allah SWT maka ia telah mencapai kesempurnaan Iman”.

Wallahu’alam.

Jakarta, April 2009.

Vien AM.


Baca e-Book lengkap click

 

 

http://vienmuhadisbooks.wordpress.com/category/perjalanan-sang-khalifah-2-the-true-game/

 

Read Full Post »

Khilafah Islamiyah adalah kerajaan Islam yang menaungi negara-negara Islam di dunia, yang membentang dari Andalusia di Spanyol, sepanjang Afrika Utara, seluruh semenanjung Arab, Asia Kecil, Asia Tengah, Eropa Timur dan Yunani hingga perbatasan timur negri China juga termasuk didalamnya daerah-daerah yang dahulunya dikuasai pihak kafir, yaitu kekuatan Barat (Nasrani) di Turki dan kekuatan Timur (Majusi) di Persia.( lihat bab ‘Khilafah Islamiyah’). Kejayaaan ini berlangsung secara bertahap mulai abad ke 7 hingga awal abad ke 20. Kejayaan tersebut juga kemudian hancur secara bertahap hingga akhirnya lenyap sama sekali pada tahun 1923 ketika berada dibawah kekuasaan khilafah Utsmaniyah yang berpusat di Konstatinopel atau yang sekarang dinamakan Istanbul, Turki.

Namun tidak berarti selama masa kejayaan yang amat panjang tersebut sama sekali tidak terjadi gangguan yang serius. Adalah Paus Urban, seorang pemimpin yang berkedudukan di Perancis Selatan. Ialah yang menyeru umat Nasrani di seluruh dunia agar merebut Yerusalem dari tangan kaum Muslimin. Hal ini terjadi sekitar 350 tahun setelah pasukan Muslim tanpa kekerasan berhasil menguasai kota suci tersebut. Sejarah mencatat, penyerahan kunci kota berlangsung secara khusus dan damai, dari pemuka ( patriakh) Yerusalem langsung kepada Umar bin Khatab RA, sang khalifah Islam. Didampingi pemuka tersebut, khalifah Umar memasuki gerbang kota dan berkeliling melihat keadaan. Dengan penuh ketakjuban penduduk menyaksikan betapa sederhananya pimpinan tertinggi Islam tersebut.

Akan tetapi apa yang terjadi pada tahun 1099 adalah kebalikannya. Pasukan bentukan Paus Urban yang kemudian dikenal dengan nama Pasukan Salib memang berhasil menguasai Yerusalem. Namun setelah berperang selama 3 hari 3 malam dengan membantai lebih dari 30.000 penduduk kota, termasuk perempuan dan anak-anak Muslim yang berlindung di dalam masjid Al-Aqsa. Mereka juga membunuhi kaum Yahudi yang bermukim disekitar kota tua tersebut dan juga kaum Yahudi yang hidup di perkampungan sepanjang perjalanan mereka dari Perancis ke Yerusalem secara brutal dan kejam.

Delapan puluh delapan tahun kemudian yaitu pada tahun 1187, dibawah kekuasaan Sultan Salahuddin, pasukan Muslim kembali berhasil menguasai Yerusalem. Dan sebagaimana pendudukan Yerusalem oleh pasukan Muslim pada kali pertama, kali inipun tidak terjadi pembantaian. Bahkan para penguasa yang ditaklukkan tersebut selain diampuni juga diberi keleluasaan untuk meninggalkan kota dengan membawa seluruh harta bendanya. Peristiwa bersejarah ini pada tahun 2005 pernah diabadikan dengan sangat baik dalam film “The Kingdom of a Heaven” yang disutradarai oleh Sir Ridley Scott dan dibintangi aktor kenamaan Orlando Bloom. Peperangan yang kemudian dikenal dengan nama “Perang Salib” ini terus terjadi hingga beberapa kali selama hampir 200 tahun namun pihak Salib tidak pernah berhasil menguasai kembali Yerusalem.

Sesungguhnya perseteruan antara Islam dan para ahli kitab telah terjadi sejak masa awal kerasulan di Madinah. Orang-orang Yahudi yang ketika itu memang banyak bermukim di kota tersebut amat kecewa ketika mengetahui bahwa nabi yang dijanjikan dalam kitab mereka, Taurat (dan juga Injil) ternyata bukan datang dari kaum mereka, melainkan datang dari bangsa Arab, bangsa yang selama ini mereka remehkan. Inilah bibit awal kebencian dan kedengkian sebagian ahli kitab.

Namun mereka akhirnya menyadari bahwa pasukan Muslim tidak akan pernah dapat ditaklukan secara perang terbuka. Perang di jalan Allah untuk mempertahankan kebenaran bagi umat Islam adalah jihad, imbalan bagi mereka adalah surga, kemenangan yang hakiki adalah di akhirat. Oleh sebab itu mereka tidak mengenal kata takut mati. Sebaliknya pihak Nasrani (bergabung dengan orang-orang Yahudi) mereka mendambakan kemenangan dunia. Kematian adalah kekalahan dan amat menakutkan. Jadi mereka mengambil kesimpulan bahwa untuk mengalahkan umat Islam harus dicari jalan lain, bukan dengan perang senjata secara terbuka. Tipu daya apakah yang sebenarnya mereka rencanakan itu?

Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma`afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”(QS.Al-Baqarah(2):109)

Dan mereka memang ternyata berhasil. Sayangnya, umat Islam tidak menyadarinya. Apa yang sebenarnya mereka lakukan?

Yerusalem dibawah kekuasaan khilafah Islamiyah sejak abad 7 memang tidak pernah tertutup bagi umat agama lain. Mereka bebas mengunjungi kota suci bagi 3 agama besar didunia ini. Namun ia tidak hanya menarik karena sejarah ritualnya namun juga karena kota ini pada waktu itu telah berkembang menjadi kota intelektual. Ilmu berkembang pesat disini. Orang-orang Nasrani ( ahli kitab) datang tidak hanya sekedar untuk melakukan ibadah dan kunjungan keagamaan melainkan juga untuk mempelajari ilmu baik ilmu pengetahuan umum dan sains maupun ilmu hukum termasuk juga belajar tentang Islam dan Al-Quran.

Sayangnya, sebenarnya banyak diantara mereka ini, datang dengan tujuan untuk mencari celah dan kemudian menyerang Islam secara diam-diam. Mereka kemudian melemparkan fitnah yang keji baik terhadap nabi Muhammad SAW maupun terhadap ajaran itu sendiri. Mereka menuduh bahwa Islam adalah agama pedang, Islam disebarkan dengan cara paksa dan kekerasan. Hal tersebut disengaja untuk menyakiti dan memancing emosi umat Islam. Dari sini mereka mencoba menaklukkan Islam sebagai ganti kekalahan mereka pada perang-perang yang terjadi sebelumnya. Mereka mencoba mengusik rasa kesatuan, keimanan dan kebanggaan umat Islam terhadap agamanya dengan berbagai cara.

Inggris contohnya. Ratu Inggris berkenan untuk menganugerahkan gelar kehormatan “Sir” kepada pengarang buku “Ayat-ayat Setan “atau yang di Barat dikenal “The Satanic Verses”, Salman Rushdi. Padahal buku karangannya tersebut jelas-jelas melecehkan ajaran Islam dan telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia. Apa kepentingan dan keinginan pemerintah Inggris dengan adanya pemberian penghargaan tersebut ??

Mereka juga menyerang dengan terobosan-terobosan baru dalam bidang kebudayaan dan peradaban, yang tidak semuanya sesuai dengan akidah Islam, yaitu dengan melontarkan berbagai pemikiran seperti feminisme , demokrasi, sekulerisasi (pemisahan agama dari Negara), sukuisme dan nasionalisme yang berlebihan. Dengan alasan itu pula pemerintah Perancis mengeluarkan larangan resmi pemakaian jilbab bagi perempuan yang bekerja di instansi pemerintah, termasuk pula murid sekolah negri.

Juga di Denmark, salah satu negara Skandinavia ini dikenal sering sekali memancing emosi kaum Muslim dengan berbagai karikatur Rasulullah. Bahkan saat ini salah satu partai di negara tersebut, dengan dalih kebebasan berpendapat, mereka menggunakan gambar Rasulullah sebagai lambang partai mereka! Ntah apa tujuan utamanya. Yang Padahal pasti mereka tahu bahwa hal tersebut sangat menyakitkan hati umat Islam karena Islam memang melarang penggambaran/ilustrasi Rasulullah dalam bentuk apapun. Berbagai hal diatas sengaja dilakukan dengan maksud dan harapan agar rasa persatuan Islam menghilang. Ini yang kelak disebut Perang Pemikiran atau Al-Ghazw Al-Fikri.

Saat ini dapat kita amati dengan jelas hampir semua negara-negara Islam di dunia memiliki wajah baru yang tidak sedikitpun menyisakan ke-Islam-annya. Budaya Barat telah jauh merasuk kedalam kehidupan masyarakat. “Barangsiapa yang menyerupai (kebiasaan jelek) suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka”. (HR Ibnu Daud).

Dengan dalih demi kemajuan, kebebasan dan modernisasi penyerbuan peradaban ini masuk secara sistematis, perlahan namun pasti sehingga umat pada umumnya tidak menyadarinya. Hal ini menyusup melalui media cetak dan elektronik, slogan-slogan pendidikan dan hiburan yang jauh dari ajaran Islam. Umat terus dicekoki dengan pemikiran, nilai dan norma Barat yang cenderung bebas dan materialistis sebagaimana halnya dengan ekonomi kapitalis yang samasekali tidak Islami hingga akhirnya umat melupakan seluruh nilai-nilai dan sendi-sendi Islam. Bahkan para tokoh agamapun bobol pertahanannya. Hingga lahirlah apa yang disebut JIL ( Jaringan Islam Liberal) dan berbagai jaringan dan aliran Islam lainnya, yang mengedepankan SIPILIS yaitu Sekulerisasi ( pemisahan kehidupan beragama dengan kehidupan sehari-hari), Pluralisasi ( semua agama adalah benar) dan Liberalisme ( penafsiran Al-Quran sebebas-bebasnya), dan akhirnya berkembang liar tanpa dapat dicegah, hingga hari ini.

“…….. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”(QS.Al-Baqarah(2):120).

Hal ini pula yang sebenarnya mempercepat kejatuhan kekhilafahan Ustmaniyah pada masa lalu selain tentunya berbagai penyebab seperti ketidak-adilan, perpecahan antar umat, tidak majunya ilmu pengetahuan dan juga kebobrokan iman sebagian pemimpinnya. Mereka telah menukar keimanan dengan keduniawian.

“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”(QS.Al-Maidah(5):50).

Dan seakan belum puas dengan semua ini, saat ini kaum kafir tengah menambah gempurannya dengan serangan psikologi mutakhirnya yaitu dengan melempar isu Terorisme dan Extrimisme seperti tercermin dengan adanya peristiwa biadab 11 September 2001. Umat dipojokkan seakan ajaran Islam identik dengan kekerasan. Jihad mereka artikan identik dengan kekerasan dan harus dienyahkan. Mereka terus mencekoki umat bahwa jihad sama dengan tidak menghargai nyawa manusia yang juga berarti melanggar hak asasi manusia sebagai simbol peradaban modern.

Padahal ini adalah fitnah besar. Sesungguhnya tidak saja sebagian besar muslimin yang meyakini bahwa peristiwa tersebut adalah sebuah rekayasa, namun juga sejumlah pakar sains. Salah satunya adalah Professor Thomas W Eager, seorang guru besar Material Engineering and Engineering System pada sebuah institut terkenal di Amerika Serikat. Berdasarkan pengalamannya sebagai peneliti struktur bangunan baja, ia berpendapat bahwa mustahil sebuah bangunan sekokoh menara WTC dapat ambruk hanya dikarenakan ditabrak 2 pesawat komersial. Bahkan sebenarnya dari cara Pemerintahan Bush membersihkan lokasi reruntuhanpun terkesan begitu terburu-buru sehingga menimbulkan kecurigaan seolah-olah ia ingin segera menghilangkan bukti-bukti penting.

Cara tersebut ternyata terbukti ampuh. Karena risih dan sungkan akhirnya sebagian besar pemimpin Islam pun mengumumkan bahwa karena Islam adalah agama perdamaian maka sedikit demi sedikit istilah jihadpun dihapuskan dan dipinggirkan. Kaum Musliminpun akhirnya menjadi lupa akan sumpah setia mereka kepada Sang Pencipta, Allah SWT untuk menegakkan ajaran Tauhid, untuk menegakkan kebenaran. Pasukan Muslimin telah dengan sukarela melepaskan kekuatan jihad yang sangat ditakuti musuh. Inilah yang ditunggu dan diharapkan! Padahal mereka tetap mempersiapkan diri untuk berperang. Namun kali ini mereka tidak perlu lagi khawatir terhadap perang senjata secara terbuka. Bagi umat yang kurang keimanannya hal ini dapat menyebabkan mereka menjadi benci dan malu terhadap agama mereka sendiri dan mereka menjadi tidak percaya diri yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kemurtadan. Ini adalah akibat sampingan namun fatal.

Selain itu tampak bahwa negara-negara Islam juga dihambat kemajuannya agar mereka tetap terus dalam kemiskinan dan terus bergantung kepada Barat hingga akhirnya mereka jatuh. Padahal sebaliknya, mari kita perhatikan. Amerika Serikat adalah sebuah negara besar yang sering membanggakan diri sebagai sebuah negara yang mengedepankan kedamaian dan keamanan. Namun sesungguhnya justru negara inilah yang menjadi penyulut peperangan di berbagai tempat, seperti di Irak, Afganistan dan Timur Tengah. Mereka tengah melempar batu sembunyi tangan.

Negara-negara Muslim tersebut tengah diadu domba disaksikan sang sutradara, Amerika Serikat, sebuah negara produsen senjata terbesar di dunia. Menurut harian The Strait Times, 24 Mei 2007, negara ini pada 2001 meraup US$ 10 milyar hingga US$ 13 milyar dari penjualan senjata. Dan angka ini terus melonjak tiap tahunnya. Negara adi kuasa, mitra kental Yahudi ini memang punya kepentingan pribadi dengan adanya perang yang terus diupayakan terjadi agar keuntungan yang diraihnya terus berkepanjangan setelah sebelumnya mencekoki rakyatnya dengan barang-barang kebutuhan sehari-hari produksi mereka. Sebuah modus yang mirip dengan produsen obat-obatan terlarang yang dilakukannya ke berbagai negara. Jadi siapakah sesungguhnya sang raja teroris?

Namun sesungguhnya serangan yang bertubi-tubi tersebut bila dihadapi umat Islam secara kompak dan bersatu tentu mereka tidak akan mampu melumpuhkan dan mengalahkan umat ini. Bila saja umat memiliki sikap, keteguhan dan keimanan sebagaimana para sahabat di masa lampau tentu kita akan menang.

Rasulullah SAW bersabda : ”Aku memohon kepada Tuhanku atas tiga perkara. Maka Allah mengabulkan dua perkara untukku sedangkan yang satu ditolak. Aku memohon kepada Tuhanku agar jangan membinasakan umatku dengan musim paceklik maka Dia mengabulkannya. Aku memohon kepada Tuhanku agar jangan membinasakan umatku dengan air bah (banjir bandang) maka Dia mengabulkannya. Aku mohon pada-Nya agar tidak menjadikan mereka saling berperang namun Dia menolak permohonanku itu”. (HR Muslim).

Akan tetapi hadis diatas bukanlah alasan bagi kita untuk terus menjadi pasrah dan menerima kenyataan tersebut. Seharusnya kita malah lebih berhati-hati agar perbedaan yang ada, selama masih sesuai dengan nash-nash Al-Quran dan hadits,  tidak menjadikan kita berperang sendiri sehingga kita mudah dikalahkan.

Beruntung Allah SWT berkenan menepati janji-Nya untuk terus menegakkan Islam dimuka bumi. Hal ini terbukti dengan malah makin banyaknya orang yang berpindah dan memeluk agama Islam secara sukarela.

“Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci.”(QS.Ash-Shaff(61):8).

Dan kebanyakan dari mereka ini justru lebih baik akidah dan keimanannya daripada orang-orang yang terlahir Islam. Lalu kita sebagai umat yang disebut belakangan ini alias Islam ‘terlahir’ bagaimanakah sikap kita? Akankah kita ini hanya menjadi bagian dari yang menyaksikan kebesaran Islam tanpa ikut serta didalamnya??

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”(QS.Al-Maidah(5):51).

Wallahu’alam bishawab.

Jakarta, Agustus 2008

Vien AM.

Read Full Post »