Feeds:
Posts
Comments

Posts Tagged ‘Al-Gazwl Fikri’

Belum genap 4 bulan kami menetap di Pau, Perancis Selatan namun kembali kami telah dapat memetik satu lagi hikmahnya, Alhamdulillah… Terima kasih, Ya Allah..

Ini berkaitan dengan sistim pendidikan setingkat SMA, orang Perancis menyebutnya Lycee.  9 tahun yang lalu ketika kami untuk pertama kali menetap di Perancis ( Paris), kami memang tidak begitu merasakan hal ini. Mungkin selain karena si sulung ketika itu bersekolah di internasional school, kesadaran kami sebagai orang –tua juga belum begitu tinggi.

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya …………”.(QS.Al-Baqarah (2):286).

Kali ini adalah si bungsu yang berusia 15 tahun. Karena di Pau tidak ada internasional school untuk tingkat SMA, akhirnya kami memutuskan menyekolahkan anak gadis kami tersebut ke sekolah Kristen dengan harapan minimum ia mendapatkan pelajaran akhlaknya. Ada beberapa point yang ingin saya ‘share’ disini, dari sudut positif maupun sudut negatifnya.

Pertama, masalah mutu pendidikan.

Di tanah air, adalah aib bila murid / anak sampai tidak naik kelas. Hampir bisa dipastikan yang harus menanggung malu tidak saja si anak namun juga orang tua, guru bahkan bisa jadi sekolahnya. Saya yakin itu sebabnya sebagian anak menjadi tidak merasa bersalah alias ‘biasa-biasa’ saja ketika ia ‘nyontek’  ketika diadakan tes atau ulangan. Karena targetnya memang jelas, jangan sampai tinggal kelas !!

Nah disini perbedaannya. Di Perancis, tidak naik kelas bukan aib. Karena targetnya adalah anak harus menguasai pelajaran yang diberikan sekolah. Jadi bila murid memang belum menguasai, mengulang atau tinggal kelas tidak masalah. Itu sebabnya ketika anak lulus SMA, ia sudah memiliki bekal cukup memadai hingga ia dapat langsung bekerja. Tentu saja bila si anak tidak ingin meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dengan demikian ia tidak merasa rendah diri.  Disamping itu, pendapatannyapun memang mencukupi. Ini karena peran pemerintah yang serius mengurus rakyatnya. Standar gaji minimum yang memadai dan  jaminan kesehatan adalah salah satu contohnya.

Jelas ini sangat islami, amat sesuai dengan nilai dan ajaran Islam. Karena pada akhirnya  orang Perancis tidak suka membeda-bedakan antara si kaya dan si miskin, sarjana atau bukan,  bos atau sopir bahkan tukang sampah sekalipun. Mereka saling menghargai. Mereka sama-sama menyadari bahwa mereka saling membutuhkan.

“Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain beberapa derajat, agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebahagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (QS.Az- Zukhruf(43):32).

Yang Kedua, sikap memusuhi Muslim.

Ini adalah sudut negative yang sungguh menyakitkan. Mulanya saya tidak menyadari hal ini karena sikap ini bukan sikap pribadi melainkan justru sikap pemerintah !! Tentu kita tidak lupa bahwa Perancis, bersembunyi dibalik jargonnya yang ‘laic’ yaitu tidak berpihak kepada agama apapun, adalah negara yang pertama kali secara terang-terangan melarang pemakaian  jilbab di seluruh instansi negrinya. Ini terjadi pada tahun 2004 lalu.

Secara pribadi, saya sebagai muslimah berjilbab, memang tidak begitu merasakan dampak negatifnya. Saya baru benar-benar merasakan permusuhan  ketika baru-baru ini anak saya mendapat tugas sekolah.  Tugas tersebut adalah membaca, mempelajari serta membuat resume sebuah novel yang setelah saja ikut pelajari isinya ternyata memberi kesan buruk Islam. Hebatnya lagi, novel tersebut  mendapat penghargaan khusus dari pemerintah dan menjadi salah satu bacaan wajib murid SMA!! Astaghfirullah …

Dapat dibayangkan bagaimana orang Perancis memandang Muslim bila sejak remaja telah dicekoki pandangan dan pikiran buruk dan keliru seperti itu. Ini adalah bagian dari Perang Pemikiran (Al-Gawzl Fikri) yang amat menakutkan.Apa yang dapat kita perbuat ? Ini bukan hanya tugas berat saudara-saudari kita muslim/muslimah Perancis ataupun saudara-saudari kita yang menetap di negri yang memusuhi Islam. Namun juga tugas seluruh muslim/muslimah diseluruh belahan bumi ini.

Islam adalah rahmatan lil alamin, rahmat bagi seluruh alam semesta. Dengan masih banyaknya orang atau negara yang memusuhi Islam berarti ajaran Rasulullah saw saat ini belum sepenuhnya mencapai sasaran. Padahal para sahabat di masa lalu dengan susah payah telah berhasil menyebarkan Islam ke hampir separuh dunia. Seluruh jazirah Arab, Asia Tengah, Asia Kecil, Afrika Utara, Spanyol, Portugal, sebagian Perancis Selatan, sebagian Italia Selatan, sebagian Yugoslavia, sebagian Rusia Selatan ( Kazhastan, Uzbekistan ) hingga sebagian barat Cina dan Negri kita Indonesia telah menerima ajaran Islam.  Bahkan sebetulnya sebagian daratan Amerika yang dulunya milik suku Indianpun pernah dijajagi para sahabat. Saat itu Islam berada di puncak kejayaannya. Sains, seni dan filsafat berkembang dengan amat pesat. Sebaliknya barat berada dalam kegelapan. Terbalik dengan sekarang.

Saat ini dunia Islam memang sedang mengalami kemunduran. Namun ini tidak berarti kita tidak mampu berbuat banyak. Kita hidup ditengah era komunikasi yang super canggih meskipun tehnologi tersebut bukan milik kita. Ini harus kita manfaatkan sebaik mungkin ; buku, telpon, sms,  chatting, Internet ( web, blog, Facebook, Indoface, MSN dll). Janji Allah pasti benar. Atas kehendak dan izin-Nya, di akhir zaman ini Islam bakal tersebar ke seluruh permukaan bumi, dengan atau tanpa partisipasi kita.

Adalah Marseille, sebuah kota pelabuhan terbesar di Eropa setelah Roterdam di Belanda. Setelah sekian lama menanti akhirnya kota dimana hidup sekitar 20 % Muslim ini dijanjikan bakal memiliki sebuah masjid dengan kapasitas 3000 jamaah lengkap dengan menaranya yang memiliki ketinggian 25m. Masjid ini diperkirakan akan siap menyelenggarakan shalat Ied Fitri pada pertengahan tahun depan, Alhamdulillah …

Namun belakangan, dengan ditanda-tanganinya sebuah referendum di Swis, yang isinya larangan bagi umat Islam untuk mendirikan menara masjid di negara tersebut, Muslim Marseillepun mulai was-was terhadap dampaknya. Akankah pemerintah Perancis latah mengikuti jejak Swis?

Sementara itu di Swedia, para imigran yang sebagian besar adalah Muslim terpaksa harus mengurut dada karena dipersalahkan menjadi penyebab berbagai kerusuhan dan kemunduran ekonomi di negara Skandinavia tersebut. Padahal mereka telah cukup lama menetap, bekerja dan berkarya di negri ini. Bahkan banyak yang telah beranak-cucu.

Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata: “Kami beriman”; dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): “Matilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati”. (QS.Ali Imran (3): 119).

Mengapa semua ini bisa terjadi? Disamping sifat iri dan benci kaum kafir terhadap ajaran Islam sebagaimana ayat diatas, tidak ada salahnya bila kita berkaca diri.

Ini berdasarkan pengalaman saya pribadi. Tanpa bermaksud menjelek-jelekan saudara sendiri, saya sering melihat sekelompok anak muda Arab yang bergerombol sambil berteriak-teriak. Bahkan tidak jarang mereka ini dalam keadaan mabuk. Suami saya  juga bercerita bahwa beberapa temannya ( Muslim Indonesia dan beberapa bule non Muslim ) bahwa mobil mereka sering dilempari botol kosong minuman keras ketika malam hari mereka melewati perumahan Arab di seputar masjid !!

Begitu pula di Marseille yang sebagian besar warganya penggemar fanatik sepakbola. Tidak jarang mereka berbuat kerusuhan ketika tim kesayangan mereka yang datang dari Aljazair ( Muslim) kalah dalam pertandingan. Persis seperti para penggemar bola di Indonesia yang doyan berbuat keributan. Sungguh memalukan …

Bagaimana ini ? Bukankah Islam mengajarkan bahwa akhlak dan budi pekerti adalah cerminan Muslim? Bahwa Islam adalah agama yang santun ?

 “Tidak masuk surga orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatannya.” (HR Muslim dari Abu Hurairoh).

“Sesungguhnya aku diutus oleh Allah untuk menyempurnakan ahlak yang mulia”.

“Tidaklah Aku utus engkau wahai Muhammad kecuali sebagai rakhmat seluruh alam.” “Dan sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) memiliki akhlak yang agung.”

Tampaknya umat Islam saat ini banyak yang lupa akan ayat dan hadis di atas. Padahal Muslim itu seharusnya layaknya pohon yang dapat memberikan manfaat yang banyak bagi orang lain, bukan malah kebencian dan ketakutan. Umat Islam jumlahnya memang banyak tetapi seperti buih di lautan. Artinya tidak bermanfaat.

“ Suatu waktu kelak umat Islam akan diperebutkan oleh umat-umat lainnya sebagaimana orang-orang yang rakus sedang memperebutkan suatu hidangan. Apakah kita waktu itu sedikit jumlahnya wahai Rasulullah? (ujar seorang sahabat). Tidak, jawab beliau, Bahkan kamu waktu itu banyak sekali, tapi hanya ibarat buih di pantai saja”

Rasulullah saw telah memperingatkan hal ini, tinggal kita yang memilih ; menjadi buih yang pantas dibuang begitu saja atau menjadi inti yang penuh manfaat ? Cahaya Allah, dengan atau tanpa partisipasi kita tetap akan terus bersinar. Kitalah yang membutuhkan-Nya.

Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci.(QS. As-Shaf (61): 8).

Wallahu’alam bishawab.

Semoga bermanfaat.

Pau – France, 2 Desember 2009.

Vien AM.

Catatan penting :

Masjid di seluruh Perancis tidak diizinkan untuk mengumandangkan azan. Namun berkat teknologi, atas izin-Nya, umat Islam tetap dapat mendengar panggilan shalat tersebut melalui komputer di rumah atau dikantor serta hp mereka. Subhanallah …

Read Full Post »

Khilafah Islamiyah adalah kerajaan Islam yang menaungi negara-negara Islam di dunia, yang membentang dari Andalusia di Spanyol, sepanjang Afrika Utara, seluruh semenanjung Arab, Asia Kecil, Asia Tengah, Eropa Timur dan Yunani hingga perbatasan timur negri China juga termasuk didalamnya daerah-daerah yang dahulunya dikuasai pihak kafir, yaitu kekuatan Barat (Nasrani) di Turki dan kekuatan Timur (Majusi) di Persia.( lihat bab ‘Khilafah Islamiyah’). Kejayaaan ini berlangsung secara bertahap mulai abad ke 7 hingga awal abad ke 20. Kejayaan tersebut juga kemudian hancur secara bertahap hingga akhirnya lenyap sama sekali pada tahun 1923 ketika berada dibawah kekuasaan khilafah Utsmaniyah yang berpusat di Konstatinopel atau yang sekarang dinamakan Istanbul, Turki.

Namun tidak berarti selama masa kejayaan yang amat panjang tersebut sama sekali tidak terjadi gangguan yang serius. Adalah Paus Urban, seorang pemimpin yang berkedudukan di Perancis Selatan. Ialah yang menyeru umat Nasrani di seluruh dunia agar merebut Yerusalem dari tangan kaum Muslimin. Hal ini terjadi sekitar 350 tahun setelah pasukan Muslim tanpa kekerasan berhasil menguasai kota suci tersebut. Sejarah mencatat, penyerahan kunci kota berlangsung secara khusus dan damai, dari pemuka ( patriakh) Yerusalem langsung kepada Umar bin Khatab RA, sang khalifah Islam. Didampingi pemuka tersebut, khalifah Umar memasuki gerbang kota dan berkeliling melihat keadaan. Dengan penuh ketakjuban penduduk menyaksikan betapa sederhananya pimpinan tertinggi Islam tersebut.

Akan tetapi apa yang terjadi pada tahun 1099 adalah kebalikannya. Pasukan bentukan Paus Urban yang kemudian dikenal dengan nama Pasukan Salib memang berhasil menguasai Yerusalem. Namun setelah berperang selama 3 hari 3 malam dengan membantai lebih dari 30.000 penduduk kota, termasuk perempuan dan anak-anak Muslim yang berlindung di dalam masjid Al-Aqsa. Mereka juga membunuhi kaum Yahudi yang bermukim disekitar kota tua tersebut dan juga kaum Yahudi yang hidup di perkampungan sepanjang perjalanan mereka dari Perancis ke Yerusalem secara brutal dan kejam.

Delapan puluh delapan tahun kemudian yaitu pada tahun 1187, dibawah kekuasaan Sultan Salahuddin, pasukan Muslim kembali berhasil menguasai Yerusalem. Dan sebagaimana pendudukan Yerusalem oleh pasukan Muslim pada kali pertama, kali inipun tidak terjadi pembantaian. Bahkan para penguasa yang ditaklukkan tersebut selain diampuni juga diberi keleluasaan untuk meninggalkan kota dengan membawa seluruh harta bendanya. Peristiwa bersejarah ini pada tahun 2005 pernah diabadikan dengan sangat baik dalam film “The Kingdom of a Heaven” yang disutradarai oleh Sir Ridley Scott dan dibintangi aktor kenamaan Orlando Bloom. Peperangan yang kemudian dikenal dengan nama “Perang Salib” ini terus terjadi hingga beberapa kali selama hampir 200 tahun namun pihak Salib tidak pernah berhasil menguasai kembali Yerusalem.

Sesungguhnya perseteruan antara Islam dan para ahli kitab telah terjadi sejak masa awal kerasulan di Madinah. Orang-orang Yahudi yang ketika itu memang banyak bermukim di kota tersebut amat kecewa ketika mengetahui bahwa nabi yang dijanjikan dalam kitab mereka, Taurat (dan juga Injil) ternyata bukan datang dari kaum mereka, melainkan datang dari bangsa Arab, bangsa yang selama ini mereka remehkan. Inilah bibit awal kebencian dan kedengkian sebagian ahli kitab.

Namun mereka akhirnya menyadari bahwa pasukan Muslim tidak akan pernah dapat ditaklukan secara perang terbuka. Perang di jalan Allah untuk mempertahankan kebenaran bagi umat Islam adalah jihad, imbalan bagi mereka adalah surga, kemenangan yang hakiki adalah di akhirat. Oleh sebab itu mereka tidak mengenal kata takut mati. Sebaliknya pihak Nasrani (bergabung dengan orang-orang Yahudi) mereka mendambakan kemenangan dunia. Kematian adalah kekalahan dan amat menakutkan. Jadi mereka mengambil kesimpulan bahwa untuk mengalahkan umat Islam harus dicari jalan lain, bukan dengan perang senjata secara terbuka. Tipu daya apakah yang sebenarnya mereka rencanakan itu?

Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma`afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”(QS.Al-Baqarah(2):109)

Dan mereka memang ternyata berhasil. Sayangnya, umat Islam tidak menyadarinya. Apa yang sebenarnya mereka lakukan?

Yerusalem dibawah kekuasaan khilafah Islamiyah sejak abad 7 memang tidak pernah tertutup bagi umat agama lain. Mereka bebas mengunjungi kota suci bagi 3 agama besar didunia ini. Namun ia tidak hanya menarik karena sejarah ritualnya namun juga karena kota ini pada waktu itu telah berkembang menjadi kota intelektual. Ilmu berkembang pesat disini. Orang-orang Nasrani ( ahli kitab) datang tidak hanya sekedar untuk melakukan ibadah dan kunjungan keagamaan melainkan juga untuk mempelajari ilmu baik ilmu pengetahuan umum dan sains maupun ilmu hukum termasuk juga belajar tentang Islam dan Al-Quran.

Sayangnya, sebenarnya banyak diantara mereka ini, datang dengan tujuan untuk mencari celah dan kemudian menyerang Islam secara diam-diam. Mereka kemudian melemparkan fitnah yang keji baik terhadap nabi Muhammad SAW maupun terhadap ajaran itu sendiri. Mereka menuduh bahwa Islam adalah agama pedang, Islam disebarkan dengan cara paksa dan kekerasan. Hal tersebut disengaja untuk menyakiti dan memancing emosi umat Islam. Dari sini mereka mencoba menaklukkan Islam sebagai ganti kekalahan mereka pada perang-perang yang terjadi sebelumnya. Mereka mencoba mengusik rasa kesatuan, keimanan dan kebanggaan umat Islam terhadap agamanya dengan berbagai cara.

Inggris contohnya. Ratu Inggris berkenan untuk menganugerahkan gelar kehormatan “Sir” kepada pengarang buku “Ayat-ayat Setan “atau yang di Barat dikenal “The Satanic Verses”, Salman Rushdi. Padahal buku karangannya tersebut jelas-jelas melecehkan ajaran Islam dan telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia. Apa kepentingan dan keinginan pemerintah Inggris dengan adanya pemberian penghargaan tersebut ??

Mereka juga menyerang dengan terobosan-terobosan baru dalam bidang kebudayaan dan peradaban, yang tidak semuanya sesuai dengan akidah Islam, yaitu dengan melontarkan berbagai pemikiran seperti feminisme , demokrasi, sekulerisasi (pemisahan agama dari Negara), sukuisme dan nasionalisme yang berlebihan. Dengan alasan itu pula pemerintah Perancis mengeluarkan larangan resmi pemakaian jilbab bagi perempuan yang bekerja di instansi pemerintah, termasuk pula murid sekolah negri.

Juga di Denmark, salah satu negara Skandinavia ini dikenal sering sekali memancing emosi kaum Muslim dengan berbagai karikatur Rasulullah. Bahkan saat ini salah satu partai di negara tersebut, dengan dalih kebebasan berpendapat, mereka menggunakan gambar Rasulullah sebagai lambang partai mereka! Ntah apa tujuan utamanya. Yang Padahal pasti mereka tahu bahwa hal tersebut sangat menyakitkan hati umat Islam karena Islam memang melarang penggambaran/ilustrasi Rasulullah dalam bentuk apapun. Berbagai hal diatas sengaja dilakukan dengan maksud dan harapan agar rasa persatuan Islam menghilang. Ini yang kelak disebut Perang Pemikiran atau Al-Ghazw Al-Fikri.

Saat ini dapat kita amati dengan jelas hampir semua negara-negara Islam di dunia memiliki wajah baru yang tidak sedikitpun menyisakan ke-Islam-annya. Budaya Barat telah jauh merasuk kedalam kehidupan masyarakat. “Barangsiapa yang menyerupai (kebiasaan jelek) suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka”. (HR Ibnu Daud).

Dengan dalih demi kemajuan, kebebasan dan modernisasi penyerbuan peradaban ini masuk secara sistematis, perlahan namun pasti sehingga umat pada umumnya tidak menyadarinya. Hal ini menyusup melalui media cetak dan elektronik, slogan-slogan pendidikan dan hiburan yang jauh dari ajaran Islam. Umat terus dicekoki dengan pemikiran, nilai dan norma Barat yang cenderung bebas dan materialistis sebagaimana halnya dengan ekonomi kapitalis yang samasekali tidak Islami hingga akhirnya umat melupakan seluruh nilai-nilai dan sendi-sendi Islam. Bahkan para tokoh agamapun bobol pertahanannya. Hingga lahirlah apa yang disebut JIL ( Jaringan Islam Liberal) dan berbagai jaringan dan aliran Islam lainnya, yang mengedepankan SIPILIS yaitu Sekulerisasi ( pemisahan kehidupan beragama dengan kehidupan sehari-hari), Pluralisasi ( semua agama adalah benar) dan Liberalisme ( penafsiran Al-Quran sebebas-bebasnya), dan akhirnya berkembang liar tanpa dapat dicegah, hingga hari ini.

“…….. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”(QS.Al-Baqarah(2):120).

Hal ini pula yang sebenarnya mempercepat kejatuhan kekhilafahan Ustmaniyah pada masa lalu selain tentunya berbagai penyebab seperti ketidak-adilan, perpecahan antar umat, tidak majunya ilmu pengetahuan dan juga kebobrokan iman sebagian pemimpinnya. Mereka telah menukar keimanan dengan keduniawian.

“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”(QS.Al-Maidah(5):50).

Dan seakan belum puas dengan semua ini, saat ini kaum kafir tengah menambah gempurannya dengan serangan psikologi mutakhirnya yaitu dengan melempar isu Terorisme dan Extrimisme seperti tercermin dengan adanya peristiwa biadab 11 September 2001. Umat dipojokkan seakan ajaran Islam identik dengan kekerasan. Jihad mereka artikan identik dengan kekerasan dan harus dienyahkan. Mereka terus mencekoki umat bahwa jihad sama dengan tidak menghargai nyawa manusia yang juga berarti melanggar hak asasi manusia sebagai simbol peradaban modern.

Padahal ini adalah fitnah besar. Sesungguhnya tidak saja sebagian besar muslimin yang meyakini bahwa peristiwa tersebut adalah sebuah rekayasa, namun juga sejumlah pakar sains. Salah satunya adalah Professor Thomas W Eager, seorang guru besar Material Engineering and Engineering System pada sebuah institut terkenal di Amerika Serikat. Berdasarkan pengalamannya sebagai peneliti struktur bangunan baja, ia berpendapat bahwa mustahil sebuah bangunan sekokoh menara WTC dapat ambruk hanya dikarenakan ditabrak 2 pesawat komersial. Bahkan sebenarnya dari cara Pemerintahan Bush membersihkan lokasi reruntuhanpun terkesan begitu terburu-buru sehingga menimbulkan kecurigaan seolah-olah ia ingin segera menghilangkan bukti-bukti penting.

Cara tersebut ternyata terbukti ampuh. Karena risih dan sungkan akhirnya sebagian besar pemimpin Islam pun mengumumkan bahwa karena Islam adalah agama perdamaian maka sedikit demi sedikit istilah jihadpun dihapuskan dan dipinggirkan. Kaum Musliminpun akhirnya menjadi lupa akan sumpah setia mereka kepada Sang Pencipta, Allah SWT untuk menegakkan ajaran Tauhid, untuk menegakkan kebenaran. Pasukan Muslimin telah dengan sukarela melepaskan kekuatan jihad yang sangat ditakuti musuh. Inilah yang ditunggu dan diharapkan! Padahal mereka tetap mempersiapkan diri untuk berperang. Namun kali ini mereka tidak perlu lagi khawatir terhadap perang senjata secara terbuka. Bagi umat yang kurang keimanannya hal ini dapat menyebabkan mereka menjadi benci dan malu terhadap agama mereka sendiri dan mereka menjadi tidak percaya diri yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kemurtadan. Ini adalah akibat sampingan namun fatal.

Selain itu tampak bahwa negara-negara Islam juga dihambat kemajuannya agar mereka tetap terus dalam kemiskinan dan terus bergantung kepada Barat hingga akhirnya mereka jatuh. Padahal sebaliknya, mari kita perhatikan. Amerika Serikat adalah sebuah negara besar yang sering membanggakan diri sebagai sebuah negara yang mengedepankan kedamaian dan keamanan. Namun sesungguhnya justru negara inilah yang menjadi penyulut peperangan di berbagai tempat, seperti di Irak, Afganistan dan Timur Tengah. Mereka tengah melempar batu sembunyi tangan.

Negara-negara Muslim tersebut tengah diadu domba disaksikan sang sutradara, Amerika Serikat, sebuah negara produsen senjata terbesar di dunia. Menurut harian The Strait Times, 24 Mei 2007, negara ini pada 2001 meraup US$ 10 milyar hingga US$ 13 milyar dari penjualan senjata. Dan angka ini terus melonjak tiap tahunnya. Negara adi kuasa, mitra kental Yahudi ini memang punya kepentingan pribadi dengan adanya perang yang terus diupayakan terjadi agar keuntungan yang diraihnya terus berkepanjangan setelah sebelumnya mencekoki rakyatnya dengan barang-barang kebutuhan sehari-hari produksi mereka. Sebuah modus yang mirip dengan produsen obat-obatan terlarang yang dilakukannya ke berbagai negara. Jadi siapakah sesungguhnya sang raja teroris?

Namun sesungguhnya serangan yang bertubi-tubi tersebut bila dihadapi umat Islam secara kompak dan bersatu tentu mereka tidak akan mampu melumpuhkan dan mengalahkan umat ini. Bila saja umat memiliki sikap, keteguhan dan keimanan sebagaimana para sahabat di masa lampau tentu kita akan menang.

Rasulullah SAW bersabda : ”Aku memohon kepada Tuhanku atas tiga perkara. Maka Allah mengabulkan dua perkara untukku sedangkan yang satu ditolak. Aku memohon kepada Tuhanku agar jangan membinasakan umatku dengan musim paceklik maka Dia mengabulkannya. Aku memohon kepada Tuhanku agar jangan membinasakan umatku dengan air bah (banjir bandang) maka Dia mengabulkannya. Aku mohon pada-Nya agar tidak menjadikan mereka saling berperang namun Dia menolak permohonanku itu”. (HR Muslim).

Akan tetapi hadis diatas bukanlah alasan bagi kita untuk terus menjadi pasrah dan menerima kenyataan tersebut. Seharusnya kita malah lebih berhati-hati agar perbedaan yang ada, selama masih sesuai dengan nash-nash Al-Quran dan hadits,  tidak menjadikan kita berperang sendiri sehingga kita mudah dikalahkan.

Beruntung Allah SWT berkenan menepati janji-Nya untuk terus menegakkan Islam dimuka bumi. Hal ini terbukti dengan malah makin banyaknya orang yang berpindah dan memeluk agama Islam secara sukarela.

“Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci.”(QS.Ash-Shaff(61):8).

Dan kebanyakan dari mereka ini justru lebih baik akidah dan keimanannya daripada orang-orang yang terlahir Islam. Lalu kita sebagai umat yang disebut belakangan ini alias Islam ‘terlahir’ bagaimanakah sikap kita? Akankah kita ini hanya menjadi bagian dari yang menyaksikan kebesaran Islam tanpa ikut serta didalamnya??

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”(QS.Al-Maidah(5):51).

Wallahu’alam bishawab.

Jakarta, Agustus 2008

Vien AM.

Read Full Post »

Yakub as bin Ishaq as bin Ibrahim as memiliki nama lain yaitu Israel. Israel inilah kakek moyang bangsa Israel atau bangsa Yahudi. Jadi sebenarnya bangsa Arab dan bangsa Yahudi adalah bersaudara. Nasab mereka bertemu pada garis Ibrahim as karena Ismail as dan Ishaq as adalah kakak beradik dari ayah yang sama yaitu Ibrahim as walaupun ibu mereka berbeda. Ishaq menurunkan garis bangsa Yahudi sedangkan Ismail adalah kakek bangsa Arab yang kelak menurunkan Muhammad saw. Ibrahim as sendiri adalah seorang pendatang di negri Palestina. Ia berasal dari Mesopotamia.

Yakub memiliki 12 anak laki-laki, yang ke 11 adalah Yusuf as. Ketika Yusuf masih kanak-kanak, saudara-saudaranya merasa bahwa ayah mereka lebih menyayangi Yusuf dari pada mereka. Meski sebenarnya sikap sang ayah yang sangat melindungi Yusuf tersebut bukannya tanpa sebab. Yaitu karena mimpi yang dialami Yusuf ( lihat surat 12 yaitu surat Yusuf, ayat 4 dan 5), yang memang di kemudian hari terbukti Yusuf adalah seorang ahli tafsir mimpi ( lihat surat Yusuf ayat 45).

Disebabkan perasaan cemburu dan dengki inilah mereka kemudian melemparkan Yusuf kecil ke sebuah sumur. Namun Allah SWT berkehendak lain, Yusuf diselamatkan para khafilah dagang yang menemukannya di dasar sumur. Kemudian Yusuf dibawa ke Mesir dan dijadikan budak. Masih dalam surat yang sama yaitu surat Yusuf, diceritakan secara panjang lebar bahwa Yusuf as selain diangkat menjadi salah satu utusan Allah juga berhasil menduduki jabatan penting di negri Mesir. ( Untuk diketahui, surat Yusuf adalah satu-satunya surat yang mengisahkan suatu berita secara runut tanpa terpotong kisah/berita lain).

Disitu juga diceritakan bahwa akhirnya ia berhasil bertemu kembali dengan keluarga besarnya. Ia memaafkan saudara-saudaranya dan kemudian memboyong keluarga besarnya tersebut ke negri Mesir. Hal ini diperkirakan terjadi pada sekitar tahun 2150 SM. Sebagai tamu keluarga pembesar negara, mereka mendapat kedudukan dan perlakuan yang baik di negri tersebut. Namun tak lama setelah Yusuf wafat, dibawah kekuasaan para firaun mereka diperlakukan sebagai budak oleh bangsa Mesir. Ini terus terjadi selama ratusan tahun.

Hingga tiba suatu saat, Musa as diperintah Allah SWT untuk menyelamatkan dan membebaskan mereka dari perbudakan. Namun sayang, setelah pertolongan Allah datang dengan dibelahnya laut Merah, keturunan Yakub tersebut tidak memiliki nyali untuk masuk ke negri Palestina yang ketika itu dikuasai oleh bangsa Kana’an yang gagah perkasa. Padahal melalui Musa as dan Harun as, Allah SWT memerintahkan mereka untuk memasuki negri tersebut. Tampak bahwa keimanan dan rasa syukur mereka kepada-Nya begitu tipis. Bahkan ketika Allah SWT memanggil Musa as ke bukit Tuur di Sinai untuk menerima Taurat yang berisi perintah-perintahNya selama 40 hari, dipimpin salah satu murid Musa yang bernama Samiri, mereka malah membuat sapi emas sebagai sesembahan. Musa begitu gusar dan kecewa begitupun Allah SWT hingga akhirnya mereka dikutuk selama 40 tahun tidak memiliki tanah dan tempat tinggal tetap. Mereka hidup nomad di sekitar bukit Sinai.( lihat QS.Al-Maidah(5):26).

Setelah itu Allah SWT mengutus Yusya bin Nun memimpin generasi berikutnya untuk memasuki tanah Palestina. Setelah melewati sejumlah peristiwa ( lihat QS.Al-Baqarah(2):58-59, 246-251) akhirnya Daud as berhasil mendirikan kerajaan Yahudi di tanah tersebut dengan ibu kota Yerusalem. Di bawah pemerintahan putranya, Sulaiman as, mereka membangun rumah peribadatan, yang kelak dinamakan Haekel atau kuil Solomon oleh bangsa Yahudi. Namun fondasi masjid ini sesungguhnya telah didirikan jauh sebelumnya oleh Yakub as, yaitu 40 tahun setelah dibangunnya Masjidil Haram di Mekkah. Pada ayat 96 surat Ali Imran, diterangkan bahwa rumah/bait tertua di muka bumi adalah Masjidil Haram dimana didalamnya terdapat Ka’bah.

Bangsa Yahudi dibawah Daud as dan Sulaiman as berada pada puncak kejayaannya. Kerajaan ini berdiri pada sekitar 1010 SM – 927 SM . Namun raja-raja yang menggantikan Sulaiman setelah wafatnya adalah raja-raja yang zalim dan tidak mentaati ajaran Allah SWT. Mereka menyembah dewa-dewa disamping menyembah Tuhan yang mereka namakan ’Yahweh’. Hingga akhirnya lenyaplah kekuasaan kerajaan tersebut. Demikian pula Tabut, meja kecil keramat tempat penyimpanan lembaran-lembaran ( shuhuf )suci mereka beserta Taurat versi aslinya ikut ra’ib. ( lihat surat Al-Baqarah ayat 248).

Kemudian pada tahun 587 SM, raja Nebukadnezar dari Babilonia datang membantai bangsa ini. Haekel Solomon tidak luput dari penghancuran. Seluruh warga kota dijadikan budak. Namun setelah raja tersebut meninggal, mereka dibebaskan. Kezalimanpun kembali meraja lela. Mereka tetap menyembah dewa-dewa disamping ’Yahweh’. Lebih dari itu, mereka kemudian memproklamirkan diri sebagai bangsa pilihan Tuhan. Mereka mengatakan bahwa hanya bangsa Yahudi yang berhak menguasai dunia. Bangsa lain adalah bangsa yang rendah dan terkutuk.

Para Rasul yang datang untuk mengingatkan agar mereka kembali ke jalan yang benar, antara lain Zakaria, Yahya dan terakhir Isa as yang diutus pada sekitar tahun 30 M, mereka dustakan dan bunuh / ’salib’. Walaupun sebenarnya itu hanya dugaan mereka saja karena Allah swt telah mengangkat Isa as. ( lihat surat An-Nisa ayat 157 -158). Demikian pula, Rasulullah Muhammad saw, beliau juga tidak luput dari usaha pembunuhan yang berkali-kali mereka kerjakan.

” dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, `Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan `Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) `Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah `Isa”. ( Terjemah QS. An-Nisa(4):157).

“Penyaliban ” Isa as terjadi pada masa kekuasaan kerajaan Romawi dimana ketika itu hidup  seorang Yahudi yang sangat membenci Isa as dan ajarannya.  Itulah Paulus (nama aslinya Saul). Paulus inilah yang pertama kali mengacak-acak isi Injil dan menamakannya sebagai ajaran Kristen. Nabi Isa as sendiri sebenarmya tidak pernah meng-klaim ajaran yang dibawanya sebagai ajaran Kristen. Karena sejatinya ajaran yang dibawanya itu khusus untuk orang Yahudi yang ketika itu banyak yang tersesat. Paulus memasukkan ide-ide filsafat Yunani dalam ajaran Yesus yang di dapatnya dari murid Yesus.

https://cahyaimancahayakebenaranislam.wordpress.com/2010/08/25/p-a-u-l-u-s-atau-s-a-u-l/

Selama tiga abad ajaran Kristen ini terus berkembang di kalangan masyarakat Romawi. Di sisi lain, masyarakat Romawi pada umumnya, adalah masyarakat pagan. Mereka sedang menantikan datangnya anak dewa matahari, dewa sesembahan mereka. Konstantin I, sang kaisar Romawi menjadi khawatir akan kehilangan pamor dan kekuasaan. Maka pada tahun 325 M ia segera membentuk sebuah dewan yang kemudian menghasilkan sebuah deklarasi yang dikenal dengan nama ’deklarasi/konsili Nicea’ (’Nicene Creed’).

https://id.wikipedia.org/wiki/Konsili_Nicea_I

Deklarasi ini intinya menerangkan bahwa agama Kristen adalah agama resmi kerajaan dan Isa as ditetapkan bukan lagi ’hanya’ utusan Tuhan melainkan justru anak Tuhan itu sendiri (sebagai ganti anak dewa matahari) yang malah lebih parah lagi dengan substansi yang sama pula dengan Tuhan ‘ bapak’. Itulah doktrin Trinitas. Dengan demikian ia berhasil menyatukan masyarakatnya dari perpecahan. Namun sebagai dampaknya, Yahudi dan ajarannya menjadi tersingkir. Mereka dimusuhi dan tidak lagi mendapat tempat hingga akhirnya sebagian besar dari mereka terusir dari Yerusalem yang ketika itu takluk dibawah kerajaan Romawi. Mereka ber’diaspora’ ke berbagai tempat, diantaranya ke Madinah, Yaman dan negara-negara Eropa.

Sekitar tahun 620 M, ketika Rasulullah Muhammad saw melaksanakan Isra’ Mi’raj ke Sidratul Muntaha, Rasulullah sempat melaksanakan shalat di masjid Al-Aqsha ( kuil Solomon) yang ketika itu merupakan kiblat shalat umat Islam sebelum dipindahkan ke Ka’bah di Mekah. Namun 18 tahun kemudian ketika akhirnya pasukan Muslim berhasil menaklukan Syam termasuk Yerusalem, keadaan masjid ini sama sekali tidak terawat. Penguasa Romawi sebagai penguasa terakhir daerah tersebut menjadikan reruntuhan masjid / kuil sebagai tempat pembuangan sampah.

Sampai-sampai ketika Sang Khulafaul Rashidin, Umar bin Khatab datang mengunjungi lokasi tersebut , diceritakan bahwa ia tidak dapat melewati lokasi masjid disebabkan begitu tingginya tumpukan sampah yang mengitarinya. Tidak diketahui sejak kapan persisnya rumah ibadah tersebut runtuh dan tidak lagi dipergunakan sebagai tempat peribadatan. Tempat ibadah tersebut baru diperbaiki dan diaktifkan sebagai tempat ibadah umat Islam di bawah kekhalifahan Islam.

Selanjutnya pada awal abad ke 10 M, terjadi kesalah-fahaman antar penduduk Yerusalem. Padahal selama hampir 4 abad dibawah kekuasaan kekhafilahan kota tersebut aman bagi seluruh pemeluk agama, baik Islam, Nasrani maupun Yahudi. Hal ini memicu ketegangan hingga akhirnya meletuslah Perang Salib ( The Crusaders ) yang diprovokasi oleh Paus Urban yang ketika itu berkedudukan di Perancis Selatan. Menempuh perjalanan yang sangat jauh pasukan ini secara sadis dan membabi buta menyerang Yerusalem dan sekitarnya. Namun tampaknya pihak Salib tidak menyadari bahwa sesungguhnya ada yang memanfaatkan situasi tersebut, yaitu orang-orang Yahudi. Mereka diam-diam menyusup kedalam pasukan Salib. Tujuan mereka bulat, yaitu disamping mencari Tabut yang telah lama hilang juga merebut Yerusalem untuk kemudian mendirikan kembali kuil atau Haekel Solomon. Pasukan Yahudi ini dikenal dengan nama Knight Templar.

Dalam Perang yang berlangsung berkali-kali selama hampir 200 tahun, Pasukan Salib nyaris tidak pernah menang. Pada akhirmya pihak Salibpun menyerah. Mereka menyadari bahwa pasukan Muslim terlalu kuat untuk dikalahkan dengan perang senjata secara terbuka. Perang di jalan Allah adalah jihad dan kematian adalah surga. Oleh karena itu pasukan Muslim tidak pernah takut mati. Maka pasukan Salibpun memilih jalan lain untuk mengalahkan pasukan Muslim yaitu melalui perang Pemikiran ( Al-Gazwl Fikri). Sekulerisme, Pluralisme, Liberalisme, Demokrasi, Feminisme, faham-faham kebangsaan, faham Materialisme dan Kapitalisme, isu-isu HAM adalah contohnya. Semua ini dimaksudkan untuk memecah belah rasa persatuan umat Islam.

Sementara itu, usai Perang, pasukan Salib kembali ke negaranya, sebagian besar ke Perancis selatan. Namun di tempat tersebut, para Knight Templar berprilaku buruk, rasis dan sering melanggar janji. (Ini pula salah satu penyebab, mengapa pada masa Rasulullah orang-orang Yahudi diusir dari Madinah). Munculnya ‘ anti semit ‘ di Eropa yang menjadi salah satu pemicu ’Holocaust’ juga oleh sebab tersebut). Lebih dari itu, pihak gereja melihat bahwa mereka telah melakukan penyimpangan ajaran Kristen. Akhirnya merekapun diusir bahkan sebagian harus menerima hukuman bakar sebagai hukum yang umum berlaku ketika itu.

Namun mereka tidak putus asa. Mereka segera membentuk kelompok rahasia yang merupakan cikal bakal organisasi berpengaruh di dunia, yaitu Freemason. Tujuan mendesak mereka adalah mencari tanah kosong, tempat yang aman agar mereka bebas bertindak dan berprilaku. Dan tanah itu adalah tanah suku Indian, yaitu benua Amerika sekarang ini. Di kota New York inilah kaum Yahudi menancapkan kuku-kukunya dengan kuat. Untuk mencari dukungan, baik materi maupun spirit, juga sekaligus mengaburkan niat sejati mereka, mereka kemudian mencampur-adukkan ajaran Yahudi dan Kristen. Perjanjian baru (Injil) dan perjanjian lama ( Taurat) yang memang sudah mengalami distorsi, digabung menjadi satu.

https://id.wikipedia.org/wiki/Freemasonry

Mereka menyebut diri sebagai Yahudi Kristen (Kristen Zionis). Dalam perjalanannya kelompok ini terus berkembang membentuk organisasi-organisasi elite, diantaranya adalah Illuminaty. Gerakan ini bekerja secara rahasia dan dengan sangat rapi menyusup ke segala bidang seperti lembaga keuangan, telekomunikasi, media, perfilman, budaya, sosial dan politik bahkan juga LSM di berbagai negara. Anggotanya orang-orang terhormat, kaya dan memiliki pengaruh besar di masyarakat lokal maupun dunia.

Hebatnya, mereka tidak mewajibkan anggotanya harus menjadi Yahudi. Karena sejatinya seperti juga Konstantin I, sang kaisar Romawi yang berinisiatif menjadikan Isa as sebagai Tuhan, adalah penganut agama pagan, penyembah dewa matahari. Tujuan utama mereka satu, yaitu kembali ke tanah yang ’dijanjikan’, itulah tanah rakyat Palestina, demi mendirikan kembali negara Israel Raya plus Haekelnya, dengan ibu kota, Yerusalem!

Rencana panjang yang disusun secara amat matang ini mulai membuahkan hasilnya pada tahun 1917, yaitu pada era pasca Perang Dunia I dengan adanya Perjanjian Balfour. Dengan dikalahkannya kerajaan Islam – Ottoman oleh pihak sekutu, maka Inggris memberikan dukungan bagi berdirinya negara Zionis di tanah Palestina yang sebelumnya termasuk wilayah kekuasaan Ottoman. Dukungan ini baru terealisasi pada tahun 1948. Namun hingga kini sebagian negara berpenduduk Muslim, termasuk Indonesia, tidak mengakui keabsahan negara Israel ini.

Melalui berbagai media informasi dewasa ini, dapat kita saksikan betapa ternyata Israel tidak cukup puas dengan menguasai tanah rakyat Palestina. Mereka terus berlaku semena-mena tidak hanya kepada penduduk asli namun juga ke negara-negara tetangganya. Saat ini Al-Aqsa, masjid ke 3 kaum Muslimin ini terus mereka gali dan hancurkan secara sembunyi-sembunyi agar Haekel dapat segera berdiri kembali. Mereka berupaya meluaskan kekuasaan dan ingin menjadikan tata dunia baru (The New World Order) dengan standard prilaku dan kemauan mereka dibawah kepemimpinan Dajjal, ” Si Messiah” yang masih dinanti kedatangannya hingga saat ini.

https://www.kompasiana.com/chilso/the-new-world-order-tata-dunia-presiden-dajjal_5664bee3d87a61f808af60c5

http://lingkarannews.com/tentang-astana-khazakhstan-ibukota-new-world-order-illuminati-capital/

Namun yang tak kalah pentingnya, umat Islam harus terus waspada terhadap segala siasat dan fitnah busuk sekaligus canggih yang dilemparkan Zionis Yahudi demi memenangkan pertempuran akhir zaman. Rasulullah telah mengingatkan bahwa di akhir zaman nanti akan muncul kekhalifahab dibawah Imam Mahdi. Dan dibawah khalifah inilah kekuasaan Yahudi dibawah Dajjal akah dikalahkan secara telak. Itu sebabnya dimunculkan ISIS, si khalifah gadungan  !! ( update Juni 2018).

http://spionase-news.com/2018/05/19/akhirnya-terungkap-pimpinan-isis-ternyata-agen-mossad-israel/

https://rumaysho.com/725-kedatangan-imam-mahdi-yang-dinanti-nanti.html

 

Wallahu’alam bishawab.

Jakarta, 31 Maret 2008.

Vien AM.

Read Full Post »